Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KERANGKA DASAR AJARAN ATAU HUKUM ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Agama
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun oleh
Nama : Sri Purwandaningsih Waluya
NIM : 411421016
Kelas : B.Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kerangka Dasar Hukum Islam
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Prof Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I pada mata kuliah agama. Selain itu, makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Dasar Ajaran Islam” bagi para
pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah agama yang telah
memberikan tugas ini agar menambah pengetahuan dan wawasan kepada saya sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Ampana, 19 September 2021

Sri Purwandaningsih Waluya


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak menyebutkan kata
hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di dalam Al-Quran adalah kata
syarî’ah, fiqh, aqidah, hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Untuk lebih
memberikan kejelasan tentang makna hukum Islam maka kita perlu mengetahui
arti masing-masing kata tersebut.
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat Allah dan Rasul-
Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu iman (aqidah),
Islam (syariat), dan insan (akhlak). Aqidah, syariat, akhlak merupakan satu
kesatuan dalam ajaran Islam. Unsur-unsur tersebut tidak dapat disatukan namun
dapat dibedakan. Tentunya ketiga unsur tersebut harus ditanamkan dalam diri
seorang muslim.
Dalam perkembangan ilmu fiqh/ushul fiqh, para ulama ushul fiqh telah
menetapkan definisi hukum islam secara terminologi di antaranya yang
dikemukakan oleh al-Baidlawi dan Abu Zahrah (1982) bahwa hukum islam
merupakan “Firman Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, baik
berupa tuntutan, pilihan maupun bersifat wadl’iy”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum Islam?
2. Apa pengertian aqidah, syari’at, dan akhlak?
3. Apa hubungan aqidah, syari’at, dan akhlak?
4. Bagaimana mengintegrasi iman, islam dan ihsan dalam membentuk insan
kamil?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian hukum Islam.
2. Mendeskripsikan pengertian aqidah, syari’at, dan akhlak
3. Menjelaskan hubungan antara aqidah, syari’at an akhlak.
4. Memaparkan integrasi iman, islam dan ihsan dslsm membentuk insan kamil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Islam


Pengertian hukum Islam atau syariat Islam adalah sistem kaidah-kaidah
yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai
tingkah laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang
diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.
Definisi hukum Islam adalah syariat yang berarti aturan yang diadakan
oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi SAW, baik
hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (aqidah) maupun hukum-
hukum yang berhubungan dengan amaliyah (perbuatan) yang dilakukan oleh
umat Muslim semuanya.
Sumber-sumber hukum Islam diantaranya:
 Al-Qur’an
 Al-Hadist
 Ijma’
 Qiyas
Adapun hukum-hukum dalam Islam antar lain:
 Wajib
Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan akan diberi dosa atau
siksa.
 Sunnah
Sunnah adalah sesuatu perbuatan yang dituntut agama untuk
dikerjakan, jika dikerjakan mendapat pahala dan jika ditinggalkan
tidak mendapat apa-apa atau tidak mendapat dosa dan siksa.
 Haram
Haram adalah sesuatu yang jika dikerjakan mendapat dosa atau
siksa dan jika ditinggalkan mendapat pahala.
 Makruh
Makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jika
meninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya.
 Mubah
Mubah adalah sesuatu perbuatan yang dikerjakan tidak mendapat
pahala dan dosa atau siksa dan jika ditinggalkan tidak mendapat
pahala dan dosa atau siksa juga.

B. Pengertian Aqidah, Syari’at dan Akhlak


1. Pengertian Aqidah
Secara literal “aqidah” berasal dari kata “aqadah” yang bermakna
al-habl, al bai’, al-‘ahd (tali, jual beli, dan perjanjian). Kata aqidah
diambil dari kata dasar al-aqd yaitu al-rabith (ikatan), al-ibram
(pengesahan), al-ahkam (penguatan), al-tawuts (menjadi kokoh dan
kuat), al-syaad bi quwaah (pengikatan kekuatan dengan kat), dan al-
itsbat (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang
yang mengambil keputusan. Sedangkan aqidah dalam pengertian agama
adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan.
Secara teknis aqidah adalah iman, kepercayaan, dan keyakinan.
Dan tentu saja tumbuhnya kepercayaan dalam hati, sehingga yang
dimaksud dengan aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau
tersimpul dalam hati.
Aqidah adalah sesuatu yang harus berdasarkan wahyu, oleh sebab
itu sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an Al-Karim dan Sunnah Nabi
yang shahih.
Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang disebut rukun iman.
Rukun iman diantaranya iman kepada Allah SWT, kepada malaikat,
kitab-kitab, kepaad rasul, hari akhir dan qada dan qadar.
Atas berdasarkan 6 dasar keimanan tersebut, maka di jiwa setiap
muslim harus ditanamkan seperti berikut:
 Meyakini bahwa Islam adalah agama terakhir, menyempurnakan
syari’at-syari’at yang diturunkan Allah sebelummnya.
 Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar di
sisi Allah.
 Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta berlaku
untuk semua manusia dalam segala lapisan masyarakat.
Aqidah kepada “Allah” dalam Islam terbentuk dari unsur-unsur seperti:
 Bertikad kepada kewujudan Allah yang wajib bagi zat-nya, yang
tidak mengambil daripada lainnya.
 Menafikan sifat-sifat kesurupan (Al-Musyabbahah) dan sifat
kekurangan daripada tuhan pencipta (Al-Khaliq) SWT.
 Aqidah islamiah sama sekali tidak menyentuh tentang hakikat
dan keadaan zat dan sifat-sifat Allah SWT.
 Aqidah islamiah mengarahkan ke jalan untuk mengenal sifat-sifat
Al-Khaliq dan mengetahui sifat-sifat kesempurnaan ketuhana,
keistimewaan-keistimewaan dan kesan-kesannya.
 Aqidah islamiah menguatkan hubungan antara perasaan hati
manusia dengan Al-Khaliq Jalla wa’ala.
 Aqidah islamiah menuntut orang-orang Mu’min agar unsur-unsur
dari aqidah ini dapat diterapkan dalam tutur kata dan perbuatan
dikehidupan sehari-hari.

2. Pengertian Syari’at
Komponen Islam yang kedua adalah syari’at yang berisi
peraturan dan perundang-undangan yang mengatur aktifitas yang
seharusnya dikerjakan manusia. Syari’at adalah sistem nilai yang
merupakan inti ajaran Islam. Syari’at atau sistem nilai Islam yang
diciptakan oleh Allah sendiri. Dalam kaitan ini, Allah disebut Syaari atau
pencipta hukum.
System nilai Islam disebagai berikut:
 Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan
Allah(ibadah mahdah/khusus.
 Syari’at yang mengatur hubungan manusia secara
horizontal dengansesama dan makhluk lainnya (mu’amalah).
Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa mendefinisikan
syariat Islam sebagai menaati Allah, menaati Rasul-Nya, dan para
pemimpin dari kalangan orang beriman. Dan Imam Ibnu Atsir Al-Jazari
menyebutkan bahwa definisi dan syariat lebih menitikberatkan kepada
agama yang Allah syariatkan atas hamba-hamba-Nya. Yaitu agama yang
Allah tetapkan bagi mereka dan wajibkan atas mereka. Definisi Imam
Ibnu Atsir al-Jazari ini disampaikan dalam kitab an-Nihayah fi Gharibil
Hadits wal Atsar.
Syariat adalah segala hal yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk wahyu yang ada dalam al-
Qur’an dan sunah. Kata syariat sering diungkapkan dengan syariat Islam,
yaitu syariat penutup untuk syariat agama-agama sebelumnya, karena itu
syariat Islam adalah syariat yang paling lengkap dalam mengatur
kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan, melalui ajaran Islam tentang
akidah, ibadah, muamalah dan akhlak.

3. Pengertian Akhlak
Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang ketiga yang
berisi ajaran tentang perilaku atau sopan santun. Akhlaq maupun
syari’at pada dasarnya membahas perilaku manusia, tetapi yang berbeda
di antaranya adalah objek materia. Syari’at melihat perbuatan manusia
dari segi hukum yaitu: wajib,sunah, mubah, makruh, dan haram.
Sedangkan ahlak melihat perbuatan manusia dari segi nilai / etika, yaitu
perbuatan baik ataupun buruk.
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah
tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih,
sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikirkan dan diangan-angan lagi.
 Akhlak Kepada Allah
Yang dimaksud akhlak kepada Allah adalah sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk kepada tuhan
sebagai Khaliq. Akhlak kepada Allah adalah beribadah kepada Allah
SWT, cinta kepada-Nya, cinta karena-Nya, tidak menyekutukan-Nya.
Bersyukur hanya kepada-Nya dan lain.
 Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan
manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama
manusia meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara,
akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak
kepada para kaum lemah, termasuk juga akhlak kepada orang lain
yaitu akhlak kepada guru-guru merupakan orang yang berjasa dalam
memberikan ilmu pengetahuan.
 Akhlak Dalam Beragama
Akhlak adalah tahap ketiga dalam beragama. Tahap pertama
menyatakan keimanan dengan mengucapkan syahadat, tahap kedua
melakukan ibadah seperti shalat, zakat, puasa, membaca al-Quran,
berdoa dan sebagainya, dan tahap ketiga sebagai buah dari keimanan
dan ibadah adalah akhlak.
C. Apa hubungan aqidah, syari’at, dan akhlak
Secara normatif, aqidah, syari'at, dan akhlak merupakan trilogi ajaran
Ilahi yang menempati posisi yang sangat sentral dalam ajaran Islam. Dalam
kehidupan beragama dan dalam berbagai dimensi kehidupan yang lainnya
antara ketiganya juga mempunyai kaitan erat, satu sama lain tidak dapat
dipisahkan.
Aqidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat,
bahkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Meskipun demikian, ketiganya dapat dibedakan satu sama lain. Aqidah
sebagai konsep atau sistem keyakinan yang bermuatan elemen-elemen dasar
iman, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Syariah
sebagai konsep atau system hukum berisi peraturan yang menggambarkan
fungsi agama.
Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah dan
tujuan yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga kerangka
dasar tersebut harus terintegrasi dalam diri seorang Muslim. Integrasi ketiga
komponen tersebut dalam ajaran Islam ibarat sebuah pohon, akarnya adalah
aqidah, sementara batang, dahan, dan daunya adalah syariah, sedangkan
buahnya adalah akhlak.
D. Integrasi iman, islam dan ihsan dalam membentuk insan kamil
Jika keislaman, keimanan dan keihsanan merupakan syarat-syarat utama,
lalu kualitas Islam, iman dan ihsan yang bagaimanakah yang dapat
mengantarkan seseorang mencapai martabat insan kamil? Ihsan dan insan
kamil mungkin merupakan dua istilah yang asing (kurang diketahui) oleh
kebanyakan kaum muslimin.
Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan
pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia
merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang ada dalam dirinya
tercermin nama-nama dan sifat Tuhan secara utuh.
Muhyidin Ibn Araby (abad ke-13 M) adalah orang pertama yang
mengemukakan istilah insan kamil. Kemudian Syekh Fadhlullah menyebut
insan kamil sebagai proses tanazzul (turun) terakhir Tuhan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian hukum Islam atau syariat Islam adalah sistem kaidah-kaidah
yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah
laku mukallaf (orang yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan
diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Adapun hukum-hukum Islam
yaitu wajib, Sunnah, haram, makruh dan mubah.
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang
mengambil keputusan. Sedangkan aqidah dalam pengertian agama adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan.
Syariat adalah segala hal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dalam bentuk wahyu yang ada dalam al-Qur’an dan sunah.
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat
seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih. Ketiga unsur itu tidak dapat
dipisahkan dan saling berkaitan.
Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan
pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan
manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang ada dalam dirinya tercermin nama-
nama dan sifat Tuhan secara utuh.

B. Saran dan Kritik


Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Dengan adanya sebuah pedoman yang bisa
dipertanggung jawabkan dan banyaknya sumber penulis saya akan memperbaiki
makalah tersebut.
Dan juga jika ada saran dan kritik yang membangun akan saya terima
demi membuat makalah ini menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal dan website:


Nurdin, Z. (2020). Hubungan Aqidah, Syari'ah, dan Akhlak dalam Kehidupan
Beragama. Jurnal Ilmiah Syi'ar, 9(2), 100-109.
Tharaba, M. F. (2019). Hakekat dan implementasi aqidah Islam.
Zainuddin Ali, MA, Pendidikan Agama Islam Kontemporer. (Cirendeu : Penerbit
YMIB, 2015) hlm 103-104.
Habibah, S. (2015). Akhlak dan etika dalam islam. Jurnal Pesona Dasar, 1(4).
https://www.academia.edu/35148386/C._Prinsip_dan_Fungsi_Hukum_Islam
https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2017/02/Pengantar-Hukum-Islam-buku-ajar-
rohidin-fh-uii.pdf.pdf
https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/242847/mod_resource/content/2/BAB
%204%20Integrasi%20Iman%20Islam%20Ihsan.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9907/5/BAB%20II.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Marzuki,%20M.Ag./Dr.
%20Marzuki,%20M.Ag_.%20%20Buku%20PAI%20UNY%20-%20BAB
%205.%20Kerangka%20Dasar%20Ajaran%20Islam.pdf
http://p2k.unimus.ac.id/id1/1-3040-2937/Mubah_29008_p2k-unimus.html
https://staisyamsululum.ac.id/qiyas/
https://123dok.com/document/zx92eo4z-kerangka-dasar-ajaran-islam-dan.html#fulltext-
content
http://digilib.uinsby.ac.id/6372/5/Bab%202.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/229/5/11780010%20Bab%202.pdf
http://etheses.iainponorogo.ac.id/6352/3/BAB%20II.pdf
http://etheses.iainkediri.ac.id/1610/3/932106716_Bab%202.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/4867/4/BAB%20II.pdf
https://ponpes.alhasanah.sch.id/pengetahuan/mengenal-pengertian-syariat-islam/
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/591057
Buku:
Rohidin. (2016). Buku Ajar Pengantar Hukum Islam (Cetakan ke 1). Yogyakarta:
Lintang Rasi Aksara Books.
Fauzi. (2018). Sejarah Hukum Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.
R. Saija dan Iqbal Taufik. (2016). Dinamika Hukum Islam Indonesia cetakan ke 1).
Yogyakarta: Deepublish.
Daniel Yudi Irfan. (2014). Aqidah Islam. Semarang: Yayasan Do‟a Para Wali.
Abu Zaid Al-'Ajami Abul Yazid. (2008). Akidah Islam Menurut Empat Madzhab.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ali Ahmad Al-Jurjawi, Syaikh. (2013). Indahnya Syariat Islam. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Kutssiyah. (2019). Pembelajaran Akidah Ahklak. Bangkes: Duta Media Publisihing.
Suhadi, Rik. (2020). Ahklak Madzmumah dan Cara Pencegahannya. Yogyakarta:
Deepublish.
Wahyudi, Dedi. (2017). Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Yogyakarta:
Lintang Rasi Aksara Books.
Asroruddin Al Jumhuri, Muhammad. (2015). Belajar Aqidah Akhlak: Sebuah Ulasan
Ringkas Tentang Asas Tauhid dan Ahklak Islamiyah. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai