Aqidah
Dibuat sepenuh hati Oleh Kelompok 7
1 EVI JULIANI AYU PRATIWI 4512422041
7 FEBY DWI AULIAH
4001422007
28 MUHAMMAD IVAN ALDORINO
4611422104
17 AFIFAH AFZHALURRAHMAH
4101422139
39 HANIVIANKA AMELIA HAMSON
4611422117
Pengertian
Secara etimologis, aqidah berarti berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqidatan.
Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi
‘aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata '‘aqdan dan '‘aqidah berarti
keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mengandung perjanjian.
Ruang LIngkup Aqidah
Al-Kitab atau kitab Allah adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada
para nabi dan rasul, meliputi kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
Maupun kitab-kitab yang diturunkan pada para nabi dan rasul sebelumnya. Kitab-
kitab yang patut diimani keberadaannya adalah kitab Alquran sendiri (Q.S. Al-
Baqarah: 2), Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. (Q.S. Al-Maidah:
27), Kitab Taurat yang diturunkan yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. (Q.S.
Al-Maidah: 44) dan kitab Zabur yang turun kepada Nabi Daud a.s. (Q.S. An-
Nisa: 163). Di samping kitab-kitab di atas, dikenal juga dua buah shuhuf, yaitu
shuhuf Nabi Ibrahim a.s., dan shuhuf Nabi Musa a.s. (Q.S. Al-A’la: 18-19).
Shuhuf ini hanya berbentuk lembaran-lembaran.
Iman kepada Nabi dan Rasul
Pada hakekatnya nabi dan rasul adalah manusia biasa seperti umumnya. Yang
membedakannya adalah karena ia menerima wahyu dari Allah (Q.S. Al-Kahfi: 110). Apabila
ia tidak dibebani kewajiban untuk menyampaikan wahyu itu maka disebut Nabi. Jika ia
diikuti dengan tanggung jawab menyampaikan wahyu maka ia disebut Rasul. Jadi Nabi
belum tentu rasul, sedangkan rasul sudah pasti nabi.
Umat Islam yang hidup di zaman ini tentu wajib mengimani Rasulullah Muhammad saw.,
sebagai rasul terakhir. Dia adalah utusan Allah untuk menyempurnakan risalah-risalah yang
pernah disampaikan oleh rasul-rasul terdahulu. Risalah penyempurna itu adalah Islam (Q.S.
AlMaidah: 3). Maka hanya Islamlah yang akan diterima sebagai agama yang diridhai di sisi
Allah (Q.S. Ali-Imran: 19). Oleh karena itu kecintaan dan ketaatan kepadanya harus
ditunjukkan bagi siapa saja yang ingin selamat di dunia dan akhirat (Q.S. Ali-Imran: 31, Al-
Ahzab: 21).
Presentation by Kelompok 7
Presentation by Kelompok 7
Tujuan Aqidah
1.Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah hanya kepada Allah. Karena Allah adalah
Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan hanya kepada-Nya.
2.Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari lemahnya aqidah.
Karena orang yang lemah akidahnya, adakalanya kosong hatinya dan adakalanya
terjerumus pada berbagai kesesatan dan khurafat.
3.Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan memperkuat
hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia menjadi orang yang tegar
menghadapi segala persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai cobaan.
4.Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah kepada Allah
serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran al-Qur’an dan tuntunan
Rasulullah saw.
Contoh Aqidah
dalam Kehidupan
Sehari-hari
1.Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.