Anda di halaman 1dari 5

BEGINILAH ADAB MENJADI MAKMUM SHALAT

Makmum adalah mereka yang melaksanakan shalat secara berjamaah dan bertindak sebagi
anggota yang shalatnya dipimpin oleh imam. Selain imam yang ada adabnya, menjadi makmum pun
ternyata ada adabnya juga.

Nah, supaya menambah pengetahuan keislaman, ada baiknya membaca artikel ini hingga
tuntas agar bisa mengetahui apa saja adab makmum yang harus dilaksanakan ketika shalat. Seperti
yang dirangkum dari buku Sudah Benarkah Shalatku? Karya Dr. H. Aam Amiruddin, setidaknya ada
4 adab menjadi makmum shalat. Apa sajakah itu? Yuk disimak!

1. Tidak boleh mendahului imam


Artinya, makmum tidak dibenarkan mendahului gerakan shalatnya imam. Hal itu karena
akan merusak formasi gerakan shalat berjamaah. Agar makmum bisa mengikuti setiap
gerakan imam, ada baiknya imam harus mengeraskan bacaan takbirnya dalam setiap
perpindahan gerakan shalat.
Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya seseorang dijadikan imam untuk diikuti, janganlah
kamu menyalahinya; apabila dia ruku, rukulah kamu!” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah r.a.).

2. Harus meluruskan dan merapikan barisan


Tugas meluruskan dan merapatkan barisan atau shaf shalat bukan hanya wewenang
yang menjadi imam. Namun, juga kewajiban sekaligus kesadaran dari makmum sendiri.
“Luruskanlah shaf (barisan) kalian, karena lurusnya shaf bagian dari kesempurnaan shalat.”
(H.R. Muslim).

3. Harus mengingatkan imam jika salah atau lupa


Makmum perlu mengingatkan imam jika imam salah gerakan atau bacaan shalat. “Nabi
shalat Subuh dan membaca Surat Ar-Ruum tetapi ada kesalahan bacaan. Maka ketika shalat
sudah selesai, beliau bersabda, ‘Wahai sahabatku, mengapa kalian tidak meluruskan
bacaanku karena aku telah salah bacaan Al-Qur’an yang itu.’” (H.R. Nasa’i).
Perlu diketahui, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah
r.a., jika makmum laki-laki, perlu mengingatkan imam yang salah gerakan dengan
mengucapkan subhanallah. Namun, jika makmum perempuan, mengingatkan kesalahan
gerakan imam bisa dengan cara bertepuk tangan.
Perihal bertepuk tangan bagi makmum perempuan bisa dilakukan sebanyak satu atau
dua kali tepukan saja. Cara bertepuk tangannya pun ada 2 cara, yaitu dengan cara tashfiq
atau menepukkan bagian dalam telapak tangan yang satu pada yang lainnya. Dan cara
tashfih yang berarti menepuk bagian luar (punggung tangan) yang satu pada yang lainnya.

4. Boleh memisahkan diri


Jika makmum ada urusan mendesak, makmum diperbolehkan memisahkan diri dari
shalat berjamaah. Hal itu jika shalat berjamaah dirasa masih lama selesainya. Nabi Saw
berkata, “Ya Mu’adz, apakah engkau hendak menempatkan orang pada kesulitan? (Nabi
mengucapkannya hingga tiga kali).” ( H.R. Bukhari).
Dari hadits tersebut diisyaratkan bahwa makmum memang boleh memisahkan diri dari
shalat berjamaah jika bacaan shalatnya panjang dan makmum tersebut sedang ada keperluan
mendesak.
Materi Ceramah Nuzulul Quran Singkat
Judul: Memaknai Nuzulul Quran
Sumber: Tulisan K.H. Ahmad Misbah pada laman NU Banten)

Pertama sekali marilah kita bersyukur kehadirat Allah, yang telah memberikan berjuta
kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan sholat Jumat di masjid yang
mulia ini.
Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad. Nabi yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul
islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bersholawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai
umatnya yang mendapatkan syafaatnya di Hari Akhir nanti, amin.
Hadirin, kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu
berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan terus berusaha
menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Semoga Allah selalu
memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selau dalam keimanan dan ketakwaan
kepadaNya Amin.
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-
Quran. Al-Quran diturunkan pertama kali di Gua Hira oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.
Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:

‫ اْق َر ْأ َو َر ُّب َك‬. ‫ َخ َلَق اِإْلنَس اَن ِم ْن َع َلٍق‬. ‫اْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
‫ َع َّلَم اِإْلنَس اَن َم ا َلْم َي ْع َلْم‬. ‫ اَّلِذ ي َع َّلَم ِباْل َقَلِم‬.‫اَأْلْك َر ُم‬
Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Quran merupakan kitab
penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Quran juga
sebagai mukjizat Nabi Muhammad.
Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan
bersama di masjid atau musala, buka bersama, hingga menghatamkan Al-Quran.
Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Quran.
Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam,
khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.
Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Quran. Apalagi seseorang mau
membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Quran yaitu :

1. Menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia


Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia
butuh pedoman dan petunjuk. Al-Quran adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus
menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman.
Allah berfirman:

‫َٰه َذ ا َبَص اِئُر ِللَّن اِس َو ُه ًد ى َو َر ْح َم ٌة ِلَقْو ٍم ُيوِقُنوَن‬


Artinya: "(Al-Quran) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

2. Menjadi obat bagi manusia


Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam
hidupnya. Baik secara dhahir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan
sesuai dengan penyakitnya. Al-Quran diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang
merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:
‫َو ُنَن ِّز ُل ِم َن ٱْل ُقْر َء اِن َم ا ُه َو ِش َفٓاٌء َو َر ْح َم ٌة ِّلْلُمْؤ ِمِنيَن ۙ َو اَل َي ِز يُد‬
‫َخ‬ ‫اَّل‬ ‫َّٰظ‬
‫ٱل ِلِم يَن ِإ َس اًر ا‬
Artinya: "Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian." (QS. A-Isra/17: 82)

3. Menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan


Al-Quran mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang
tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan
dalam ayat berikut:

‫ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت َفَلُهْم َأْج ٌر َغ ْيُر َم ْم ُنوٍن‬
Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan
mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6)

4. Pelajaran dan penerangan


Al-Quran juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab
untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:

‫َو َم ا َع َّلْم َن اُه الِّش ْع َر َو َم ا َي ْن َب ِغ ي َلُهۚ ِإْن ُه َو ِإاَّل ِذ ْك ٌر َو ُقْر آٌن ُم ِبيٌن‬
Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah
pantas baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36:
69)

5. Solusi masalah masyarakat


Al-Quran juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta
pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan
masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:

‫َو َم ا َأْن َز ْلَن ا َع َلْي َك اْلِك َت اَب ِإاَّل ِلُتَب ِّي َن َلُهُم اَّلِذ ي اْخ َت َلُفوا ِفيِه ۙ َو ُه ًد ى‬
‫َو َر ْح َم ًة ِلَقْو ٍم ُيْؤ ِم ُنوَن‬
Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Quran) ini kepadamu (Muhammad), melainkan
agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64)

Demikianlah ceramah yang singkat ini, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Quran
dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan
kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Quran, di dunia dan akhirat, amin.
Ceramah Nuzulul Quran Singkat #2
Judul: Nuzulul Quran
Sumber: Tulisan Ustadz Nur Fathoni dalam situs resmi Pondok Pesantren Darunnajah

Melalui ceramah singkat ini marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaatan kita kepada
Allah SWT dan kita tinggalkan segala larangan-Nya. Betapa bahagianya orang yang mendapatkan
predikat takwa kepada Allah SWT.
Karena mereka yang bertakwa kepada Allah akan mendapatkan kebaikan baik itu dalam
kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat kelak.
Ketahuilah bahwa di dalam bulan Ramadhan ini semakin menjelang akhir maka semakin
besar keutamaannya. Karena semakin akhir keutamaan di bulan Ramadhan ini banyak sekali
mengandung keistimewaan dan keutamaan yang besar.
Salah satu peristiwa yang terjadi pada malam Ramadhan yang tidak boleh kita lupakan adalah
Nuzulul Quran. Yakni peristiwa pertama kali turunnya Al-Quran.
Al-Quran ini diturunkan saat perang dunia pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan
secara berangsur-angsur. Sebagaimana sabda Nabi SAW Dan hadits riwayat Imam Thabrani :
"Riwayat dari Ibnu Abbas RA berkata: Al-Quran diturunkan pada malam Al-Qadar pada bulan
Ramadhan di langit bumi sekaligus kemudian diturunkan secara berangsur-angsur."

Hadirin yang berbahagia,


Perlu kita ketahui, bahwa Al-Quran mulai diturunkan kepada Nabi ialah ketika Nabi berkhalwat
di Gua Hira pada malam Senin, malam ke-17 Ramadhan tahun 41 dari tahun kelahiran Nabi SAW
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Penetapan malam Nuzulul Quran tanggal 17
Ramadhan ini berdasarkan keterangan Firman Allah SWT Surat Al-Anfal ayat 21:

‫ِن‬ ‫ا‬ ‫َع‬ ‫ْم‬ ‫َج‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ى‬ ‫َتَق‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫َم‬ ‫ْو‬ ‫َي‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫ِد‬ ‫ْب‬ ‫َع‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫ْل‬ ‫َز‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫ِإْن ُكْنُتْم آَم ْنُتْم ِباِهلل َو َم ا‬
"Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad) di hari Furqaan, Yaitu di hari bertemunya dua pasukan".

Yang dimaksud hari bertemu dua pasukan adalah bertemunya tentara Islam dengan tentara
Quraisy dalam pertempuran Badar yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah.
Adapun ayat yang pertama kali turun ialah surat Al-'Alaq ayat 1-5 yang berbunyi

‫ ِإْق َر ْأ َو َر ُّب َك‬, ‫ َخ َلَق اِإِلْن َس اَن ِم ْن َع َلٍق‬, ‫ِإْق َر ْأ ِبْس ِم َر ِبَك اَّلِذ ى َخ َلَق‬
‫ َع َّلَم اِإْلْن َس اَن َم اَلْم َي ْع َلْم‬, ‫ اَّلِذ ى َع َّلَم ِبالَقَلِم‬, ‫ اَأْلْك َر ُم‬,
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Setelah kita mengetahui proses dari Nuzulul Quran, maka hendaknya kita mensyukuri nikmat
yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita yakni kenikmatan berupa petunjuk ke arah kebenaran
dan semuanya telah terkandung di dalam al-Quran yang mulia itu.
Ketahuilah bawa Rasulullah SAW selalu menaruh perhatian kepada Al-Quran dengan
sungguh-sungguh. Terutama pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW semakin tekun di dalam
memperhatikan Al-Quran, mempelajari Al-Quran dan membacanya merupakan pendekatan kepada
Allah yang paling tinggi dan ibadah yang paling berharga.
Seperti yang dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:

‫َخ ْيُر ُك ْم َم ْن َت َع َّلَم اْل ُقْر آَن َو َع َّلَم ُه‬


"Sebaik-baik di antara kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya"

Juga Nabi SAW bersabda:


"Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak terdapat sedikitpun dari Al-Quran, maka bagaikan
rumah yang runtuh"

Sungguh perlu diketahui bahwa tatkala kita mempelajari dan membaca Al-Quran pahalanya
begitu berlimpah ruah. Bayangkan saja dalam satu huruf dari Al-Quran bernilai satu kebaikan.
Sedangkan satu kebaikan bernilai berlipat sepuluh kali. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu sabda
nabi SAW:
Dari Abdullah bin Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang membaca satu
huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan "Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi
"Alif" itu satu huruf, "Lam" itu satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." (HR At Tirmidzi dan berkata,
"Hadits hasan shahih").

Akhirnya dengan mengetahui betapa besar keutamaan membaca Al-Quran maka marilah kita
tingkatkan perhatian kita terhadap Al-Quran dengan jalan mempelajari dan mengajarkannya kepada
generasi penerus kita.

Anda mungkin juga menyukai