Anda di halaman 1dari 29

PERUM GEMA (ECHOSOUNDER).

A. UMUM

Pada umumnya kapal-kapal memiliki perum gema, khususnys kapal kapal


niga, kapal penumpang dan lain lainnya.
Gunanya untuk menjaga keamanan dan keselamatan pelayaran dan
khususnya untuk keselamatan navigasi.
Kegunaan pokok perum-gema untuk mengukur dalamnya perairan
khususnya laut. Kegunaan pokok tersebut dalam kegiatan bernavigasi dapat
diperkembangkan utuk :
1. menentukan posisi duga pada alur pelayaran tertentu.
2. memperkirakan keadaan/jenis bahan dasar perairan.
3. menentukan posisi barang barang besar tertentu, misalnya ponton,
container dan lain lainnya, pada kedalaman laut yang tidak terlalu besar,
dengan posisi duga yang tetah diketahui dengan radius ketelitian yang tdak
terlalu besar pula.
Penjelasan: Untuk pengembangan kegunaan pada butir 2 dan 3 tersebut
diatas diperlukan pengalaman. Untuk itu pula para mualim sebaiknya selalu
mengamati dan mengadakan evaluasi pada waktu menggunakan pesawat
perum-gema.
B. PRINSIP KERJA SISTEM PERUM-GEMA.

Prinsip bekerjanya sistem perum-gema hingga dapat untuk


menentukan dalamnya perairan.

Prinsip bekerjanya sistem perum-gema. ( lihat “ bangan pokok sistem perum


gema “ ).
1
1. Secara berkala echo indicator/echo recorder membangkitkan pulsa
tegangan DC dengan PRF tertentu, sebagai pulsa tegangan trigger atau
tegangan sinkronisasi, disalurkan keoscillator/generator, ke-stylus
indicator, dan ke-receiver/amplifier.
2. Menerima pulsa tegann trigger, oscillator/generator menghasilkan pulsa
getaran listrik ultra-sonic disalurkan kc-transducer pemancar.
3. Transducer pemancar merubah pulsa getaran listrik ultra-sonic menjadi
pulsa getaran mekanik ultra sonic dan memancarkannya kedasar laut
terberkas dan terarah.
Saat itu pula stylus memberikan titik no! pada kertas recorder/indikator
sebagai tanda berangkatnya pulsa getaran mekanic ultrasonic dari
transducer pemancar.
Dan saat itu pula receiver/amplifier mati supaya tidak menerima
pancaran pulsa getaran mekanic ultra-sonic yang kuat melalui dinding
kapal langsung, dan langsung hidup lagi siap menerima echo dari dasar
laut.
4. Pancaran pulsa getaran mekanik ultra-sonic dari transducer pemancar
dipantulkan oleh dasar laut secara menyebar, sehingga sebagian kecil
dari echo tersebut pasti dapat diterima kembali oleh transducer
penenima, diubah menjadi getaran listrik ultra sonic disalurkan
kereceiver/ampIifier.
5. Pada receiver amplifier pulsa getaran listnik ultra-sonic echo, difilter,
dideteksi , diperkuat dan dirubah menjadi pulsa tegangan DC, disalurkan
ke stylus echo-recorder/echo-indicator, sebagai tanda datangnya pulsa
getaran mekanic ultra-sonic kembali pada transducer penerima.
6. Proses terakhir pada echo recorder/indikator, penelntuan waktu “t” dari
penyajian data dalamnya laut. (Dalam berbagai cara penyajian).
Prosesnya sebagai berikut :
Karena waktu berangkatnya pulsa getaran mekanic ultra-sonic dari
transducer pemancar diketahui (saat stylus mendapat tegangan titik nol),
waktu datangnya pulsa echo getaran mekanik ultra-sonic diketahui (saat
stylus mendapat tegangan DC dan receiver amplifier), maka waktu yang
diperlukan oleh pulsa getaran mekanic ultra-sonic dari transducer
pemancar ke dasar laut kemba!i ketransducer penerima dapat diketahui
2
pula,misalnya “t”. Dengan ini maka jarak yang ditempuh oleh pulsa
getaran mekanic ultra-sonic dapat diketahui, yaitu S. Jarak dari
transducer pemancar kedasar laut kembali ketransducer penerima,
adalah:
S = c x t, sedangkan dalarnnya laut adalah d = S/2 = c/2 x t
c = kecepatan rambat getaran mekanic ultra-sonic dalam air laut,
kecepatan rambat standard adalah 1 500 m.sec -1, jadi :
karena 1500 konstant, maka d sebanding dengan t.
d = 1500 x t
2 2

Jadi skala waktu “t” dapat langsung diterjemahkan dalam skala


dalamnya laut, misalny a “meter”.
Catatan
a). Waktu proses getaran listrik pada pesawat perum-gema sangat kecil
(dalam besaran mikro second ) dibanding dengan seluruh waktu
perambatan getaran mekanik ultra-sonic dalam air laut, maka waktu
proses getaran listrik tersebut diabaikan.
b). Pada saat transducer pemancar memancarkan getaran mekanic ultra-
sonic, receiver / amplifier dimatikan sesaat oleh pusa tegangan trigger
dari echo recorder/indicator agar tidak menerima pancaran getaran
mekanic ultra-sonic yang sangat kuat langsung melalui badan kapal,
agar tidak rusak. Karena receiver amplifier dibuat sangat peka untuk
menerima getaran listnik echo yang sangat lemah.
c). Dalamnya laut yang terukur tersebut. diatas terhitung dari permukaan
transducer, supaya dalamnya laut terhitung dari permukaan laut seperti
pada peta laut, harus dikoreksi , yang akan diterangkan lebih lanjut.

C. PERAMBATAN GETARAN MEKANIK ULTRASONIK DALAM AIR

1. Untuk keperluan sistern perum-gema dan speedlog tidak dapat


menggunakan getaran radio karena:
a. Sangat tidak effisien memancarkan getaran radio didalam air.
Getaran radio yang dapat dipancarkan didalam air adalah yang ber-
frekuensi dibawah 15 KHz. Untuk pemancaran tersebut diperlukan
sarana pemancaran (diantaranya antena ) yang terlalu besar.

3
Misalnya antena sistem Omega, tingginya ± 455 m diatas
tanah.Terlebih lagi didalam air akan jauh lebih sulit lagi,
b. Pancaran getaran radio hanya dapat ditangkap ±20 m dibawah
permukaan air.
c. Kecepatan rambat terlalu besar 300 x l06 m.sec-1 sedangkan jarak
yang diukur retatip ter lalu pendek. (beberapa cm hingga beberapa
ribu m).Terlalu sulit menentukan teknologi pengukurannya. Bahkan
dapat dianggap tidak mungkin.
2. Untuk sistem pacaran dibawah air digunakan “getaran mekanik ultra-
sonic” karena :
a). Kecepatan rambat getaran mekanik ultrasonic dalam air tidak t.erlalu
besar,± 1500m.sec-1 Sehingga, misalnya untuk frekuensi 30 kHz
memiliki λ = 5 cm. Dengan demikian untuk ukuran transducer cukup
dengan diameter antara 5 - 20 cm.
b). Dengan kecepatan rambat ± 1500 m.sec-1, sedangkan objek
pengukuran hanya beberapa cm hingga beberapa ribu m,
menentukan teknologi pengukurannya menjadi tidak terlalu sulit.
c), Digunakan getaran mekanic “ultra-sonic” dengan frekuensi diatas 30
kHz, agar tidak terganggu (ter-interferensi) oleh getaran mekanik
mesin induk, generator, putaran baling baling beserta riak airnya dan
getaran mekanik lainnya. Karena getaran getaran mekanic tersebut
umumnya sangat kuat dan masih pada frekuensi sonic pada
umumnya. Dengan frekuensi dibawah 15 kHz.
3. Pengaruh keadaan perairan terhadap perambatan getaran mekanik
ultrasonic Pengaruh tersebut didalam perairan, khususnya air laut
diantaranya ialah :

a). per-lemah-an atau “attenuation” intensitas getaran mekanic


ultrasonic. perubahan kecepatan rambat getaran niekanic ultrasonic
dalam perairan/air laut.
1). getaran mekanic ultrasonic terpancar secara menyebar
(divergen), makin besar jarak jangkau makin diperlemah. Yaitu
sebanding terbalik dengan kwadrat jarak jangkau.

4
Δe=1/n2, jarak menjadi besar 2x lipat, intensitas menjadi 1/2 2,
atau ¼ kalinya.
2). Disebabkan oleh pantulan pantulan lapisan air yang terbentuk
karena adanya perbedaan suhu, tekanan air dan kadar garam
oleh karena kedalarnan air laut, terutama “sea water mess”.
Sehingga sebelum getaran tersebut dipantulkan secara menyebar
oleh dasar laut sebagian sudah disebarkan oleh lapisan air
tersebut, sampai di dasar laut sudah berkurang intensitasnya.
3). Disebabkan oleh adanya partikel partikel yang melayang didalam
air, misalnya planton, kotoran kotoran dari pantai, juga
kemungkinan adanya gelembung dan riak air dan lain lainnya,
yang dapat membaurkan pantulan getaran mekanik ultra sonic.
4). Dan yang terpenting, keadaan permukaan dasar laut, Jenis
materialnya, yaitu lumpur, pasir, lumpur campur pasir, karang
beserta terumbu karang, keadaan kemiringan dasar laut dan
sebagainya.
Perbandingan besarnya faktor perlemahan (attenuation factor)
adalah sebagai berikut:
- lumpur lunak 15 db,
- lumpur mengandung pasir 9 db,
- pasir mengandung lumpur 6 db
- dasar pasir 3 db,
- dasar batu/karang 1 db.
Attenuation factor ini mempengaruhi, kemampuan maximum jarak
jangkau pengukuran dalamnya laut, atau jarak maximum pengukuran
objek sonar, makin besar faktor per-lemah-an makin turun jarak
jangkau maximumnya.
Hal tersebut dapat diatasi dengan mempertinggi daya pancar getaran
mekanic ultrasonic atau dengan mempertinggi sensitivitas
penerimaan.

5
Dengan melihat hasil pantulan (reflection) oleh dasar laut pada kertas
recorder atau layar tabung sinar-katoda (CRT), dapat diperkirakan jenis
dasar laut. Misalnya, dasar laut lumpur, pada kertas recorder akan nampak
garis echo tipis agak melebar. Echo tipis karena hasil pantulan intensitas-
nya lemah (karena lumpur).
Sedangkan garis echo pada kertas recorder yang hitam dan tajam, dapat
diperkirakan dasar laut keras, misalnya karang. (Karena pantulan echo
kuat intensitasnya )
Sedangkan untuk dasar laut pasir dan lain lainnya, tebal tipisnya serta
tajam tidaknya garis echo pada kertas recorder keadaannya diantara
kedua kondisi extreem tersebut diatas.
b). Perubahan kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic dalam
perairan / air laut.
Karena rumus dasar perhitungan pengukuran dalamnya laut adalah
d = S/2 = c/2 x t

berarti bahwa data basil pengukuran tersebut tergantung besarnya


c = kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic tersebut. Untuk itu
perubahan kecepatan rambat tersebut harus dikoreksi,
Hal ha! yang menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan ramtat
dan kecepatan standard (ditetapkan 1500 m.see-1) adalah :
- Suhu air, makin tinggi suhu air laut makin besar kecepatan ranbat
tersebut.
- Tekanan air laut, makin besar tekanan air, atau makin dalam laut
makin besar kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic.
- Kadar garam, kadar gararn standard adalah 3,5 %. Makin tinggi
kadar garam makin besar kecepatan rambat getaran mekanic
ultrasonic tersebut.

6
Kadar garam air laut didunia umurnnya tidak jauh berbeda dan 3,4 %. Jika
kadar garam naik, kecepatan.rambat fnaik, hasil pengukuran dalamnya
laut menjadi lebih dangkal. tetapi perbedaannya tidak lebih dari 0,5 %:
Untuk kapal niaga, kesaIahan tersebut dapat diabaikan. Kecuali jika
benlayar dari laut Iangsung keair tawar,.perubahan kedalaman menjadi
kira kira 3% lebih dalam.
Dari gambar grafik diatas, dapat diketahui bahwa kecepatan standard
getaran mekanik ultrasonic dalam air laut (1500 m.sec-1), dicapai pada
kadar garam .3,4:% dan pada suhu 150 C. Pengaruh suhu, kädar garam
serta tekanan air laut terebut berpengaruh umumnya hanya pada kira kira
ratusan meter dibawah permukaan laut. Lebih dari itu antara kedalaman
laut dan suhu saling berkompensasi. Karena makin dalam tekanan air
makin besar menaikkan kecepatan rambat, sedangkan suhu makin rendah
cenderung menurunkan kecepatan rambat. Dalam praktek, pada kapal
niaga kesalahan penunjukkan dalamnya laut karena perambatan getaran
mekanic ultrasonic tersebut tidak diperhatikan. Karena umumnya perum-
gema titik beratnya untuk keselamatan navigasi, yaitu untuk mengetahui
apakah ruang bebas dibawah lunas (under-keel clearance) masih cukup
aman.
Lain halnya pada kapal survey hydrography atau kapal survey
pengerukan. Kesalahan kesalahan tetap harus dikoreksi. Karena harus
didapatkan data yang cukup teliti,

D. KOREKSI PADA SISTEM PERUM-GEMA.

7
Pada prinsip bekerjanya sistem perum-gema, sebenarnya penentuan
dalamnya laut terhitung dari permukaan transducer, Sedangkan pada peta
laut angka kedalaman laut pada peta tersebut terhitung dari permukaan
laut.
Supaya dari echo indicator, echo recorder atau echo-meter penyajian
angka pengukuran dalamnya laut terhitung dari permukaan laut, kepada
sistem perum-gema tersebut harus dimasukkan beberapa macam koreksi,
yaitu :
1. Koreksi draft (draught).
Yaitu koreksi jarak antara permukaan transducer dengan permukaan
laut.
Jenis jenis kapal penumpang, kapal container, kapal tanker dan kapal
curah (bulk carrier) dengan dua bangunan diatas dek, umumnya
perubahan trimnya lebih merata meskipun terjadi perubahan
rnuatan.Yaitu pada waktu bongkar atau muat, atau perubahan
penempatan muatan. Terutama trim longitudinal. Untuk kapal seperti
tersebut diatas, meskipun sudah bermuatan, tidak terlalu sulit untuk
memperkirakan koreksi draft. Untuk kapal dengan bangunan tunggal
diatas dek perubahan trim-nya lebih besar, jika terjadi perubahan
muatan seperti tersebut diatas. Sehingga lebih sulit untuk menentukan
koreksi draftnya secara langsung.
Penempatan muatan dan pengaturan trim yang tepat. dan adanya data
jarak permukaan transducer terhadap Plimsoll-mark atau tanda tetap
lainnya tegak lurus diatas transducer dan permukaan air, akan sangat
mempermudah penentuan koreksi draft secara langsung. Pengukuran
jarak tersebut umumnya dilakukan pada waktu kapal naik dok. Data
koreksi draft tersebut dipergunakan untuk menggeser titik nol stylus,
misalnya pada echo-recorder atau echo indicator.
Untuk kapal survey koreksi draft umumnya dilakukan sekaligus dengan
koreksi lainnya pada waktu mengadakan kalibrasi.
2. Koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran mekanik ultrasonic.
Koreksi ini disebabkan oleh pengaruh kadar garam, suhu, dan tekanan
air laut.

8
Hal ini sudah dijelaskan pada hal “perambatan getaran mekanic
ultrasonic dalam air laut”.
3. Koresi paralax.
Koreksi paralax dapat terjadi jika :
a. Jika perum gema menggunakan 2 transducer, 1 transducer khusus
untuk pemancaran dan 1 transducer lagi khusus untuk penerimaan.
Untuk ini biasanya digunakan tansducer magneto strictive.
b. Penempatan transducer terpisah, secara transversal, 1 dilambung
kiri, 1 lagi dilambung kanan. Meskipun tidak terlalu berjauhan.

Dalam laut yang sebenarnya, terhitung dari permukaan transducer


tegak lurus kedasar Iaut adalah = d Dalam laut tertera pada recorder
adalah sepanjang sisi miring “XY” Sehingga terjadi kesalahan paralax
sebesar : garis miring “XY” - d
Besamya kesalahan paralax tergantung dan :
1) Jarak penempatan kedua transducer, makin besar jaraknya makin
besar kesalahan paralax.
2) Dalamnya laut yang diukur, makin dangkal kedalaman laut makin
besar kesalahan paralak karena :
a) Kesalahan paralax besarnya tergantung dari jara’K transducer
pemancar dan transducer penerima, dan besarnya tetap serta
mudah diketahui karena selalu ada pada data manual.
b) Dan dalamnya laut, dapat ditentukan sendri.
c) Tidak tergantung dari faktor lain, misalnya kecepatan rambat
getaran mekanic ultrasonic dalam air dan lain lainnya,

9
d) Sedangkan kesalahan paralax tersebut makin besar
prosentasenya pada kedalaman laut yang dangkal, umumnya
pada saat yang bebas lunas kapal (under-keel clearance) kritis.
Dalarn keadaan ini koreksi kesalahan paralax sangat diperlukan.

Untuk keperluan ini sebenarnya dapat dibuat sendiri tabel kesalahan


paralax secara matematik
Caranya : Perhatikan gambar pada halaman sebelurn mi. Perhatikan Δxzy,
sudut siku pada z. Misalnya jarak transducer 3,6 m. Maka
panjang sisi zy = 0,5 x 3,6 = 1,8 m Dalam laut terhitung dari
permukaan transducer = xz = 2,4 m. maka sisi miring
xy = xz2 + zy2 = 2,42 +1,82 = 3 m.
Jadi besarnya kesalahan paralax xy-xz = 3 m - 2,4 m = 0,6 m.
Selanjutnya dapat ditentukan kesalahan paralax untuk
kedalaman 3 m, 3,5 m, 4m dan seterusnya. Maka terbentuklah
tabel kesalahan paralax. Kesalahan paralax untuk kedalaman
laut diatas 10 m, karena kecil, dapat diabaikan.
Dalam menentukan under-keel clearance, besarnya kesalahan paralax
dan jarak permukaan transducer terhadap dinding dasar kapal, harus
diperhitungkan. Kecuali jika dinding dasar lokasi transducer datar.

E. KALIBRASI PERUMGEMA.

Untuk kapal survey hydrografi atau kapal survey pengerukan, ketelitian


pengukuran dalamnya laut sangat penting. Terutama untuk perairan yang
ramai dan dangkal. Misalnya muara sungai alur masuk pelabuhan, selat
sempit yang umumnya dangkal, TSS dan lain lainnya.
Maka koreksi koreksi tersebut diatas sangat diperlukan. Untuk ini
diperlukan kalibrasi perumgema.
Kalibrasi perumgema adalah cara menentukan koreksi perumgema secara
experimental, dalam batas batas kedalaman laut tertentu,dengan
membandingkan hasil pengukuran dalamnya laut dengan cara
pengukuran yang Iebih teliti (misalnya dengan perum buangan atau
dengan cara lain) dengan dalam laut yang diukur dengan perumgema

10
yang dikalibrasikan tersebut. Dengan cara perhitungan tertentu, besarnya
koreksi koreksi tersebut dapat ditentukan.
Jadi tujuan kalibrasi perumgema ialah untuk menentukan koreksi
perumgema.
Contoh pelaksanaan kalibrasi perumgema :

Misalnya kalibrasi akan dilaksanakan untuk survey perairan pada


kedalaman, dan kira kira 8 m hingga kira kira 20 m.
- Kalibrasi dilaksanakan dipangkalan atau didok
- Sebagai dasar laut digunakan papan logam, yang dapat diatur
kedalamannya, terhitung dari permukaan laut, dan dapat diketahui dari
angka angka pada tali penggantung papan logam.
- Penempatan papan logam, sedemikian hingga sebagian besar
permukaannya dibawah transducer, agar efektip memantulkan kembali
getaran mekanic ultrasonic.
- Ditempat yang benar benar tenang supaya papan logam tidak bergeser
oleh arus atau gerak air lainnya.
Cara pelaksanaannya :
1. Papan logam diturunkan hingga kedalaman kira kira 8 m (Dpl) dari
permukaan laut. Dicatat.
2. Koreksi draft yang sudah masuk pada perumgema dibuat 0, hingga
pengukuran dalamnya laut, dalam hal ini papan logam, dengan
perumgema terhitung dari permukaan transducer.

11
selanjutnya diadakan pengukuran dalamnya papan logam dengan
perumgema.
Selanjutnya hasil pengukuran terbaca pada kertas recorder 5 m =Dpg
3. Dengan cara yang sama diadakan pengukuran untuk kedalaman
papan logam kira-kira 20m. Hasilnya pada recorder terekam 16 m =
Dpg, setelah ditempatkan betul pada tali penggantung terbaca 19,55 m
= Dpl, dari permukaan laut.
4. dari hasil pengukuran tersebut diatas disusun persamaan sebagai
berikut :
Dpl = k. Dpg + dr dr = Draft 19,55 = k. 16 + dr
8 = k. 5 + dr ..
11,55 = k. 11 k = 11,55 = 1,05
11

1,05 = faktor koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran mekanic


ultrasonic dan kesalahan paralax jika ada. Dipergunakan untuk
mengubah kecepatan putar stylus indikator dengan faktor 1/k =
1/1,05 jadi putaran sytlus diperlambat.
Karena pada umumnya perhitungan penentuan kedalaman laut
didasarkan pada kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic
1500m.sec-1. Dari hasil kalibrasi faktor k = 1,05 jadi k > 1, kecepatan
sytlus harus diturunkan.
Sedangkan dr = koreksi draft, dihitung sebagai berikut : 8 = 1,05 . 5 + dr
dr = 8 – 5,25 = 2,75
koreksi dipergunakan untuk menggeser titik nol sytlus.
Dengan memasukkan koreksi-koreksi tersebut penunjukkan dalamnya laut
yang terbaca pada kertas echo-recorder atau pada echo-indicator sudah
terhitung dari permukaan laut.

5. Kalibrasi perumgema dapat juga dilakukan pada saat kapal berlayar


diperairan yang akan disurvey. Biasanya dilakukan dengan kecepatan
kapal kurang dari 6 knots. Karena untuk pengukuran dalamnya laut
(terhadap dasar laut ) menggunakan perum buangan. Dengan

12
kecepatan seperti itu dimungkinkan menggunakan perum buangan. Hal
tersebut dilakukan sedekat mungkin dengan tranducer. Pemberi aba-
aba ialah pemengang perum buangan, agar pada saat itu pula dibaca
data dalamnya laut dari echo-recorder atau echo indicator ( Dpg )
Cara ini lebih sulit dilakukan dan kurang teliti jika dibandingkan dengan
cara menggunakan papan logam tersebut diatas. Disamping itu
diperlukan petugas yang berpengalaman dan tampil menggunakan
perum buangan.

F. TRANDUCER

Tranducer merupakan sensor dari perum gema. Ada yang berfungsi


sebagai tranducer pemancar, tranducer penerima, dan ada yang berfungsi
sebagai tranducer pemancar sekaligus sebagai tranducer penerima.

Kengunaan tranducer penerima untuk merubah getaran listrik ultrasonic


menjadi getaran mekanic ultrasonic dan memancarkanya secara terbatas
kedasar perairan/laut.
Kegunaan tranduser penerima untuk merubah getaran listrik ultrasonik
echo yang dipantulkan oleh dasar laut menjadi getaran listrik ultrasonic.
Didasarkan sifat bahan dari bahan yang digunakan ada 2 macam
tranducer, yaitu :
a. Tranducer “ magneto-striction “ dan
b. Tranducer “ elektro-strictive atau Piezo-electric”

a. Tranducer “ magneto-striction “

Prinsip magneto-striction ialah bahan logam tertentu, misalnya nikkel,


cobalt, ferronikkel atau alloy dari logam nikkel lainnya, jika mendafat

13
pengaruh medan magnet,akan berkontraksi. Ada yang memanjang
atau memendek tidak tergantung dari arah medan magnet tersebut.
Kecuali jika logam tersebut telah termgnetkan sebelumnya.

Batang nikkel berada dalam medan magnet, Selalu menjadi pendek. H


adalah kekuatan medan magnit yang diberikan kepada logam nikkel
tersebut. makin besar intensitas medan magnit H, batang nikkel tersebut
makin menjadi pendek. Jadi perpanjangannya selalu negatip (-).Jika
panjang batang nikkel = 1, maka perubahan panjangnya adalah - ə1.
Sehingga intensitas medan magnit mencapai Hni perpendekan batang
nikkel tersebut (ə1), yang tadinya berubah cepat, sekarang menjadi lebih
konstant.
Untuk bahan baja, begitu mendapatkan pengaruh medan magnit
memanjang , jadi ə1 .memanjang hingga intenstas medan magnit menjadi
Hb, medan magnit membesar ə1 menurun. Hingga intensitas medan
magnit Hbo, ə1 = 0, dari saat ini jika intensitas medan magnit bertambah
besar batang baja memendek atau ə1 negatip.
Dan gambar grafik tersebut diatas, dengan cara yang sama dapat
dipelajari perubahan perpanjangan bahan logam cobalt.
Dan ketiga bahan tersebut relatip peruhahan fisiknya yang paling besar
dan efektip adalah logam nikkel. Tetapi biasanya tidak digunakan logam
nikkel murni sebagai transducer. Untuk itu digunakan alloy dan nikkel,
14
yaitu bahan “ferro-nikkel” Meskipun tidak se efektip nikkel, tetapi lebih
efektip dan kedua bahan cobalt dan baja tersebut diatas, murah

Suatu batang ferronickel dililit dengan kumparan yang dialiri arus AC


dengan frekuensi 30 kHz, Maka akan berkontraksi memendek dengan
frekuensi 60 kHz, dua kali lipat. Karena pada periode positip AC, batang
ferronickel menjadi pendek, demikian juga pada periode negatip AC
batang ferro nickel juga menjadi pendek.
Transducer tidak menggunakan batang ferro-nickel massive, biasanya
menggunakan lempengan ferronickel berbentuk segi, dan berbentuk
gelang. Lempengan lempengan tersebut dilapisi cat isolator agar tidak ada
arus pusar (arus Focoult) yang timbul pada lempengan tersebut mengalir
dari lempengan satu kelempengan yag lain, sehingga lempengan menjadi
sangat panas. Serta memberi ruang agar getaran mekanik ultrasonic yang
timbul tidak terhambat. Dibawah ini contoh transducer dengan lempengan
berbentuk gelang.

15
Tranducer seperti tersebut diatas berfungsi sebagai tranducer pemancar
saja atau sebagai transducer penerima saja. Jadi harus menggunakan dua
buah transducer.utuk perumgema yang menggunakan transducer jenis
seperti diatas. Satu transducer pada dinding bawab kapal lambung kiri dan
satunya lagi pada lambung kanannya.
Transducer yang berfungsi sebagai transducer penerima, harus selalu
dimagnitkan kembali pada waktu naik dok, agar memiliki magnit tinggal
(remanent magnit) yang cukup kuat, untuk mempertinggi sensitivitas
penerimaan.
Dibawah ini contoh transducer ferronickel dengan lempengan lempengan
bentuk segi. Transducer macam ini tidak dimasukkan kedaam air suling.

Bekerjanya transducer yang menggunakan kristal, didasarkan pada prinsip


Piezo-electric yaitu :
bahan kristal tertentu (misalnya kristal kwarsa ), bila pada permukaannya
mengalami perubahan tekanan mekanic atau getaran mekanic, pada

16
permukaan tersebut timbul perubahan tegangan listrik atau getaran listrik
sesuai dengan perubahan getaran mekanic yang dialaminya.
Sebaliknya jika permukaan kristal tersebut mengalami perubahan
tegangan listrik atau getaran listrik, permukaan kristal tersebut akan
mengalami perubahan tekanan mekanic atau getaran mekanic sesuai
dengan getaran listrik yang dialaminya.
Contoh kristal lainnya, diantaranya kristal timah titanate (PbTio3), timah-
zirconate (PbZr03). Pada transducer magneto striction frëkuensi getaran
mekanik yang ditimbulkan 2 kali frekuensi getaran listrik yang
menyebabkannya. Sedangkan pada transducer Piezo electric frekuensi
getaran mekanic yang ditimbulkan sama dengan getaran listrik yang
menyebabkannya, dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan getaran listrik atau getaran mekanik yang efektip atau
sensitip dengan tenaga yang efisien, bentuk transducer dibuat merupakan
bentuk lempengan dengan potongan melintang lingkaran, dengan
diameter ¼ λ dan getaran mekanik yang ditentukan. Jadi dicapai frekuensi
resonansi mekanik dan kristal tersebut.

Lempengan kristal dijepit dengan plat baja anti karat tipis,yang sekaligus
berfungsi sebagai terminal getaran listrik. Selanjutnya ditempatkan pada
rumah transducer, dijepit dengan bahan isolator keras pada pinggir, serta
bagian bawah dan atasnya. Plat baja yang tipis dibagian bawah di arahkan
tegak lurus ke dasar laut. Plat tipis tersebut meIalui plat bahan isolator
keras berhubungan dengan air laut.

17
Pada umumnya transducer seperti tersebut diatas berfungsi sebagai
transducer pemancar sekaligus sebagi transducer penerima. Jadi
terhindari terjadinya kesalahan paralax. Transducer Piezo-electric banyak
digunakan untuk portable echosounder, untuk kapal atau sekoci survey
pada umurnnya ,survey hidrografi serta survey pengerukan.

G. SISTEM PANCARAN GETARAN MEKANIC ULTRA-SONIC.

Ada 2 macam sistem pancaran getaran mekanic ultra-sonic. Yaitu


1. Sistem pancaran getaran mekanic ultra-sonic secara terus menerus
atau “ continous waves”.
Pada sistem pancaran ini getaran mekanic ultra-sonic dipancarkan
terus menerus oleh transducer pemancar khusus, selanjutnya echo
dan pancaran tersebut diterima secara terus menerus oleh transducer
penerima khusus. Pengukuran dalamnya laut dilakukan dengan
mengukur perbedaan phase antara getaran yang dipancarkan dengan
phase echo getaran yang diterima.
Jadi sistem ini harus menggunakan 2 buah transducer. Satu transducer
berfungsi khusus sebagai transducer pemancar, dan transducer yang
satunya lagi berfungsi khusus sebagai transducer penerima.
Sistem ini jarang sekali digunakan pada kapal niaga umumnya, karena
beaya menjadi lebih mahal, dan karena memancar terus menerus
kemungkinan gangguan interferensi dan noise lebih besar.
2. Sistem pancaran pulsa atau “pulsed system”.
Pada pulsed system ini , transducer pemancar memancarkan pulsa
(denyut) getaran mekanic ultra-sonic dengan panjang pulsa tertentu.
Misalnya 0,25 milli-second atau 0,5 milli-second. Pancaran pulsa
getaran mekanic ultrasonic secara terberkas merambat kedasar laut,
dipantulkan kembali secara menyebar dan sebagian kecil diterima oleh
transducer yang sama. Karena transducer tersebut sekarang berfungsi
sebagai transducer penerima.
Panjang pulsa pancaran dan “lamanya waktu pancaran ulang” (PRF=
Pulse Repeatation Frequency), merupakan parameter yang sangat
penting untuk sistem ini.

18
Panjang pulsa menentukan “resolution quality”. Yaitu kemampuan
membedakan dua benda didalam air yang saling berdekatan atau
“echo discrimination” (D).

D = C x ℮1 (dalam satuan m).


C = kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic dalam air laut.
℮1 = panjang pulsa pancaran getaran mekanic ultra-sonic.
dalam satuan mill-second (ms).

Contoh: ℮1 = 0,5 ms maka D = C x ℮1 = 1500 x 0,5 x 10 -3 = 0,75 m.


Artinya jika didasar laut ada benda berjarak lebih besar dari 0,75 m, maka
pada kertas recorder tersebut akan nampak 2 buah echo terpisah. Jika
jarak kedua benda tersebut jaraknya kurang dari 0,75 m pada kertas
recorder akan nampak kedua benda tersebut menjadi satu.

Untuk ℮1 = 2 ms, maka D=C x ℮1 = 2x 10-3 x 1500 = 3 m.

Karena itu pancaran dengan panjang pulsa yang kecil banyak digunakan
pada fish-finder.Ikan ikan yang berdekatan akan nampak terpisah dan
lebih jelas untuk ditafsirkan. Keuntungan lainnya ialah panjang pulsa kecil
akan mengalami gangguan interferensi/noise dan frekuensi pancaran yang
lebih kecil.
Kerugiannya ialah, dengan panjang pulsa kecil tenaga pancar menjadi
lebib kecil, jadi kurang efektip untuk mengukur dalam laut yang besar.
Hanya efektip untuk mengukur dalam laut yang tidak tenlalu dalam. Untuk
pengukuran ini biasanya digunakan waktu ulang pancaran (PRF) yang
besar.
Penentuan PRF tergantung batas ukur dalamnya laut.
Jika PRF 60 per minute, 1 pancaran = 1 second . Jadi jarak jangkau
kedalaman laut
D = C x t/2 = 1500 x ½ = 750m.
Untuk PRF = 180 per menit , jarak jangkau maximum dalamnya laut =

1500 x 60
2 x 180 = 250 m
19
Makin kecil PRF per menit, makin besarjarak jangkau maximum dalamnya
laut, sehingga diperlukan panjang pulsa (℮1) yang lebih besar agar tenaga
pancar lebih besar.

H. INDICATOR PERUM-GEMA.

Ada beberapa macam indicator perum-gema. Diantaranya ialah:


1. Echo-recorder.
2. Echo-meter dengan LED, atau sekarang ini umumnya merupakan digital
echo-meter.
3. Echo indicator menggunakan layar tabung sinar katode.
Yang banyak digunakan ialah echo-recorder, meskipun sekarang ini yang
lebih canggih, yang dapat dioperasikan dengan bermacam macam
program, dan dipadukan dengan alat navigasi lain, misalnya dengan GPS.

Kegunaan echo recorder atau echo indicator diantaranya ialah:

a. Untuk mengoperasikan sistem perum-gema.


Keterangan :
Karena pada panel-nya terdapat tombol tombol pengoperasian. Tombol
“on/off”, tombol pengubah batas ukur maximum dalamnya laut, tombol
koreksi draft, tombol koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran
mekanic ultra-sonic, tombol panjang pulsa dan lain lainnya.
b. Mengatur dan men-syncronisasi-kan bekerjanya komponen komponen
perum-gerna, agar bekerja dengan serempak.
Keterangan :
Karenanya echo recorder atau echo indicator, memberikan pulsa
tegangan searah dengan PRF dan panjang pulsa tertentu sebagai
trigger pada receiver sebagai blanking pulse, agar receiver tidak
menerima pancaran pulsa getaran mekanic ultrasonic Iangsung melalui
dinding kapal dengan intensitas yang terlalu kuat, trigger juga diberikan
ke oscillator untuk membangkitkan pulsa getaran listrik ultra-sonic, dan
diberikan ke stylus indikator sebagai titik nol.

20
c. Menentukan dan menyajikan data kedalaman laut dan dapat pula
memadukan dengan data lainnya. Misalnya data posisi dari GPS dan
lain Iainnya.
Keterangan :
Berfungsi sebagai stop-watch electric/mekanic atau stop-watch
electronic. Untuk mengukur waktu perambatan getaran mekanic
ultrasonic, dan transducer pemancar kedasar laut kembali ke tranducer
penerima. Jika misalnya waktu tersebut = t, maka dalamnya laut
adalah D = S/2 = C/2 x t karena C/2 konstant rnaka t ≈ d, sehingga
skala waktu dapat langsung diterjemahkan dalam skala dalamnya laut.
Dengan memadukan dengan data lain atau dan sumber lain dapat
dibuat bermacam macam program penyajian pada layar electronic.
Sedangkan echometer atau digital echometer hanya menyajikan data
kedalaman laut sesaat. Karena itu jarang digunakan.

Dihalaman berikut ini gambar bagan echo recorder dengan stylus putar,
dengan gerakan kertas recorder vertical serta echorecorder dengan stylus
geser vertical, data recorder dan gerakan kertas horisontal.

Gambar diatas adalah echo-recorder dengan stylus putar, dengan gerakan


kertas vertical. Echo- recorder ini merupakan echo-recorder mekanic-
21
elektric (bukan elektronik). Dengan echo-recorder semacam ini dapat
diketahui ke-dalaman laut yang sudah dilayari Juga dapat untuk
menganalisa keadaan dasar laut, curam atau landai, dasar pasir atau
lumpur, atau karang dan sebagainya. Dengan menafsirkan bentuk garis
echo, tebal tipisnya garis echo pada kertas recorder dan lain lainnya.

Bagian – bagian echo-recorder tersebut diatas ialah :

1). Motor dengan kecepatan tetap atau “constant speed motor”.


Supaya berkecepatan tetap, pada motor ini dipasang “governor”. Untuk
mengatur secara automatis agar kecepatan putar motor ini
berkecepatan tetap pada kecepatan yang sudah ditentukan. Sesuai
batas ukur kedalaman laut yang sudah ditentukan. Motor digunakan
untuk memutar stylus atau stylus belt dan untuk menggulung kertas.
Pada waktu echo-recorder bekerja.
2). Stylus dengan piringan skala ke-dalam-an laut.
Stylus sebagai pengukur waktu berputar dengan kecepatan tetap
menurut batas ukur kedalam-an laut yang ditentukan.
Pengukuran ke-dalam-an laut dimulai pada saat stylus mendapatkan
pulsa tegangan trigger Sebagai tegangan sinkronisasi sekaligus
sehagai titik nol. Titik nol tersebut tercetak dipinggir kertas recorder
disebelah kiri, biasanya terkumpul dipinggir kertas merupakan garis
lurus.
Jika misalnya batas ukur maximum dalamnya laut disetel pada ke-
dalam-an laut 120 m, maka stylus harus berputar dengan kecepatan
tetap 375 rpm.

22
Dasar perhitungannya sebagai berikut ;

375
1 menit = 60 detik = 375 putaran, berarti 1 detik = putaran
60
60
1 menit = detik.Batas ukur maximum ke-dalam-an laut
60x1500
dmax = S/2 = m
375 x 2
dmax = 120 m

Jika lebar kertas recorder adalah ¼ keliling putaran stylus, maka batas
ukur maximum menjadi ¼ x 120 m = 30 m
Kekurangan dari echo-recorder dengan stylus putar ini ialah, bahwa skala
pada kertas tidak linier/rata. Garis skala dipinggir kanan dan kiri
menyempit, sedangkan ditengah melebar. Perhitungan batas ukur
maximum ke-dalam-an laut ini , berlaku juga bagi echo-recorder yang
menggunakan stylus belt vertikal dengan gerak kertas mendatar sesuai
bagan pada halaman berikut ini

23
24
25
b. Dengan cara mengubah kecepatan putar stylus atau stylus belt.
Seperti contoh diatas, dengan mengubah batas ukur dari 90 m hingga
120 m, lebih tinggi Iagi tidak dapat dengan cara menggeser piringan
skala. Untuk mengubah batas ukur maksimum lebih tiriggi lagi harus
mengubah kecepatan putar stylus atau stylus belt. Terutama hal ini
dilakukan untuk echo-recorder dengan stylus belt, karena tidak
menggunakan piringan skala. Untuk echo-recorder dengan stylus belt
skala ke-dalam-an air/laut linier.

I. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERUM GEMA.

Hingga kira kira tahun 1950 masih sebagian besar komponen komponen
perum-gema masih menggunakan teknik elektrik-mekanik. Bahkan oscilator
atau pemancar untuk membangkitkan getaran listrik ultrasonik
menggunakan rangkaian LC. Satu satunya komponen yang menggunakan
lampu radio hanya amplifier atau receiver. Bahkan hingga kira kira tahun
1960-an perum-gema semacam ini masih banyak digunakan.
Setelah ditemukannya transistor, kornponen eiektronika lebih banyak
digunakan. Diantaranya oscillator atau pemancar sudah menggunakan
rangkaian oscillator kristal dan menggunakan transistor. Amplifier atau
receiver juga menggunakan rangkaian transistor. Untuk itu ukuran fisik
menjadi lebih kecil dan praktis. Sedangkan echo-recorder masih banyak
menggunakan teknik elektrik-mekanik. Sekarang ini juga echo-recorder
elektrik-mekanik masih banyak digunakan
Sesudah berkembangnya micro-computer, maka penyajian data
menggunakan layar elcktronik, yaitu menggunakan tabung sinar-katoda
(Cathode Ray Tube atau CRT) atau layar LCD. Dengan micro-computer dan
jenis layar tersebut dapat disajikan data kedalaman laut dengan bermacam
macam program penyajian.

Pada halaman halaman akhir dan buku ini, diberikan contoh gambar pada
layar elektronik, penyajian data dengan berbagai model (mode), dan perum-
gema produksi pabrik alat navigasi FURUNO.

26
Yaitu program : a. NAV. Mode. b. DBS mode. c. HISTORY mode. d. LOG-
BOOK mode dan e. OS data mode.

27
J. JENIS ECHO KHUSUS PADA PERUM-GEMA.

Ada beberapa macam echo khusus pada perum-gema. Gejalanya dapat


dilihat pada garis echo kertas recorder atau pada layar echo-indicator,
a. Aeration.
Gejalanya, tebal tipisnya garis echo tidak
tetap dan terputus putus. Dibawah garis nol
kotor dan kabur.
Hal ini disebabkan karena: permukaan
transducer banyak dilewati gelembung
gelembung udara karena riak air dari baling
baling pada waktu kapal mundur, kapal
berolah gerak diperairan dangkal, atau
berolah gerak didekat dermaga.

b. Multiple reflection echo.

Hal ini terjadi biasanya pada pengukuran dalam air yang tidak dalam,
pada dasar air atau laut yang cukup keras.
Dari transducer pemancar terpancar pulsa getaran mekamk ultrasonik.
Dipantulkan dengan kuat oleh dasar laut atau perairan, ditenima oleh
transducer penenima, dan pada echo-recorder memberikan titik
kedalaman laut pertama. masih cukup kuat untuk pantulan berulang
antara badan bawah kapal dan dasar laut, dapat terjadi lagi untuk
ketiga kali dan seterusnya.
Tergantung jarak ukur maximum dan kedalaman Iautnya. Jarak ukur
maximum, berapa kali kedalaman laut yang diukur.

28
Gejalanya : Pada kertas recorder atau pada
layar, nampak garis echo kedalaman
yang tebal, merupakan garis echo
pertama. Dan ini merupakan echo
sejati.
Dibawah garis echo pertama terdapat garis
echo kedua, pada interval kedalaman laut
yang sama, lebih tipis. Sudah merupakan
echo palsu.
Jika pantulan dari badan bawah kapal dan dasar laut masih cukup
kuat, akan memberikan echo ketiga yang sama tetapi lebih tipis. Dan
seterusnya.

c. Double reflection echo.


Gejalanya : pada kertas recorder atau Iayar indicator
perum gema, terdapat garis echo
kedalaman taut yang cukup tajam,
merupakan garis echo kedalaman laut
sejati.

Sejajar dengan garis echo sejati tersebut terdapat garis echo yang
lebih tipis dan terputus putus. Merupakan garis echo tidak sejati
Biasanya terjadi pada pengukuran dalamnya laut diper-air-an karang
yang jernih, yang dapat ditembus sinar matahari, sehingga
memungkinkan tumbuhnya karang atau tumbuhan laut. Garis echo
sejati yang tajam, adalah garis echo dari dasar laut atau dasar per-air-
an. Sedangkan garis echo yang sejajar dan terputus putus adalah garis
echo dari permukaan daun tumbuhan laut atau karang.

29

Anda mungkin juga menyukai