Anda di halaman 1dari 6

Spirit Hijrah, Semangat Perubahan

Khutbah Jumat Muharram


Khutbah Pertama

Amma ba’du …
Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah SWT
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam.
Itulah nikmat terbesar yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya. Semoga kita
selalu berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.
Dan marilah kita bersama perkuat ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

َ ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُوااتَّقُوااللَّهَ َحقَّتُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُنَّإِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم‬
‫ون‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
(QS. Ali Imran: 102)
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
yang menjadi panutan kita dan tiap sunnahnya selalu kita teladani…

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah …


Dalam khutbah kali ini, kita akan melihat bagaimanakah spirit hijrah dalam
memasuki tahun baru hijriah ini mendorong kita pada semangat perubahan.
Allah SWT berfirman,
 

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum


sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. 
Ayat diatas merupakan sebuah petunjuk yang sangat jelas dari Allah, bahwa
suatu perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Tentunya perubahan yang
dimaksud adalah perubahan menuju arah kebaikan, bukan malah sebaliknya
perubahan ke arah keburukan.
Allah telah berfirman dalam surat Al-Balad ayat 8-10

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata, dan lidah
dan sepasang bibir? Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
(kebajikan dan kejahatan)
Berubah untuk menjadi baik memang tidak mudah.tetapi jika ada usaha dan
niatan maka insyaAllah akan Allah tunjukkan jalannya. Ayat di atas dilanjutkan
dengan ayat berikutnya, dimana Allah berfirman
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (yaitu)
melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makan pada hari terjadi
kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin
yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (Al-Balad
11-17)
Perhatikan bagaimana dalam ayat di atas, memilih jalan baik diumpakan dengan
“menempuh jalan yang mendaki dan sukar”
Dalam ayat lain, Allah berfirman:

‫صب ِْر َوالص َّٰلو ۗ ِة‬


َّ ‫ىال ٰخ ِش ِعي ۙ َْن َوا ْستَ ِع ْينُ ْوابِال‬
ْ َ‫َواِنَّهَالَ َكبِ ْي َرةٌاِاَّل َعل‬
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat)
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
Dalam tafsir Ibn Katsir, kata “kabiirah” dijelaskan maknanya sebagai
“masyaqqah tsaqiilah” atau sesuatu kesulitan yang sangat berat.
Lalu apa makna orang yang khusyu’ dalam ayat itu. Dalam tafsir Ibn Katsir
dijelaskan, Abi Talhah menjelaskan, dari Ibn Abbas, bahwa orang yang khusyu
adalah “‫يعنيالمصدقينبماأنزالهلل‬  ”, orang yang percaya dengan apa yang diturunkan
Allah.
Maka dari ayat tersebut, jelas bahwa sebuah perubahan perlu sebuah perjuangan
yang tidak mudah. Jika kita mengenang bagaimana Rasulullah SAW dan para
sahabat hijrah dari Mekkah ke Madinah, kita akan menyadari betapa beratnya
perjuangan beliau.
Maka ada beberapa hal yang dapat menguatkan semangat dan langkah kita
untuk berubah
Yang pertama: memohon petunjuk/hidayah dan pertolongan kepada Allah
Dalam setiap rakaat shalat kita, kita selalu membaca surat Al-Fatihah, dimana
kita menyampaikan doa kita agar kita mendapat hidayah.
Hidayah adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Batas yang memisahkan
antara orang yang masuk ke surga dan neraka adalah kalimat syahadat. Kalimat
syahadat, secara verbal tidaklah panjang, namun betapa beratnya untuk
diucapkan jika seseorang tidak mendapat hidayah.
Bahkan Rasulullah sendiri tidak dapat memberi hidayah kepada pamannya.

Artinya: Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada


orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk.(Al-Qasas: 56)
Dalam sebuah riwayat dalam Tafsir Ibn Katsir, diriwayatkan bahwa ayat
tersebut turun ketika ajal mendekati Abu Thalib, paman Rasulullah SAW. Saat
itu Rasulullah SAW mengajak pamannya tersebut untuk menyebut kalimat
tauhid, namun hingga akhir hayatnya, bibir pamannya tersebut tidak jua
menyebut kalimat tauhid.
Yang kedua: bersungguh-sungguh
Untuk berubah dan mendapatkan petunjuk, harus dilakukan dengan mujahadah,
baik dengan doa maupun ikhtiar.
Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
baik.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 69)
Yang ketiga: mengikuti langkah orang-orang yang ikhlas
Agar perubahan yang kita lakukan tidak salah jalan, tidak tersesat, maka kita
perlu memiliki seseorang yang dapat membimbing kita, menemani kita, bahkan
menegur kita dalam perjalanan kita untuk berubah. Siapakah orang yang layak
kita ikuti? Yaitu orang-orang yang ikhlas.
Allah SWT Berfirman:

ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk” (Yasin: 21).
Kesimpulan dari penjabaran di atas, bahwa untuk berubah, maka diperlukan
setidaknya dua hal:

1. Kita harus merubah diri kita sendiri


2. kita harus khusyu

dan untuk menguatkan langkah perubahan kita, maka diperlukan:

1. memohon petunjuk/hidayah dan pertolongan kepada Allah


2. bersungguh-sungguh
3. mengikuti langkah orang-orang yang ikhlas

Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.

Anda mungkin juga menyukai