Anda di halaman 1dari 5

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah.

Coba
jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah
tersebut.

Ditinjau dari jenisnya ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang
berbeda antara satu dengan lainnya yaitu:

1. Ibadah Mahdhah

Ibadah Mahdhah adalah ibadah yang dari segi perkataan, perbuatan telah dibuat oleh Allah SWT
kemudian diperintahkankepada Rasulullah untuk mengerjakannya. Semuanya adalah perintah dari
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah kemudianwajib diturukan kepada umatnya tanpa ada unsur
menambah atau memperbaharui sedikitpun.

Ibadah jenis ini memiliki 4 prinsip yang harus di patuhi antara lain sebagai berikut :

1) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al-
Sunnah, jadimerupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan olehakal atau logika
keberadaannya.
2) Tata caranya harus berpola kepada contoh Rasulullah SAW.
3) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinyaibadah magdha bukan dilihat dari
ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akalhanya berfungsi
memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’.
4) Azasnya “taat” yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan.
Berikut ini adalah contoh Jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdhah,antara lain yaitu :
• Wudhu
• Tayammum
• Mandi hadats
• Shalat
• Puasa
• Haji
• Umrah
• Dan sebagainya.

2.Ibadah Ghairu Mahdhah

Ibadah ghoiru mahdhah adalah seluruh perilaku seorang hamba yang diorientasikan untuk meraih
ridho Allah (ibadah). Dalam hal ini tidak ada aturan baku dari Rasulullah. Ibadah yang di samping
sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba
dengan makhluk lainnya .

Ibadah jenis ini memiliki 4 prinsip yang harus di patuhi antara lain sebagai berikut :

1) Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yangmelarang. Selama Allah dan Rasul-Nya
tidak melarangmaka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.
2) Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul,karenanya dalam ibadah bentuk ini
tidak dikenal istilah “bid‟ah” , atau jika ada yang menyebutnya, segala hal yang tidak
dikerjakan rasul bid‟ah, maka bid‟ah nya disebut bid‟ah hasanah , sedangkan dalam ibadah
mahdhah disebut bid‟ah dhalalah.
3) Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat,
buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
4) Azasnya “Manfaat” selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

Berikut ini adalah contoh Jenis ibadah yang termasuk ibadah ghairu mahdhah, antara lain yaitu:

• Belajar
• dzikir
• tolong menolong.
• Dakwah
• Dan sebagainya.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta jelaskan
tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!

Proses penciptaan manusia dalam Al-Qur'an dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'minun
ayat 12-14, Al-Insan ayat 2, dan Ar-Rahman ayat 14.

➢ surat Al-Mu’minun ayat 12 – 14 yang dikutip dari Al-Quran


ْ ‫ان ِمن ُس ٰل َلة ِّمن ِط‬
َ َ َ َ َ ََ
‫ي‬ ‫ن‬ ‫َولقد خلقنا ِاْلنس‬
wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah."
➢ ‫ي‬ْ ‫ُثم َج َع ْل ٰن ُه ُنط َفة ْف َق َرار م ِك‬
‫ن‬ ‫ن‬ ِِ
ṡumma ja'alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn
Artinya: "Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim)."
ْ َ ُ ْٰ َ َ ُ َ ٰ ْ َ َ َ ٰ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ُّ َ َ َ ُ
➢ ‫ثم خلقنا النطفة َعلقة فخلقنا ال َعلقة ُمضغة فخلقنا ال ُمضغة ِعظما فك َسونا ال ِعظ َم لحما ثم انشأنه خلقا‬
ْ
َْ ‫اّلل َاح َس ُن ال َخالق‬ َ
ُ ٰ ‫ٰا َخ َر ف َت َب َار َك‬
‫ي‬ ِِ
ṡumma khalaqnan-nuṭfata 'alaqatan fa khalaqnal-'alaqata muḍgatan fa khalaqnal-
muḍgata 'iẓāman fa kasaunal-'iẓāma laḥman ṡumma ansya`nāhu khalqan ākhar, fa
tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn
Artinya: "Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,
Pencipta yang paling baik."

Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat 12 – 14

Pada ayat 12 dijelaskan, bahwa manusia diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah.

Pada ayat 13 dijelaskan, bahwa dengan kekuasaan Allah SWT, saripati yang berasal dari tanah
tersebut dijadikan nuthfah (air mani). Dalam istilah ilmu biologi, air mani seorang laki-laki disebut
dengan sel sperma dan air mani kaum perempuan disebut dengan sel telur (ovum). Dan ketika
bertemu dalam proses pembuahan, keduanya berada dan tersimpan dalam tempat yang kokoh, yaitu
rahim seorang perempuan.

Kemudian ayat 14 menjelaskan, bahwa ketika telah berada dalam rahim seorang perempuan, dalam
waktu tertentu (40 hari), nuthfah tersebut berkembang menjadi ’alaqah (segumpal darah), kemudian
dalam kurun waktu tertentu pula (40 hari), ’alaqah tersebut berubah menjadi mudghah (segumpal
daging), lalu selama kurun waktu tertentu (40 hari), mudghah tersebut berubah menjadi tulang-
belulang yang terbungkus daging, dan akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi anak manusia,
sebagaimana telah disebutkan juga dalam ayat tersebut (kemudian Kami menjadikan dia mahluk
yang berbentuk lain).

3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah


yang digunakan tersebut!

1) Manusia sebagai Ins

Dalam bahasa Arab ins berarti jinak, ramah, dan menyenangkan atau lawan kata nufur (lari
menjauh). Makna jinak disini adalah lebih ke adab, penyebutan Ins merupakan salah satu karakter
fitrah manusia, oleh karena itu jika manusia tidak mau jinak atau taat kepada Tuhannya. Maka
manusia tersebut belum kembali pada fitrahnya. Kata Ins di dalam Al-Qur‘an kurang lebih dalam 17
surat, ins dalam Al-Qur‘an disandingkan dengan jin. Kata ins di sandingkan dengan jin karena
terdapat perbedaan, ins atau manusia itu sejatinya tampak atau kelihatan.

2) Manusia Sebagai Insan

Kata Insan merujuk pada aspek akal budi, insan disebut dalam Al-Qur‘an sebanyak 65 kali dan
tersebar dalam 43 surat, insan memiliki arti lupa. Ibnu Mandzur dalam bukunya; yang bernama Lisan
Al-‘Arab yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a berkata “Sesungguhnya manusia dinamakan al-insan,
karena ia diamanatkan kemudian ia melupakannya”. Sedangkan menurut Thalehah Hasan; insan
dipakai untuk menyebutkan manusia dalam konteks manusia yang memiliki kelebihan-kelebihan.
Pertama sebagai makhluk yang berfikir. Kedua makhluk pembawa Amanah, ketiga makhluk yang
bertanggung jawab pada apa yang diperbuat.

3) Manusia sebagai Nas

Dalam al-Qur‘an kata nas disebutkan sebanyak 240 kali, tersebar dalam 53 surat. Penyebutan kata
nas ini paling banyak digunakan oleh Allah untuk menunjukkan pada sikap manusia. Kata nas
menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya
tanpa memandang manusia itu kafir atau beriman, oleh karena itu terkadang manusia dalam
melaksanakan baik atau buruk itu juga bisa berasal dari lingkungannya yang ditinggali. Kata nas juga
menunjukkan manusia secara umum. Maksudnya nas itu menunjukkan pada manusia baik sudah
beriman maupun belum. Kata nas juga menunjukkan bahwa manusia itu membutuhkan orang lain.
Dalam al-Qur‘an juga menyebut manusia sebagai nas karena manusia tidak memiliki keimanan yang
kuat, yang kadangkala beriman dan kadangkala pula munafik.

4) Manusia sebagai Basyar


Di dalam Al-Qur‘an manusia sebagai basyar disebutkan sebanyak 36 kali dan tersebar pada 26 surah
kata basyar tidak hanya disebutkan untuk manusia biasa. Tetapi juga disebutkan untuk Nabi dan
Rasul, karena itu menandakan bahwa Nabi dan Rasul itu juga memiliki sifat manusia biasa seperti,
makan, minum, tidur, terjadi penuaan dan mati. Manusia sebagai basyar ini lebih diartikan kepada
biologis,fisik,jasmaniah atau jasadiahnya.

Basyar juga mengandung pengertian bahwa manusia akan berketurunan yaitu mengalami proses
reproduksi seksual, dan kata basyar juga mengindikasikan bahwa manusia itu hidup itu berproses
untuk mencapai pada tahap dewasa.

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia
untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!

1) Iman dan Taqwa


➢ Memiliki keyakinan yang kuat pada Allah dan ajaran Islam.
➢ Mempraktikkan taqwa, yaitu kesadaran dan ketakutan kepada Allah dalam setiap
tindakan dan perkataan.
2) Memahami Ajaran Islam
➢ Belajar dan memahami Al-Quran, Hadis, dan prinsip-prinsip Islam.
➢ Memahami nilai-nilai Islam, etika, dan moralitas yang diamanatkan oleh agama.
3) Kepemimpinan yang Adil
➢ Bertindak sebagai pemimpin yang adil dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam
keluarga, masyarakat, dan pekerjaan.
➢ Memastikan bahwa keputusan dan tindakan didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan.
4) Perilaku Etis
➢ Menjalani kehidupan dengan etika yang tinggi, termasuk jujur, amanah, dan menghindari
perilaku yang melanggar prinsip-prinsip Islam.
5) Pendidikan dan Pengembangan Diri
➢ Terus menerus belajar dan mengembangkan diri dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
pengetahuan agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis.
6) Kepedulian Sosial
➢ Membantu mereka yang membutuhkan dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
➢ Mengambil bagian dalam kegiatan amal, sosial, dan kegiatan kemanusiaan.
7) Pelestarian Alam
➢ Menjaga lingkungan dan alam semesta sebagai amanah dari Allah.
➢ Berperan aktif dalam pelestarian alam dan sumber daya alam.
8) Berdialog dan Berkomunikasi
➢ Membangun dialog antarumat beragama dan berkomunikasi dengan baik dalam masyarakat.
➢ Membangun pemahaman yang baik antara umat Islam dan non-Muslim.
9) Keselarasan dengan Hukum
➢ Menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan negara, selama tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip Islam.
➢ Berpartisipasi dalam proses demokrasi dan pembangunan masyarakat.
10) Doa dan Ibadah
➢ Melaksanakan ibadah secara teratur dan konsisten, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji.
➢ Selalu berdoa dan memohon petunjuk Allah dalam menjalani peran sebagai khalifah.
5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

1) Keadilan: Islam menekankan pentingnya keadilan dalam semua aspek kehidupan. Keadilan
harus ditegakkan dalam sistem hukum, distribusi sumber daya, perlakuan terhadap individu,
dan hubungan sosial. Dengan adanya keadilan, masyarakat dapat hidup dalam harmoni dan
keseimbangan.
2) Kesejahteraan: Islam mendorong kesejahteraan bagi semua anggota masyarakat. Ini
mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air, tempat tinggal, pendidikan,
dan perawatan kesehatan. Islam juga mendorong pemberdayaan ekonomi dan penghapusan
kemiskinan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera secara ekonomi.
3) Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara anggota masyarakat. Ini
melibatkan saling membantu, berbagi sumber daya, dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama. Dengan kerjasama yang baik, masyarakat dapat membangun hubungan
yang harmonis dan saling mendukung.
4) Pendidikan: Islam menghargai pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Pendidikan harus
diakses oleh semua anggota masyarakat, baik pria maupun wanita. Dengan pendidikan yang
baik, masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan potensi mereka, dan
berkontribusi secara positif dalam pembangunan masyarakat.
5) Etika: Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat yang beradab harus didasarkan pada prinsip-prinsip etika yang baik, seperti
kejujuran, integritas, kesopanan, dan saling menghormati. Etika yang baik membentuk dasar
yang kuat untuk hubungan sosial yang sehat dan harmonis.
6) Kepemimpinan yang Adil: Islam mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang adil dan
bertanggung jawab. Pemimpin harus memperhatikan kepentingan masyarakat, mengambil
keputusan yang bijaksana, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kepemimpinan
yang adil dapat menciptakan lingkungan yang stabil dan memberikan kepercayaan kepada
Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai