Anda di halaman 1dari 17

HAKEKAT MANUSIA

DALAM ISLAM
Mata Kuliah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya
2021
A. Pengertian Manusia
 Quraish Shihab mengutip dari Alexis carrel dalam
“Man The Unknown” bahwa banyak kesukaran
yang dihadapi untuk mengetahui hakekat manusia
karena keterbatasan-keterbatasan manusia sendiri.
 Dalam Al-Qur’an kata Manusia di ungkapkan dalam
tiga lafadz:
1. Basyar
2. Insan
3. An-Nas
1. BASYAR
Kata Basyar disebut dalam Al-Qur’an 27 kali, kata Basyar
menunjukkan pada pengertian manusia sebagai makhluk
biologis sebagaimana yang dijelaskan di dalam Alquran
surat Ali Imron ayat 47

َ ‫َقا َل ْت َر ِّب أَ َّن ٰى َي ُكونُ لِي َولَ ٌد َو َل ْم َي ْم‬


َ ‫س ْسنِي َب‬
ۖ ‫ش ٌر‬
Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku
mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh
seorang laki-lakipun".
Tegasnya memberi pengertian kepada sifat biologis
manusia seperti makan, minum, hubungan seksual dan
lain-lain.
2. INSAN
Kata Insan dituturkan sampai 65 kali dalam Al-Qur’an
yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori:
Pertama Insan dihubungkan dengan khalifah sebagai
penanggung amanah
Kedua Insan dihubungkan dengan predisposisi negatif
dalam diri manusia misalnya sifat keluh kesah dan
kikir
Ketiga Insan dihubungkan dengan proses
penciptaannya yang terdiri dari unsur materi dan
nonmateri, semua konteks al-insan ini menunjuk pada
sifat-sifat manusia psychologist dan spiritual.
3. AN-NAS
Kata An-Nas disebut sebanyak 240 kali dalam Al-
Qur’an mengacu kepada manusia sebagai
makhluk sosial dengan karakteristik tertentu,
misalnya mereka mengaku beriman padahal
sebenarnya tidak. Sebagaimana yang terdapat
dalam QS. Al-Baqarah; 8
َ‫اس َمنْ َيقُول ُ آ َم َّنا ِباهَّلل ِ َو ِبا ْل َي ْو ِم اآْل خ ِِر َو َما ُه ْم ِب ُم ْؤ ِم ِنين‬
ِ ‫َو ِمنَ ال َّن‬
Artinya, “Sebagian orang ada yang mengatakan,
‘Kami beriman kepada Allah dan kepada hari
akhir.’ Padahal mereka tidak beriman.”
B. PENCIPTAAN DAN REPRODUKSI
MANUSIA
1. Penciptaan Adam
Adam sebagai manusia pertama atau prototif
manusia, tercipta dari anasir-anasir:
a. Turab dan Tiin (Tanah) Qs. Ar-Rum;20
b. Sulalatin Min Tiin (Sari patih yang tersaring dari
tanah)
c. Salsalin Kal Fakkhar (Tanah kering seperti tanah
tembikar yang terbakar)
d. Salsalin Min Hama’im Masnun (Tanah kering yang
berubah baunya)
e. Maa’ (Air)
f. Ruuh (Roh)
Proses Penciptaan Adam
Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang
berarti pula proses penciptaan Adam diawali oleh
pembentukan fisik dengan membuatnya langsung
dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan
ruh ke dalamnya sehingga ia hidup.
Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat
Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari
segenggam tanah yang diambil dari seluruh
bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti
itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang
mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.”
2. Penciptaan Hawa
Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-
pasangan. Begitupun dengan manusia, Adam yang
diciptakan hendak dipasangkan oleh Allah dengan lawan
jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu
Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS.
An-Nisa, ayat 1 berikut:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”
3. Penciptaan Keturunan Adam/ Reproduksi
Manusia
Proses kejadian anak turun Adam yang disebutkan dalam Al-
Qur’an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung
jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia
secara biologi dijelaskan dalam Surat Al- Mu’minuun : berikut
ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-
14).
C. POTENSI DASAR MANUSIA
1. Potensi Fitriyah
 Fitrah berasal dari kata (fi’il) fathara yang berarti
“menjadikan” secara etimologi  fitrah berarti
kejadian asli, agama, ciptaan, sifat semula jadi,
potensi dasar, dan kesucian.
 Dalam kamus B. Arab Mahmud Yunus, fitrah
diartikan sebagai agama, ciptaan, perangai,
kejadian asli.
 Dalam kamus Munjid kata fitrah diartikan sebagai
agama, sunnah, kejadian, tabi’at.Fitrah berarti
Tuhur yaitu kesucian.
 Menurut Ibn Al-Qayyim dan Ibn Katsir, karena fatir
artinya menciptakan, maka fitrah artinya keadaan
yang dihasilkan dari penciptaannya itu
2. Potensi Ruhiyah
Ialah potensi yang dilekatkan pada hati nurani
untuk membedakan dan memilih jalan yang hak
dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan jalan
menuju kedurhakaan
3. Potensi Aqliyah
Potensi Aqliyah terdiri dari panca indera dan akal
pikiran (sam’a, basar, fu’ad). Dengan potensi ini,
manusia dapat membuktikan dengan daya nalar
dan ilmiah tentang ‘kekuasaan’ Allah.
4. Potensi Jasmaniyyah
Ialah kemampuan tubuh manusia yang telah Allah
ciptakan dengan sempurna, baik rupa, kekuatan
dan kemampuan.
D. KELEMAHAN MANUSIA
 Manusia itu selalu membantah. (QS. Al Kahfi:54) ;
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi
bagi manusia dalam Al Qur’an ini bermacam-
macam perumpamaan. Dan manusia adalah
makhluk yang paling banyak membantah.
 Manusia bersifat lemah. (QS. An Nisa:28) ; Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu , dan
manusia dijadikan bersifat lemah.
 Manusia selalu zalim dan bodoh. (Al Ahzab:72)
 Manusia senang berbuat maksiat. (QS. Al
Qiyamah:5) ; Bahkan manusia itu hendak membuat
maksiat terus menerus.
E. KELEBIHAN MANUSIA
 Makluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk
yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling
sempurna.
 Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan
yang mungkin dikembangkan) beriman kepada
Allah.
 Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-
Nya dalam Al-Qur’an surat Az-Zariyat; 56 : Artinya :
“Tidakkah aku jadikan jin dan manusia, kecuali
untuk mengabdi kepada-Ku”
 Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah –
Nya di bumi.
Disamping akal manusia dilengkapi Allah
dengan perasaan dan kemauan atau
kehendak.
Secara individual manusia bertanggung jawab
atas segala perbuatannya.
Berakhlak. Berakhlak adalh ciri utama
manusia dibandingkan makhluk lain. Artinya
manusia adalah makhluk yang diberikan Allah
kemampuan untuk membedakan yang baik
dengan yang buruk.
F. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Tujuan penciptaan manusia ditegaskan oleh Allah dalam
surah Az-Zariyat ayat 56:
‫س ِااَّل لِ َي ْع ُبد ُْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخ َل ْق‬
َ ‫ت ا ْل ِجنَّ َوااْل ِ ْن‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepadaku.
Kata abdi berasal dari kata bahasa Arab yang artinya
memperhambakan diri.
Pengertian ibadah di sini tidak sesempit pengertian ibadah
yang dianut oleh masyarakat pada umumnya yakni kalimat
syahadat, salat, puasa, zakat dan haji, tetapi seluas
pengertian yang dikandung oleh kata tersebut, yaitu
menjadikan diri sebagai hamba atau budak Allah, berbuat
sesuai dengan kehendak dan kekuasaannya dan menjauhi
apa yang menjadi larangannya
G. FUNGSI DAN KEDUDUKAN MANUSIA
Manusia diberi kewenangan oleh Allah untuk menggunakan
akal pikirannya dalam kehidupan sebagai Khalifah Fil Ardhi
(Sebagai penguasa di bumi).
ٍ ‫ َب ْع‬c‫ َف ْو َق‬c‫ض ُك ْم‬
‫ض‬ ِ ‫ اأْل َ ْر‬c‫ِف‬
َ ‫ َب ْع‬c‫ َو َر َف َع‬c‫ض‬ َ ‫ َخاَل ئ‬c‫َوه َُو ا َّلذِى َج َع َل ُك ْم‬
‫ت لِ َي ْبل ُ َو ُك ْم فِي َما آ َتا ُك ْم‬
ٍ ‫ َجا‬c‫دَ َر‬
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-
penguasa di bumi, dan dia meninggikan sebagian kamu atas
sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikanNya kepadamu. (Al-An’am; 165)
Oleh sebab itu Allah menfasilitasi manusia dengan segala
apa yang ada di bumi. Sebagaimana firmanNya:
ِ ‫ه َُو الَّذِي َخلَ َق لَ ُك ْم َما فِى اأْل َ ْر‬
‫ض َج ِم ْي ًعا‬
Dialah Allah yang menjadikan segala apa yang ada di bumi
untuk kamu.
Untuk mempertahankan posisi manusia
tersebut Allah SWT. menjadikan alam ini lebih
rendah martabatnya daripada manusia, oleh
karena itu manusia diarahkan Tuhan agar tidak
tunduk kepada alam atau gejala alam (Qs. Al-
Dzariyat ayat 13) melainkan hanya tunduk
kepadanya saja sebagai hamba Allah (Qs. Al-
Dzariyat ayat 56).
Manusia harus melakukannya dengan kata lain
manusia harus membebaskan dirinya dari
mensakralkan atau menuhankan alam.

Anda mungkin juga menyukai