Anda di halaman 1dari 5

Amma ba'du...

Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H,


Semangat untuk Membawa Perubahan

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
iman serta Islam. Itulah nikmat terbesar yang Allah SWT
karuniakan kepada hambanya.

Semoga kita selalu berada dalam keadaan Iman dan Islam


hingga akhir hayat kita.

Marilah kita bersama perkuat ketaqwaan kita kepada Allah


SWT.

َ َّ ‫َيا أ َ ُّي َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


‫َّللا َح َّق تُقَا ِت ِه َو ََل تَ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬

artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada


Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
(QS. Ali Imran ayat 102).

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi


Muhammad SAW yang menjadi panutan kita dan tiap
sunnahnya selalu kita teladan.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT

Pada khutbah kali ini, kita akan melihat bagaimanakah spirit


hijrah dalam memasuki tahun baru hijriah ini dalam mendorong
kita pada semangat perubahan.

Allah SWT berfirman,

‫َّللا ََل يُغَ ِي ُِّر َما ِبقَ ْو ٍم َحتهى يُغَ ِي ُِّر ْوا َما ِبا َ ْنفُ ِس ِه ْم‬
َ ‫ا َِّن ه‬
innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā
bi`anfusihim,

Artinya, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan


suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri."

Ayat diatas merupakan sebuah petunjuk yang sangat jelas dari


Allah SWT, bahwa suatu perubahan harus dimulai dari diri kita
sendiri.
Perubahan yang dimaksud ialah perubahan menuju arah
kebaikan, bukan malah sebaliknya perubahan ke arah
keburukan.

Sebagaimana firman Allah SWT,

َ ‫اَلَ ْم نَجْ َع ْل لَّه‬


‫ع ْي َني ِْن‬

َ ‫سا ًنا َّو‬


‫شفَتَي ِْن‬ َ ‫َو ِل‬
‫َو َه َدي ْٰنهُ ال َّنجْ َدي ِْن‬

A lam naj'al lahụ 'ainaīn * Wa lisānaw wa syafataīn * Wa


hadaināhun-najdaīn

Artinya, "Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang


mata, dan lidah dan sepasang bibir? Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)."
(surat Al-Balad ayat 8-10)

Berubah untuk menjadi baik memang bukanlah hal yang


mudah. Ayat di atas dilanjutkan dengan ayat berikutnya,
dimana Allah berfirman,
َ‫فَ ََل ا ْقتَ َح َم ْال َعقَ َبة‬
ُ‫َو َمآ اَد ْٰرىكَ َما ْال َعقَ َبة‬

‫فَ ُّك َرقَ َب ٍة‬

‫ي َم ْسغَ َب ٍة‬ ْ ‫ا َ ْو ا‬
ْ ‫ِط َعا ٌم ِف ْي َي ْو ٍم ِذ‬
‫َّي ِت ْي ًما ذَا َم ْق َر َب ٍة‬

‫ا َ ْو ِم ْس ِك ْي ًنا ذَا َم ْت َر َب ٍة‬

‫ص ْوا ِب ْال َم ْر َح َم ِة‬


َ ‫صب ِْر َوت ََوا‬ َ ‫ث ُ َّم َكانَ ِمنَ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوت ََوا‬
َّ ‫ص ْوا ِبال‬
Fa laqtaḥamal-'aqabah * Wa mā adrāka mal-'aqabah * Fakku
raqabah * Au iṭ'āmun fī yaumin żī masgabah * Yatīman żā
maqrabah * Au miskīnan żā matrabah *

Artinya, "Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan


sukar itu? (yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya),
atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan, (kepada)
anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin
yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang
beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
berpesan untuk berkasih sayang." (Surat Al-Balad 11-17)
Perhatikan bagaimana dalam ayat di atas, memilih jalan baik
diumpakan dengan "menempuh jalan yang mendaki dan
sukar."

Allah berfirman, dlm surah al baqarah ayat 45

َ ‫ص ٰلوةِ َواِ َّن َها لَ َك ِبي َْرة ٌ ا ََِّل‬


َ‫علَى ْال ٰخ ِش ِعيْن‬ َّ ‫َوا ْستَ ِع ْينُ ْوا ِبال‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬
Wasta'īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā 'alal-
khāsyi'īn

Artinya, "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan


sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk."

Pada tafsir Ibn Katsir, kata "kabiirah" memiliki makna sebagai


"masyaqqah tsaqiilah" atau sesuatu kesulitan yang sangat
berat.

Lalu apa makna orang yang khusyu' dalam ayat itu. Dalam
tafsir Ibn Katsir dijelaskan, Abi Talhah menjelaskan, dari Ibn
Abbas, bahwa orang yang khusyu adalah "‫يعني المصدقين بما أنزل للا‬
", orang yang percaya dengan apa yang diturunkan Allah SWT.

Dari ayat tersebut, jelas bahwa sebuah perubahan perlu


sebuah perjuangan yang tidak mudah.

Jika kita mengenang bagaimana Rasulullah SAW dan para


sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah, kita tentu akan
menyadari betapa beratnya perjuangan beliau dalam
memperjuangkan agama Islam ini.

Maka ada hal yang bisa menguatkan semangat dan langkah


kita untuk berubah

1. Memohon petunjuk/hidayah dan pertolongan kepada Allah

Pada setiap rakaat shalat, kita selalu membaca surat Al-


Fatihah, dimana kita menyampaikan doa kita agar kita
mendapat hidayah.

Hidayah merupakan sesuatu yang sangat mahal harganya.


Batas yang memisahkan antara orang yang masuk ke surga
dan neraka adalah kalimat syahadat.

Kalimat syahadat, secara verbal tidaklah panjang, namun


betapa beratnya untuk diucapkan jika seseorang tidak
mendapat hidayah.

Bahkan Rasulullah sendiri tidak dapat memberi hidayah


kepada pamannya.
َ‫ي َم ْن َّيش َۤا ُء َۚوه َُو ا َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهتَ ِديْن‬ َ ‫ي َم ْن اَحْ َببْتَ َو ٰل ِك َّن ه‬
ْ ‫َّللا َي ْه ِد‬ ْ ‫اِ َّنكَ ََل تَ ْه ِد‬
Innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā`,
wa huwa a'lamu bil-muhtadīn

Artinya, "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi


petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah
memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia
lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(Al-Qasas ayat 56)

Dalam sebuah riwayat dalam Tafsir Ibn Katsir, diriwayatkan


bahwa ayat tersebut turun ketika ajal mendekati Abu Thalib,
paman Rasulullah SAW.

Saat itu Rasulullah SAW mengajak pamannya tersebut untuk


menyebut kalimat tauhid, namun hingga akhir hayatnya, bibir
pamannya tersebut tidak jua menyebut kalimat tauhid.

2. Bersungguh-sungguh

Untuk berubah dan mendapatkan petunjuk, maka harus


dilakukan dengan mujahadah, baik dengan doa maupun
ikhtiar.

Sebagaimana firman Allah SWT,

َ‫َّللا لَ َم َع ْال ُمحْ ِسنِين‬ ُ ‫َوالَّذِينَ َجا َهدُوا فِينَا لَ َن ْه ِد َي َّن ُه ْم‬
َ َّ ‫سبُلَنَا ۚ َوإِ َّن‬
Wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa
innallāha lama'al-muḥsinīn

Artinya, "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk


(mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (Surah
Al-'Ankabut ayat 69)

3. Mengikuti langkah orang-orang yang ikhlas

Agar perubahan yang kita lakukan tidak salah jalan, tidak


tersesat. Maka kita perlu memiliki seseorang yang dapat
membimbing kita, menemani kita, bahkan menegur kita dalam
perjalanan kita untuk berubah.

Lantas, siapakah orang yang layak untuk kita ikuti?

Tentu adalah orang-orang yang ikhlas.

Sebagaimana firman Allah SWT,

َ‫اتَّ ِبعُوا َم ْن ََل َي ْسأَلُ ُك ْم أَجْ ًرا َو ُه ْم ُم ْهتَدُون‬


Ittabi'ụ mal lā yas`alukum ajraw wa hum muhtadụn

Artinya, "Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu;


dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk."
(Surah Yasin ayat 21).

Kesimpulan dari penjabaran di atas, bahwa untuk berubah,


maka diperlukan setidaknya dua hal, yaitu kita harus merubah
diri kita sendiri dan kita harus khusyu.

Dalam menguatkan langkah perubahan kita, maka diperlukan


untuk memohon petunjuk/hidayah, pertolongan kepada Allah
bersungguh-sungguh serta mengikuti langkah orang-orang
yang ikhlas.

Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah SWT


memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua.

َ ‫سا ِئ ِر ال ُم ْس ِل ِميْنَ ِإ َّنهُ ه َُو ال‬


‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬ َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا َوا ْستَ ْغ ِف ُر‬
َ ‫للا ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬

Anda mungkin juga menyukai