a. Latar Belakang Hakekat manusia dalam pandangan Islam adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT yang merupakan mahluk yang paling mulia, yang terdiri dari unsur badan dan ruh atau akah dan rohani masing-masing merupakan subtansi yang tidak dapat dipisahkan dalam menuju kesempurnaan hidup. Karena menusia memiliki potensi yang sangat berharga dan potensi itu tidak dapat dimiliki oelh mahluk yang lain; potensi fisik, biologis, intelektual, rohaniyah dan sosiologis sehingga manusia dengan potensinya dimaksud dapat melakukan dan mengelola alam semesta ini. a. Hakekat Penciptaan Manusia Sebagai Bani Adam : Keturunan atau cucu nabi adam
Artinya : “ Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam
supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", (QS. Yasin : 60 ) dikemukakan bahwa manusia mulamula (manusia pertama) diciptakan dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam yang satu rupa. Setelah sempurna Allah meniupkan ruh ke dalamnya, maka jadilah manusia, yang tidak lain adalah Adam. Manusia berikutnya (keturunan Adam) diciptakan oleh Allah dari sari pati dan air yang hina. Basyar : Mempunyai kulit yang berbeda dengan hewan
Artinya : dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. ( ar Rum : 20 ) Kata basyar pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah, kemudian lahir kata basyarah yang berarti kulit. Jadi, istilah basyar ini untuk menunjuk bahwa kulit manusia tampak jelas dan berbeda dari kulit hewan (Shihab, 1996:279). Insan : Mempunyai akal berdasarkan tinjauan secara intelektual, yakni makhluk terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan. Penyebutan kata insan di dalam Al- Qur`an tidak kurang dari 58 kali, di antaranya adalah : An nas : Kecenderungan berkelompok dengan sesama jenis.
Kecenderungan berkelompok tersebut menjadikan manusia berusaha mengenal
satu sama lain, lalu mereka hidup berdampingan, dan saling membantu dalam komunitasnya. Tidak hanya itu, mereka juga saling menjalin persaudaraan baik dalam bentuk persaudaraan senasab, ukhuwwah islamiyyah (persaudaraan antarsesama muslim), ukhuwwah wathaniyah (persaudaraan antar warga bangsa). B. Proses Penciptaan Manusia Nabi Adam sebagai manusia pertama dimuka bumi sehingga diangkat sebagai kholifah yang diberi kemampuan akal Proses Penciptaan manusia berasal dari saripati tanah yang akan menjadi ( nutfah ) sperma yang akan disimpan dalam tempat yang kokoh ( rahim ) yang akan mejadi ‘ alaqah ( embrio : 24-25 hari ) kemudian mudghah ( 26-27 hari ) selanjutnya idzam yang akan memasuki proses terakhir yaitu mudzghah ( 25-40 hari ) Artinya : dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. ( al Mukminun 12-14 ) C. Tujuan Manusia Sebagai Mahluk Tuhan Kedudukan dan Tugas Hidup Manusia Dalam pandangan Islam, manusia diberi dua kedudukan yang mulia oleh Allah, yaitu sebagai hamba Allah (‘abdullah) dan khalifah Allah. Sebagai hamba Allah, manusia bertugas beribadah serta tunduk dan patuh kepada-Nya. Keharusan beribadah, tunduk, patuh, serta menyembah Allah antara lain berdasarkan firman Allah SWT berikut: Sebagai Kholifah di muka bumi Manusia juga berkedudukan sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah yang merujuk pada tugasnya sebagai pemegang mandat Tuhan guna mewujudkan kemakmuran di bumi. Di dalam al-Qur`an kata khalifah disebutkan dua kali, yaitu :
“Ingatlahketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui (Q.S. Al Baqarah:30). Al-Shabuny (1976:I/48) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan khalifah dalam ayat tersebut adalah makhluk yang mewakili atau menggantikan Allah di dalam mengelola hukum-hukum Allah di bumi. Menurut Al-Jilany (2009:62) tugas kekhalifahan itu adalah memperbaiki akhlak dan hal- ihwal penghuni bumi. Makhluk tersebut sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat berikutnya adalah nabi Adam dan keturunannya. Mereka dicipta oleh Allah untuk menjadi pengganti makhluk yang mendiami bumi sebelumnya, yang dalam banyak kitab tafsir disebut banu al-jan (anak-cucu jin). C. Tugas Manusia Sebagai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan
Menjaga hubungan diri sendiri dengan menghiasi sifat baik.
Menjaga hubungan baik dengan orang lain sebagai mahluk sosial Menjaga kelangsungan hidup dan kelestarian lingkungan. D. Memahami Potensi Positif Dan Negatif Manusia Sebagai makhluk ciptaan Allah, manusia dibekali potensi yang dapat dimanfaatkannya dalam menjalani kehidupannya menuju ke arah positif atau negatif yang dicita-citakannya. Namun Allah telah memberi petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, dan ia juga diberi kebebasan untuk memilih di antara keduanya. Allah berfirman: Penjelasan al-Qur`an tentang potensi positif dan negatif yang ada pada diri manusia tidak berarti menunjukkan adanya perten-tangan satu dengan lainnya, akan tetapi untuk menunjukkan beberapa kelemahan manusia yang harus dihindari. Disamping itu untuk menunjukkan pula bahwa manusia memiliki potensi untuk menempati tempat tertinggi sehingga ia terpuji, atau berada ditempat yang rendah, sehingga ia tercela E. Potensi Positif Potensi positif, diantaranya: Manusia memiliki fitrah beragama tauhid, yakni bertuhan hanya kepada Allah (Q.S. al-Rum:30). Manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan yang sebaikbaiknya (Q.S. al-Tin:5). Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia (Q.S. al- Isra‟:70) Manusia adalah makhluk Allah yang terpintar (Q.S. al- Baqarah:31-33, al-Naml : 38-40) Manusia adalah makhluk Allah yang terpercaya untuk memegang amanat (Q.S. al-Ahzab:72) F. Potensi negatif, antara lain: Manusia adalah makhluk yang lemah (Q.S. al-Nisa‟:28) Manusia adalah makhluk yang suka keluh kesah (Q.S. al- Ma‟arij:19) Manusia adalah makhluk zalim dan ingkar ( Q.S. Ibrahim:34) Manusia adalah makhluk yang suka membantah (Q.S. al- Kahfi:54) Manusia adalah makhluk yang suka melewat batas (Q.S. al- Alaq:6-7) dan lain lain. Referensi Pendidikan Islam Transformatif. Membentuk Pribadi Berkarakter. Penulis Tim Dosen PAI Univ. Negeri Malang. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Drs. A. Toto Suryana Af. M.Pd. Dkk.