Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM SERTA

SELF-AWARENESS

Disusun Oleh:
1. Salsabila Alipia Susanti (122130157)
2. Iqbal Munir Fadhilah (122130041)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2022- 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang sangat sempurna.
Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada satu pun masalah yang tidak ada
ketentuannya dalam Islam. Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber
ajarannya, yakni al-Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad
sebagai sumber penegkapnya.
Untuk memahami ajaran Islam secara keseluruhan memang dibutuhkan waktu
yang tidak sebentar. Tidak banyak umat Islam yang mengetahui ajaran Islam secara
menyeluruh, bahkan masih banyak umat Islam yang hanya menganut Islam secara
formal saja dan sama sekali tidak mengetahui ajaran Islam.
Untuk mendasari pemahaman Islam yang lebih luas, perlu dipahami dulu dasar-
dasar Islam atau yang sering disebut kerangka dasar ajaran Islam. Dengan memahami
kerangka dasar ini, seseorang dapat memahami gambaran ajaran Islam secara
keseluruhan. Masalah inilah yang akan diuraikan di bawah ini secara singkat. Dengan
uraian singkat ini diharapkan para pembaca, khususnya mahasiswa, memiliki
pemahaman dasar tentang ajaran Islam.
Secara normatif, aqidah, syari'ah, dan akhlak merupakan trilogi ajaran Ilahi yang
menempati posisi yang sangat sentral dalam ajaran Islam. Dalam kehidupan beragama
dan dalam berbagai dimensi kehidupan yang lainnya antara ketiganya juga mempunyai
kaitan erat, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Tanpa pengamalan ketiga hal ini,
tidak akan mengkin kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk ini bisa aman,
tentram, dan sesuai dengan tuntutan ideal agama. Oleh karenanya, aqidah, syari'ah, dan
akhlak idealnya bisa menjadi terilogi ajaran Ilahi yang dapat terealisasi dalam
kehidupan beragama dan kehidupan sosial seorang muslim secara utuh.

Menururt buku yang berjudul “Pathway to Happiness” (Monat, 2017) bahwa self-
awareness adalah “memiliki persepsi yang jelas tentang kepribadian, termasuk
kekuatan, kelemahan, pemikiran, kepercayaan, motivasi dan emosi.” Self-awareness
memungkinkan bagi diri kita untuk memahami orang lain, bagaimana orang lain
memandang diri kita dan respon diri terhadap situasi pada saat itu

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi self-awareness, salah satunya adalah


religiusitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Akbar, Amalia, Fitriah (2018)
dengan judul “Hubungan relijiusitas dengan self-awareness mahasiswa program studi
bimbingan penyuluhan Islam (konseling) UAI” menunjukkan bahwa ada hubungan
positif antara religiusitas dengan self-awareness respondennya, hal ini disebabkan
karena dimensi religiusitas dapat meningkatkan kesadaran diri, lebih peka sebagaimana
agama adalah untuk menata kehidupan manusia agar lebih baik, bahagia dan selamat
dunia akhirat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hubungan antara aqidah, syari’ah, dan akhlak/tasawuf dan
keterkaitannya antara ketiganya yang wajib dijalankan umat islam
2. Apa Pengertian dan ruang lingkup akidah, syariah dan akhlak/tasawuf
3. Hubungan akidah, syariah dan akhlak/tasawuf
4. Bagaimana konsep ajaran agama Islam dan kajian ilmu-ilmu keislaman

1.3 Tujuan

1. Mengetahui hubungan antara aqidah, syari’ah, dan akhlak/tasawuf dan


keterkaitannya antara ketiganya yang wajib dijalankan umat islam
2. Mengetahui Pengertian dan ruang lingkup akidah, syariah dan akhlak/tasawuf
3. Mengetahui Hubungan akidah, syariah dan akhlak/tasawuf
4. Mengetahui konsep ajaran agama islam dan kajian ilmu-ilmu keislaman
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hubungan antara aqidah, syari’ah, dan akhlak/tasawuf dan


keterkaitannya antara ketiganya yang wajib dijalankan umat islam

Secara normatif, aqidah, syari'ah, dan akhlak merupakan trilogi ajaran Ilahi yang
menempati posisi yang sangat sentral dalam ajaran Islam. Dalam kehidupan beragama
dan dalam berbagai dimensi kehidupan yang lainnya antara ketiganya juga mempunyai
kaitan erat, satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Tanpa pengamalan ketiga hal ini,
tidak akan mengkin kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk ini bisa aman,
tentram, dan sesuai dengan tuntutan ideal agama. Oleh karenanya, aqidah, syari'ah, dan
akhlak idealnya bisa menjadi terilogi ajaran Ilahi yang dapat terealisasi dalam
kehidupan beragama dan kehidupan sosial seorang muslim secara utuh.
Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
Islam. Ketiganya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Hubungan - hubungan
yang tersirat dari ketiga unsur tersebut adalah :
▪︎Bagi agama Islam, aqidah adalah sistem kepercayaan yang bermuatan elemen - elemen
dasar keyakinan yang menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama Islam,
syariah sebagai sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama Islam
dan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai
agama Islam.
▪︎Aqidah, syariah, dan akhlak bagaikan suatu pohon, di mana aqidah merupakan akar,
syariah merupakan batang dan akhlak adalah dedaunan. Syariah dan akhlak akan
tumbang tanpa adanya aqidah yang mengakarinya. Aqidah mendasari syariah, dan
syariah tanpa akhlak akan menjadi kezaliman.
▪︎Seseorang bisa dikatakan sebagai muslim yang baik ketika ia memiliki aqidah yang
lurus dan kuat sehingga mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya
ditujukan pada Allah dan tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya.
▪︎Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al - Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah
dan akhlak.

2.2 Pengertian dan ruang lingkup akidah, syariah dan


akhlak/tasawuf

Definisi AQIDAH bila diartikan secara terminologi, menurut Abu Bakar Jabir al
Jazairy, adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh
manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di
dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Sedangkan bila secara etimologi,
aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini
oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan
pembenaran terhadap sesuatu.
Hasan al-Banna mengatakan bahwa ruang lingkup Aqidah islam meliputi
ilahiyah, nubuwwah, ruhuniyah, dan sam'iyah. Ilahiyah yaitu pembahasan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah, seperti wujud, nama-nama, sifat- sifat,
dan perbuatan-perbuatan Allah SWT.
a. Ilahiah, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan ilah (Tuhan)
seperti wujud Allah Swt., nama-nama Allah Swt., dan sifat-sifat Allah Swt., dan lain-
lain.
b. Nubuwah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan rasul termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah Swt., mukjizat dan
sebagainya.
c. Ruhaniah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik, seperti malaikat, jin, iblis, setan dan roh.
d. Sam’iyah, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
melalui sam’i yakni dalil naqli berupa alquran dan as-Sunnah, seperti alam barzakh,
akhirat, azab kubur, dan sebagainya.
Pengertian SYARIAH secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan
Allah kepada umat manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam agama Islam,
yang bersumber dari al-Quran, hadis Nabi Muhammad SAW, ijma, dan qiyas.
Tujuan dari syariah tidak lain dan tidak bukan adalah agar umat manusia tidak
tersesat dalam hidup, baik di dunia atau di akhirat. Karena Allah telah memberitahukan
jalan mana yang harus dilalui itu tadi.
a. Ibadah yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan vertikal (hablum
minAllah), terdiri dari: syahadat, salat, puasa, zakat, haji bagi yang mampu. Thaharah
(mandi, wudlu, tayammum), qurban, shodaqoh dan lain-lain.
b. Muamalah yaitu suatu peraturan yang mengatur seseorang dengan lainnya dalam hal
tukar menukar harta (jual beli dan yang searti), diantaranya: perdagangan, simpan
pinjam, sewa-menyewa, penemuan, warisan, wasiat, nafkah, dan lain-lain.
c. Munakahat yaitu peraturan masalah hubungan berkeluarga, seperti: meminang,
pernikahan, mas kawin, pemeliharaan anak, perceraian, berbela sungkawa, dan lain-
lain.
d. Jinayat yaitu peraturan yang menyangkut masalah pidana, seperti: qishah, diyat,
kifarat, pembunuhan, perzinaan, narkoba, murtad, khianat dalam berjuang, kesaksian,
dan lain-lain.
e. Siyasah yaitu masalah politik yang intinya adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Misalnya: persaudaraan (ukhuwah), keadilan (‘adalah), tolong-menolong (ta’awun),
toleransi (tasamuh), persamaan (musyawarah), kepemimpinan (dzi’amah), dan lain-
lain.
AKHLAK berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku,
tabiat atau peragai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah
melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam
di dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan
tanpa adanya pertimbangan pemikiran lagi. Ruang lingkup akhlak meliputi akhlak
kepada Allah, akhlak kepada manusia, serta akhlak kepada alam semesta.
2.3 Hubungan akidah, syariah dan akhlak/tasawuf

Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
Islam. Ketiga tidak dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Aqidah sebagai
sistem kepercayaan yang memuat elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan
sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika
yang menggambarkan arah dan tujuan yang ingin dicapai agama.
Aqidah adalah jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, keyakinan, keyakinan yang tidak dimasukkan ke
dalam jiwa dengan keragu-raguan. Aqidah adalah nomor kebenaran yang dapat diterima
secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah.
Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.
Aqidah dalam Al-Qur'an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yg
berbunyi.

‫و َن‬Jْ Jُ‫رًا ِّم َّما ُك ْنتُ ْم تُ ْخف‬J‫ ْولُنَا يُبَي ُِّن لَ ُك ْم َكثِ ْي‬J ‫ا َء ُك ْم َر ُس‬Jۤ J‫ب قَ ْد َج‬ِ ‫ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
‫ب َويَ ْعفُ ْوا َع ْن َكثِي ٍْرەۗ قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم ِّم َن هّٰللا ِ نُ ْو ٌر َّو ِك ٰتبٌ ُّمبِي ۙ ٌْن‬ ِ ‫ِم َن ْال ِك ٰت‬
15. Artinya: “Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu,
menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak
(pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
Kitab yang menjelaskan.”

ِ ٰ‫الظلُم‬
‫ت‬ ُّ ‫يَّ ْه ِديْ بِ ِه هّٰللا ُ َم ِن اتَّبَ َع ِرضْ َوانَهٗ ُسبُ َل الس َّٰل ِم َوي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِّم َن‬
‫اط ُّم ْستَقِي ٍْم‬ ِ ‫اِلَى النُّ ْو ِر بِاِ ْذنِ ٖه َويَ ْه ِد ْي ِه ْم اِ ٰلى‬
ٍ ‫ص َر‬
16. Artinya: “ Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang
mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan
menunjukkan ke jalan yang lurus.”

2.4 Bagaimana konsep ajaran agama Islam dan kajian ilmu-ilmu


keislaman

Memahami pendidikan Islam dapat ditelusuri melalui keseluruhan sejarah


kemunculan Islam itu sendiri. Tentu saja untuk memahaminya, tidaklah dipahami
sebagai sebuah sistem pendidikan yang sudah mapan dan sistematis, melainkan proses
pendidikan lebih banyak terjadi secara insidental bahkan mungkin lebih banyak yang
bersifat jawaban dari berbagai problematika yang berkembang pada masa
itu.Pendidikan dalam Islam, secara bahasa memiliki terma yang sangat varian.
Perbedaan ini tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits—sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam—yang menyebutkan kata
(kalimah) yang memiliki konotasi pendidikan atau pengajaran.
Setidaknya, ada empat istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna
pendidikan, misalnya tarbiyah, ta’dib, ta’lim dan riyadhah. Tiga dari empat istilah
tersebut pernah direkomendasikan oleh Konfrensi Internasional I tentang Pendidikan
Islam di Mekkah pada tahun 1977. Masing-masing terma tersebut, jelas memiliki
aksentuasi dan implikasi yang berbeda. Berikut akan dijelaskan masing-masing istilah
tersebut.

1. Al-Tarbiyah
Menurut Abdurrahman Al-Nahlawi, kata tarbiyah secara bahasa merupakan kata
yang berasal tiga akar kata, yakni, pertama raba – yarbu, yang berarti bertambah atau
bertumbuh. Pengertian ini dapat dilihat dalam Al-Qur’an, surat Al-Rum, ayat 39.
Kedua, berasal dari rabiya-yarba, yang berarti menjadi dasar, dan yang ketiga, rabba-
yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntut, menjaga dan
memelihara. Pengertian ini dapat dilihat pada Al-Qur’an, surat Al-Isra, ayat 24.
Sementara, menurut Naquib Al-Attas, kata tarbiyah mengandung konotasi mengasuh,
menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara, menumbuhkan
(membentuk) dan juga menjadikannya lebih matang.
Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan Al-Tarbiyah adalah proses
mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi kematangan bagi
suatu objek. Bahkan dalam hal ini, Imam Baidawi memperjelas makna Tarbiyah dengan
“Al Rabbu fi al Ashli bima’na al-Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syai’u ila kamalihi
syai’an fa syay’an (Al-Rabb asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni menyampaikan
atau mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan sedikti demi sedikit).

2. Al-Ta’dib
Kata Ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti pengenalan
dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa,
sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan
Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya. Pengertian ini didasarkan pada
Hadits Rasulullah saw. yang mengatakan “addabani rabbi fa ahsana ta’dibi” (Tuhanku
telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku). Kata Ta’dib ini menurut
Naquib Al-Attas merupakan istilah yang lebih mendekati pemahaman ilm. Atau dengan
kata lain Ta’dib dipahami sebagai istilah pendidikan yang lebih mengarah pada proses
pembelajaran, pengetahuan dan pengasuhan. Oleh karenanya, Naquib beranggapan
bahwa penggunaan istilah Ta’dib lebih proporsional ketimbang istilah Tarbiyah untuk
menyebut istilah Pendidikan Islam.

3. Al-Ta’lim
Menurut Abdul Fattah Jalal dalam buku Minal Ushul al-Tarbawiyah fi al-Islam,
istilah Ta’lim diartikan dengan proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak
lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung
jawab dan penanaman amanah. Batasan pengertian ini dipahami lebih luas cakupannya
dibandingkan dengan istilah Al-Tarbiyah, terutama dalam konteks sequency (cakupan
dan wilayah) subjek atau objek didiknya. Sementara menurut Athiyah Al-Abrasy, ta’lim
diartikan dengan upaya menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek
tertentu saja. Al-Ta’lim merupakan bagian kecil dari al-tarbiyah alaqliyah, yang hanya
mencakup domaik kognitif saja dan tidak menyentuh aspek (domain) afektif dan
psikomotorik.

4. Riyadhah
Istilah riyadhah merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan dikembangkan
oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan terhadap pribadi individu
pada fase anak-anak, atau yang dikenal dengan riyadhatusshibyan. Imam Al-Ghazali
dalam mendidik anak, lebih menekankan pada domain afektif dan psikomotor
dibandingkan penguasan dan pengisian domain kognitif (intelektual).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan
keputusan yang bersangkutan. Adapun tasawuf adalah salah satu bidang studi Islam
yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya
dapat menimbulkan akhlak mulia. Akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan
diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara
“zahiriyyah” dan “riyadhah”.Akidah itu di dalam posisinya menurut Islam adalah
pokok yang kemudian di atasnya dibangus syariat. Sedang syariat itu sendiri adalah
hasil yang dilahirkan oleh akidah tersebut.
Akidah itu di dalam posisinya menurut Islam adalah pokok yang kemudian di
atasnya dibangus syariat. Sedang syariat itu sendiri adalah hasil yang dilahirkan oleh
akidah tersebut. Akidah itu di dalam posisinya menurut Islam adalah pokok yang
kemudian di atasnya dibangus syariat. Sedang syariat itu sendiri adalah hasil yang
dilahirkan oleh akidah tersebut. Aqidah adalah pembenaran secara pasti terhadap
sesuatu sesuai dengan fakta dan dalil yang qath’iy; dimana sesuatu tersebut merupakan
persoalan asasi atau cabang dari persoalan asasi. Sedangkan syari’ah adalah seruan asy-
syari’ yang berkaitan dengan permasalahan aktivitas hamba dan cukup baginya dalil-
dalil dhanniy.
tasawuf adalah gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa,
menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian
yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud dalam Islam, dan dalam
perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
DAFTAR PUSTAKA

wahdi.lec.uinjkt.ac.id. "ILMU PENDIDIKAN ISLAM; Memahami Konsep Dasar dan


Lingkup Kajian" diakses pada 8 oktober 2022, dari
https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/ilmupendidikanislam

brainly.co.id. (2017, 19 Juli). Hubungan antara aqidah, syariah dan akhlak. Diakses
pada 8 oktober 2022, dari https://brainly.co.id/tugas/11135548

kumparan.com. (2021, 7 Juni). Pengertian, Fungsi, dan Ruang Lingkup Aqidah. Diakses
pada 8 oktober 2022, dari
https://kumparan.com/berita-terkini/pengertian-fungsi-dan-ruang-lingkup-
aqidah-1vtec1EpWTC

wakalahmu.com. (2021, 22 Oktober). Inilah Pengertian Syariah yang Wajib Diketahui.


Diakses pada 8 oktober 2022, dari https://wakalahmu.com/artikel/literasi-asuransi-
syariah/inilah-pengertian-syariah-yang-wajib-diketahui

m.merdeka.com. (2022, 12 September). Pengertian Akhlak Dalam Islam, Manfaat, Serta


Macam-macamnya. Diakses pada 8 oktober dari
https://m.merdeka.com/trending/pengertian-akhlak-dalam-islam-manfaat-serta-
macam-macamnya.html

jurnal.radenfatah.ac.id. KONSEP AKHLAQ SEBAGAI PENGGERAK DALAM


ISLAM. Diakses pada 8 oktober dari
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/raudhatulathfal/article/view/
2673#:~:text=Ruang%20lingkup%20akhlak%20meliputi%20akhlak,makna
%20yakni%20etika%20dan%20moral

staff.uny.ac.id. KONSEP AGAMA ISLAM. Diakses pada 8 oktober dari


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Marzuki%2C
%20M.Ag./Dr.%20Marzuki%2C%20M.Ag_.%20%20Buku%20PAI%20UNY
%20-%20BAB%203.%20Konsep%20Agama%20Islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai