Slide 1 (Problematika di Indonesia) Radikalisme dipandang berbahaya bagi keutuhan NKRI. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam, di mana Islam menjunjung tinggi prinsip-prinsip toleransi, perdamaian, dan menghormati keyakinan seseorang. Oleh karena itu, diperlukan upaya serius dari seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisir penyebaran paham tersebut, khususnya bagi generasi milenial. Di Indonesia, Islam dipandang sebagai agama yang selaras dengan tradisi dan budaya masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, toleransi, saling menghormati antar pemeluk agama sehingga nilai-nilai tersebut dapat meminimalisir bentrokan antar masyarakat yang diakibatkan oleh konflik ideologi agama.
Slide 2 (Aspek Ajaran Rasul)
Islam mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek dan tidak mengabaikan satu aspek untuk mengejar aspek lainnya. Hal ini juga sejalan dengan prinsip-prinsip yang diaktualisasikan oleh Rasulullah dalam kehidupan sehari-harinya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits: “Hai manusia, jauhilah sikap berlebihan dalam beragama karena sesungguhnya yang menghancurkan umat sebelum kalian adalah berlebihan dalam beragama.” (HR.Ibnu Majah) Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya orang-orang yang berlebihan dalam agama akan binasa.” (HR
Muslim)
Slide 3 (Pandangan Ahli)
Ibnu Qoyyim Al-Jauzy menyatakan pandangannya bahwasannya, pembentukan masyarakat islami memiliki tujuan dalam membangun hubungan yang kuat antara individu maupun bermasyarakat dengan melakukan sebuah ikatan yang tercipta atas kecintaan sebagai realisasi sabda Rasulullah yang berbunyi: “Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari). 2.2. Toleransi Inter dan Antar Umat Beragama dalam Islam Slide 1 (Toleransi Beragama) Toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain. Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain: 1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan 2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan 3. Kelemahlembutan karena kemudahan 4. Muka yang ceria karena kegembiraan 5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan 6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian 7. Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi 8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan.
Slide 2 (Kaidah Toleransi)
Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al- diinyang berarti tidak ada paksaan dalam agama. Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13: Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Slide 3 (Toleransi di Kehidupan Sehari-hari)
Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Allah SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita. Contoh toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu: 1. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama. 2. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan 2.3. Prinsip – Prinsip Dasar tentang Mewujudkan Kesejahteraan Social Slide 1 (Kesejahteraan Sosial dalam Islam) Kesejahteraan social dalam Islam pada intinya mencakup dua hal pokok yaitu kesejahteraan social yang bersifat jasmani dan rohani. Manifestasi dari kesejahteraan sosial dalam Islam adalah bahwa setiap individu dalam Islam harus memperoleh perlindungan yang mencakup lima hal: 1. Agama (al-dîn), merupakan kumpulan akidah, ibadah, ketentuan dan hukum yang telah disyari‘atkan Allah SWT untuk mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, hubungan antara sebagian manusia dengan sebagian yang lainnya. 2. Jiwa/tubuh (al-nafs), Islam mengatur eksistensi jiwa dengan menciptakan lembaga pernikahan untuk mendapatkan keturunan. Islam juga melindungi dan menjamin eksistensi jiwa berupa kewajiban memenuhi apa yang menjadikebutuhannya, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, qishash, diyat, dilarang melakukan hal yang bisa merusak dan membahayakan jiwa/tubuh. 3. Akal (al-‘aql), melindungi akal dengan larangan mengkonsumsi narkoba (khamr dan segala hal yang memabukkan) sekaligus memberikan sanksi bagi yang mengkonsumsinya. 4. Kehormatan (al-‘irdhu), berupa sanksi bagi pelaku zina dan orang yang menuduh zina. 5. Kekayaan (al-mâl), mengatur bagaimana memperoleh kekayaan dan mengusahakannya, seperti kewajiban mendapatkan rizki dan anjuran bermua‘amalat, berniaga.
Slide 2 (Perlindungan Jiwa)
Berkenaan dengan perlindungan jiwa, harta dan kehormatan manusia, Allah berfirman: َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اَل َيْسَخ ْر َقوٌم ِم ْن َقْو ٍم َع َس ى َأْن َيُك وُنوا َخْيًرا ِم ْنُهْم َو اَل ِنَس اٌء ِم ْن ِنَس اٍء َع َس ى َأْن َيُك َّن َخْي ًرا ِم ْنُهَّن َو اَل )11( َتْلِم ُز وا َأْنُفَس ُك ْم َو اَل َتَن اَبُز وا ِباَأْلْلَق اِب ِبْئَس ااِل ْس ُم اْلُفُس وُق َبْع َد اِإْل يَم اِن َو َم ْن َلْم َيُتْب َفُأوَلِئ َك ُهُم الَّظ اِلُم وَن Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok- olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok- olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (al-Hujurât: 11)
Slide 3 (Perwujudan Kesejahteraan Sosial dari Segi Ekonomi)
Adapun dalam hal ekonomi tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat. Dengan memiliki Prinsip-prinsip Islam sbb: · Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia. · Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. · Kekuatan penggerak utama ekonomi islam adalah kerja sama. · Ekonomi islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja. · Ekonomi islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. · Seorang muslin harus takut kepada Allah swt dan hari penentu diakhirat. · Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab) · Islam melarang riba dalam segala bentuk.
Diatas adalah prinsip-prinsip untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial yang universal dan menyeluruh menurut islam yaitu dengan menerapkan sistem syariah islam pada kehidupan sehari-hari,baik pada level pemerintah pusat maupun daerah.