Anda di halaman 1dari 5

A.

   DIMENSI AJARAN ISLAM

Allah menurunkan ajaran Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam nilai dengan kesempurnaan
tertinggi. Bisa kita lihat pada sebuah keterangan:

"Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari Islam"

Dimensi-dimensi Islam, secara garis besar terhimpun dalam tiga hal yaitu : Aqidah, Syari'at dan Akhlaq
yang masing masing adalah susistem ajaran Islam. Aqidah dan syariat tanpa akhlaq adalah omong
kosong, begitu pula syari'at tanpa akhlaq adalah kemunafikan, dan aqidah tanpa akhlaq adalah
kesesatan.

1. Aqidah

Aqidah Islam merupakan penutup agama-agama yang diturunkan allah sebelumnya, dengan di utusnya
Nabi Muhamad sebagai Rasul terakhir.

Secara Harfiyah aqidah adalah mengikat atau terikat. Adapun secara istilah adalah sistem kepercayaan
dalam Islam. Kenapa di sebut aqidah? Karena kepercayaan itu mengikat pada diri sesseorang dalam
bertingkah laku.

Orang yang kuat aqidahnya, keyakinan itu mengikatnya pada suatu nilai (misalnya dalam berkorban
dalam kebaikan) dan seterusnya mengikay pada prilakunya (misalnya tidak mau kompromi dalam
kedzaliman). Sebaliknya orang yang lemah aqidahnya akan mudah terpengaruh oleh hal hal yang tidak
baik dan tentunya mudah putus asa dalam hal kebaikan selain itu akan selalu memandang rendah nilai
kebaikan.

Sistem kepercayaan ini berkembang dengan nama lain yaitu Ilmu Tauhid yang membahas tentang Rukun
Iman yang enam. Kajian Filosofis tentang Ilmu Tauhid adalah Ilmu Kalam disebut juga dengan Teologi
(ilmu yang mempelajari tentang ketuhanan).

Secara garis besar Teologi islam dapat di bagi menjadi dua tipe yaitu Jabariyah dan Qodariyah. Jabariyah
adalah golongan yang percaya pada kekuasaan allah dan kemahaesaan allah yang menganggap bahwa
manusia itu seperti wayang yang semua tingkah lakunya diatur oleh sang dalang. Dan manusia tidak
berhak juga tidak bisa mengatur perbuatanya, oleh karena itu manusia masuk surga dan neraka itu tidak
bergantung pada amalnya melainkan itu adalah kemurahan sang Kholiq.
Sedangkan paham Qodariyah adalah paham yang menganggap bahwa manusia memiliki kekuasaan
penuh dalam menentukan perbuatanya karena melihat pada kekuasaan allah dan dengan kekuasaan-
Nya allah memberikan balasan kepada setiap perbuatan manusia baik itu balasan yang baik untuk
manusia yang berbuat baik dan adzab bagi manusia yang berbuat salah.

2. Syari'at

Kata syari'at secara harfiyah artinya adalah jalan raya atau jalan menuju sumber mata air, atau
bermakna jalanya suatu hukum atau perundang-undangan. Kemudian di imbuhi kata islam yang
kemudian menjadi syariat islam yang dapat di artikan suatu jalan yang mengatur umat islam dan yang
harus di patuhi yang berisi perintah, anjuran dan larangan yang akan menentukan kehidupan manusia
dan sebagai muslim hal itu harus di patuhi. Sebagai istilah keislaman, syariat adalah dimensi hukum atau
peraturan dari ajaran islam.

Disebut syari'at karena di maksudkan untuk memberikan jalan atau mengatur lalu lintas perjalanan
hidup manusia. Perjalanan hidup manusia itu ada yang bersifat vertikal dan horizontal, aturan hidup
manusi dengan sang kholiq dan aturan hidup manusia ddengan sesama manusia.

Aturan manusia dengan sang kholiq di wujudkan dalam ritual ibadah, dan prinsif ibadah itu ialah tunduk
merendah kepada sang kholiq tanpa banyak menanyakan mengapa dan kenapa begini dan begitu,
pokonya siap untuk mengerjakan perinta sang kholiq dan menjauhi larangan-Nya. Dan hubungan yang
bersifat horizontal disebut dengan muamalah.

Prinsip dalam bermuamalah adalah saling memberi manfa'at dan saling mengingatkan juga berlomba
dalam kebaikan tanpa rasa ingin menjatuhkan satu sama lain.

Dari sudut keilmuan, ilmu yang membahas tentang syari'at adalah Ilmu Fiqih dan ahlinya-ahlinya disebut
Faqih atau juga Fuqaha dan ilmu ini adalah ilmu yang di hasilkan melalui teori ijtihad.

3. Akhlaq

Ada dua pendekatan untuk mengetahui pengertian akhlaq yaitu secara etimologis dan terminologis,
secara etimologis akhlaq adalah perangai, tabi'at, (kelakuan atau watak dasar), kebiasaan atau
kelaziman, dan peradaban yang baik dan akhlaq menurut istilah ialah seperti yang di lontarkan Al-Gozali
akhlaq ialah sifat yang tertanam dalam jiwa dan yang dapat menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Merujuk pada ilmu tasawuf akhlaq ialah berasal dari bahasa arab, jamak dari yang menurut bahasa
adalah budi pekerti. Kata kata tersebut mengandung persesuaian dengan kata kholqun yang berarti
kejadian dan juga erat dengan kholiq berarti pencipta dan juga memilki kaitan erat dengan makhluqu
yang berarti  yang diciptakan.

Perumusan akhlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara kholiq dan
makhluq.

Selain definisi akhlaq yang dikemukakan oleh Al-Gozali terdapat juga beberapa pendapat mengenai
definisi akhlaq yaitu menurut Ibnu Maskawaih memberikan penjelasan tentang akhlaq yaitu :

" Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan fikiran."

Selain itu menurut Prof.Dr. Ahmad Amin memberikan penjelasan tentang akhlaq yaitu:

" Akhlaq adalah sesuatu yang di biasakan. Artinya bahwa  kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka
kebiasaan itu di sebut akhlaq".

Dari beberapa definisi diatas yang sekalipun beragam dalam memberi pengertian tentang akhlaq namun
maksud dan maknanya sama, maka ada beberapa ahli yang menyimpulkan definisi akhlaq yaitu
kesimpulan menurut Prof. K.H Farid Ma'ruf bahwa akhlaq ialah:

" Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa
memerlukan pertimbangan fikiran terlebih dahulu".

Dan tidak terlalu jauh maknanya dengan kesimpulan Prof. K.H Farid, dengan bahasa yang berbeda  Dr. M
Abdullah Dirroz menyatakan kesimpulan dari definisi akhlaq  ialah:

" Akhlaq adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana
berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal yang baik) atau
pihak yang jahat (dalam hal yang jahat)".
 Akhlaq merupakan dimensi nilai dari syari'at Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai
akhlaq. Jika syari'at berbicara tentang syarat rukun, sah dan bathal, akhlaq menekankan pada kualitas
perbuatan. Contohnya adalah setiap perbbuatan dilihat dari niat orang yang mengamalkan perbuatan
tersebut.

Akhlaq juga mempunyai dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horizontal sama dengan dimensi syariat.

Dimana dimensi ajaran Islam bukan sekedar ajaran tapi berupa teori yang mendasar dalam agama
Islam. 

Dalam islam memiliki sebuah rumusan yaitu sebuah dimensi yaitu ukuran bagaimana untuk mempelajari
ajaran Islam dari dasar. Karena ajaran agama Islam memiliki teori-teori dan aspek-aspek untuk
memperluas ajaran agama islam. 

Dengan kata lain, dimensi adalah sebuah ukuran dalam mempelajari sesuatu entah itu agama atau
pengetahuan. Juga disebut tahapan untuk memulai dari dasar. 

Dimensi ajaran islam adalah cara yang dilakukan untuk melihat permasalahan yang terjadi di suatu
kelompok atau seseorang dalam dunia islam. Dimensinya dibagi menjadi tiga yaitu aqidah (kepercayaan
sesorang pada islam), syariah (jalan yang ditempuh manusia untuk menuju sang khaliq), ahlaq (sikap,
budi pekerti).

   Hubungan antara ketiganya yaitu sangat melengkapi karna jika aqidah tidak bersamaan dengan
syariah, maka manusia akan kebingungan untuk menuju tuhannya, begitu pula akhlak yang harus
dimiliki manusia karna manusia memerlukannya untuk berhubungan dengan tuhan, hubungan dengan
sesama manusia, dan hubungan dengan alam sekitar.

Dimana dimensi ajaran Islam memiliki 3 bagaian:

*Akidah >dimana mengajarkan keteguhan dan kepastian dalam iman agar tidak ada keraguan untuk
meyakini dalam agama. 

*Syariat >sebuah ajaran hukum atau praturan yang mengatur dalam lingkup ajaran dan prinsip didalam
agama kehidupan umat islam. 
*Akhlak >yaitu tingkah laku yang berupa ajaran dalam islam yaitu etika bagaimana untuk memiliki watak
yang baik untuk menghormati yang lebih tua dan menghargai dari yang lebih muda. 

Dimana dimensi ajaran Islam bukan sekedar ajaran tapi berupa teori yang mendasar dalam agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai