Oleh Kelompok 4 :
1) Aidul Fitra Ramadhan (02)
2) Aulya Rachmawandani (07)
3) Indah Choirunnisa (17)
4) Nadya Arinata Firdaus (26)
5) Siti Hutami T.O. (35)
6) Yumna Fiola Dewi (40)
1. Pengertian Akidah Islamiyah
ْ yang
Secara bahasa (etimology) kata "‘Aqidah" diambil dari kata dasar al-'aqdu ()العَ ْقد
berarti ikatan, at-tautsiiqu ( )التَّ ْوثِيْقyang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ihkaamu ( )اْ ِإلحْ كَامyang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( الربْط
َّ
) ِبق َّوةyang berarti mengikat dengan kuat.
Menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada
keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Sedang pengertian akidah dalam agama
maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan.
Dinamakan akidah islam atau islamiyah karena kepercayaan dan keyakinan itu tumbuh
atau dibicarakan atas dasar /menurut ajaran Islam.
Jadi Akidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada para
malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus)
dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun
secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta
ijma’ salaf as-shalih.
Diantara bahaya penyimpangan aqidah yang terjadi di masa lalu antara lain :
1. Dibinasakannya kaum Tsamud dan’Aad, Allah subhanahu wa ta’ala befirman :
“Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat Adapun kaum Tsamud, Maka
mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum 'Aad Maka mereka
telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang, yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus;
Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka
tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang
tinggal di antara mereka” (QS. Al Haaqqah : 4-8).
ْ ون َو
ازد ِج َر َ ت قَ ْبلَه ْم َق ْوم نوح فَ َكذَّبوا
ٌ ع ْبدَنَا َوقَالوا َم ْجن ْ ََكذَّب
“Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, Maka mereka mendustakan hamba
Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan Dia sudah pernah diberi ancaman”(QS.
Al Qomar :9)
ارا
ً صَ َّللاِ أ َ ْن
َّ ونِ َارا فَلَ ْم يَ ِجدوا لَه ْم ِم ْن د
ً َطيئَاتِ ِه ْم أ ْغ ِرقوا فَأد ِْخلوا ن
ِ ِم َّما خ
“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke
neraka, Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah”
(QS. Nuh : 25).
Allah SWT saja.” Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohon
ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolah sesuatupun dari kamu (siksaan Allah SWT)”.
(Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
”Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang-orang yang
kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya”. Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah,
bagi RasulNya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”
Ketenangan membuat jiwa seseorang Mukmin sejati senantiasa terpaut dalam pusaran kehidupan,
terlibat di kedalaman batinnya, merasakan sentuhan alam, mendengar jeritan nurani kemanusiaan dan
memahami harapan-harapannya. Itulah sebabnya apabila seseorang mampu untuk bersikap tenang,
maka hal-hal di atas akan terjalan secara emosional dengan kehidupan yang mereka lalui. Mereka
merasakan setiap detik dari perjalanan hidup mereka. Allah SWT berfirman mengenai hal ini pada al-
Qur’an surat 13 ayat 28 yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram”.
Setiap kita perlu rasa aman. Bahkan rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidup.
Tanpa rasa aman, apalah artinya dunia dan segela gemerlapnya. Karenanya Rasulullah SAW
bersabda:
“Barangsiapa di antara kalian mendapati paginya dalam keadaan aman, di keluarganya dan di
perjalanannya, sehat badannya, memiliki apa yang ia makan hari itu, sungguh ia seperti dilingkup
dunia”. Sedangkan pada al-Qur’an surat 6 ayat 82 Allah SWT berfiman yang artinya: “Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik) mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang yang mendapat petunjuk.” Maka
telah jelaslah apa yang disampaikan Allah SWT tersebut karena, disana, di dalam cahaya iman itu,
letak rasa aman kita yang sesungguhnya.
Optimis adalah suatu kesimpulan dari tidak pasrah dan tidak merasa hebat. Kita bisa saja menilai
kemampuan diri tidak terbatas. Tapi keterbatasan itu tidak boleh disikapi dengan kepasrahan (putus
asa). Bisa jadi kita menilai diri kita mempunyai banyak kelebihan. Tetapi itu tidak boleh disikapi
dengan besar kepala, arogan, apalagi menindas sesama. Semuanya harus ditata sebagaimana harus
sesuai dengan koridor tuntunan Islam yang akan menempatkannya pada saluran yang tepat dan
keadaan diri kita harus ditempatkan secara proporsional sehingga kita tidak terjerumus dalam dua
kutub ekstrim yaitu terlalu memilih yang mudah-mudah saja dalam hidup atau sebaliknya, karena
merasa hebat akhirnya selalu berlebih-berlebihan dalam menjalani kehidupan. Hal ini dijelaskan
dalam al-Qur’an surat 12 ayat 87 yang artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan kamu jangan berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah SWT kecuali kaum yang kafir”.
6. Barokah (Al-Barokah)
Setiap manusia pasti menginginkan hidupnya dipenuhi dengan keberkahan walaupun kadang mereka
tidak meminta kepada Allah. Untuk mencapai hal itu, seorang manusia harus berpegang teguh kepada
akidah Islamiyah yang akan mendorong mereka untuk hidup dengan damai, di jalan yang benar
(Islam) untuk mendapat berkah dari Allah SWT Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam al-
Qur’an surat Al A’raf ayat 96 yang artinya:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya”. Dari ayat di atas, kita diwajibkan untuk bersyukur dalam arti yang
sebenarnya setelah mendapat berkah dari Allah SWT, karena dengan syukur In shaa Allah SWT akan
diberikan keberkahan yang lebih lagi kepada kita.
7. Berani (Asy-Syaja’ah)
Bila kita sudah berpegang teguh kepada akidah Islam, tentunya kita termasuk orang yang berada di
jalan yang benar, untuk itu kita harus berani menghadapi segala kendala dan rintangan yang
menghadang walaupun kendala dan rintangan itu berat bagi kita. Di balik hal tersebut terdapat hikmah
yang besar bagi kita bahkan akan menambah semangat kita untuk lebih berpegang teguh pada akidah
Islam. Hal ini dijelaskan dalan firman Allah SWT surat 41 ayat 30 yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
menegakkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan)
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan
memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah SWT kepadamu”.
Dengan berpegang teguh kepada akidah Islamiyah, setiap orang akan merasakan kepemimpinan yang
sesungguhnya baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Hal inilah yang memunculkan para
cendekiawan Islam dengan ilmu pengetahuan yang begitu mengagumkan hingga Negara-negara Barat
pun kalah dalam kemajuan, kala itu. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat An Nur
ayat 55 yang artinya:
“Dan Allah SWT telah berjanji kepada orang-orang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-
amal sholeh bahwa ia akan sungguh-sungguh menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia
telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir
sesudah janji itu maka mereka itulah orang-orang yang fasik”.
Setiap orang mempunyai keinginan dalam hidupnya, baik itu suatu hal yang bisa diraih atau tidak.
Dengan menggunakan seluruh tenaga, manusia berusaha untuk mewujudkan semua keinginannya, ada
kalanya berhasil dan ada kalanya gagal. Akhir dari usaha hanya Allah SWT yang tahu dan
menentukan, manusia hanya mempunyai hak untuk berusaha. Namun manusia kadang tidak
menyadari hal tersebut sehingga mereka putus asa, kesal dan malas berusaha lagi. Hal ini tidak akan
terjadi bila kita bertawakal kepada Allah SWT dalam arti menyerahkan segala hasil tetapi harus
didahului dengan usaha yang sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah. Hal ini dijelaskan dalam al-
Qur’an surat Ali Imran ayat 173 yang artinya:
“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah SWT dan Rasul) yang kepada mereka orang-orang
mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena
itu takutlah kepada mereka”. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan menjawab:
“Cukuplah Allah SWT menjadi penolong kami dan Allah SWT sebaik-baik pelindung.”
KESIMPULAN
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap
individu muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid dan
melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai
dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya. Atas dasar ini,
akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan mu’jizat dan merealisasikan
kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam. Akidah memiliki peranan yang besar
dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan
siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-
jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pemikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan
perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan
demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan akhlak dari kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman
tidak akan pernah teraktualkan dalam kehidupan kita insya Allah.
SESI TANYA JAWAB:
Contohnya : Mukjizat Nabi Musa yang dapat megubah tongkatnya menjadi ular raksasa dan
membelah laut merah, mukjizat Nabi Ibrahim yang tidak mempan di bakar api, dll.
https://www.berbagaireviews.com/2017/03/akidah-pengertian-akidah-dan-
pembahasan.html?m=1
http://ahlussunnahpalopo.blogspot.com/2010/12/bahaya-penyimpangan-akidah.html
https://almanhaj.or.id/4093-thumaninah.html
http://ndocfile.blogspot.com/2012/09/dasar-dasar-aqidah-islam.html
http://a2hk.blogspot.com/2013/05/sumber-aqidah-islam.html
Ma’mun, Sukron. 2018. Pendidikan Agama Islam. Tangerang Selatan : Unit Penerbitan PKN
STAN