Anda di halaman 1dari 10

Manusia

dan
Kehidupan

Kelompok 1
Bilqis Chairunisa Azzahra
201910110311349
Pengertian Manusia dalam Islam
Menurut Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk menjadi
kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-kemampuan yang
disebut fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan
pendidikan, dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia dalam Al-Quran adalah makhluk
yang dilahirkan dalam keadaan suci pendidikanlah yang dapat mengubah dan menentukan
manusia menjadi manusia yang konkrit. Darinya kita dapat mengetahui, dan mengenal tentang
berbagai macam konsep yang berhubungan dengan kehidupan, baik yang fisik ataupun yang non
fisik. Satu dari sekian permasalahan yang dibahas dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan
kajian yang sering dinilai secara spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat
subyektif dan tidak disandarkan pada pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep
tentang manusia.
Konsep Manusia
Konsep manusia adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial kemanusiaan yang
menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya. Agar konsep manusia yang kita bangun
bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita mesti bertanya pada Dzat yang
mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui Al-Qur'an. Lewat Al-Qur'an Allah
memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya, kalau kita ingin tahu manusia lebih nyata,
benar dan sungguh-sungguh, maka Al-Qur'an memberikan gambaran tentang manusia sebagai
berikut :

a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif nun dan sin semacam insan, ins, atau annas

b. Menggunakan kata basyar.


Kata basyar berasal dari akar kata yang pada mulanya beraeti 'menampakkan sesuatu dengan baik
dart indah ". Dari akar kata yang sama lahir kata basyar yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar
karena memiliki kulit yang jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Proses kejadian
manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sebagaimana
dijelaskan dalam al-Ruum: 20 yang artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya (Allah)
menciptakan kamu dari tanah, kemudian ketika kamu menjadi basyar kamu bertebaran".

Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan nampak. Kata insan dalam al-
Qur'an digunakan untuk menunjukan Kepada manusia dengan segala totalitasnya, bisa Dan raga.
Manusia yang berbeda antara sesorang yang lain.
Asal Usul Manusia
Secara tegas dan gamblang Allah SWT melalui al-Qur'an al Karim menjelaskan penciptaan unsur
manusia pertama (Adam a.s) yang diciptakan Allah dari materi (tanah) dan non-materi (ruh Ilahi)
melalui proses. Akan tetapi tidak dijelaskan bagaimana proses itu belangsung. Demikian juga dengan
tahapan-tahapan reproduksi manusia pertama tersebut yang hanya lebih banyak menjelaskan tahapan
yang berkaitan dengan unsur tanahnya bukan unsur ruh Illahiyahnya. Melalui lsyarat penciptaan Adam
a. s. yang dikemukakan dalam ayat-ayat yang berbeda dan pengertian yang berbeda pula ditemukan
bahwa asal kejadian manusia tersebut sebagai berikut:
1. Bahwa Allah mendapatkan Adam dari tanah.
2. Pada ayat yang lain dijelaskan diciptakan dari tanah (thin) yang merupakan campuran tanah dengan
air.
3. Ayat yang lain mengemukakan bahwa tercipta dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan beeubah
melalui proses udara.
4. Diciptakan dari tanah yang melekat (tanah liat).
5. Diciptakan dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk
6. Diciptakan dari tanah kering seperti tembikar.
Kemudian Allah SWT meniupkan ruh-Nya kepada materi tersebut sehingga. terciptalah Adam
'Alaihissalam, sebagaimana Firman-Nya dalam surah Shaad 71-72, artinya: Artinya: "Ingatlah
ketika Rabbmu berfirman kepada Malaikat, Bahwa sesungguhnya aku akan menciptakan
manusia dari tanah.Maka apabila telah aku sempurnakan kejadian nya dan aku tiupkan pada
roh (ciptaan) ku maka hendaklah kamu bersujud kepada nya".

Pada ayat lain dijelaskan: "Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat,
sesungguhnya aku akan meciptakan sesorang dari tanah liat yang kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan apabila Allah telah meyempurnakan kejadiannyaserta
telah meniupkannya kepadanya roh (ciptaan) Ku maka tunduklah kalian kepadanya dengan
bersujud".(al-Hijr 28-29)
Ruh Manusia
Penjelasan tentang ruh dalam al-Qur'an al-karimpun dengan bebagai pengertian. Kata ruh yang dikaitkan
dengan manusia terdapat dalam kontek yang bermacam-macam. Ada yang hanya dianugrahkan Allah kepada
manusia pilihan-Nya seperti yang dijelaskan dalam surah al-Muk'min :15 "Dialah yang Maha Tinggi
derajatnya, yang mempunyai 'arasy yang mengutus jibril dengan membawa perintah-Nya kepada siapa yang di
kehendaki-Nya diantara hamba-hamba Nya supaya dia merperingatkan manusia tentang hari kiamat". Makna
ruh yang mengisyaratkan penciptaan Adam "Alaihissalam adalah : " Ruh ciptaan-Nya, yang menjadikan
manusia siap menerima sifat - sifat luhur dan loyal kepada kebenaran". (al-Bahi al-Khuli -1974).

Allah SWT mengingatkan bahwa ruh adalah urusan-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Meraka bertanya
kepadamu tentang ruh, katakanlah ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak: diberi ilmu kecuali sedikit". (al-
Israa '-85)
Perkembangan Kehidupan
Manusia
Allah SWT dalam surah al-Mu'minun 12-14 menjelaskan tentang perkembangan kejadian
manusia, artinya: "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah), lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dari segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk Iain. Maka Maha Sucilah Allah pencipta Yang
Paling Baik".
Potensi dasar manusia dalam pandangan Ibnu Taimiyah adalah potensi bawaan yang ada
dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir. Potensi dasar tersebut mengarah kepada
kebaikan atau hal-hal yang bersifat positif atas dasar naluri dan kecenderungan tauhid,
yaitu naluri kepatuhan dan mengabdi kepada Allah tanpa ada kemusyrikan. Akan tetapi,
dalam aktualisasi dan realisasinya dalam kehidupan nyata berkecenderungan
menyimpang dari tujuan penciptaan manusia. Lingkungan sosial, sebagaimana diwakili
oleh orang tua, yang menyebabkan anak menjadi orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Di
samping itu termasuk di dalamnya potensi 'Aql, potensi Ghadhab dan potensi Syahwat
Implikasi Potensi Dasar
Manusia
Implikasi adanya potensi dasar
manusia menurut pemikiran Ibnu
Taimiyah, maka sesungguhnya
dapat diarahkan pada pembentukan
filsafat pendidikan Islam yang
lebih humanistikteosentric yang
mana mengikuti aliran
konvergensi. Jadi kepribadian
individu merupakan hasil
konvergensi antara sifat dasar
sebagai sunnatullah, yakni fitrah,
dengan pengaruh alam sekitar
(lingkungan).
Sekian & Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai