Dalam praktek, ketegangan yang sering muncul timbul intern umat beragama, antar umat
beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan antara lain oleh:
1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi.
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan
memandang rendah agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam
kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat
beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan
yang besar yaitu:
1. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan masyarakat.
2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam Bahasa yang dimengerti oleh
rakyat.
3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-cara yang
dilakukan untuk suksesnya pembangunan.
4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragama untuk ikut serta dalam usaha
pembangunan.
Perbedaan agama tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk saling berinteraksi sosial
dan saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan kemanusiaan. Dari segi akidah, setiap
orang yang tidak mau menerima Islam sebagai agamanya disebut kafir atau non muslim. Kata
kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau menerima atau menaati aturan Allah yang
diwujudkan kepada manusia melalui ajaran Islam. Sikap kufur pertama kali ditunjukkan oleh
iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam AS.
Orang kafir yang menganggu, yang menyakiti, dan memusuhi orang Islam disebut kafir harbi,
dan orang kafir yang hidup rukun dengan orang Islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah
orang kafir yang memerangi orang Islam dan boleh diperangi oleh orang Islam. Kafir dzimmi
adalah orang kafir yang mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang Islam untuk
menjaga keselamatan atau keamanannya. Sebagai kompensasinya, wajib membayar jizyah, pajak
kepada pemerintah muslim.