Anda di halaman 1dari 8

1) Jadi Dinul Islam menurut istilah agama Islam berarti sikap tunduk dan patuh kepada tata aturan

yang berasal dari Allah Swt yang diperuntukan untuk segenap manusia yang disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw untuk memperoleh kesejahteraan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Firman Allah dalam surat Al-Anam ayat 153. 2) Artinya Dan bahwa (yang kami perintahkan ini adalah Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan (yang lain) karena kamu jalan jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya, yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. . Dinul islam bertujuan agar setiap muslim mentaati peraturan Allah dan RasulNya serta peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan harus ditaati dan dilaksanakan. Hanya dengan mentaati dan melaksanakan peraturan tersebut hidup kita akan selamat di dunia sampai akhiriat. Ruang Lingkup Dinul Islam Ruang lingkup dinul Islam mencakup sarana dan prasarana, amalan ibadah dan batas-batas dinul Islam. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan, amalan ibadah yang bagaimana yang harus dikerjakan serta batas-batas mana yang wajib dijauhi oleh setiap muslim, inilah ruang lingkup dinul Islam. Ajaran islam adalah sekumpulan pesan ketuhanan yg diterima oleh nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk perjalanan hidup semenjak lahir sampai mati .

2.) Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah Obyek materi pembahasan mengenai aqidah pada umumnya adalah Arkan Al-Iman, yaitu: Iman kepada Allah swt. Uman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk rohani lainnya seperti Jin, iblis dan syaitan). Iman kepada kitab-kitab Allah Iman kepada Rasul Allah Iman kepada hari akhir Iman kepada taqdir Allah. Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya. Kemaha-Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuatan dan wujdunya itu disebut tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman.[6]

Aqidah pokok yang perlu dipercayai oleh tiap-tiap muslimin, yang termasuk unsur pertama dari unsur-unsur keimanan ialah mempercayai: 1. Wujud (ada) Allah dan wahdaniyat (keesaannya) sendiri dalam menciptakan, mengatur dan mengurus segala sesuatu. Tidak bersekutu dengan siapapun tentang kekuasaan dan kemuliaan. Tiada menyerupainya tentang zat dan sifatnya. Hanya Dia saja yang berhak disembah, dipuja dan dimuliakan secara istimewa. Kepadanya saja boleh menghadapkan permintaan dan menundukkan diri tidak ada pencipta dan pengatur selain darinya. Firman Allah dalam QS. Al-Ikhlas (112): 1-4. Terjemahnya: Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia. Bahwa Tuhan memilih di antara hamba-Nya, yang dipandang layak untuk memikul risalah-Nya (putusan-Nya) kepada rasul-rasul itu disampaikan wahyu dengan perantara malaikat. Mereka berkewajiban menyeru kepada keimanan dan mengajak mengerjakan amal saleh (perbuatan baik). Karena itu wajiblah beriman kepada segenap rasul yang disebut dalam Al-Quran Adanya malaikat yang membawa wahyu dari Allah kepada rasul-rasul-Nya juga mempunyai kitab-kitab suci yang merupakan kumpulan wahyu Ilahi dan isi risalah Tuhan. Mempercayai apa yang terkandung dalam risalah itu. Di antaranya Iman kepada hari kebangkitan dan pembalasan. Juga iman kepada pokok-pokok syariat dan peraturanperaturan yang telah dipilih Tuhan sesuai dengan keperluan hidup manusia dan selaras dengan kesanggupan mereka, sehingga tergambarlah dengan nyata keadilan, rahmat, kebesaran dan hikmat kebijaksanaan Ilahi.

Mengenal aqidah yang benar merupakan satu keharusan bagi setiap muslim. Apalagi di masa seperti ini, masa yang penuh dengan ujian dan cobaan hidup. Disamping juga dipenuhi usaha penyesatan dan pemurtadan baik melalui kebidahan yang samar sampai kepada kekufuran yang paling jelas. Semua usaha pemurtadan ini berkembang dan tumbuh subur dengan pemeliharaan para musuh Allah dari kalangan syaitan manusia dan jin. Sesungguhnya aqidah merupakan masalah yang paling pokok dan paling mendasar bagi setiap mukmin. Aqidah menjadi pintu awal masuknya seseorang ke dalam Islam dan aqidah pula yang harus dia pertahankan hingga akhir hidupnya. Seorang mukmin dituntut untuk membawa serta kalimah tauhid, kalimat ikhlas laa ilaaha illallah hingga menghembuskan napas yang terakhir agar dia dikategorikan ke dalam hamba-hamba Allah Swt. yang husnul khatimah . Semua mukmin meyakini bahwa barang siapa yang demikian adanya pasti meraih ridha Allah Swt., rahmat-Nya dan surga-Nya.

SUMBER AQIDAH ISLAM


Al quran sebagai sumber ajaran Aqidah,al Quran mengungkapkan berbagai informasi tentang kehidupan ghaib yang tidak mungkin diketahui oleh manusia tanpa informasi-informasi dariNya.kitab suci ini mengungkapkan tentang wujud Alloh serta hubungannya dengan manusia sebagi ciptaaNya,serta alam raya sebagai karunia-Nya untuk kehidupan mereka.kemudian Al quran juga mengungkapkan tentang para malaikat dan berbagai fungsinya,kehidupan akherat berupa surga dan neraka dan proses hisab sebagai langkah perhitungan amal untuk menentukan posisi kehidupan akherat umat manusia,apakah menjadi penghuni surga/neraka.
1.2. Fungsi Aqidah Aqidah memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam. b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermuamalat dengan baik. c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima

3) Jin Setan dan Iblis

Kalimat jin setan ataupun juga Iblis seringkali disebutkan dlm Al-Qur`an bahkan mayoritas kita pun sudah tdk asing lagi mendengarnya. Sehingga eksistensi sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Taala tdk lagi diragukan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta ijma ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tinggal persoalan apakah jin setan dan Iblis itu tiga makhluk yg berbeda dgn penciptaan yg berbeda ataukah mereka itu bermula dari satu asal atau termasuk golongan para malaikat? Yang pasti Allah Subhanahu wa Taala telah menerangkan asal-muasal penciptaan jin dgn firman-Nya:

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yg sangat panas. Juga firman-Nya:

Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Para malaikat diciptakan dari cahaya jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yg disifatkan kepada kalian. Adapun Iblis mk Allah Subhanahu wa Taala berfirman tentangnya:

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam mk sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adl dari golongan jin Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: Iblis mengkhianati asal penciptaan krn dia sesungguh diciptakan dari nyala api sedangkan asal penciptaan malaikat adl dari cahaya. mk Allah Subhanahu wa Taala mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin dlm arti dia diciptakan dari api. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Iblis tdk termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi rahimahullahu mengatakan: Iblis adl abul jin . Sedangkan setan mereka adl kalangan jin yg durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah dita tentang perbedaan jin dan setan beliau menjawab: Jin itu meliputi setan namun ada juga yg shalih. Setan diciptakan utk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yg shalih mereka berpegang teguh dgn agama memiliki masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas yg mereka ketahui ilmunya. Ha saja mayoritas mereka itu bodoh.

Allah swt. menciptakan manusia, jin, dan Malaikat, Manusia dari tanah (QS. 15:26 ) Manusia dapat beriman dan dapat menjadi kafir(QS. 64:3 ) Jin dari api, ada dua macam (QS. 15:27 ) - Iblis (jin yang sudah pasti kafirnya) - Jin biasa, ada yang beriman dan ada yang kafir (QS. 18:50 , 72:11 dan 14 ) Syaithan adalah gabungan iblis, manusia kafir, dan jin kafir (QS. 36:60 , 6:112 , 114:5 , 34:21 ) Iblis akan masuk ke dalam manusia manapun untuk menyelewengkannya dari jalan Allah swt. (QS.17:62 )

Sehingga akan terjadi pertarungan di antara setan dan manusia yang Mu'min Allah swt. menciptakan Malaikat dari cahaya (Hadist) Malaikat sepenuhnya tunduk dan patuh kepada Allah swt. (QS. 21:19 , 20 , 26 , 27 )

4) Kata kitab berasal dari bahasa arab (kataba-yaktubu-kitabatan-kitaban) yang artinya tulisan, arti kitab secara istilah adalah tulisan wahyu pada lembaran-lembaran yang terkumpul menjadi satu bentuk buku. Adapun arti iman kepada kitab Allah adalah percaya dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab itu berisi firman-firman llah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup manusia agar dapat membedakan yang hak dan yang bathil, antara yang baik dan buruk dan antara yang halal dan haram. Beriman kepada al-Quran itu artinya adalah kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa al-Quran itu adalah wahyu atau firman Allah kepada kita dan untuk kita semua. Allah menurunkannya kepada kita agar kita jadikan sebagai pedoman dan jalan hidup kita yang wajib kita patuhi di dalam seluruh aspek kehidupan kita, selama kita masih hidup di dunia ini. Beriman kepada al-Quran juga berarti kita harus membuang jauh-jauh segala keyakinan, budaya dan tradisi apa saja yang tidak sejalan dengan ajaran alQuran. Maka di dalam mempelajari al-Quran tidak boleh berhenti pada bagaimana cara membacanya dengan baik, tetapi harus lebih dari itu! Kita pelajari bacaannya untuk mengetahui pesan apa yang terdapat di balik bacaan itu. Apabila pesan yang terkandung di dalamnya adalah berkenaan dengan keimanan, maka kita wajib meyakininya dengan sepenuh hati, dan apa bila pesannya berbentuk perintah, maka kita wajib mengamalkannya dengan ikhlas dan lapang dada. Dan apabila pesan yang disampaikannya berbentuk larangan, maka kita harus menjauhinya! Itulah makna beriman kepada alQuran.

D. Kedudukan Al-Qur'an Terhadap Kitab-Kiatb Terdahulu.


Alloh subhanahu wata'ala berfirman: Artinya:"Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu". (QS. Al Maa-idah: 48) Dari ayat yang mulia diatas, kedudukan atau fungsi Al-Qur'an terhadap kitab-kitab sebelumnya adalah: a) Sebagai mushoddiq (pembenar) yaitu: mengakui materi atau berita kitab-kitab terdahulu sekaligus menolak penyimpangan, perubahan, penggantian, pengurangan dan penghapusan kitab-kitab tersebut.

b) Sebagai muhaimin (penjaga) yang mencakup sebagai mu'tamin (yang mempercayai) dan syahid (saksi) terhadap kitab-kitab sebelumnya. Jadi kewajiban kita terhadap Al-Qur'an adalah mengikutinya lahir batin, berpegang teguh dalam menegakkan kebenaran, memelihara, membaca, dan mengamalkannya, dan komitmen atas segala kebenaran yang terkandung di dalamnya. Alloh subhanahu wata'ala berfirman: Artinya:"Dan Al-Quran itu adalah Kitab yang kami turunkan yang diberkati, Maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat". (QS. Al An'am: 155) Artinya:"Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian dan janganlah kalian mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. amat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (daripadanya)". (QS. Al A'raaf:3) Dan janganlah kita ragu terhadap kandungan berita dan hukum Al-Qur'an sampai datang hari qiyamat, yang senantiasa mendapat jaminan dan pemeliharaan Alloh dari orang-orang jahat yang ingin merusak dan merubahnya. Alloh subhanahu wata'ala berfirman: Artinya:"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benarbenar memeliharanya". (QS. Al Hijr: 9).
5) Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi

Hubungan Takdir dengan Ikhtiar Ada 2 macam takdir yang harus dipahami : 1. Takdir Muallaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Dalam takdir muallaq terdapat unsur ikhtiar dan pilihan. (Q.S Ar' Rad (13):11) "... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kamu sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri ..." Contonya : suami atau istri kita 2. Takdir Mubram yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan alam semesta yang sifatnya tidak dapat ditawar-tawar lagi, semuanya murni dari kuasa Allah.

Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :

1. Takdir Muallaq : yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-cita itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar-Rad 13:11) 2. Takdir Mubram ; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, seorang anak yang dilahirkan dengan memiliki kulit hitam, sedangkan kedua orang tuanya berkulit putih. Inilah yang dinamakan Takdir Mubram atau takdir yang tidak bisa dirubah-rubah lagi.

Hikayat Jalinan Takdir dan Ikhtiar


Semua perbuatan dan keberadaan kita sudah didesain dengan apik oleh Allah SWT. Wallahu khalaqakum wa maa ta'maluun (QS Ashshaaffat : 96). Dialah Desainer semua kejadian dan peristiwa. Tidak satu pun yang luput dari pengawasan dan keteraturan-Nya. Dialah Mahakarya, Penentu semua ciptaan. Meskipun segala sesuatunya telah ditakdirkan, ada banyak amalan yang bisa menentukan arah keberpihakan takdir Allah. Amalan tersebut juga adalah bagian dari takdir-Nya. Di antara yang bisa mengubah takdir adalah ikhtiar atau usaha. Kemauan keras (himmah Sawabiq) juga termasuk suatu kekuatan yang dimiliki manusia atas izin Allah untuk memperoleh sesuatu yang dicari dalam kehidupan duniawi. Kemauan keras ini adalah pendoronga untuk memperoleh suatu cita-cita. Namun demikian semangat dan cita-cita hamba Allah, tetap berkaitan erat dengan iradah dan izin Allah (takdir Allah Taala) Manusia berada di antara ikhtiar dengan qada dan qadar Allah. Berlomba mengejar takdir dengan ikhtiar dan doa. Hanya Allah yang Maha Mengetahui nasib manusia dan menentukan hasilnya. Apa yang diperoleh manusia setelah ikhtiar dan berdoa itulah taqdir yang sebenarnya.

1.baut 2.baut

segi

enam

kepala persegi

3.socke segi enam 1. baut segi enam 2. baut kepala persegi 3. socke segi enam

Anda mungkin juga menyukai