Anda di halaman 1dari 4

ISLAM RAHMATAN LIL ALIAMIN

Oleh ahmad.saili
SERING kali kita menyaksikan orang memperjuangkan Islam dengan definisi yang tidak
jelas. Mereka mati-matian memperjuangkan 'Islam', tetapi sesungguhnya memperjuangkan budaya
di mana Islam mewujudkan dirinya, bukan Islamnya itu sendiri. Yang paling sering terjadi
mengatasnamakan Islam untuk kepentingannya sebagai politikus, pebisnis, dan profesi. Ayat dan
hadis dipilih yang paling sesuai dengan kepentingan mereka. Jika tidak menemukan, mereka
menafsirkan ayat atau hadis terlalu jauh atau mengarang hadis.
Nama “Islam” bagi agama ini diberikan oleh Allah SWTsendiri. Dia juga menyatakan
hanya Islam agama yang diridhai-Nya dan siapa yang memeluk agama selain Islam kehidupannya
akan merugi di akhirat nanti. Islam juga dinyatakan telah sempurna sebagai ajaran-Nya yang
merupakan rahmat dan ,karunia-Nya bagi umat manusia, sehingga mereka tidak memerlukan lagi
ajaran-ajaran selain Islam. Banyaknya nabi yang diutus Allah dengan membawa agamaNya untuk
umat dan zaman yang berbeda-beda tidaklah berarti bahwa agama Allah itu banyak sebab seluruh
millah atau ajaran yang dibawa oleh para nabi di bawah satu panji yakni Islam
Kata Islam tersusun dari huruf sin, lam, mim (salima), sebuah akar kata yang membentuk
kata Salam (damai), Islam (kedamaian), Istislam (pembawa kedamaian), dan Taslim (ketundukan,
kepasrahan, dan ketenangan). Salam adalah kedamaian dan kepasrahan dalam pengertian lebih
umum. Islam adalah kedamaian dan kepasrahan dalam pengertian yang lebih khusus, memiliki se-
perangkat konsepsi nilai dan norma (value and norm). Istislam adalah seruan kedamai-an dan
kepasrahan yang lebih cepat, tegas, rigid, dan sempurna (perfect).
Pokok –Pokok Ajaran Islam Aqidah Syari’ah Akhlak KESIMPULAN
1. AQIDAH Secara Bahasa (Etimologi), Kata “Aqidah” dari kata dasar al-‘aqdu dan ar-rabth
yang berarti ikatan, al-Ibraam yang berati pengesahan, al-ihkaamu yang berarti
mengokohkan (menetapkan),at-tawatstsuq yang berarti menjadi kokoh,kuat, asy-syaddu
biqquwah yang berarti pengikatan dengan kuat, dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti
mengikat dengan kuat. Secara Istilah (terminologi) yaitu ketetapan/perkara yang wajib
dibenarkan oleh hati dan jiwa ,sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan
kokoh,yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah dalam agama adalah
berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. Secara terminologi menurut ulama, Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai
dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil. Pengertian Aqidah
2. Ilahiyat: pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT,sifat-sifat
Allah dan lain-lain 2) Nubuwat: pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan
Nabi dan Rosul termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah SWT,mu’jizat dan lain-
lain. 3) Ruwahaniyat: pembahasan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisika (malaikat,iblis,ruh,jin,setan dan lain-lain) 4) Sam’iyyat: pembahasan segala
sesuatau yang hanya bisa diketahui lewat dalil naqli berupa Al-Quran dan sunnah (alam
barzah akhirat, adzab kubur,tanda- tanda kiamat dan lain-lain) Ruang Lingkup Aqidah
AQIDAH
3. Mempertebal keimanan kita terhadap Allah SWT 2. Sebagai pondasi untuk mendirikan
bangunan Islam 3. Merupakan awal dari akhlak yang mulia 4. Membebaskan dirinya dari
ubudiyah/penghambaan kepada selain Alah, baik bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan
maupun lainnya 5. Membentuk pribadi yang seimbang yang selalu taaa kepada Allah baik
dalam keadaan suka maupun duka 6. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa 7. Untuk
menyelamatkan seseorang dari keyakinan-keyakinan yang menyeleweng dan penyaring
budaya-budaya non islami Fungsi Aqidah AQIDAH
4. Tingkatan-tingkatan Aqidah 1.Taqlid yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas
pendapat orang yang diikutinya tanpa dipikirkan 2.Yakin yaitu keyakinan yang didasarkan
atas bukti, dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat
antara objek keyakinan dan dalil yang diperolehkan. 3. ‘Ainul Yakin yaitu tingkatan
keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga
mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu
memberikan argumentsasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang. 4.
Haqqul Yakin yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalil rasional,
ilmiah, dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan
dengan dalil-dalil serta mampu menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui
pengalaman agamanya. AQIDAH
Ajaran islam
Bidang-bidang agama dalam ajarari Islam, secara garis besarmeliputi tiga hal, yaitu :
Aqidah, Syari'ah dan Akhlak. Berikut iniadalah uraiannya.
1 Aqidah.
Kata aqidah berasal dari kata 'aqada, yaqidu, aqdan atauaqidatan, yang berarti
mengikatkan. Sedangkan secara istilah,pengertian aqidah sering disamakan dengan
pengertian keimanan. Sayid Sabiq dalam mendefinisikan aqidah atau
keimanan,mengajukan enam pengertian dari aqidah atau keimanan, yaitu:
a. Makrifat terhadap alam yang ada dibalik alam semesta ini.
b. Makrifat terhadap kitab-kitab Allah SWT.
c. Makrifat terhadap Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul yang dipilihAllah.
d. Makrifat terhadap hari akhir dan peristiwa yang berkaitandengan itu seperti
kebangkitan dari kubur (hidup sesudahmati).
e. Makrifat terhadap takdir (qadha dan qadar).Memperhatikan uraian diatas,
tampaklah bahwa aqidahidentik dengan rukun iman yang enam dan sesuai dengan
kandungan ayat berikut ini"Hai orang-orang yang beriman, yakinlah kepada Allah
dan Rasul-Nya dun kepada kita yang diturunkan-Nyaterdahulu. Barangsiapa yang
ka.fir kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nyadan
hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telahsesat jalan sejauh-
jauhnya".(Q.S. An-Nisa: 136)

2 Syari'ah
Dalam konteks kajian hukum Islam, yang dimaksudsyari'ah adalah kumpulan
norma hukum yang merupakan hasil daritasyri '. Kata tmyri' juga merupakan bentuk
masdar dan syari'ah,yang berarti menciptakan dan menetapkan syari'ah.Sedang dalam
istilah para ulama fiqh, syari'ah bermakna"menetapkan norma-norma hukum untuk menata
kehidupanmanusia, baik dalam hubungannya dengan Tuhan, maupun denganumat
manusia lainnya". Oleh sebab itu, dengan melihat padasubyek penetapan hukumnya, para
ulama membagi tasyri' menjadidua, yaitu : tasyri samawi (Ilahi) dan tasyri wadh 'i. Tasyri
llahiadalah penetapan hukum yang dilakukan langsung oleh Allah danRasul-Nya. Dalam
AI-Qur'an dan As-Sunnah, ketentuan-ketentuantersebut bersifat abadi dan tidak berubah,
karena tidak ada yangkompeten untuk mengubahnya selain Allah.Sedang tasyri wadh 'i
adalah ketentuan hukum yangdilakukan langsung oleh para mujtahid.
Ketentuan-ketentuanhukum hasil kajian mereka ini tidak memiliki sifat keabadian
danbisa berubah-rubah karena merupakan hasil kajian nalar paraulama yang tidak ma'sum
sebagamana Rasulullah.Syari'ah mencakup dua hal, yaitu: aspek ibadah dan aspek
muamalah.
Ibadah ialah mengetahuiketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan
penghambaanseorang mukalaf kepada Allah sebagai Tuhannya. Sedangkanpengertian
muamalahdapat ditelusuri dari kajian fiqh muamalah,yang mencakup pembahasan tentang
ketentuan-ketentuan hukummengenai kegiatan perekonomian, amanah dalam bentuk
titipandan pinjaman, ikatan kekeluargaan, proses penyelesaian perkaralewat pengadilan,
dan termasuk juga masalah distribusi hartawansan
3 Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arabyang berarti budi pekerti.
Sinonimnya etika dan moral. Etikaberasal dari bahasa Latin, etas yang berarti kebiasaan.
Moralberasal dari bahasa Latin, mores, juga berarti kebiasaan. Dalam
masyarakat Indonesia, istilah yang sering digunakan ialah budipekerti.Kata akhlak yang
berasal dari kata khulqun atau khuluqunmengandung segi-segi persesuaian dan erat
hubungannya dengankhalik dan mahluk.
Karena memang akhlak juga mengaturhubungan (tata hubungan) manusia dengan
Tuhannya, manusiadengan manusia lainnya (mahluk hidup), dan manusia dengan
alamsemesta. Untuk lebih memperluas pengertian mengenaiakhlak,berikut ini
dikemukakan pengertian akhlak menurut para ahli,
antara lain Ibnu Maskawaih dalam bukunya Tahdzibul-akhlak wa thathirul a 'raq
mengemukakan bahwa Khuluk, perangai itu adalahkeadan gerak jiwa yang mendorong
kearah melakukanperbuatan dengan tidak menghajatkan pikirannya.b. Al-Ghazali sejalan
dengan Ibnu Maskawaih di atas, dalambukunya Jhya Ulumuddin, mengemukakan bahwa
Khuluk,perangai ialah suatu sifat yang tetap pada jiwa, yangdaripadanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah,dengan tidak membutuhkan kepada pikiran.c. Ahmad Amin
dalam bukunya al-Akhlak mengemukakanbahwa Khuluk ialah membiasakan kehendak.

Program Syari'at Islam


Sebelum lebih jauh menguraikan program syari'at Islam,
terlebih dahulu akan dikemukakan garis besar program syari'at Islam,
yakni:
1. Hifihul Aqli, yakni pembinaan dan pemeliharan dan kesehatan
aka! dan kecerdasan masyarakat.
2. Hifihul Naf<;i, yakni pembinaan dan pemeliharaan keselamatan
jiwa dan nilai-nilai kejiwaan.
3. Hifihul Mali, yakni pemerataan kesejahteraan materil.
4. Hifthul Nasb, yakni pembinaan generasi.
5. Hifihul Dien, yakni pemeliharaan agama dan ketertiban hidup dan kehidupan.

Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa islam tidak bisa lepas dari tiga pokok dasar (Aqidah,
Syari’ah, Akhlak). Ketiga pokok tersebut terkandung kesinambungan yang tidak dapat
dipisahkan/saling berkaitan, harus selalu bersama. Aqidah, Syari’ah dan Akhlak bagaikan suatu
pohon, dimana : 1. Aqidah merupakan akar, Aqidah mengajak kita untuk meluruskan keyakinan
kita 2. Syari’ah merupakan batang, Syari’ah mengajak kita lebih membuka wawasan tentang
ajaran islam 3. Akhlak adalah dedaunan, Akhlak mengajak kita untuk lebih mengetahui makna
dari kehidupan. Sehingga kita mengetahui dan memahami akan hal yang tidak patut untuk di
terapkan di kehidupan kita sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai