Anda di halaman 1dari 9

ESENSI AJARAN ISLAM

Esensi (pokok) ajaran Islam terdiri dari tiga unsur pokok yaitu:
Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Berikut penjelasan mengenai ketiga esensi
ajaran Islam.
َ ْ َ َْ
1. Aqidah ( ُ‫)الع ِقيدة‬
a. Pengertian

Aqidah berasal dari bahasa Arab, asal kata Aqada, Yuaqidu. Aqidah
artinya Keyakinan yang tertanam dalam hati sanubari terhadap keberadaan
Allah sebagai tuhan kita. Dan ini diikrarkan dalam syahadat. Dari pengakuan
tersebut akan melahirkan konsekwensi sebagai berikut:

 Akan menolak keyakinan segala perintah-Nya, dengan sesembahan


selain Allah
 Akan mematuhi segala perintah-Nya
 Akan menjauhi segala larangan-Nya
 Meyakini ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW

Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)


Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram
karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang
tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan Objek keyakinan/
kepercayaan hati pada umumnya ialah sesuatu yang ghaib yaitu sesuatu yang
ada namun keberadaannya tidak dapat dijangkau dan diidentifikasi oleh panca
indra dan imajinasi manusia, kecuali unsur-unsur yang Nampak. Seperti Rasul
dan Kitab Suci yang dibawanya Kepercayaan kepada Rukun Iman.

Pengertian Aqidah Menurut Para Ahli Ulama

 Pengertian Aqidah Menurut Hasan al-Banna


Menjelaskan bahwa aqidah adalah perkara yang harus dan wajib untuk
di yakini oleh hati seseorang. hal tersebut menyangkut tentang
ketentraman hati dan jiwa dan tidak ada sedikitpun keraguan di
dalamnya.

 Pengertian Aqidah Menurut Imam Al-Ghazali


Beliau menerangkan bahwa aqidah telah tumbuh dalam jiwa seseorang,
maka orang tersebut akan merasa bahwa hanya allah swt lah yang
penguasa seluruh alam semesta, dan semua yang ada di dalamnya
hanyalah makhluk belaka.
Firman Allah Surat An-Nisa’ ayat 136

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang
Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”.

b. Sumber-sumber ajaran Aqidah Islam


1) Al-Qur’an: kalam Allah yang diturunkan dalam bahasa Arab, kepada
Nabi Muhammad sebagai Rasulnya melalui utusan ruh Al-Amin
(malaikat Jibril) agar menjadi Hujjah bagi kerasulannya serta
pedoman bagi umat manusia dan membacaya bernilai ibadah. Al
Qur’an mengungkapkan tentang kehidupan ghaib, wujud Allah serta
hubungannya dengan manusia sebagai ciptaannya, serta alam raya
sebagai karunia-Nya untuk kehidupan mereka. Tentang para
malaikat dan fungsinya, kehidupan akhirat, surge dan neraka.
2) Al-Sunah: segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah, baik
merupakan perkataan, perbuatan dan ketetapannya. Firman Allah
dalam surat Al-Hasyar ayat 7
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”.

3) Ijma’ Ulama ; Kesepakan para ulama pada satu masa tertentu setelah
Rasulullah wafat, tentang suatu masalah tertentu. Sabda Rasulullah
SAW yang artinya:
“ Dari Anas bin Malik Ra. Dia berkata, bahwa Rasulullah bersabda, umatku
tidak akan melakukan suatu kesepakatan untuk suatu kesesatan” .

c. Aqidah Islam dan Aqidah yang diajarkan para Nabi terdahulu

Firman Allah surat Al-Anbiya’ ayat 25

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.

– Ayat ini menyatakan bahwa para Nabi sebelum nabi Muhammad SAW.
Mengajarkan aqidah yang sama yaitu penyembahan kepada Allah, bukan
kepada yang lain.
– Hanya saja ajaran syari’ah yang mereka bawa sering kali berbeda, karena
perbedaan kondisi, situasi social budayanya. Kemudian ajaran Tuhan tersebut
diselewengkan oleh orang-orang yang benci terhadap kebenaran.
– Seperti masyarakat Yahudi, bahwa Isa itu anak hina karena terlahir dari hasil
perzinahan.
– Masyarakat Nasrani, Isa anak tuhan dan menjadi salah satu oknum tuhan.
Dalam hal ini Allah berfirman surat Maryam ayat 34
“Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang
mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”

– Allah mengkritik kepercayaan aqidah mereka yang meyakini bahwa Isa As


anak tuhan dan salah satu oknum dari tuhan dalam konsep Trinitas. Firman
Allah Surat Al-Maidah ayat 73

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah


salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari
Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu,
pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih.”

d. Tujuan Aqidah Islam


 Untuk menyadarkan umat manusia dari salah paham mereka dalam
bidang agama
 Untuk meluruskan Aqidah tentang Isa Al-Masih. Islam mengajarkan Isa
bukan anak zina/anak tuhan tetapi adalah putra dari seorang perawan
yang salehah, Maryam dan setelah dewasa ia diangkat Allah menjadi
Rasul-Nya.
e. Keistimewaan Aqidah Islam

- Terpelihara keasliannya (al-Qur’an)

- Mudah diterima fitrah dan akal sehat. Contohnya kalau berdosa


kepada Allah bertaubat dan istighfar.
2. Syari’ah

Syari’ah berasal dari kata syara’a, Yusyari’u, Syari’atan. Yang artinya


jalan atau pedoman hidup manusia yang berasal dari konsep Illahi. Syari’at
manusia yang berasal dari konsep Illahi. Syari’at yang dibawa oleh Muhammad
SAW akan memberikan kepastian keselamatan hidup manusia secara lahir
atau bathin mulai sejak hidup didunia sampai ke akhirat kelak.
Menurut Istilah, syariat berarti aturan atau undang-undang yang
diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan tuhannya,
mengatur hubungan sesama manusia dan hubungan antara
manusia dengan alam semesta. Syariat islam juga mengatur pula
tata hubungan antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk
mewujudkan sosok individu yang saleh.
Dengan syari’at manusia akan mengetahui aturan hukum yang
berlaku pada dirinya dalam menjalankan hidup didunia. Pada dasarnya
dengan syari’at manusia akan terarah dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik berupa sandang, pangan, papan, teman dan pendidikan.
Konsekuensi dari syari’at segala aktivitas manusia dilandasi oleh hukum
yang lima. (Ahkamul Chamsah) yaitu yang wajib, sunat, haram, makruh,
mubah)

a. Tujuan syariat islam

1. Menegakkan kemaslahatan

Setiap orang yang belajar dan melaksanakan syariat Islam, akan


merasakan bahwa hukum-hukum yang tertuang didalam syariat Islam
itu berorientasi memelihara kemaslahatan para mukallaf, menolak
kemafsadatan (kerusakan) dan mewujudkan kemaslahatan bagi
meraka

2. Memusnahkan kemafsadatan (kerusakan)

Disamping bertujuan untuk memelihara dan mewujudkan


kemaslahatan, Islam juga mempunyai tujuan untuk menghilangkan dan
memusnahkan kemafsadatan serta mencegahnya.

3. Menyeimbangkan kepentingan individu dan masyarakat

Setiap manusia harus menjaga 6 (enam) hak asasinya yaitu agama,


jiwa,akal,keturunan,harta benda dan harga diri. Hak asasi tersebut
bersifat dharury atau primer. Kemaslahatan dharury harus didahulukan
dan diutamakan pemeliharaanya
4. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan

Tujuan pokok syariat islam adalah menegakkan dan mewujudkan nilai-


nilai kemasyarakatan yang mulia dan luhur. Nilai-nilai tersebut adalah
al’adalah (keadilah), ukhuwah (persaudaraan), at takaful ( solidaritas),
al karamah (kemuliaan) dan al hurriyah (kebebasan).

b. Karakteristik Syariah Islam

1. Bersifat Rabbaniyah dan Diniyah

Sebagai suatu undang-undang, syariah mencerminkan kesucian


yang tidak tertandingi, dan menanamkan kepada para penganutnya
rasa cinta dan penghormatan terhadap syariah Islam yang
bersumber dari keimanan dan kesempurnaannya.

2. Penghormatan dan ketaatan kepada hukum Ijtihad dan peraturan


negara

Ketaatan muslim tidak kepada syariat yang dinashkan saja, yaitu


pada yang terdapat dalam al qur’an dan hadist, tetapi mencakup
juga hukum Ijtihad dan peraturan negara

3. Membentuk akhlak dan moral

Tujuan syariah disamping memelihara kelanggengan masyarakat,


kerapian hubungan masyarakat, juga merealisasikan nilai-nilai luhur
dalam kehidupan masyarakat, mengangkat derajat manusia yang
luhur serta memelihara nilai-nilai akhlak.

4. Syariah islam realistis

Syariah islam diturunkan bagi manusia sesuai dengan kejadian


yang Allah ciptakan dengan fisik yang berasal dari tanah dan roh
yang berasal dari langit.
5. Penerapan hukum islam secara bertahap dan berproses

Syariat islam diterapkan secara bertahap dan berproses,


baik berupa kewajiban atau pengharaman.

6. Bersifat humanistik

Syariat diturunkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia,


membimbing dan memelihara sifat humanistiknya dan menjaga dari
sifat-sifat kebinatangan.

c. Ruang Lingkup Syariah

a. Ibadah mahdhah atau ibadah khusus,

Yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Bersifat vertikal


b. Ibadah ghairu Mahdhan atau muamalah

Meliputi hubungan manusia dengan dirinya, dengan sesama manusia,


dengan makhluk lain dan dengan alam sekitar. Bersifar horizontal

3. Akhlak
a. Pengertian

Akhlak berasal dari kata Khalaqa, yukhalaqu, khalan, khaliqun, makhluqun.


Yang artinya sikap mental yang tumbuh dari hati sanubari (nurani) yang ikhlas
tanpa dorongan dari laur, perbuatan secara otomatis yang digerakkan oleh hati
nurani.
– Menurut bahasa akhlak ialah tindak tanduk atau kebiasaan-kebiasaan
– Menurut istilah ialah suatu bentuk naluri asli dalam jiwa seseorang manusia
yang dapat melahirkan sesuatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan
spontan tanpa pikiran.
b. Bentuk Akhlak
Bentuknya terbagi dua bagian, yaitu.

1. Akhlakul karimah (mahmudah) diantaranya : yaitu akhlak yang


senantiasa berada dalam control Illahiyah yang dapat membawa nilai-
nilai positif dan kondusif bagi kemaslahatan umat, seperti Taqwa,
tawakkal, tawadhu’, Ridha, Ikhlas, sabar, zuhud, husnudzdhon, optimis,
dll.
2. Akhlakul mazmumah diantaranya: yaitu akhlak yang tidak dalam control
Illahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran
syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi
kepentingan umat manusia, seperti: Syirik, fasiq,takabur, sombong,
riya’, putus asa, pemarah. Su’udzdzon, tamak, dll.
Dasarnya terbagi dua bagian:

 Al-Qur’an. Firman Allah Surat Al-Qalam ayat 4

Dan sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) benar-benar berbudi


pekerti yang agung

 Al-Hadits
Yang Artinya: Bahwa Rasulullah SAW bersabda, saya ini diutus untuk
menyempurnakan Akhlak yang baik.

Menurut imam Al Ghazali ada empat sendi yang menjadi dasar bagi
perbuatan-perbuatan baik . Keempat sendi tersebut yaitu:

a) Kekuatan ilmu yang berwujud hikmah, yaitu kebijaksanaan yang artinya


adalah keadaan jiwa yang bisa menentukan antara hal-hal yang benar
dan hal-hal yang salah
b) Kekuatan amarah yang wujudnya berani, yaitu keadaan kekuatan
amarah yang tunduk kepada akal pada waktu dinyatakan atau dikekang.
c) Kekuatan nafsu syahwat (keinginan) yang wujudnya adalah iffah, yaitu
keadaan syahwat yang terdidik oleh akal.
d) Kekuatan keseimbangan diantara yang tiga diatas, wujudnya adalah
adil, yakni kekuatan jiwa yang menuntuk amarah dan keinginan sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh kebaikan / kebijaksanaan.
e)
c. Macam-macam Akhlak
1. Akhlak kepada Allah SWT yaitu beribadah kepada-Nya, yaitu
melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan
perintah-Nya, berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam
berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun
dalam hati.
2. Akhlak kepada diri sendiri, seperti sabar, adalah perilaku seseorang
terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan
penerimaan terhadap apa yang menimpanya, sabar ketika
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan dan ketika ditempa
musibah dari Allah, bersyukur atas karunia yang diberikan Allah,
rendah hati selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya.
3. Akhlak kepada keluarga, karib karebat, seperti saling membina rasa
cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga, saling menunaikan
kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti kepada ibu bapak,
mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan memelihara hubungan
silaturrahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia
4. Akhlak kepada masyarakat, seperti saling mengunjungi, saling
membantu diwaktu senggang, lebih-lebih waktu susah, Saling
memberi, saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran
dan permusuhan
5. Akhlak kepada makhluk lainnya seperti sadar dan memelihara
kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam.
d. Fungsi Akhlak
1. Menjaga keharmonisan keluarga
2. Terdapat keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam pergaulan
3. Tenang, tentram, bahagia lahir bathin dunia dan akhirat

Anda mungkin juga menyukai