Anda di halaman 1dari 4

BAB IX

KERUKUNAN HIDUP ANTAR UMAT BERAGAMA

A. Makna Agama Islam


Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian
tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk
menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada
khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya. Agama Islam diturunkan oleh Allah secara
berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya pada awal abad ke VII Masehi.
Ajaran Islam memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Inti ajarannya adalah Tauhidullah dan seluruh ajarannya mencerminkan ketauhidan Allah.
2. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya: a) ajaran Islam mengandung petunjuk yang
sesuai dengan sifat dasar manusia, baik dari aspek keyakinan, perasaan, maupun pemikiran, b)
sesuai dengan kebutuhan hidup manusia, c) memberikan manfaat tanpa menimbulkan
komplikasi, d) menempatkan manusia dalam posisi yang benar. (Q.S Al-Rum:30)
3. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran Islam berisi petunjuk-petunjuk pada seluruh
kehidupan manusia.
4. Kebenarannya mutlak, artinya kebenaran itu dapat dipahami karena ajaran Islam berasal dari
Allah Yang Maha Benar, dan dapat pula dipahami melalui bukti-bukti materiil, serta bukti
riilnya.
5. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
6. Berlaku secara universal, artinya ajaran Islam berlaku untuk seluruh umat manusia di dunia
sampai akhir masa.
7. Sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk menggunakan akal pikirannya.
8. Fleksibel dan ringan, artinya ajaran Islam memperhatikan dan menghargai kondisi masing-
masing individu dalam menjalankan aturannya dan tidak memaksakan kepada orang Islam
untuk melakukan suatu perbuatan di luar batas kemampuannya.
9. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya.

B. Kerahmatan Islam Bagi Seluruh Alam


Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian
manusia. Substansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut, dan fungsi itu baru akan
dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain apabila manusia
sebagai pengemban amanah Allah telah menaati ajaran tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat
Allah bagi semua alam itu dijelaskan oleh Allah dalam Q.S. Al-Anbiya:107
َ‫ك اِالَّ َرحْ َمةً لِ ْل َعا لَ ِم ْين‬
َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬
“Dan tidaklah Kami mengutuskamu, melainkanuntuk (menjadi) rahmatbagisemestaalam”.
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah sebagai berikut:
1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam diperlukan manusia, baik
sebagai substansi pengetahuan maupun sebagai sarana pengabdian seperti kemahaesaan Allah,
ajaran shalat dan lain-lain. Selain itu ajaran Islam memberikan kemudahan sehingga kerja akal
lebih efisien, seperti bersikap adil terhadap sesama manusia, memanfaatkan alam secara
proporsional dan lain-lain.
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan
oleh Allah secara bertanggung jawab. Allah hanya mengingatkan konsekuensi-konsekuensi
yang harus diterima manusia dengan pilihan hidupn yaitu. Kemudian penilaian dan balasan
Allah akan diberikan di hari akhirat nanti.
3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka
muslim maupun non-muslim. Di hadapan Allah, manusia itu sama, karena itu semua manusia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Yang membedakan manusia yang satu
dengan lainnya hanyalah ketakwaaannya.
4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Dalam QS. Al-Rum ayat 41,
Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini diakibatkan oleh perbuatan
manusia yang tidak terkontrol dan akibatnya akan menyengsarakan hidup manusia juga.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang
spesifik pula. Dalam masalah keyakinan Islam juga menghormati pilihan bebas manusia untuk
menentukan keyakinanannya sendiri. Karena itu, terhadap orang kafir selama mereka tidak
mengganggu, menyakiti atau memusuhi orang Islam, mereka juga tidak boleh dimusuhi.

C. Makna Ukhuwah Islamiyah


Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati dan empati antara dua
orang atau lebih. Ukhuwah atau persaudaraan berlaku sesama umat Islam yang disebut ukhuwah
Islamiyah, dan berlaku pula pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan
agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya yang disebut ukhuwah insaniyah. Agama
Islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar persaudaraan sesama muslim itu
dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 10-12 yang
artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orng yang
beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula para wanita
itu (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah beriman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
mereka itulah orang-orang yang dzalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian
kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”.
D. Makna Ukhuwah Insaniyah
Konsep persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah) dilandasi oleh ajaran bahwa
semua umat manusia adalah makhluk Allah. Allah juga memberikan kebebasan kepada setiap
manusia untuk memilih jalan hidup berdasarkan pertimbangan rasionya. Prinsip kebebasan itu
menghalangi pemaksaan suatu agama oleh otoritas manusia manapun, bahkan Rasulpun dilarang
melakukannya, sebagaimana firman Allah Surah Yunus ayat 99 yang artinya:
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-
orang yang beriman semuanya?”

Dalam praktek, ketegangan yang sering muncul timbul intern umat beragama, antar umat
beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah disebabkan antara lain oleh:
1. Sifat dari masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi.
2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan
memandang rendah agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam
kehidupan masyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat
beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Dalam pembinaan umat beragama, para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan
yang besar yaitu:
1. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan masyarakat.
2. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan kedalam Bahasa yang dimengerti oleh
rakyat.
3. Memberikan pendapat, saran dan kritik yang sehat terhadap ide-ide dan cara-cara yang
dilakukan untuk suksesnya pembangunan.
4. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragama untuk ikut serta dalam usaha
pembangunan.
Perbedaan agama tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk saling berinteraksi sosial
dan saling membantu, sepanjang masih dalam kawasan kemanusiaan. Dari segi akidah, setiap
orang yang tidak mau menerima Islam sebagai agamanya disebut kafir atau non muslim. Kata
kafir berarti orang yang menolak, yang tidak mau menerima atau menaati aturan Allah yang
diwujudkan kepada manusia melalui ajaran Islam. Sikap kufur pertama kali ditunjukkan oleh
iblis ketika diperintahkan untuk sujud kepada Adam AS.
Orang kafir yang menganggu, yang menyakiti, dan memusuhi orang Islam disebut kafir harbi,
dan orang kafir yang hidup rukun dengan orang Islam disebut kafir dzimmi. Kafir harbi adalah
orang kafir yang memerangi orang Islam dan boleh diperangi oleh orang Islam. Kafir dzimmi
adalah orang kafir yang mengikat perjanjian atau menjadi tanggungan orang Islam untuk
menjaga keselamatan atau keamanannya. Sebagai kompensasinya, wajib membayar jizyah, pajak
kepada pemerintah muslim.

Anda mungkin juga menyukai