Secara etimologis “islam” adalah derivasi dari kata “aslamayuslimu-islama”. Berasal dari kata
“salima”,yang berarti damai,selamat,dan sejahtera dan “aslama” yang berarti patuh,tunduk,dan
berserah diri. Dengan semikian islam berarti kedamainan dan keselamatan diri yang diperoleh
dengan cara berserah drir dan kepatuhan secara total (kaffah). Jika dimaknai sebagai agama,islam
adalah agama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada awal abad ke-7
selama 22 tahun lebih di semenanjung Arabia (610-632)
Kata Islam disebut dalam beberapa surat di Al-Qur’an dan beberapa makna yang terkandung
diantaranya :
Aslama
Aslama yang berarti berserah diri kepada Allah SWT dilakukan sebagai bentuk
ketaatan/kepatuhan kepada Allah,seperti firman Allah dalam QS.Ali Imran [3]83 selain itu
pengertian istaslama(penyerahan total),sepergti pada firman Allah QS.An=Nisa [4]:65
Sikap pasrah yang dimaksudkan disini bukan pasrah dalam artian tidak melakukan
ikhtiar atau berusaha untuk mencari karunia Allah atau tidak melakukan tanggung jawab
terhadap apa yang dibebankan kepadanya karena Allah sangat membencinya. Pasrah yang
dimaksudkan disini adalah sikap yang munculdari keimanan yang yang tertanam dalam hati
dan disertai usaha yang sungguh-sungguh untuk patuh,rela dan tidak menolak perintah
Allah.
Silm
Hal ini bermakna bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian dan
kasih sayang pada manusia tanpa membedakan status dan ras
Hal ini bermakna jika Islam adalah agama yang berfungsi sebagai petunjuk selamat
dan sejahtera di dunia dan akherat.
Disamping itu Islam tidak terbatas hanya pada agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammamad SAW melainkan agama-agama yang terdahulu yang dibawa oleh Nabi dan Rasul.
Dengan demikian,secara normatif-termilogis dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki dua
pengertian,yaitu :
1. Islam adalah agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW
2. Islam adalah agama yang diajarkan oleh semua Nabi dan Rasul utusan Allah SWT
yang masih murni diajarkan oleh Nabi dan Rasul
Agama Islam dibangun atas 5 dasar yang disebut dengan rukun Islam
Secara garis besar , ruang lingkup ajaran Islam meliputi empat aspek :
a. Aqidah
Aqidah secara etimologis berasal dari kata “aqada-ya’qidu-aqidatan” yang
bermakna keyakinan. Secara terminologis aqidah artinya perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak
bercampur keraguan sedikitpun.
Aqidah merupakan dasar dibangunnya ajaran Islam. Tanpa aqidah yang kokoh tidak
mungkin ajaran islam dapat ditegakkan baik dalam individu maupun masyarakat. Dalam
aqidah juga terkandung ajaran tauhid yang mengajarkan kita untuk mengesakan Allah, dan
melarang kita untuk menyembah berhala atau apapun selain Allah.
Inti dari aqidah islam adalah Laa ilaha Illallah wa Muhammadun Rasulullah (Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). Dengan demikian aqidah Islam
meyakini bahwa manusia hidup di dunia ini adalah untuk menjalankan perintah Allah dan
setelah mati manusia akan mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya di
hadapan Allah.
b. Ibadah
Kata ibadah berasal dari kata “‘abida-ya’budu” yang berarti menyembah, taat,
menurut, mengikuti, menghambakan diri dan tunduk. Pada dasarnya, Allah menciptakan
manusia adalah untuk mengabdi kepada-Nya :
Artinya: “dan Aku tidak menciptakan Jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (QS. Al-dzariyat [51] : 56).
Secara garis besar ibadah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian : ibadah
mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang tata cara
pelaksanaan dan bacaannya sudah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, seorang muslim
dilarang untuk menambah atau menguranginya. Jika dia menambah atau mengurangi atau
melakukan perubahan-perubahan, maka dia telah melakukan bid’ah. Ibadah ini sering juga
disebut ibadah khusus, seperti : shalat, puasa, zakat, haji, wudhu dsb.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tata caranya tidak
ditentukan secara khusus oleh agama. Ibadah ini sering juga disebut dengan ibadah umum,
seperti : mencari rizqi, menuntut ilmu dsb. Seorang muslim dibolehkan melaksanakan ibadah
ghairu mahdhah dengan caranya sendiri, asal tidak bertentagan dengan ajaran islam.
c. Syari’ah
Kata syari’ah secara bahasa adalah tempat mengalirnya air. Kata syari’ah yang
digunakan oleh Al-qur’an berarti jalan yang jelas yang telah ditentukan Tuhan untuk umat
manusia.
d. Akhlaq
Dalam pengertian etimologis kata akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata
khuluq mengandung arti budi pekerti atau kelakuan. Imam Al-Ghazali mengartikan akhlaq
sebagai suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dari jiwa tersebut, timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan pikiran.
Seseorang disebut berakhlaq mulia jika ia secara spontan dan tanpa banyak
pertimbangan memberikan pertolongan kepada yang hampir jatuh misalnya. Dan seseorang
disebut berakhlak tercela jika ia secara spontan dan tanpa banyak pertimbangan pikiran
melontarkan kata-kata kasar dan keji kepada seseorang yang menyentuhnya.
Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Aqidah harus diwujudkan dengan melaksanakan syari’ah, termasuk ibadah dan bertindak
sesuai akhlaq islam. Syari’ah juga harus dilandasi oleh aqidah dan dilaksanakan sesuai akhlaq
islam.
Sumber ajaran Islam
1. Alqur’an
Alqur’an adalah sumber utama ajaran islam. Alqur’an adalah kalam Allah yang
diturunkan kepda Nabi Muhammad sebagai pegangan dan pedoman bagi umat manusia.
Alqur’an memiliki beberapa fungsi, diataranya :
a. Sebagai pelajaran dan pemberi penerangan (QS. Yasin [36] : 69)
b. Sebagai pembenar kitab-kitab terdahulu (QS. Fathir [35] : 31)
c. Sebagai pembimbing manusia ke jalan yang lurus (QS. Al Kahfi [18] : 1-2)
d. Sebagai pedoman, petunjuk dan rahmat bagi umat manusia yang meyakininya (QS.
Al Jatsiyah [45] : 20)
e. Sebagai bukti kebenaran risalah yang dibaa oleh Nabi Muhammad.
2. Hadist
Hadist adalah perkataan, perbuatan dan taqrir Nabi Muhammad. Hadist sebagai
sumber hukum menemati posisi kedua setelah Al Qur’an (QS. Al Hasyr : 7 & QS. An Nisa’
: 80). Nabi muhammad bersabda: ”Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua perkara
yang tidak akan tersesat kamu selama berpeang teguh kepda keduanya, yaitu kitab
Allah dan sunnah nabi-Nya”. (HR. Ibnu Abdil Barr).
Sebagai dasar sumber hukum kedua dalam ajaran dan hukum islam, hadist memiliki
beberapa fungsi, di antaranya:
a. Mempertegas hukum dalam Al Qur’an.
b. Memperjelas dan memperinci hal yang diterangkan secara global oleh Al Qur’an.
c. Menetapkan hukum yang belum ada di Al Qur’an.
Ijtihad tidak berlaku pada : Hukum islam yang telah ditegaskan alqur’an atau sunnah
yang statusnya qath’iy (ahkamun manshushah) dan hukum islam yang bersifat
ta’abbudylghairu ma’qulil ma’na (kausalitas/’illat-nya tidak dapat dicerna dan diketahui
oleh mujtahid).
Di samping ijtihad tidak berlaku atau tidak mungkin dilakukan pada dua macam
hukum islam di atas, demikian juga ijtihad akan gugur dengan sendirinya bila hasil
ijtihad itu berlawanan dengan nash, seperti kaidah “tidak ada ijtihad dalam melawan
nash.”
Seorang mujtahid akan mendapatkan reward berupa pahala dari Allah swt,
meskipun hasilnya salah-tanpa ada faktor kesengajaan-.
Oleh:
Kelompok 2: