Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 5

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam


Anggot Sulastri Handayani
a: Kisman
 Fitrianisa Wulandari
 Mayang Ayu Puspasari
 Rizky Dayu Saputra
 Jessica Indriani Hendrik
 Niken Ayu Sarwiasih
 Muhammad Rafli

Aprianto
A. Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerangka memiliki beberapa arti, di
antaranya adalah garis besar dan rancangan. Kerangka dasar berarti garis besar atau
rancangan yang sifatnya mendasar. Dengan demikian, kerangka dasar ajaran Islam
maksudnya adalah garis besar atau rancangan ajaran Islam yang sifatnya mendasar,
atau yang mendasari semua nilai dan konsep yang ada dalam ajaran Islam.

Sumber dasar agama dan ajaran agama islam, ialah Al-Qur,an dan Al-Hadits.
Rakyu atau akal pikiran merupakan sumber ajaran islam ketiga.

Kerangka dasar ajaran Islam meliputi tiga konsep kajian pokok, yaitu aqidah,
syariah, dan akhlak. Jika dikembalikan pada konsep dasarnya, tiga kerangka dasar
Islam di atas berasal dari tiga konsep dasar Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan.
B. Agama Islam dan Ajaran Ilmu-Ilmu Keislaman

1. AKIDAH
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan,dan keyakinan. Dengan
demikian, aqidah merupakan asas tempat mendirikan seluruh bangunan (ajaran) Islam
dan menjadi sangkutan semua hal dalam islam. Aqidah juga merupakan sistem
keyakinan islam yang mendasari seluruh aktivitas umat Islam dalam kehidupannya.

Aqidah atau sistem keyakinan islam dibangun atas dasar 6 keyakinan atau biasa
disebut rukun iman.

Menurut istilah iman berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan


lidah, dan melakukan dengan anggota badan. Dengan demikian, iman tidak hanya
terkait dengan pembenaran hati atau sekedar meyakini adanya Allah SWT saja.
Iman kepada Allah berarti meyakini bahwa Allah itu ada; membuktikannya
dengan ikrar syahadat atau mengucapkan kalimat-kalimat dzikir kepada Allah,
mengamalkan semua perintah Allah, dan menjauhi semua larangan-Nya.
Dapat dipahami bahwa iman tidak hanya tertumpu pada ucapan lidah semata.
Kalau iman hanya didasarkan pada ucapan lidah semata, berarti iman yang
setengah-setengah atau imannya orang yang munafiq .

Seperti yang ditegaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 8-9 :

Artinya: Di antara manusia ada yang mengatakan “Kami beriman


kepada Allah dan hari kematian” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-
orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak sadar.
Inti pembahasan aqidah ialah mengenai rukun iman yang enam, yakni iman kepada
Allah, iman kepada rasul, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada hari Akhir
dan iman kepada qada dan qadar.

Dalam Muhammd Alim, Abu A’la al-Mahmudi menyebutkan aqidah tauhid


berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim yakni sebagai berikut
1. Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
3. Membentuk manusia menjadi jujur dan adil.
4. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan
dan situasi.
5. Membentuk pendirian teguh, kesabaran, ketabahan dan optimisme.
6. Menanamkan sifat kesatria, semangat dan berani, tidak gentar
7. menghadapi resiko, bahkan tidak takut mati.
8. Menciptakan sikap hidup damai dan ridha.
9. Membentuk manusia menjadi patuh, disiplin dan taat dalam menjalankan peraturan
Allah.
2. SYARI’AH
Secara redaksional pengertian syari’ah adalah “the part of the water place” yang berarti
tempat berjalannya air, atau secara maknawi merupakan sebuah jalan hidup yang telah
ditentukan oleh Allah Swt, sebagai panduan untuk menjalankan kehidupan di dunia menuju
kehidupan akhirat. Adapun secara terminologis syariah berarti semua peraturan agama yang
ditetapkan oleh Allah untuk kaum Muslim baik yang ditetapkan dengan Al-Qur’an maupun
Sunnah Rasul.

Kajian syariah tertumpu pada masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum.
Aturan atau hukum ini mengatur manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya (hablun
minallah) dan dalam berhubungan dengan sesamanya (hablun minannas). Kedua hubungan
manusia inilah yang merupakan ruang lingkup dari syariah Islam. Hubungan pertama disebut
ibadah dan hubungan yang kedua disebut muamalah.
Dengan demikian, kajian syariah lebih tertumpu pada pengalaman konsep dasar
Islam yang termuat dalam akiah.

Pengamalan inilah yang dalam al-Quran disebut dengan al-a’mal al-shalihah


(amal-amal shalih). Untuk lebih memperdalam kajian syariah ini para ulama
mengembangkan suatu ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu fikih atau fikih
Islam. Ilmu fikih ini mengkaji konsep-konsep syariah yang termuat dalam al-Quran
dan Sunnah dengan melalui ijtihad.

Dengan ijtihad inilah syariah dikembangkan lebih rinci


dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat
manusia. Sebagaimana dalam kajian aqidah, kajian ilmu fikih ini juga menimbulkan
berbagai perbedaan yang kemudian dikenal dengan mazhab-mazhab fikih.
Menurut Taufik Abdullah, syari'ah mengandung nilai-nilai baik dari aspek muamalah maupun
ibadah, diantaranya adalah :
1. Kedisiplinan, dalam beraktifitas untuk beribadah. Hal ini dilihat dari perintah shalat dengan
waktu-waktu yang telah ditentukan.
2. Sosial dan kemanusiaan
3. Keadilan, Islam menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Bisa dilihat dalam waris, jual beli, haad
(hukuman), maupun pahala dan dosa
4. Persatuan, terlihat pada shalat berjama’ah, anjuran pengambilan keputusan dan musyawarah,
serta anjuran untuk saling mengenal
5. Tanggung jawab, dengan adanya aturan-aturan kewajiban manusia sebagai hamba adalah
melatih manusia agar bertanggung jawab atas segala hal yang telah dilakukan.

Sedangkan, secara garis


besar dalam islam di
dalamnya terkandung
aspek

Ibadah Muamalah Munakahat Siasah Jinayat


3. AKHLAK
Salah satu tujuan dari Islam ialah penyempurnaan kemuliaan Akhlak. Pengertian akhlak
menurut Bahasa, berasal dari Bahasa Arab yang berarti tingkah laku, tabiat atau perangai. Secara
istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melekat dan biasanya akan tercermin dari
perilaku orang tersebut.

Akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa
bernilai baik (mulia) atau sebaliknya, bernilai buruk (tercela). Yang dinilai disini adalah tingkah
laku manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah SWT), yakni dalam melakukan ibadah.
Akhlak merupakan konsep kajian terhadap ihsan. Menurut aqidah islam, Ihsan
adalah berbuat kebaikan dengan niat ibadah kepada Allah SWT semata.

Ihsan juga merupakan suatu pendidikan atau latihan untuk mencapai


kesempurnaan Islam dalam arti sepenuhnya (kaffah). Sehingga ihsan merupakan
Puncak tertinggi keislaman seseorang.
o Orang yang mencapai predikat ihsan ini disebut muhsin. Dalam
kehidupan sehari-hari ihsan tercermin dalam bentuk akhlak yang mulia
(al-akhlak al-karimah). Inilah yang menjadi misi utama di utusnya Nabi
SAW ke dunia, seperti yang ditegaskan dalam hadisnya:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak”. H.R Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu.

oAkhlak dapat dikatakan akhlak yang Islami yakni akhlak yang


bersumber pada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhlak islami ini
merupakan amal perbuatan yang sifatnya terbuka sehungga dapat
menjadi indikator seseorang apakah orang itu baik atau buruk.

Terdapat 3 Nilai Akhlak


• Nilai akhlak kepada Allah
• Nilai akhlak pada manusia
• Nilai akhlak pada lingkungan
o C. HUBUNGAN ANTARA AKIDAH, SYARI’AH, DAN AKHLAK

Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapt dipisah-pisahkan. Aqidah sebagai konsep atau
sistem keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar iman, menggambarkan sumber
dan hakikat keberadaan agama. Syari’ah sebagai konsep atau sistem hukum berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai
etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh agama.

Oleh karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang
muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon,
akarnya adalah aqidah, sementara batang, dahan, dan daunnya adalah syari’ah, lalu
buahnya adalah akhlak.
D. Tasawuf, Filsafat, Politik, dan
Pembaharuan
1. Tasawuf
Tasawuf berasal dari bahasa Arab, yaitu tasawwafa atau yatashowwaru yang berarti
berbulu banyak, atau menjadi ciri-ciri dari seorang sufi (muttasawif). Biasanya orang sufi
memiliki ciri khas pakaian yang terbuat dari wol atau bulu domba.
Tasawuf memiliki definisi yang beragam, namun memiliki arti satu yang satu yaitu
upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan (Allah SWT) serta menjauhi hal-hal yang
bersifat duniawi.

Terdapat beberapa prinsip yang dapat dilakukan dalam ber-tasawuf. Menurut ahli
sufi, Prof. Angha dalam Hidden Angels Of Life, terdapat beberapa prinsip tasawuf yang
bisa dilakukan. Prinsip-Prinsip
Tasawuf

Shumt Khalwat
Sahr
Zikir (menikmati (bersunyi
(bangkit)
keheningan) sendiri)

Fikr Ju’i (merasa Shawm Khidmat


(meditasi) lapar) (puasa) (melayani)
2. Filsafat
Filsafat, berasal dari bahasa Arab yang berarti falsafah yang diturunkan dari
bahasa Yunani “philosophy” yang berarti cinta kepada pengetahuan atau cinta
kepada kebenaran. Filsafat adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan
radikal tentang suatu objek. objek pemikiran kefilsafatan adalah segala sesuatu
yang ada, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Filsafat islam adalah pemikiran
rasinal, kritis, sistematis, dan radikal tentang aspek-aspek agama ajaran islam

Al-Qur’an sejak semula telah memerintahkan manusia untuk menggunakan


akalnya. Akal adalah potensi luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada
manusia, karena dengan akalnya manusia memperoleh pengetahuan tentang
berbagai hal, dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana
yang baik dan mana yang buruk, mengetahui rahasia hidup dan kehidupan. Oleh
karena itu agama dan ajaran Islam memberikan tempat yang tertinggi kepada
akal, karena akal dapat digunakan untuk memahami agama dan ajaran Islam
sebaik-baiknya.
3. Politik

didalam islam kekuasaan politik saling berkaitan dengan Al- hukum. Perkataan Al- hukum dan
kata-kata yang terbentuk dari kata-kata tersebut dipergunakan 210 kali dalam Al-Qur’an. Dalam
Bahasa Indonesia, pengertian Al-hukum yang telah dialihbahasakan menjadi hukum intinya adalah
peraturan, undang-undang, patokan atau kaidah dan keputusan atau vonis (pengadilan). Sedangkan
dalam bahasa Arab, dapat dipergunakan dalam arti perbuatan atau sifat jadi sebagai perbuatan
hukum bemakna membuat atau menjalankan keputusan, dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat,
arti perbuatan dalam hubungan ini adalah kebijaksanaan.

Disini jelas terlihat hubungan alhukum dengan konsep atau unsur


politik. Wujud kekeuasaan politik menurut agama dan ajaran islam adalah
sebuah system politik yang diselenggarakan menurut hukum allah yang
terkandung dalam al-qur’an.
4. Pembaharuan
Pembaharuan, dalam islam adalah upaya atau aktivitas, baik
pemikiran maupun gerakan untuk mengubah pemahaman atau
keadaan kehidupan umat islam dari keadaan atau kehidupan baru
yang hendak diwujudkan. Disis diperbaharui bukanlah agama yang
merupakan ajaran dasar islam, tetapi pemahaman tentang agama
yang merupakan ajaran fundamental islam itu.

Disamping tajwid tentang pemahaman agama, pembaharuan


juga dilakukan terhadap kehidupan dan penghidupan umat islam.
Dapat dilihat pada firman allah bahwasannya pembaharuan menuju
kebaikan itu dibenarkan oleh Allah, yaitu dalam Q.S. Hud (11) ayat
117 yang artinya :
“dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-
negeri secara salim, sedangkan penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan”.
E. Hakikat Tasawuf

Secara etimologi, ada beberapa istilah seputar sebutan tasawuf yang dapat diuraikan sebagai
berikut :

1) Ahl-Suffah orang-orang yang ikut pindah dengan nabi dari Makkah ke Madinah, dan karena
kehilangan harta, berada dalam keadaan miskin dan tidak mempunyai apa-apa. Namun mereka
memiliki sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati baik dan mulia.
2) Shaf pertama, Sebagaimana halnya dengan orang yang sembayang di shaf pertama mendapat
kemulian dan pahal, demikian pula kaum sufi dimuliakan Allah dan diberi pahala.
3) Sufi, Seorang sufi adalah orang-orang yang telah menyucikan dirinya melalui latihan berat dan
lama.
4) Sophos, Berasal dari bahasa Yunani yang berarti hikmat. Orang sufi betul ada hubungannya
dengan hikmat, hanya kaum sufi pula yang mengetahui.
KESIMPULAN

Kita menyadari betapa pentingnya aqidah, syariah,


dan akhlak bagi seorang mukmin dan muslim. Tanpa
ketiga hal tersebut maka seorang mukmin atau muslim
akan kehilangan keimanannya. Ketiga hal tersebut pun
sangatlah berkesinambungan. Maka dari itu kita harus
benar – benar menjaga aqidah.Karena aqidah
merupakan pilar utama untuk menumbuhkan syariah
dan akhlak yang baik.
“ANYONE HAVE ANY
QUESTIONS?”
/
ADA PERTANYAAN?
Alhamdulillah..
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images
by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai