Indikator : Peserta P2K dapat memahami pengertin. Prinsip dan ruang lingkup akidah
1. AKIDAH
Akidah secara bahasa berasal dari kata الع ق الرbermakna yang د ب إل,(ikatan (ط ا ح ك ام
dari kata aqidah merupakan bentuk masdar dari kata ’aqada - ya’qidu – ’aqdan - ’aqidatan
Dalam kehidupan seharihari akidah sering diartikan dengan iman, kepercayaan dan
keyakinan. Akidah ialah suatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya, apakah berwujud
agama atau lainnya. Dalam kamus AL-Munjid diterangkan, akidah adalah والضمائر القلب عليه عقد
ماyang mengandung arti, ikatan yang terpatri di dalam hati. Kadang makna akidah
Pengertian Akidah secara istilah dikemukakan oleh para Ulama, salah satunya adalah
Hujjatul Islam, Al-Imam Al-Ghazali (w. 505 H/1111 M) Beliau menerangkan bahwa Akidah
telah tumbuh dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut akan merasa bahwa hanya Allah
Swt. lah Dzat Penguasa seluruh alam semesta, dan semua yang ada di dalamnya atau selain-
Akidah yang benar adalah merupakan pondasi yang kokoh bagi bangunan
agama serta merupakan syarat sahnya amal. Firman Allah swt. dalam QS al-Kahfi
[18] : 110, yang artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Pemahaman akidah yang benar wajib dipelajari oleh setiap mukallaf (muslim,
akil, baligh) agar dapat mengenal Allah dan rasul-Nya dengan segala sifat yang wajib,
jaiz (mungkin) dan yang mustahil pada keduanya. Mahmud Syaltut melukiskannya
sebagai berikut: “Posisi akidah dalam Islam adalah sebagai pokok yang di dalamnya
dilahirkan oleh akidah”. Dengan demikian, tidaklah ada syariah dalam Islam tanpa
akidah, sebagaimana syariah itu sendiri tidak akan berkembang kecuali di bawah
naungan akidah. Oleh sebab itu, syariah tanpa akidah adalah laksana bangunan yang
Akidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Akidah yang benar merupakan
landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya amalan ibadah. Hal ini sebagaimana
ditetapkan oleh Allah Ta’ala di dalam firman-Nya, yang artinya : “Maka barangsiapa
yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan
tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.”
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima
apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat
dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka : menyembah
keyakinan yang kokoh dan tanpa keraguan kepada Allah dengan segala pelaksanaan
kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk serta mengimani semua ajaran
Rasulullah Saw. berupa ketentuan dan ketetapan Allah Swt. sebagai pedoman hidup
di dunia.
pijakannya yakni :
a. Akidah Islam dibangun atas pertimbangan akal. Selama kita beriman kepada
Allah Swt., al-Quran, dan kepada ke-Nabi-an Muhammad Saw. dengan jalan
akal, maka wajib bagi kita mengimani segala hal yang diberitakan al-Quran
kepada kita. Sama saja apakah yang diberitakan itu dapat dijangkau oleh akal dan
panca indera manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak
dapat dijangkau oleh panca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan
hal yang fitri pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini adalah
terhadap sesuatu yang lain. Kemudian Akidah Islan hadir untuk memberikan
pemenuhan terjadap naluri beragama yang ada pada diri manusia, dan
bahwa semuanya itu adalah makhluk. Akidah Islam juga menetapkan bahwa
sebelum kehidupan dunia ada Allah Swt., sedangkan setelah kehidupan dunia,
ada hari kiamat. Akidah Islam juga menetapkan bahwa hubungan antara
kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia adalah
kepada hari Akhir, dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.
keyakinan umat Islam atau Iman. Karena itulah, secara formal, ajaran dasar tersebut
terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian para ulama dalam
pembahasan atau kajian akidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman
kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani
seperti jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan
rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah Swt.
a) Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi
seperti Wujud Allah dan sifat-sifat Allah, perbuatan Alah dan lain-lain.
Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, mu’jizat, dan
lain sebagainya.
c) Ruhaniyat, yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
d) Sam’iyyat, yaitu pembahahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’i (dalil Nakli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh,
lingkup akidah Islam tersusun ke dalam enam perkara makrifat, yaitu mengetahui
alHusna) dan sifat-sifat-Nya yang tinggi. Juga makrifat dengan bukti-bukti Wujud
dalamnya, yakni Malaikat, serta kekuatan-kekuatan jahat yang berasal dari Iblis,
Syaitan dan segala tentaranya. Selain itu juga makrifat dengan apa yang ada di
c. Makrifat dengan kitab-kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para Rasul, yang
salah satu isi utamanya adalah untuk dijadikan batas dan pembeda (furqan) antara
yang hak dan batil, baik dan buruk, halam dan haram.
d. Makrifat dengan Nabi-Nabi serta Rasul-Rasul Allah Swt. yang dipilih oleh-Nya
untuk menjadi pembimbing ke arah jalan yang benar dan diridlai Allah Swt.
e. Makrifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di saat itu seperti
kebangkitan dari kubur, hisab, pahala, surga, siksa, dan neraka.Makrifat kepada
takdir (Qad{a dan qadar) yang di atas keduanya itu berlaku peraturan yang ada di