379
Page1|5
2. Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia:
a. Surah Al-Mu'minun (23:12-14):
س ٰللَة ِم ْن ِطيْن ُ سانَ ِم ْن َ اْل ْنِ ْ ۚ َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا
طفَة فِ ْي قَ َرار َّم ِكيْن ْ ُۖ ث ُ َّم َجعَ ْل ٰنهُ ن
س ْونَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ما
َ ضغَةَ ِع ٰظما فَ َك ْ ضغَة فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم ْ علَقَة فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم ْ ُّث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن
َ َطفَة
َس ُن ْالخَا ِل ِقيْن
َ ّْللاُ اَح
ٰ ار َك َ َث ُ َّم ا َ ْنشَأ ْ ٰنهُ خ َْلقا ٰاخ ََر فَتَب
Artinya:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik."
Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian menjadi
sperma yang disimpan di dalam rahim. Sperma kemudian berkembang menjadi
gumpalan, sepotong daging, tulang, dan akhirnya menjadi makhluk manusia.
b. Surah Al-Hajj (22:5):
ث فَاِّنا َخلَق ٰن ُكم ِّمن ت ُ َراب ثُم ِّ اس اِّن ُكنتُم فِّي َريب ِّمنَ ال َبع ُ ٰ ٰٓياَيُّ َها الن
ِّمن نُّطفَة ثُم ِّمن َعلَقَة ثُم ِّمن ُّمضغَة ُّمخَلقَة وغَي ِّر ُمخَلقَة
ٰٓ
س ًّمى ث ُم َ ِّلنُبَيِّنَ لَ ُكم َونُ ِّق ُّر فِّى اْلَر َح ِّام َما نَش َۤا ُء ا ِّٰلى ا َ َجل ُّم
شد ُكم َو ِّمن ُكم من يُّت َ َوفّٰى َو ِّمن ُكم من ُ َ نُخ ِّر ُج ُكم ِّطف ًل ثُم ِّلتَبلُغُ ٰٓوا ا
ٰٓ
ض َ ي َُّر ُّد ا ِّٰلى اَر َذ ِّل العُ ُم ِّر ِّل َكي َل َيعلَ َم ِّمن َبع ِّد ِّعلم شَيـًٔا َوت َ َرى اْلَر
َام َدة ً فَ ِّا َذآٰ اَنزَ لنَا َعلَي َها ال َم ۤا َء اهتَزت َو َربَت َواَنبَتَت ِّمن ُك ِّل ِّ ه
5 ه يج ِّ َزَ وج ب
Artinya: "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kematian), maka sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes air mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna bentuknya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu. Dan Kami simpan dalam rahim apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang
telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian agar kamu
sampai kepada kematangan (pikiran). Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
di antara kamu ada yang dibawa kembali kepada umur yang paling rendah, sehingga
dia tidak mengetahui lagi sesuatu apa pun setelah ilmu pengetahuannya. Dan kamu
lihat bumi yang kering, apabila Kami turunkan air di atasnya, ia bergoncang, dan
tumbuhlah dan menjadi berbagai macam tumbuhan yang indah."
Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia pada mulanya diciptakan dari debu dan
air mani. Manusia kemudian dilahirkan melalui tahapan perkembangan yang
digambarkan sebagai segumpal darah dan segumpal daging yang terbentuk
sempurna, dan tumbuh hingga dewasa.
Page2|5
Berdasarkan ayat-ayat di atas, tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur'an dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Manusia diciptakan dari tanah.
2. Tanah tersebut menjadi air mani yang disimpan dalam rahim.
3. Air mani berkembang menjadi segumpal darah.
4. Segumpal darah tersebut berkembang menjadi segumpal daging.
5. Segumpal daging tersebut berkembang menjadi tulang belulang yang dilapisi dengan daging.
6. Manusia akhirnya menjadi makhluk yang berbentuk manusia.
7. Manusia lahir sebagai bayi dan tumbuh menjadi dewasa.
Tahapan ini menggambarkan proses penciptaan manusia yang berlangsung secara bertahap dan
kompleks. Hal ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta yang Maha Suci.
Page3|5
penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, dan mendukung inisiatif
lingkungan.
e. Berpartisipasi dalam Komunitas: Manusia dapat berpartisipasi dalam komunitas yang
peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Ini dapat dilakukan dengan bergabung
dengan kelompok lingkungan, mengikuti kampanye lingkungan, atau berkontribusi
pada proyek-proyek yang berfokus pada pelestarian alam.
f. Mengedukasi Orang Lain: Salah satu langkah penting dalam merealisasikan peran
sebagai khalifah adalah dengan mengedukasi orang lain tentang pentingnya menjaga
lingkungan dan keberlanjutan. Manusia dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman
mereka dengan orang lain melalui diskusi, presentasi, atau media sosial.
g. Mendukung Kebijakan Lingkungan: Manusia dapat mendukung kebijakan
lingkungan yang bertujuan untuk melindungi alam dan menjaga keberlanjutan. Ini
dapat dilakukan dengan mendukung organisasi lingkungan, menandatangani petisi,
atau berpartisipasi dalam kampanye advokasi.
h. Menjadi Contoh Teladan: Manusia dapat menjadi contoh teladan dalam menjalankan
peran sebagai khalifah. Dengan mengadopsi gaya hidup yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan, manusia dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, manusia dapat merealisasikan peran sebagai
khalifah dan berkontribusi pada pelestarian alam dan keberlanjutan.
5. Dalam Islam, terdapat beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menegakkan masyarakat
yang beradab dan sejahtera. Berikut adalah beberapa prinsip tersebut:
a. Keadilan: Keadilan merupakan prinsip utama dalam Islam. Masyarakat yang beradab
dan sejahtera harus didasarkan pada prinsip keadilan yang merata bagi semua
individu tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau status sosial. Keadilan ini
mencakup aspek hukum, ekonomi, dan sosial.
b. Keseimbangan: Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam
kehidupan. Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus mencapai keseimbangan
antara kebutuhan materi dan spiritual, antara hak individu dan tanggung jawab sosial,
serta antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
c. Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara individu dalam
masyarakat. Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus didasarkan pada prinsip
saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini
mencakup berbagi sumber daya, saling mendukung dalam kebaikan, dan mengatasi
perbedaan dengan dialog dan musyawarah.
d. Keteladanan: Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus memiliki pemimpin dan
tokoh yang menjadi teladan dalam berperilaku dan berbuat baik. Pemimpin yang adil,
jujur, dan bertanggung jawab akan mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti
jejaknya dalam menciptakan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
e. Pendidikan: Pendidikan memiliki peran penting dalam menegakkan masyarakat yang
beradab dan sejahtera. Islam mendorong pendidikan yang holistik, yang mencakup
pendidikan agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis. Pendidikan yang
baik akan membantu individu untuk berkembang secara pribadi dan berkontribusi
secara positif dalam masyarakat.
f. Kepedulian Sosial: Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus memiliki rasa
peduli dan empati terhadap sesama. Islam mengajarkan pentingnya membantu orang
yang membutuhkan, memberikan sedekah, dan berbagi rezeki dengan yang lain.
Kepedulian sosial ini mencakup perhatian terhadap kaum miskin, yatim piatu, dan
orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Page4|5