Disusun oleh :
Fatwa Nazatama (22210410052)
Roy Rahmanto (22210410053)
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental yang terjadi
dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan fundamental yang
kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam. Dasar ajaran Islam yang
terdiri dari aqidah, syari‟ah, dan akhlak sering sekali dilupakan keterkaitannya.
Dasar ajaran islam terdiri dari Aqidah, Syariah, dan Akhlak mempunyai
hubungan yang sangat erat, bahkan merupakan suatu kesatuan. Contohnya; seorang
melakukan zakat berarti dia melakukan syariah, dan dilakukan hanya untuk karna Allah
(melakukan aqidahnya) dan tidak untuk pamer dengan orang sekitar alhasil dia
Itulah makna suatu kesatuan ajaran islam. Masih ada bebrapa orang melakukan
ibadah untuk pamer, atau pun membuat kagum orang sekitar. Maka dari itu kami
membuat makalah ini agar dapat menyampaikan untuk beribadah tulus karna allah SWT.
mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari’ah, dan akhlak
1. Apa pengertian dan tujuan dari adanya Aqidah bagi umat muslim ?
3. Apa pengertian dari akhak, macam macam akhlak menurut agama islam?
BAB II
PEMBAHASAN
ْ
Istilah “Aqidah” atau sering dieja “akidah” berasal dari kata bahasa Arab: al-‘aqdu (ُ)ال َع ْقد
yang berarti “ikatan”, at-tautsiiqu (ُ )التَّوْ ثِ ْيقyang berarti “kepercayaan atau keyakinan yang
ْ yang artinya “mengokohkan” atau “menetapkan”, dan ar-rabthu
kuat”, al-ihkaamu ()اِإل حْ َكا ُم
biquw-wah ( )ال َّر ْبطُ بِقُ َّو ٍةyang berarti “mengikat dengan kuat”..[1]
Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan. Aqidah secara teknis juga
berarti keyakinan atau iman. Dengan demikian, aqidah merupakan asas tempat mendirikan
seluruh bangunan (ajaran) Islam dan menjadi Kerangka Dasar Ajaran Islam[2]
Bukun Ajar Agama Islam untuk perguruan tinggi umum oleh A febrianto hal 50 UPY Press
[2] ]
Toto Suryana dkk, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, (Bandung: Tiga Mutiara,
[4]
1996), h.69.
B. Pengertian Syariat dan Fungsi Bagi Umat Muslim
Syariat secara bahasa, berarti : ‘jalan yang lurus’ atau ‘sumber mata air’. Jadi orang yang
menjalankan Syariat berarti berjalan di atas jalan yang benar (lurus). Dan orang yang tak
menjalankan Syariat berarti berjalan melalui jalan yang salah alias salah jalan. Demikian juga
dengan pengertian ‘mata air’. Orang yang memegang Syariat berarti ada di sekitar sumber mata
air. Ia tidak akan kehausan sedangkan kebutuhan pada air adalah kebutuhan mutlak dalam hidup.
Sementara orang yang tidak memegang Syariat berarti jauh dan mata air. Ia akan terancam
kehausan dan kekeringan.
Secara terminologi, artinya: “Semua yang ditetapkan Allah atas hamba-Nya berupa
agama (dien) dari berbagai aturan”. Juga bisa didefinisikan: “Hukum-hukum yang ditetapkan
oleh Allah untuk hamba-Nya, baik melalui Al-Qur’an ataupun dengan Sunnah Nabi berupa
perkataan, perbuatan.”[5]
Seperti yang sudah sedikit dibahas di atas, syariah ditujukan kepada manusia agar dapat
menjalankan kehidupan di dunia ini dengan baik sebagaimana mestinya, untuk kehidupan di
akhirat.
Sutisna dalam bukunya Syariah Islamiyah menambahkan bahwa fungsi syariah memiliki
dua garis besar, yakni manusia sebagai hamba yang otomatis harus menghambakan dirinya
kepada penciptanya dan manusia sebagai jenis makhluk hidup yang diciptakan sebagai makhluk
hidup terbaik, yang mengurus dan mengatur tatanan kehidupan di dunia. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa fungsi syariah adalah membantu manusia memiliki hablum minAllah atau
hubungan kepada Pencipta dan hablum minannas atau hubungan kepada sesamanya, dengan
sebaik mungkin. [6]
Al-Madkhal Lidirasat asy-Syariat alIslamiyah, Prof. Abdulkarim Zaydan, Dar Umar Ibn al-
[5]
pengertian-syariah-yang-wajib-diketahui
C. Pengertian Akhlak dan Macam-macamnya
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau
peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya
akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Artinya:
Secara garis besar dikenal dua macam akhlak yaitu akhlaq al karimah (akhlak terpuji),
akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam, dan akhlaq al mazmumah (akhlak tercela),
akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut syariat Islam. Akhlak yang baik dilahirkan oleh
sifat-sifat yang baik pula, demikian sebaliknya akhlak yang buruk terlahir dari sifat yang buruk.
Sedangkan yang dimaksud dengan akhlaq al mazmumah adalah perbuatan atau perkataan yang
mungkar, serta sikap dan perbuatan yang tidak sesuai dengan syariat Allah, baik itu perintah
maupun larangan_Nya, dan tidak sesuai dengan akal dan fitrah yang sehat.[8]
manfaat-serta-macam-macamnya.html
[8]
Ulil Amri Syafri, (2014), Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, hal. 74-75.
Memahami jenis akhlak seperti yang disebutkan di atas, maka dapat difahami, bahwa
akhlak yang terpuji adalah merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang berupa ketaatan
pada aturan dan ajaran syariat Islam yang diwujudkan dalam tingkah laku untuk beramal baik
dalam bentuk amalan batin seperti zikir dan doa, maupun dalam bentuk amalan lahir seperti
ibadah dan berinteraksi dalam pergaulan hidup ditengah-tengah masyarakat. Sedangkan akhlak
yang tercela adalah merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang, berupa kebiasaan
melanggar ketentuan syariat ajaran Islam yang diujudkan dalam tingkah laku tercela, baik dalam
bentuk perbuatan batin seperti hasad, dengki, sombong, takabur, dan riya, maupun perbuatan
lahir seperti berzina, menzholimi orang lain, korupsi dan perbuatanperbuatan buruk lainnya.
Sedangkan menurut Aminuddin akhlak terbagi pada dua macam yaitu akhlak terpuji
(akhlakul mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul madzmumah).
a. Akhlak Terpuji,
adalah sikap sederhana yang lurus sikap sedang tidak berlebih-lebihan, baik perilaku,
rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepat janji, istiqamah, berkemaan, berani, sabar,
syukur, lemah lembut dan lain-lain.
b. Akhlak Tercela ,
yaitu semua apa-apa yang telah jelas dilarang dan dibenci oleh Allah swt yang
merupakan segala perbuatan yang bertentangan dengan akhlak terpuji.[9]
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akhlak terbagi atas dua bagian
yang mana akhlak terpuji yaitu semua perbuatan-perbuatan baik yang diperintahkan dan
disenangi Allah begitu sebaliknya terhadap akhlak tercela yaitu perbuatan perbuatan yang
dilarang dan dibenci Allah Swt. Dengan demikian akhlak yang baik akan memberikan pengaruh
pada pelakunya begitu juga sebaliknya dengan akhlak tercela
[9]
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Graha Ilmu, hal. 96.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syariat adalah Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah untuk hamba-Nya, baik
melalui Al-Qur’an ataupun dengan Sunnah Nabi berupa perkataan, perbuatan. Fungsi syariah
memiliki dua garis besar, yakni manusia sebagai hamba yang otomatis harus menghambakan
dirinya kepada penciptanya dan manusia sebagai jenis makhluk hidup yang diciptakan sebagai
makhluk hidup terbaik, yang mengurus dan mengatur tatanan kehidupan di dunia. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa fungsi syariah adalah membantu manusia memiliki hablum minAllah
atau hubungan kepada Pencipta dan hablum minannas atau hubungan kepada sesamanya, dengan
sebaik mungkin.
Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau
peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya
akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Secara garis besar dikenal dua macam akhlak yaitu
akhlaq al karimah (akhlak terpuji), akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam, dan akhlaq
al mazmumah (akhlak tercela), akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut syariat Islam.
Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat-sifat yang baik pula, demikian sebaliknya akhlak yang
buruk terlahir dari sifat yang buruk. Sedangkan yang dimaksud dengan akhlaq al mazmumah
adalah perbuatan atau perkataan yang mungkar, serta sikap dan perbuatan yang tidak sesuai
dengan syariat Allah, baik itu perintah maupun larangan_Nya, dan tidak sesuai dengan akal dan
fitrah yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA