Anda di halaman 1dari 2

Manusia Dalam Perspektif Islam

Manusia pada hakikatnya sebagai mahluk ciptaan Allah SWT. Islam menjelaskan
bahwa Allah SWT menciptakan manusia berasal dari tanah, kemidian menjadi nutfah,alaqah
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi mahluk Allah SWT yang paling sempurna dan
memilki berbagai kemampuan daripada ciptan Beliau yang lain. Allah SWT sudah
menciptakan manusia ahsanu taqwim,yaitu sebaik-baik cipta dan menundukan alam beserta
isinya bagi manusia agar manusia dapat memelihara dan mengelola serta melestarikan
kelangsungan hidup di alam semesta.

Manusia adalah mahluk yang memilki banyak keunikan dari proses penciptannya,
pertumbuhan dan perkembangannya, keragamannya,peran dan tanggungjawabnya. Kehadiran
manusia ke bumi sesungguhnya adalah narasi besar dari kehendak Allah SWT yang tak
terbatas dan tak bisa ditebak. Betapa tidak, dalam kesadaran eksistensial manusia tiba-tiba
hadir ke dunia tanpa sebelumnya berkesempatan meminta hendak dilahirkan dari siapa, di
mana, dan kapan. Kehadiran manusia datang secara tiba-tiba, begitupun kepergiannya datang
secara tiba-tiba pula, tanpa mengetahui akan meninggal dunia bersama siapa, di mana, dan
kapan akan mengakhiri perjalanan hidupnya sebagai manusia.

Manusia adalah mahluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah SWT dari mahluk
ciptaanNya yang lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal
manusia yang mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, kemudian memilihnya.
Manusia mengemban tugas utama yaitu beribadah dan mengabdi kepad Allah SWT. Dalam
menjalankan ibadah ini dilakukan baik ibadah mahdoh maupun ghairuh mahdoh. Karena
setiap ibadah yang dilakukan oleh manusia baik ibadah yang berkaitan dengan Allah SWT
atau ibadah yang berkaitan sesama manusia dana lam,pastilah mengandung makna filsofi
yang mendalam dan mendasar untuk dipahami oleh manusia.

Manusia diberi akal dan hati,sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah,
berupa Al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah SWT
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian,
manusia akan tetap bermartabt mulia kalau mereka sebagai khalifah tetap hidup dengan
ajaran Allah SWT (Q.S Al-An’am : 165).

Dalam al-Qu’an Allah SWT. Menciptakan manusia dari saripati yang berasal dari
tanah:
Firman Allah:

Artinya : Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu,
Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya
kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. ( QS.
AlMukminun 12-16).

Dalam pandangan islam,manusia didefinisikan sebagai mahluk,mukalfaj,


mukram,mukhaiyar dan mujiat. Manusia adalah mahluk yang mempunyai nilai fitri dan sifat
insaniah,seperti dha’if atau lemah (an-Nissa:28),Jahula atau bodoh (al-Azhab : 72), faqir atau
ketergantungan atau memerlukan (Fathir:15), kafuuro’ atau sangat mengingkari nikmat’(al-
Isra:67), syukur (al-Insaan:3) serta fujur dan taqwa (asy-Syams:8). Selain hal ini manusia
diciptakan juga untik mengimplementasikan tugas yang mengandung banyak kemaslahatan
dalam kehidupannya. Manusia membawa amanah dari Allah yang mesti dimplementasikan
pada kehidupan nyata.
Sebagai mahluk yang memilki dua unsur yang utama jasad dan roh,menjadikan
manusia dikena dengan mahluk dua dimensi, dimensi pertama,jasmani/tubuh kasar, menjalani
perubahan pertumbuhan dan perkembangan secara biologis. Kemudian secara rohaniah
dimensi ini sulit untuk disdeskripsikan dan diverbalisasikan namun dapat dipahami dan
diterima keberadaannya.

Sumber :
https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-none.pdf
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/539

Anda mungkin juga menyukai