A. UMUM
3
Misalnya antena sistem Omega, tingginya ± 455 m diatas
tanah.Terlebih lagi didalam air akan jauh lebih sulit lagi,
b. Pancaran getaran radio hanya dapat ditangkap ±20 m dibawah
permukaan air.
c. Kecepatan rambat terlalu besar 300 x l06 m.sec-1 sedangkan jarak
yang diukur retatip ter lalu pendek. (beberapa cm hingga beberapa
ribu m).Terlalu sulit menentukan teknologi pengukurannya. Bahkan
dapat dianggap tidak mungkin.
2. Untuk sistem pacaran dibawah air digunakan “getaran mekanik ultra-
sonic” karena :
a). Kecepatan rambat getaran mekanik ultrasonic dalam air tidak t.erlalu
besar,± 1500m.sec-1 Sehingga, misalnya untuk frekuensi 30 kHz
memiliki λ = 5 cm. Dengan demikian untuk ukuran transducer cukup
dengan diameter antara 5 - 20 cm.
b). Dengan kecepatan rambat ± 1500 m.sec-1, sedangkan objek
pengukuran hanya beberapa cm hingga beberapa ribu m,
menentukan teknologi pengukurannya menjadi tidak terlalu sulit.
c), Digunakan getaran mekanic “ultra-sonic” dengan frekuensi diatas 30
kHz, agar tidak terganggu (ter-interferensi) oleh getaran mekanik
mesin induk, generator, putaran baling baling beserta riak airnya dan
getaran mekanik lainnya. Karena getaran getaran mekanic tersebut
umumnya sangat kuat dan masih pada frekuensi sonic pada
umumnya. Dengan frekuensi dibawah 15 kHz.
3. Pengaruh keadaan perairan terhadap perambatan getaran mekanik
ultrasonic Pengaruh tersebut didalam perairan, khususnya air laut
diantaranya ialah :
4
Δe=1/n2, jarak menjadi besar 2x lipat, intensitas menjadi 1/2 2,
atau ¼ kalinya.
2). Disebabkan oleh pantulan pantulan lapisan air yang terbentuk
karena adanya perbedaan suhu, tekanan air dan kadar garam
oleh karena kedalarnan air laut, terutama “sea water mess”.
Sehingga sebelum getaran tersebut dipantulkan secara menyebar
oleh dasar laut sebagian sudah disebarkan oleh lapisan air
tersebut, sampai di dasar laut sudah berkurang intensitasnya.
3). Disebabkan oleh adanya partikel partikel yang melayang didalam
air, misalnya planton, kotoran kotoran dari pantai, juga
kemungkinan adanya gelembung dan riak air dan lain lainnya,
yang dapat membaurkan pantulan getaran mekanik ultra sonic.
4). Dan yang terpenting, keadaan permukaan dasar laut, Jenis
materialnya, yaitu lumpur, pasir, lumpur campur pasir, karang
beserta terumbu karang, keadaan kemiringan dasar laut dan
sebagainya.
Perbandingan besarnya faktor perlemahan (attenuation factor)
adalah sebagai berikut:
- lumpur lunak 15 db,
- lumpur mengandung pasir 9 db,
- pasir mengandung lumpur 6 db
- dasar pasir 3 db,
- dasar batu/karang 1 db.
Attenuation factor ini mempengaruhi, kemampuan maximum jarak
jangkau pengukuran dalamnya laut, atau jarak maximum pengukuran
objek sonar, makin besar faktor per-lemah-an makin turun jarak
jangkau maximumnya.
Hal tersebut dapat diatasi dengan mempertinggi daya pancar getaran
mekanic ultrasonic atau dengan mempertinggi sensitivitas
penerimaan.
5
Dengan melihat hasil pantulan (reflection) oleh dasar laut pada kertas
recorder atau layar tabung sinar-katoda (CRT), dapat diperkirakan jenis
dasar laut. Misalnya, dasar laut lumpur, pada kertas recorder akan nampak
garis echo tipis agak melebar. Echo tipis karena hasil pantulan intensitas-
nya lemah (karena lumpur).
Sedangkan garis echo pada kertas recorder yang hitam dan tajam, dapat
diperkirakan dasar laut keras, misalnya karang. (Karena pantulan echo
kuat intensitasnya )
Sedangkan untuk dasar laut pasir dan lain lainnya, tebal tipisnya serta
tajam tidaknya garis echo pada kertas recorder keadaannya diantara
kedua kondisi extreem tersebut diatas.
b). Perubahan kecepatan rambat getaran mekanic ultrasonic dalam
perairan / air laut.
Karena rumus dasar perhitungan pengukuran dalamnya laut adalah
d = S/2 = c/2 x t
6
Kadar garam air laut didunia umurnnya tidak jauh berbeda dan 3,4 %. Jika
kadar garam naik, kecepatan.rambat fnaik, hasil pengukuran dalamnya
laut menjadi lebih dangkal. tetapi perbedaannya tidak lebih dari 0,5 %:
Untuk kapal niaga, kesaIahan tersebut dapat diabaikan. Kecuali jika
benlayar dari laut Iangsung keair tawar,.perubahan kedalaman menjadi
kira kira 3% lebih dalam.
Dari gambar grafik diatas, dapat diketahui bahwa kecepatan standard
getaran mekanik ultrasonic dalam air laut (1500 m.sec-1), dicapai pada
kadar garam .3,4:% dan pada suhu 150 C. Pengaruh suhu, kädar garam
serta tekanan air laut terebut berpengaruh umumnya hanya pada kira kira
ratusan meter dibawah permukaan laut. Lebih dari itu antara kedalaman
laut dan suhu saling berkompensasi. Karena makin dalam tekanan air
makin besar menaikkan kecepatan rambat, sedangkan suhu makin rendah
cenderung menurunkan kecepatan rambat. Dalam praktek, pada kapal
niaga kesalahan penunjukkan dalamnya laut karena perambatan getaran
mekanic ultrasonic tersebut tidak diperhatikan. Karena umumnya perum-
gema titik beratnya untuk keselamatan navigasi, yaitu untuk mengetahui
apakah ruang bebas dibawah lunas (under-keel clearance) masih cukup
aman.
Lain halnya pada kapal survey hydrography atau kapal survey
pengerukan. Kesalahan kesalahan tetap harus dikoreksi. Karena harus
didapatkan data yang cukup teliti,
7
Pada prinsip bekerjanya sistem perum-gema, sebenarnya penentuan
dalamnya laut terhitung dari permukaan transducer, Sedangkan pada peta
laut angka kedalaman laut pada peta tersebut terhitung dari permukaan
laut.
Supaya dari echo indicator, echo recorder atau echo-meter penyajian
angka pengukuran dalamnya laut terhitung dari permukaan laut, kepada
sistem perum-gema tersebut harus dimasukkan beberapa macam koreksi,
yaitu :
1. Koreksi draft (draught).
Yaitu koreksi jarak antara permukaan transducer dengan permukaan
laut.
Jenis jenis kapal penumpang, kapal container, kapal tanker dan kapal
curah (bulk carrier) dengan dua bangunan diatas dek, umumnya
perubahan trimnya lebih merata meskipun terjadi perubahan
rnuatan.Yaitu pada waktu bongkar atau muat, atau perubahan
penempatan muatan. Terutama trim longitudinal. Untuk kapal seperti
tersebut diatas, meskipun sudah bermuatan, tidak terlalu sulit untuk
memperkirakan koreksi draft. Untuk kapal dengan bangunan tunggal
diatas dek perubahan trim-nya lebih besar, jika terjadi perubahan
muatan seperti tersebut diatas. Sehingga lebih sulit untuk menentukan
koreksi draftnya secara langsung.
Penempatan muatan dan pengaturan trim yang tepat. dan adanya data
jarak permukaan transducer terhadap Plimsoll-mark atau tanda tetap
lainnya tegak lurus diatas transducer dan permukaan air, akan sangat
mempermudah penentuan koreksi draft secara langsung. Pengukuran
jarak tersebut umumnya dilakukan pada waktu kapal naik dok. Data
koreksi draft tersebut dipergunakan untuk menggeser titik nol stylus,
misalnya pada echo-recorder atau echo indicator.
Untuk kapal survey koreksi draft umumnya dilakukan sekaligus dengan
koreksi lainnya pada waktu mengadakan kalibrasi.
2. Koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran mekanik ultrasonic.
Koreksi ini disebabkan oleh pengaruh kadar garam, suhu, dan tekanan
air laut.
8
Hal ini sudah dijelaskan pada hal “perambatan getaran mekanic
ultrasonic dalam air laut”.
3. Koresi paralax.
Koreksi paralax dapat terjadi jika :
a. Jika perum gema menggunakan 2 transducer, 1 transducer khusus
untuk pemancaran dan 1 transducer lagi khusus untuk penerimaan.
Untuk ini biasanya digunakan tansducer magneto strictive.
b. Penempatan transducer terpisah, secara transversal, 1 dilambung
kiri, 1 lagi dilambung kanan. Meskipun tidak terlalu berjauhan.
9
d) Sedangkan kesalahan paralax tersebut makin besar
prosentasenya pada kedalaman laut yang dangkal, umumnya
pada saat yang bebas lunas kapal (under-keel clearance) kritis.
Dalarn keadaan ini koreksi kesalahan paralax sangat diperlukan.
E. KALIBRASI PERUMGEMA.
10
yang dikalibrasikan tersebut. Dengan cara perhitungan tertentu, besarnya
koreksi koreksi tersebut dapat ditentukan.
Jadi tujuan kalibrasi perumgema ialah untuk menentukan koreksi
perumgema.
Contoh pelaksanaan kalibrasi perumgema :
11
selanjutnya diadakan pengukuran dalamnya papan logam dengan
perumgema.
Selanjutnya hasil pengukuran terbaca pada kertas recorder 5 m =Dpg
3. Dengan cara yang sama diadakan pengukuran untuk kedalaman
papan logam kira-kira 20m. Hasilnya pada recorder terekam 16 m =
Dpg, setelah ditempatkan betul pada tali penggantung terbaca 19,55 m
= Dpl, dari permukaan laut.
4. dari hasil pengukuran tersebut diatas disusun persamaan sebagai
berikut :
Dpl = k. Dpg + dr dr = Draft 19,55 = k. 16 + dr
8 = k. 5 + dr ..
11,55 = k. 11 k = 11,55 = 1,05
11
12
kecepatan seperti itu dimungkinkan menggunakan perum buangan. Hal
tersebut dilakukan sedekat mungkin dengan tranducer. Pemberi aba-
aba ialah pemengang perum buangan, agar pada saat itu pula dibaca
data dalamnya laut dari echo-recorder atau echo indicator ( Dpg )
Cara ini lebih sulit dilakukan dan kurang teliti jika dibandingkan dengan
cara menggunakan papan logam tersebut diatas. Disamping itu
diperlukan petugas yang berpengalaman dan tampil menggunakan
perum buangan.
F. TRANDUCER
a. Tranducer “ magneto-striction “
13
pengaruh medan magnet,akan berkontraksi. Ada yang memanjang
atau memendek tidak tergantung dari arah medan magnet tersebut.
Kecuali jika logam tersebut telah termgnetkan sebelumnya.
15
Tranducer seperti tersebut diatas berfungsi sebagai tranducer pemancar
saja atau sebagai transducer penerima saja. Jadi harus menggunakan dua
buah transducer.utuk perumgema yang menggunakan transducer jenis
seperti diatas. Satu transducer pada dinding bawab kapal lambung kiri dan
satunya lagi pada lambung kanannya.
Transducer yang berfungsi sebagai transducer penerima, harus selalu
dimagnitkan kembali pada waktu naik dok, agar memiliki magnit tinggal
(remanent magnit) yang cukup kuat, untuk mempertinggi sensitivitas
penerimaan.
Dibawah ini contoh transducer ferronickel dengan lempengan lempengan
bentuk segi. Transducer macam ini tidak dimasukkan kedaam air suling.
16
permukaan tersebut timbul perubahan tegangan listrik atau getaran listrik
sesuai dengan perubahan getaran mekanic yang dialaminya.
Sebaliknya jika permukaan kristal tersebut mengalami perubahan
tegangan listrik atau getaran listrik, permukaan kristal tersebut akan
mengalami perubahan tekanan mekanic atau getaran mekanic sesuai
dengan getaran listrik yang dialaminya.
Contoh kristal lainnya, diantaranya kristal timah titanate (PbTio3), timah-
zirconate (PbZr03). Pada transducer magneto striction frëkuensi getaran
mekanik yang ditimbulkan 2 kali frekuensi getaran listrik yang
menyebabkannya. Sedangkan pada transducer Piezo electric frekuensi
getaran mekanic yang ditimbulkan sama dengan getaran listrik yang
menyebabkannya, dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan getaran listrik atau getaran mekanik yang efektip atau
sensitip dengan tenaga yang efisien, bentuk transducer dibuat merupakan
bentuk lempengan dengan potongan melintang lingkaran, dengan
diameter ¼ λ dan getaran mekanik yang ditentukan. Jadi dicapai frekuensi
resonansi mekanik dan kristal tersebut.
Lempengan kristal dijepit dengan plat baja anti karat tipis,yang sekaligus
berfungsi sebagai terminal getaran listrik. Selanjutnya ditempatkan pada
rumah transducer, dijepit dengan bahan isolator keras pada pinggir, serta
bagian bawah dan atasnya. Plat baja yang tipis dibagian bawah di arahkan
tegak lurus ke dasar laut. Plat tipis tersebut meIalui plat bahan isolator
keras berhubungan dengan air laut.
17
Pada umumnya transducer seperti tersebut diatas berfungsi sebagai
transducer pemancar sekaligus sebagi transducer penerima. Jadi
terhindari terjadinya kesalahan paralax. Transducer Piezo-electric banyak
digunakan untuk portable echosounder, untuk kapal atau sekoci survey
pada umurnnya ,survey hidrografi serta survey pengerukan.
18
Panjang pulsa menentukan “resolution quality”. Yaitu kemampuan
membedakan dua benda didalam air yang saling berdekatan atau
“echo discrimination” (D).
Karena itu pancaran dengan panjang pulsa yang kecil banyak digunakan
pada fish-finder.Ikan ikan yang berdekatan akan nampak terpisah dan
lebih jelas untuk ditafsirkan. Keuntungan lainnya ialah panjang pulsa kecil
akan mengalami gangguan interferensi/noise dan frekuensi pancaran yang
lebih kecil.
Kerugiannya ialah, dengan panjang pulsa kecil tenaga pancar menjadi
lebib kecil, jadi kurang efektip untuk mengukur dalam laut yang besar.
Hanya efektip untuk mengukur dalam laut yang tidak tenlalu dalam. Untuk
pengukuran ini biasanya digunakan waktu ulang pancaran (PRF) yang
besar.
Penentuan PRF tergantung batas ukur dalamnya laut.
Jika PRF 60 per minute, 1 pancaran = 1 second . Jadi jarak jangkau
kedalaman laut
D = C x t/2 = 1500 x ½ = 750m.
Untuk PRF = 180 per menit , jarak jangkau maximum dalamnya laut =
1500 x 60
2 x 180 = 250 m
19
Makin kecil PRF per menit, makin besarjarak jangkau maximum dalamnya
laut, sehingga diperlukan panjang pulsa (℮1) yang lebih besar agar tenaga
pancar lebih besar.
H. INDICATOR PERUM-GEMA.
20
c. Menentukan dan menyajikan data kedalaman laut dan dapat pula
memadukan dengan data lainnya. Misalnya data posisi dari GPS dan
lain Iainnya.
Keterangan :
Berfungsi sebagai stop-watch electric/mekanic atau stop-watch
electronic. Untuk mengukur waktu perambatan getaran mekanic
ultrasonic, dan transducer pemancar kedasar laut kembali ke tranducer
penerima. Jika misalnya waktu tersebut = t, maka dalamnya laut
adalah D = S/2 = C/2 x t karena C/2 konstant rnaka t ≈ d, sehingga
skala waktu dapat langsung diterjemahkan dalam skala dalamnya laut.
Dengan memadukan dengan data lain atau dan sumber lain dapat
dibuat bermacam macam program penyajian pada layar electronic.
Sedangkan echometer atau digital echometer hanya menyajikan data
kedalaman laut sesaat. Karena itu jarang digunakan.
Dihalaman berikut ini gambar bagan echo recorder dengan stylus putar,
dengan gerakan kertas recorder vertical serta echorecorder dengan stylus
geser vertical, data recorder dan gerakan kertas horisontal.
22
Dasar perhitungannya sebagai berikut ;
375
1 menit = 60 detik = 375 putaran, berarti 1 detik = putaran
60
60
1 menit = detik.Batas ukur maximum ke-dalam-an laut
60x1500
dmax = S/2 = m
375 x 2
dmax = 120 m
Jika lebar kertas recorder adalah ¼ keliling putaran stylus, maka batas
ukur maximum menjadi ¼ x 120 m = 30 m
Kekurangan dari echo-recorder dengan stylus putar ini ialah, bahwa skala
pada kertas tidak linier/rata. Garis skala dipinggir kanan dan kiri
menyempit, sedangkan ditengah melebar. Perhitungan batas ukur
maximum ke-dalam-an laut ini , berlaku juga bagi echo-recorder yang
menggunakan stylus belt vertikal dengan gerak kertas mendatar sesuai
bagan pada halaman berikut ini
23
24
25
b. Dengan cara mengubah kecepatan putar stylus atau stylus belt.
Seperti contoh diatas, dengan mengubah batas ukur dari 90 m hingga
120 m, lebih tinggi Iagi tidak dapat dengan cara menggeser piringan
skala. Untuk mengubah batas ukur maksimum lebih tiriggi lagi harus
mengubah kecepatan putar stylus atau stylus belt. Terutama hal ini
dilakukan untuk echo-recorder dengan stylus belt, karena tidak
menggunakan piringan skala. Untuk echo-recorder dengan stylus belt
skala ke-dalam-an air/laut linier.
Hingga kira kira tahun 1950 masih sebagian besar komponen komponen
perum-gema masih menggunakan teknik elektrik-mekanik. Bahkan oscilator
atau pemancar untuk membangkitkan getaran listrik ultrasonik
menggunakan rangkaian LC. Satu satunya komponen yang menggunakan
lampu radio hanya amplifier atau receiver. Bahkan hingga kira kira tahun
1960-an perum-gema semacam ini masih banyak digunakan.
Setelah ditemukannya transistor, kornponen eiektronika lebih banyak
digunakan. Diantaranya oscillator atau pemancar sudah menggunakan
rangkaian oscillator kristal dan menggunakan transistor. Amplifier atau
receiver juga menggunakan rangkaian transistor. Untuk itu ukuran fisik
menjadi lebih kecil dan praktis. Sedangkan echo-recorder masih banyak
menggunakan teknik elektrik-mekanik. Sekarang ini juga echo-recorder
elektrik-mekanik masih banyak digunakan
Sesudah berkembangnya micro-computer, maka penyajian data
menggunakan layar elcktronik, yaitu menggunakan tabung sinar-katoda
(Cathode Ray Tube atau CRT) atau layar LCD. Dengan micro-computer dan
jenis layar tersebut dapat disajikan data kedalaman laut dengan bermacam
macam program penyajian.
Pada halaman halaman akhir dan buku ini, diberikan contoh gambar pada
layar elektronik, penyajian data dengan berbagai model (mode), dan perum-
gema produksi pabrik alat navigasi FURUNO.
26
Yaitu program : a. NAV. Mode. b. DBS mode. c. HISTORY mode. d. LOG-
BOOK mode dan e. OS data mode.
27
J. JENIS ECHO KHUSUS PADA PERUM-GEMA.
Hal ini terjadi biasanya pada pengukuran dalam air yang tidak dalam,
pada dasar air atau laut yang cukup keras.
Dari transducer pemancar terpancar pulsa getaran mekamk ultrasonik.
Dipantulkan dengan kuat oleh dasar laut atau perairan, ditenima oleh
transducer penenima, dan pada echo-recorder memberikan titik
kedalaman laut pertama. masih cukup kuat untuk pantulan berulang
antara badan bawah kapal dan dasar laut, dapat terjadi lagi untuk
ketiga kali dan seterusnya.
Tergantung jarak ukur maximum dan kedalaman Iautnya. Jarak ukur
maximum, berapa kali kedalaman laut yang diukur.
28
Gejalanya : Pada kertas recorder atau pada
layar, nampak garis echo kedalaman
yang tebal, merupakan garis echo
pertama. Dan ini merupakan echo
sejati.
Dibawah garis echo pertama terdapat garis
echo kedua, pada interval kedalaman laut
yang sama, lebih tipis. Sudah merupakan
echo palsu.
Jika pantulan dari badan bawah kapal dan dasar laut masih cukup
kuat, akan memberikan echo ketiga yang sama tetapi lebih tipis. Dan
seterusnya.
Sejajar dengan garis echo sejati tersebut terdapat garis echo yang
lebih tipis dan terputus putus. Merupakan garis echo tidak sejati
Biasanya terjadi pada pengukuran dalamnya laut diper-air-an karang
yang jernih, yang dapat ditembus sinar matahari, sehingga
memungkinkan tumbuhnya karang atau tumbuhan laut. Garis echo
sejati yang tajam, adalah garis echo dari dasar laut atau dasar per-air-
an. Sedangkan garis echo yang sejajar dan terputus putus adalah garis
echo dari permukaan daun tumbuhan laut atau karang.
29