Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sulistiawati

NIM : 2071502963

Kelas : YC – Pendidikan Agama Islam

1. Ibadah mencakup sangat luas di dalam Islam. Sebutkan dan Jelaskan kategori-kategori
dan macam-macam Ibadah dalam Islam?
Jawab :
 Macam-macam ibadah islam dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Ibadah Mahdah, yaitu setiap perbuatan yang telah di syari'atkan dalam Qur'an
maupun Hadits. Seperti Sholat, puasa, zakat dll.
2) Ibadah Ghoiru Mahdah, yaitu setiap perbuatan yang diniatkan untuk mendapat
ridha Allah swt. sehingga bisa bernilai ibadah. Seperti Belajar jika diniatkan
karena Allah maka termasuk ibadah.
 Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi dalam tiga bentuk,
yaitu:
1) Ibadah jasmaniah-rohaniah, yaitu perpaduan ibadah jasmani dan rohani,
seperti salat dan puasa.
2) Ibadah rohani dan maliah, yaitu perpaduan antara ibadah rohani dan harta,
seperti zakat.
3) Ibadah jasmaniah, rohaniah dan maliah sekaligus, seperti melaksanakan
ibadah haji.
 Sedangkan ditinjau dari segi kepentingannya ada dua yaitu:
1) Kepentingan fardi (perorangan) seperti salat dan puasa
2) Kepentingan ijtima’ (masyarakat) seperti zakat dan haji.
 Ibadah ditinjau dari segi bentuk dan sifatya ada lima macam yaitu:
1) Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan (ucapan ibadah), seperti: berzikir,
berdo’a, tahmid dan membaca Al-Quran
2) Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti
menolong orang lain, jihad dan mengurus jenazah
3) Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya,
seperti salat, zakat dan haji.
4) Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri, seperti
puasa, i’tikaf dan ihrom.
5) Ibadah menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah melakukan
kesalahan terhadap dirinya dan membebaskan seseorang yang berhutang
kepadanya.

‫َو َاِقۡي ُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اۡر َك ُع ۡو ا َم َع الّٰر ِكِع ۡي َن‬
Artinya : Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang
yang rukuk. (Al-baqarah ayat 43)

‫ِإَّنَم ا ْاَألْع َم اُل ِبالِّنَّياِت‬


Artinya : “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya” (HR. Bukhori-Muslim).

2. Keimanan seseorang dilihat dari akhlaknya. Bagaimana sebuah keimanan bisa menjamin
syurga-Nya! Jelaskan kaitan keimanan dengan Akhlak seseorang!
Jawab : Para ulama sepakat bahwa iman harus nampak secara lahir dalam bentuk perilaku dan
amal ketaatan. Akhlak adalah diantaranya. Akhlak merupakan parameter ketinggian iman yang
ada dalam diri seorang hamba. Kuat dan lemahnya keimanan seseorang dapat dilihat dari sebaik
apa kualitas akhlaknya. Akhlak yang buruk mencerminkan keimanan yang lemah, sementara
akhlak yang baik menunjukkan keimanan yang kuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah manusia yang paling tinggi keimanannya. Akhlaknya pun sungguh mulia. Hingga
Allah menyangjungnya dalam Al Qur`an karena keagungan akhlaknya. Allah berfirman,

‫َو ِإَّنَك َلَع َلى ُخ ُلٍق َع ِظ يٍم‬


“dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (akhlak) yang agung.” (QS. Al Qalam
[68]: 4)

‫أْك َم ُل الُم ؤِمِنيَن إيَم انًا أْح َس ُنُهْم ُخ ُلقًا‬


Artinya : “Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik
diantara mereka akhlaknya.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadis hasan shahih)

3. Sebagai orang muslim bagaimana cara kita beriman kepada Al-Quran? Sebutkan dan
jelaskan 5 kewajiban kita terhadap Al-Qur’an!
Jawab :
 Cara kita beriman kepada Al-Qur’an yaitu
1. Meyakini bahwa al-Quran itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi
Muhammad SAW.
2. Menyakini bahwa isi al-Quran itu benar dan tidak ragu sedikitpun.
3. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi al-Quran.
4. Mengamalkan ajaran-ajaran al-Quran dalam kehidupan sehari-hari

 5 kewajiban kita terhadap al-Quran yaitu :


1. Membaca al-Quran, sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid supaya memudahkan
kita untuk membaca al-Quran dengan baik dan benar. Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana tertuang
dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫…اْقَر ُؤ ْو ا اْلُقْر آَن َفِإَّنُه َيْأِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة َش ِفْيًعاِ َألْص َح اِبِه‬
Bacalah Al-Qur`ân, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi
syafaat bagi orang yang membacanya. [HR Muslim].
2. Mengimani al-Quran, kita harus mengimani semua bagian Al-Qur’an tanpa
kecuali. Jangan sampai kita hanya mengimani sebagian isi Al-Qur’an – yang
sesuai dengan selera dan kehendak kita – dan mengingkari sebagian yang
lainnya – yang tidak sesuai dengan selera dan kehendak kita. Ulaaika humul
kaafiruuna haqqan “Mereka itu benar-benar kafir”. Sebaliknya, sikap kita
terhadap Al-Qur’an adalah: Sami’na wa atha’naa “Kami mendengar dan kami
taat”.

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ٰا ِم ُنْو ا ِباِهّٰلل َو َر ُسْو ِلٖه َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْي َنَّز َل َع ٰل ى َر ُسْو ِلٖه‬
‫ٰۤل‬
‫َو اْلِكٰت ِب اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم ْن َقْبُلۗ َو َم ْن َّيْكُفْر ِباِهّٰلل َو َم ِٕىَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه‬
‫َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِر َفَقْد َض َّل َض ٰل اًل ۢ َبِع ْيًدا‬
Artinya : ”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan rasul-Nya dan kepada kitab-kitab yang Allah Turunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya, ...” (al-Nisa 4: 136);
3. Menghafalkan al-Quran, Menghapalkan Al-Quran akan semakin
memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkannya. Menghapal Al-
Qur’an juga akan membuat kita terlindung dari siksa kubur dan api neraka.
Hapalan yang kita miliki akan memberikan banyak sekali kemuliaan di dunia
maupun di akhirat, seperti kedua orang tua yang akan dipakaikan mahkota dari
emas di surga kelak.

Rasulullah saw bersabda, “Man laisa fii qalbihi syaiun minal Qur’an kal baitil
kharb (Barangsiapa yang didalam hatinya tidak ada sesuatupun dari Al-Qur’an
ibarat rumah yang rusak).” (HR At-Tirmidzi) Apakah kita mau memiliki hati
yang keadaanya seperti rumah yang rusak? Tentunya tidak. Untuk itu marilah kita
berusaha sesuai dengan kesempatan dan kemampuan yang kita miliki untuk
menghafal ayat-ayat Al-Qur’an.

4. Mengamalkan al-Quran, kewajiban seseorang yang telah mengetahui sebuah


ilmu. Hendaklah ia mengamalkannya. Suatu ilmu tidak akan berguna jika
tidak pernah diamalkan. Karena buah dari ilmu ialah amal. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang
dikerjakan.

‫ِاَّنا َنۡح ُن َنَّز ۡل َنا َع َلۡي َك اۡل ُقۡر ٰا َن َتۡن ِزۡي اًل‬
‫َفاْص ِبْر ِلُح ْك ِم َر ِّبَك َو اَل ُتِط ْع ِم ْنُهْم ٰا ِثًم ا َاْو َك ُفْو ًر ۚا‬.
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Qur’an kepadamu (hai
Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabarlah kamu untuk
(melaksanakan) ketetapan Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti orang yang
berdosa dan orang yang kafir diantara mereka”. (al-Insan 76: 23-24);
5. Mendakwahkan al-Quran, Tidak cukup kita bagus sendirian saja. Kita harus
menularkan kebaikan. Demikian pula Al-Qur’an tidak cukup akrab dengan satu
dua orang saja, tetapi harus akrab dengan masyarakat. Karena itu kegiatan-
kegiatan dakwah yang didalamnya diajarkan dan disebarluaskan ajaran Al-Qur’an
harus selalu kita dukung dan kita galakkan.
‫ْأ‬
‫ُكْنُتْم َخ ْيَر ُاَّمٍة ُاْخ ِرَج ْت ِللَّناِس َت ُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر‬
‫َو ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰللۗ َو َلْو ٰا َم َن َاْهُل اْلِكٰت ِب َلَك اَن َخ ْيًرا َّلُهْم ۗ ِم ْنُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن‬
‫َو َاْك َثُر ُهُم اْلٰف ِس ُقْو َن‬
Artinya : ”Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman
kepada Allah,...”. (Ali Imran 3: 110)
4. Salah satu yang membedakan antara wanita Muslimah dengan Wanita non Muslimah
terletak pada ‘Jilbab/Hijab’. Jelaskan cara Islam mengajarkan perempuan untuk Berhijab!
Jawab : Dalam islam, perempuan yang sudah baligh diperintahkan untuk berhijab. Di
dalam Al-Qur'an pun dijelaskan bahwa perempuan harus menutup auratnya. Salah satu
ayat yang membahas hal tersebut adalah surat An-Nur ayat 31.

‫َو ُقْل ِّلْلُمْؤ ِم ٰن ِت َي ْغ ُضْض َن ِم ْن َاْب َص اِر ِهَّن َو َي ْح َف ْظ َن ُفُرْو َج ُهَّن َو اَل ُيْب ِد ْي َن ِز ْي َنَت ُهَّن ِااَّل‬
‫َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو ْل َي ْض ِر ْب َن ِبُخ ُم ِر ِهَّن َع ٰل ى ُجُيْو ِبِه َّۖن َو اَل ُيْب ِد ْي َن ِز ْي َنَت ُهَّن ِااَّل ِلُبُعْو َلِتِه َّن‬
‫َاْو ٰا َب ۤا ِٕىِه َّن َاْو ٰا َب ۤا ِء ُبُعْو َلِتِه َّن َاْو َاْب َن ۤا ِٕىِه َّن َاْو َاْب َن ۤا ِء ُبُعْو َلِتِه َّن َاْو ِاْخ َو اِنِه َّن َاْو َبِنْٓي‬
‫ِاْخ َو اِنِه َّن َاْو َبِنْٓي َاَخ ٰو ِتِه َّن َاْو ِنَس ۤا ِٕىِه َّن َاْو َم ا َم َلَكْت َاْي َم اُنُهَّن َاِو الَّت اِبِع ْي َن َغ ْي ِر ُاوِلى‬
‫اِاْلْر َبِة ِمَن الِّر َج اِل َاِو الِّط ْف ِل اَّلِذ ْي َن َلْم َي ْظ َه ُرْو ا َع ٰل ى َع ْو ٰر ِت الِّن َس ۤا ِء ۖ َو اَل َي ْض ِر ْب َن‬
‫ِبَاْر ُجِلِه َّن ِلُيْع َلَم َم ا ُيْخ ِفْي َن ِم ْن ِز ْي َن ِتِه َّۗن َو ُتْو ُبْٓو ا ِاَلى ِهّٰللا َج ِمْيًعا َاُّي َه اْل ُمْؤ ِم ُنْو َن َلَع َّلُك ْم‬
‫ُتْف ِلُحْو َن‬
Artinya : Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain
kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-
putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para
perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para
pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka
menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu
beruntung.
Ayat tersebut Allah swt memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya istri, anak serta
muslimah lainnya untuk mengenakan hijab hingga menutupi dadanya dan tidak ada
perhiasan yang diperlihatkan.

Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu adalah aurat, apabila dia keluar akan dibuat indah
oleh syetan.” (Shahih. HR Tirmidzi 1093)

5. Apa perbedaan Hadist dan As-sunnah? Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur Hadist dan isi
hadist? Berikan contohnya!
Jawab : Sunnah secara bahasa bermakna tradisi, sedangkan hadis bermakna pembicaraan.
Dalam ilmu istilah-istilah Hadis, biasanya para ulama menggunakan term “Sunnah” untuk
membahasakan suatu kebiasaan yang mewujud tradisi, yang dilakukan oleh banyak
orang, baik Nabi Muhammad SAW maupun para sahabat. Sedangkan Hadis memiliki
ruang definisi yang lebih spesifik. Ia adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi
Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perilaku, sebuah takdir dan lain sebagainya.

Unsur Hadist
1. Sanad adalah susunan perawi Hadist yang menyampaikan pada Matan Hadist atau
rangkaian orang-orang yang menerima dan menyampaikan berita.
2. Matan adalah redaksi dari riwayat yang disampingkan oleh masing masing rawi atau
materi berita yang diterima dan disampaikan.
3. Rawi adalah informasi yang menyampaikan hadist dari Nabi Muhammad SAW yang
terdiri atas sahabat, tabi'in, tabi't dan seterusnya atau seseorang yang menerima dan
menyampaikan berita.
Contohnya :

‫َح َّد َثَنا َسِع يُد ْبُن ُع َفْيٍر َقاَل َح َّد َثِني الَّلْيُث َقاَل َح َّد َثِني ُع َقْيٌل َع ْن اْبِن ِشَهاٍب َع ْن‬
‫َح ْم َز َة ْبِن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن ُع َم َر َأَّن اْبَن ُع َم َر َقاَل َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َبْيَنا َأَنا َناِئٌم ُأِتيُت ِبَقَد ِح َلَبٍن َفَش ِرْبُت َح َّتى ِإِّني َأَلَر ى الِّر َّي‬
‫َيْخ ُرُج ِفي َأْظَفاِري ُثَّم َأْع َطْيُت َفْض ِلي ُع َم َر ْبَن اْلَخ َّطاِب َقاُلوا َفَم ا َأَّو ْلَتُه َيا‬
‫ رواه البخارى‬.. ‫َر ُسوَل ِهَّللا َقاَل اْلِع ْلَم‬
Sanad (biru), Matan (merah), Rawi (biru)
6. Sebutkan dan jelaskan bagaiman cara meraih kebahagian dunia akhirat dari ber-Agama
dan keber-Agamaan Islam saat ini!
Jawab : Untuk meraih kebahagiaan dunia akhirat dalam beragama adalah, memiliki
kepercayaan kepada Tuhan yang diyakininya dan toleransi kepada umat agama lain.
Sedangkan dari segi keber-agamaan islam, bisa diraih dengan cara mendirikan ibadah-
ibadah wajib seperti sholat dan puasa ramadhan. Menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman
hidup.
‫ِاَّن َس ۡع َيُك ۡم َلَش ّٰت ؕىَفَاَّم ا ۡن َاۡع ٰط ى َو اَّتٰق ۙى َو َص َّد َق اۡل ُح ۡس ٰن ۙىَفَس ُنَيِّسُر ٗه ِلۡل ُيۡس ٰر ؕىَو َاَّم ا ۢۡن‬
‫َم‬ ‫ِب‬ ‫َم‬
‫َبِخ َل َو اۡس َتۡغ ٰن ۙى َو َك َّذ َب ِباۡل ُح ۡس ٰن ۙىَفَس ُنَيِّسُر ٗه ِلۡل ُع ۡس ٰر ؕى‬
Artinya : sungguh, usahamu memang beraneka ragam, maka barangsiapa memberikan
(hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik
(surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan), dan
adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah),
serta mendustakan (pahala) yang terbaik, 10) maka akan Kami mudahkan baginya jalan
menuju kesukaran (kesengsaraan)”. (QS. Al-Lail: 4-10)

Ayat Al-Quran di atas menjelaskan karakter atau perilaku manusia yang mendapat
kebahagiaan, yaitu memberi, bertakwa, dan menunjukkan yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai