Aqidah secara harfiah yaitu ikatan. Ini berarti, orang yang beraqidah itu adalah orang
yang terikat kepada nilai-nilai yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, sedangkan
ucapan dua kalimat syahadat merupakan pengikatnya.
Aqidah juga disebut dengan iman yang secara harfiah artinya percaya, orangnya
disebut dengan mukmin. Ini berarti, mukmin adalah orang yang percaya kepada Allah
sebagai Tuhan dan Muhammad ﷺ.
Oleh karena itu, Allah SWT mengatur seuruh aspek kehidupan, dan seorang muslim
harus memilihnya dengan hati yang senang agar ia betul-betul pantas sebagai orang
yang beriman.
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah
dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka
tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh,
dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 36)
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Sebagai teladan bagi setiap
muslim. Allah SWT berfirman :
laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatul limang kaana yarjulloha wal-yaumal-
aakhiro wa zakarollaaha kasiiroo
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21). [
Iman kepada malailat
secara global.
4. Beriman kepada apa yang ditugaskan Allah epada mereka, seperti bertasbih,
Beriman kepada Malaikat merupakan salah satu rukun iman, Allah SWT
berfirman:
5. Memuliakan keseluruhan malaikat sebagai makhluk Allah yang suci dan ta’at,
jangan seperti Bani Israil yang memusuhi malaikat Jibril karena mnuduhnya
6. Menjalin hubungan dengan malaikat melalui iman dan amal saleh yang kita
usahakan. Para malaikat akan berseru kepada kita dengan penuh hormat
ketika kita meninggal dunia, QS. An Nahl : 32. “ (yaitu) orang-orang yang
6. Berukuran besar
7. Memiliki sayap
8. Berjumlah banyak
(tetap pendirian) dalam mengikuti dan memperjuangkan kebenaran, karena kita tidak
sendiri tetapi bersama dengan malaaikat. Maka kita tidak akan cepat patah semangat,
bahkan sekuat apapun musuh kita maka kita tetap akan menghadapinya, pantang
Tidak hanya keberanian dan keperkasaan, tetapi kita juga akan mendapatkan
ketenangan dan kesabaran, meskipun berada dalam perang yang dahsyat dan besar
sekalipun, karena ketika itu malaikat akan datang untuk menyampaikan khabar
2. Dapat mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagai makhluk
Allah SWT yang paling sempurna, kita mestinya malu kepada Allah SWT jika tidak
3. Meneladani sifat disiplin dan ikhlas dari malaikat dalam melaksanakan perintah Allah
SWT. Sifat luhur tersebut bisa dijadikan contoh dalam rangka beribadah kepada Allah
SWT.
5. Mengetahui keagungan, kebesaran, dan kekuatan Allah SWT. Oleh karena itu, kita
6. Mengenal kasih sayang dan penjagaan Allah SWT terhadap hamba-Nya. Dengan
Tenang dan tidak merasa tersaing di bumi, mengingat malaikat selalu bersama dan menjaga kita.
2. Beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitab Nya
1. Kitab taurat, diturunkan kepada Nabi Musa As sebagai pedoman dan petunjuk
bagi Bani Israil. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt :
Artinya :
“Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu
petunjuk bagi Bani Israel (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong
Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As. di bukit Tursina (Mesir)
sekitar abad 12 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan orang Yahudi dan orang yang
Pokok ajaran kitab Taurat berisi tentang Aqidah (Tauhid) dan hukum-
hukum syari’at yang dikenal dengan istilah The Ten Commandements (Sepuluh
8) Larangan mencuri
2. Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud As untuk disampaikan dan dijadikan
Artinya :
“.... dan Kami berikan Zabur kepada Nabi Daud” (QS> Al-Israa’ : 55)
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Dawud As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad
10 Sebelum Masehi dalam bahasa tulisan Nabi Dawud sendiri yaitu bahasa Qibty.
Pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang dzikir, nasehat dan hikmah tidak memuat
sekarang terdapat dalam kitab perjanjian lama (mazmur) dan terdiri atas 150 pasal.
Kitab Zabur merupakan petunjuk bagi umar Nabi Dawud As. agar bertauhid kepada
Allah SWT.
a) Do’a
b) Dzikir
c) Nasihat
d) Hikmah
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa As sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani
Artinya :
“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-
Maidah : 46)
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa As. di Yerussalem (Israel) sekitar abad I
Masehi dalam bahasa dan tulisan Ibrani dan orang yang berpegang teguh kepadanya
disebut kaum Nasrani Pokok ajaran kitab Injil sama dengan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya tetapi sebagian menghapus hukum-hukum yang terdapat
dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zaman itu. Sehingga kitab Injil yang asli
tidak diketahui lagi keberadaanya.
Kandungan kitab Injil:
a) Seruan tauhid kepada Allah SWT.
b) Ajaran hidup zuhud dan menjauhi kerusakan terhadap dunia.
c) Merevisi sebagian hukum Taurat yang sudah tidak sesuai.
d) Berita tentang akan datangnya Nabi akhir zaman bernama Ahmad atau
Muhammad.
petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia, bukan hanya bangsa Arab. Allah
berfirman :
Artinya :
dan Madinah (Arab Saudi) pada abad VI Masehi dalam bahasa dan tulisan bangsa
Arab suku Quraisy. Pokok ajaran kitab Suci Al Qur’an berisi tentang aqidah
hukum syari’at yang terdapat dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki
kedudukan di atas segala kitab yang lain.
2. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya.
3. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan
membaca sendiri maupun menghadiri majlis taklim.
4. Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
5. Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di
lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat
6. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid.
7. Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
a. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para
rasul
b. Meyakini kebenaran isinya
Perbedaan cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dan kepada Al-
Qur’an sendiri disebabkan :
1. Masa berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an.
Menambah Kepercayaan
Kita mengerti bahwa Allah SWT yang menciptakan semua objek dan
mencipta kita yang masih hidup hingga sekarang. Jadi kita patut
bertambah percaya dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah
memberi kita karunianya.
Menambah Ketaatan
Dengan beriman kepada Allah bisa membuat pola untuk taat
melaksanakan perintah Allah SWT dan menghindari larangan-Nya
sehingga hati kita tentu selalu ingat kepada Allah SWT.
Menentramkan Hati
Dalam Q.S Ar-Ra’ad:28, diuraikan bahwa orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah SWT.
1. Taqlit
Taqlit secara umum adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa
mengetahui sumber atau alasannya. Namun untuk kasus Iman
Kepada Allah ialah taqlit atau mengikuti orang tua, karena saat kita
masih belum bisa menemukan dasar atau ilmu dalam Iman Kepada
Allah alangkah lebih baiknya jika kita mengikuti orang tua kita yang
sudah paham soal Iman Kepada Allah, dan itu sebagai cara agar kita
juga bisa belajar tentang Ilmu Agama lainnya yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad.
Sifat-Sifat Allah
Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat. Sifat tidak memiliki arti
tanpa adanya dzat. Sifat Allah yang terkandung dalam asma-Nya
sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, secara keseluruhan
menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak ada satu
pun yang menyamai-Nya. karena itu, selain Allah, tidak ada yang
boleh di lekati sifat-sifat ke-Tuhanan. Adapun sifat Allah
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sifat Wajib, sifat Mustahil, dan
sifat Jaiz bagi Allah.
1. Wujud (ada)
2. Qidam (terdahulu)
3. Baqa’ (kekal)
4. Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan ciptaan-nya)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
6. Wahdaniyah (Maha Esa)
7. Qudrah (Mahakuasa)
8. Iradah (Berkehendak)
9. ‘Alim (Maha Mengetahui)
10. Hayat (Hidup)
11.Sama’(Maha Mendengar)
12. Basar (Maha Melihat)
13. Kalam (Berfirman)
Ada sebagian ulama yang menambahkan dengan tujuh sifat allah swt,
sehingga menjadi dua puluh,yaitu:
Qadiran (Maha Kuasa)
Muridan (Maha Berkehendak)
‘Aliman (Maha Mengetahui)
Hayyan (Maha Hidup)
Sami’an (Maha Mendengar)
Basiran (Maha Melihat)
Mutakalliman (Maha Berbicara)
Melaksanakan Sholat
Pendapatan sebagian rezeki
Beriman Kepada Allah SWT
Pendapatan sebagian hartanya baik ketika waktu lapang ataupun
sempit
Selalu berbuat kearifan
Mampu mencegah emosi
Mampu memaafkan kekhilafan orang lain
Menjalankan perintah Allah SWT
Berhenti dari kelakuam hina dan tidak mendatangi lagi
Meyakini dengan benar rukum iman