Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AGAMA

” RUKUN ISLAM DAN RUKUN IMAN”

OLEH:

NAMA : AGUSTRIANI

NIM : K202101026

KELAS : D1

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Segenap rasa syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, semesta bertasbih
mengagungkan kebesaran-Nya, sehingga kitapun harus sadar bahwa segala nikmat dan ujian
hanyalah milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajak pada kebaikan dan kebenaran serta
mengajarkan akan makna kepemimpinan sejati dibawah ridho illahi. Makalah yang berjudul “
rukun iman dan rukun islam“ ini dapat saya selesaikan

Saya sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini, namun saya sangat
menyadari kemungkinan masih adanya kekurangan, untuk itu kritikdan saran sangat saya
harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan.Terakhir, semoga semua bantuan, kritik dan saran
yang telah diberikan,sebagai amal sholeh dan mendapat ridho Allah SWT.
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Rukun Iman

Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang
muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:

Iman kepada Allah, patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukum-Nya.

Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan
kebesaran Allah di alam semesta.

Iman kepada Kitab-kitab Allah, Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif.
Salah satu yaitu Al-Qur'an. Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab
Zabur, Taurat, dan Injil.

Iman kepada Rasul-rasul Allah, Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan
dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran.

Iman kepada hari Kiamat, Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan

Iman kepada Qadha dan Qadar.

o Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta

Mengenai rukun iman ini berikut dalil-dalilnya:

”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu ialahberiman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, dan
nabi-nabi…” (Al-Baqarah:177)

Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril: ”Iman ituadalah
hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang
buruk.” (HR Muslim)
B. Penjelasan Ringkas Tentang Rukun Iman

1. Iman Kepada Allah Ta’ala

Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala
sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang
Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan
segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat
kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.

Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi) pada Allah Maha Esa itu
merupakan satuan, Ada pada Allah itu bersifat mutlak, berbeda dengan eksistensi manusia
bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan beberapa Sifat-Ilah yang merupakan suatu kemestian,
yaitu Azali (al-Qidam), kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan
(Mukhâlafat lil Hawâdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdâniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa hambatan (al-
Irâdat), tahu atas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar (al-Samak), menyaksikan (al-
Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).

2. Iman Kepada Para Malaikat-Nya

Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat,
yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah
hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka
laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas
masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam
riwayat-riwayat mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di
langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah
Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang
namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani
mereka secara ijmal (global).

3. Iman Kepada Kitab-Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang
diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman,
ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada
yang mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah
disebutkan namanya oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat,
Injil, Zabur, dan Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi
Allah, wajib pula mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah
mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah
dan kewajiban serta menjauhi berbagai larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an
merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh
Allah dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan
makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada-Nya.

4. Iman Kepada Rasul-rasul

Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus para rasul
untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah
menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira
dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmalsebagaimana
wajib pula beriman secara tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh
Allah, yaitu 25 diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Wajib pula
beriman bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya
tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka selain
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu
alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi
bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi setelahnya.

Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang merupakan bagian kedua pada
Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula mempercayai Rasul-Rasul Allah pada masa-
masa sebelumnya dan memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh
lima Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu : Adam, Idris, Nuh, Hud,
Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun,
Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahya, Isa,

Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai berikut:

1) "Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Nahal, 16:36).

2) "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu Kami utus
seorang Rasul," (Isra', 17:15).
5. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati

Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri
akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan
kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia
menghendaki. Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan
dimasukkannya kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti
belalang-belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita
memohon ampunan dan kesejahteraan kepada

Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

6. Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk Dari Allah Ta’ala.

Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan
keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu
terjadinya segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan
kekuasaan dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah
menulisnya pula di dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya. Allah
berfirman”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar (ukuran).” (Al-
Qomar: 49)

C. Pengaruh Iman terhadap Kehidupan Seorang Muslim

Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan seseorang
muslim terhadap perilakunya sehari-hari.

1. Pengaruh Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya.
Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka
dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian,
kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena
itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan
perintah Allah.

2. Pengaruh Iman Kepada Malaikat

Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas-
tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang
mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati
dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan
dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim
akan senantiasa optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh
karena itu iman kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak
mudah putus asa atau kecewa.

3. Pengaruh Iman Kepada Kitab

Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran
jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah
dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur hidupnya
menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.

4. Pengaruh Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia
dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan
mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang
berhubungan dengan Allah, hubungan antar manusia maupun lainnya.

5. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai
ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa
tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di
dunia ia tidak memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan
memperoleh balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari
akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus
berproses dan mencari makna kehidupan.

6. Pengaruh Iman Kepada Takdir

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab
yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan
bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut
kita belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini segogjayanya
lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan
kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
2.1 Pengertian Rukun Islam

Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi fondasi ibadah, yang dinamakan
Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut merupakan perwujudan hamba allah dalam
mengimplementasikan penghambaannya kepada Allah. Rukun Islam itu sendiri terdiri daripada
lima perkara, yaitu”

· Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal dan Nabi Muhammad
s.a.w itu rasul Allah.

· Menunaikan sholat lima kali sehari.

· Mengeluarkan zakat.

· Berpuasa pada bulan Ramadhan.

· Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

2.2 Syahadat

Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang muslim berikut
diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui
maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya.
Adapun isi syahadat sebagai rukun pertama dalam rukun Islam adalah: Bersaksi tidak ada ilah
yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

2.2.1 Makna "La ilaha Illallah"

Makna kalimat syahadat yang pertama “La ilaha illalloh” yaitu; tidak ada yang berhak diibadahi
secara hak di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang hak sedang ilah
(sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi). Artinya
secara harfiah adalah: "Tiada Tuhan Selain ALLAH".

Orang yang beribadah kepada selain Allah adalah kafir dan musyrik terhadap Allah
sekalipun yang dia sembah itu seorang nabi atau wali. Sekalipun ia beralasan supaya bisa
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul kepadanya. Sebab orang-orang musyrik
yang dulu menyelisihi Rasul, mereka tidak menyembah para nabi dan wali dan orang soleh
melainkan dengan memakai alasan ini. Akan tetapi itu merupakan alasan batil lagi tertolak.
Sebab mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul kepada-Nya tidak boleh dengan cara
menyelewengkan ibadah kepada selain Allah. Melainkan hanya dengan menggunakan nama-
nama dan sifat-Nya, dengan perantaraan amal sholeh yang diperintahkan-Nya seperti sholat,
shodaqah, zikir, puasa, jihad, haji, bakti kepada orang tua serta lainnya, demikian pula dengan
perantara doanya seorang mukmin yang masih hidup dan hadir dihadapannya ketika mendoakan.
2.2.2 Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”

Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengetahui dan meyakini bahwa Muhammad
utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah,
sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang
menaatinya masuk surga dan siapa yang mendurhakainya masuk neraka.

Selain itu anda juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber pengambilan syariat sama saja
apakah mengenai syiar-syiar ibadah ritual yang diperintahkan Allah maupun aturan hukum dan
syariat dalam segala sector maupun mengenai keputusan halal dan haram. Semua itu tidak boleh
kecuali lewat utusan Allah yang bisa menyampaikan syariat-Nya. Oleh karena itu seorang
muslim tidak boleh menerima satu syariatpun yang datang bukan lewat Rasul SAW. Allah ta’ala
berfirman :

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah (Al Hasyr:7)

Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh
hati (An Nisa’:65)

Adapun makna kedua ayat di atas, adalah:

1. Pada ayat pertama Allah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati Rasul-Nya pada
seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari seluruheMuhammad yang dilarangnya. Karena
beliau memerintah hanyalah berdasarkan dengan perintah Allah dan melarang berdasar larangan-
Nya.

2. Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan diri-Nya yang suci bahwa sah iman seseorang
kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada Rasul dalam perkara yang
diperselisihkan antara dia dengan orang lain, kemudian ia puas keputusannya dan menerima
dengan sepenuh hati. Rasul SAW bersabda :

2.3 Shalat

Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi sarana interaksi antara
Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga untuk menjadi
sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia memperoleh
kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Allah mensyariatkan dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk sholat.
Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air
kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.
Shalat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun terpenting Islam setelah dua kalimat syahadat.
Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia wajib
memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka
membiasakannya. Allah ta’ala berfirman :

"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman (An Nisa: 103)

Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada kondisi ketakutan dan
sakit. Ia menjalankan sholat sesuai kemampuannya baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun
berbaring hingga sekalipun tidak mampu kecuali sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka
ia mengkhabarkan bahwa orang yangeboleh sholat dengan isyarat. Rasul meninggalkan sholat
itu bukanlah seorang muslim entah laki atau perempuan. Ia bersabda :

"“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti
telah kafir” Hadits shohih.

Sholat lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar, sholat Maghrib dan
sholat Isya’. Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya mentari pagi di Timur dan berakhir
saat terbit matahari. Tidak boleh menunda sampai akhir waktunya. Waktu sholat Dhuhur dimulai
dari condongnya matahari hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu sholat Ashar
dimulai setelah habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh
menundanya hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih cerah.
Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan lenyapnya senja
merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang waktu sholat Isya’ dimulai setelah
habisnya waktu maghrib hingga akhir malam dan tidak boleh ditunda setelah itu.

Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali sholat saja dari ketentuan waktunya hingga
keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan syariat diluar keinginannya maka ia telah
melakukan dosa besar. Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

2.4. Puasa

Puasa pada bulan Ramadhan yaitu bulan kesembilan dari bulan hijriyah.

Sifat puasa:

Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang. Kemudian menahan dari
makan, minum dan jima’ (hubungan lain jenis) hingga terbenamnya matahari kemudian berbuka.
Ia kerjakan hal itu selama hari bulan Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta’ala
dan beribadah kepada-Nya.

Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang terpenting :
1. Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba
meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu diantara sarana terbesar
mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.

2. Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak. Tidak ada
yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

2.5 Zakat

Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai nisab untuk
mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak menerima dari
kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana
telah diterangkan dalam Al Qur’an.

Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak 200 dirham atau mata uang kertas
yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala macam jika nilainya telah mencapai
nishab wajib pemiliknya mengeluarkan zakatnya manakala telah berlalu setahun. Nishab biji-
bijian dan buah-buahan 300 sha’. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Sedang rumah siap
sewa saja dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barang-barang
dagangan 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan 10 % dari yang diairi tanpa
kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata air yang mengalir atau hujan. Sedang 5 %
pada biji-bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat penimba air.

Diantara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi
kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya

2.6. Haji

Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya
maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :

1. Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

2. Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di
satu tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu.
Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih
maupun kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin
dapat bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama
mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam
satu tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan
untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Rukun islam ada 5 yaitu: Mengucapkan 2 kalimat Syahadat,Menegakkan Shalat, Menunaikan


Zakat, Puasa, dan Haji. Di masa sekarang ini kita sebagai seorang muslim harus dapat
mengimplementasikan rukun islam dalam kehidupan sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh
kedalam pergaulan bebas sehingga kita dapat menjadi pribadi yang berakhlak baik dan menjadi
seorang muslim yang seutuhnya.

B.SARAN

Dengan penyusunan makalah ini, saya berharap kepada pembaca, khususnya para mahasiswa
berikutnya dapat mengembangkan makalah ini supaya lebih sederhana dan lebih mudah
dimengerti serta semoga pengetahuan mengenai Makna Rukun Islam dalam Pembentukan
Keperibadian ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami menyadari makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik
lagi.
TUGAS FAINAL

1.Apa perbedaan najis dengan hadas dan sebutkan jenis masing masing ?

2.Jelaskan 3 aspek atau tiga dimensi hubungan ajaran islam dengan disiplin ilmu kesehatan?

3.Kemukakan pengertiaan dan perbedaan antara etika,moral,dan akhlak?

4.Buatlah makalah tentang rukun islam dan rukun iman ?

Jawaban

1. Perbedaan antara hadas dan najis

a. Perbedaan wujudnya

Najis adalah benda yang bisa dilihat berdasarkan warna, bau, dan rasanya di lidah. Sebaliknya,
hadas tidak berbentuk benda.

Hadas adalah status hukum karena suatu perbuatan atau kejadian. Contohnya, seseorang buang
air kecil dan air besar. Maka statusnya menanggung hadas kecil.

Sementara, wanita haid statusnya menanggung hadas besar. Selama belum mandi besar, maka
statusnya masih dalam kondisi berhadas besar.

b. Perbedaan penyucian

Seseorang yang menanggung hadas besar maupun kecil, tetap akan berstatus hadas meskipun
telah menghilangkan kotoran di tubuhnya. Karena, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, hadas
dapat dihilangkan dengan berwudhu, mandi besar, atau tayamum.

Sebaliknya, untuk menyucikan najis dapat dilakukan dengan membersihkan hingga fisiknya
hilang, contohnya najis air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air susu ibu.
Najis Dapat disucikan dengan hanya diperciki air, meskipun fisik najisnya masih ada.

Walau demikian, najis besar berupa bekas jilatan anjing dan babi memerlukan cara-cara
penyucian yang khusus dan tepat.

2. Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu
diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal
makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu,
keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.
3. Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan
kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Pembentukan etika melalui proses
filsafat sehingga etika merupakan bagian dari filsafat. Unsur utama yang membentuk etika
adalah moral

Moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang memungkinkan setiap orang untuk dapat
hidup secara kooperatif dalam suatu kelompok. Moral dapat mengacu pada sanksi-sanksi
masyarakat terkait perilaku yang benar dan dapat diterima.

Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau
tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu
keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan

Anda mungkin juga menyukai