Anda di halaman 1dari 11

IMAN KEPADA KITAB-KITAB DAN RASUL-RASUL ALLAH SWT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk mengabdikan diri kepada-Nya, Allah
menyatakan  dalam beberapa firmannya bahwa manusia dikirim ke bumi ini dengan tujuan untuk
menjadi khalifah-Nya, untuk mengemban amanat-Nya, dan untuk memenuhi janji dengan-Nya. Maka
haruslah ada aturan untuk mengabdikan diri. Tanpa aturan mustahil pengabdian diri dapat dilaksanakan.
Dalam aturan ini haruslah datangnya dari Allah sendiri. Sebab manusia mustahil manusia tidak akan
dapat membuat aturan tersebut yang sesuai dengan keinginan Allah. Karena manusia tidaklah mungkin
dapat mengetahui apa yang diinginkan Allah. Jangankan keinginan Allah, keinginan manusia yang lain
saja tidak dapat diketahui oleh manusia. Karena itulah Allah yang Maha Tahu mengirimkan aturan
kepada manusia dalam bentuk kitab suci dengan perantara rasul-Nya. Oleh karenanya, manusia harus
beriman kepada kitab suci dan juga kepada Rasul Allah. Maka dalam makalah ini akan mencoba
menyajikan dan menjelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang Iman kepada kitab yang merupakan
Rukun Iman yang ketiga dan juga tentang Iman kepada Rasul yang merupakan rukun Iman yang ke-
empat.
1.2  Rumusan Masalah   
1. Apa pengertian Iman kepada Kitab dan Rasul Allah?
2. Bagaimana Iman kepada Kitab dan Rasul Allah?
3. Apakah pokok-pokok ajaran Kitab-kitab Allah?
4. Bagaimana Fungsi dan sifat-sifat Rasul Allah?
5. Apa yang menjadi buah Iman kepada Rasul-rasul Allah?

1.3  Tujuan
1. Mengetahui pengertian Iman kepada Kitab dan Rasul-rasul Allah
2. Dapat memahami tentang Iman kepada Kitab dan Rasul-rasul Allah
3. Dapat mengetahui pokok-pokok ajaran Kitab-kitab Allah
4. Dapat mengetahui fungsi dan sifat-sifat Rasul Allah
5. Dapat mengetahui buah iman kepada rasul-rasul Allah.
dan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Aqidah Akhlak serta bertujuan agar tingkat keimanan
kita bertambah. Amin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Iman kepada Kitab dan Rasul Allah SWT
 Menurut bahasa Iman adalah percaya dan membenarkan. Sedangkan menurut istilah iman
adalah kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan amal perbuatan. Iman dan akidah bukan hanya sekedar percaya dalam hati kepada rukun iman,
tetapi mesti diwujudkan dalam bentuk amalan dan perbuatan bagi setiap umat Islam.
Menurut bahasa kata kitab memiliki dua pengertian, yaitu perintah dan tulisan. Sehingga kitab dapat
diartikan sebagai kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul yang berisi
pedoman hidup bagi umat-Nya serta telah dibukukan seperti yang kita kenal di zaman kita sekarang ini.
Kemudian iman kepada kitab-kitab Allah ialah kita diwajibkan meyakini serta percaya dalam hati bahwa
Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat-umat-
Nya yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yang isinya berupa suruhan, larangan serta beberapa
hukum yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Hukum beriman kepada kitab Allah adalah wajib.
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata “naba.” Dinamakan nabi karena mereka adalah orang
yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu beritanya ( lewat wahyu).
Adapun kata rasul secara bahasa berasal dari kata “irsal” yang bermakna membimbing atau memberi
arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu, namun tidak
diperintahkan untuk menyampaikan, sedangkan rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam
syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya. 1  Iman kepada rasul-rasul allah ialah mempercayai
bahwa Allah telah memilih diantara manusia, beberapa orang rasul-Nya untuk menyampaikan syariat
kepada hamba-hamba-Nya dan pengangkatan itu dilakukan dengan wahyu. Rasul-rasul
seluruhnya terdiri dari laki-laki, Allah tidak pernah mengangkat seorang wanita, baik menjadi Nabi
ataupun Rasul. Diantara rasul ada yang diberi tugas hanya untuk bangsa tertentu saja dan ada yang
untuk seluruh baangsa-bangsa, sehingga tidak ada satu golonganpun  umat yang lalu, yang tidak
dikaruniai utusan allah.
2.2  Iman kepada Kitab dan Rasul Allah SWT
2.2.1 Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berarti kita wajib beritikad atau mempunyai keyakinan
bahwa Allah SWT mempuyai beberapa kitab yang telah diturunkan kepada para nabi-Nya.

 
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriaman, tetaplah beriman kepada Allah dan RAsul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-
malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya  dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”. (Q.S An-Nisa [4] :136)
Mengimani kitab-kitab Allah merupakan rukun iman yang ketiga. Allah menurunkan kitab-kitab
tersebut agar digunakan sebagai pedoman atau pembimbing bagi seluruh umat manusia menuju
jalan hidup yang benar dan diridhai Allah SWT, yaitu kebahagian serta keselamatan dunia dan
akhirat.2 
Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya yang wajib diketahui
oleh umat Islam, adalah :
1. Kitab Taurat, yang diturunkan kepada nabi Musa a.s kira-kira pada abad ke-12 SM
didaerah israil dan Mesir.
2. Kitab zabur, yang diturunkan kepada nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke-10 SM
di  daerah Israil
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di daerah
Yerussalem
4. Kitab Al-Quran, yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M di
daerah Mekah dan di Mekah.  
Keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya terdapat empat unsur, yaitu :
1. Pertama, beriman kepada kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.
2. Kedua, beriman kepada yang telah Allah namakan dari kitab-kitabnya dan mengimani
secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya.
3. Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut
sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur ’an dan juga berita-berita
lain yang tidak diganti  atau diubah dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-qur’an).
4. Ke empat, mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela
dan pasrah menerimanya, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
2.2.2 Iman kepada Rasul-Rasul Allah
Beriman kepada rasul-rasul-Nya adalah rukun iman yang keempat yaitu mempercayai bahwa
Allah SWT telah mengutus para rasul-Nya untuk membawa syi’ar agama atau membimbing umat
manusia kepada jalan yang benar dan di ridhai Allah. Jumlah rasul tidak diketahui secara pasti
namun ada ulama yang mengatakan bahwa Allah SWT. telah menurunkan nabi sebanyak 124.000
orang dan rasul sebanyak 313 orang, dan jumlah ini pun belum dipastikan an kemungkinan besar
jumlahnya lebih banyak lagi. Hanya Allah SWT. yang lebih mengetahuinya. 3
Dari sekian banyak rasul dan nabi tersebut, hanya 25 orang yang disebutkan dalam al-qur’an,
sehingga para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Di antarakedua puluh lima
rasul tersebut, ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati
yang tak pernah goyah dan mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tak ada
batasnya. Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi adalah :
1. Nabi Nuh a.s.
2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Musa a.s.
4. Nabi Isa a.s.
5. Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT mewajibkan atas setiap orang beriman supaya beriman kepada semua rasul yang
diutus-Nya tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya. Apabila seseorang beriman
kepada sebagian rasul, tetapi menolak sebagian lainnya atau dengan kata lain membeda-bedakan
rasul Allah tersebut, orang tersebut bisa dikatakan kafir. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, ‘kami
beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)’, serta bermaksud
(dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) diantara yang demikian, (iman atau kafir)
merekalah orang-orang ynag kafir sebenar –benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir itu siksaan yang menghinakan” (Q.S. An-Nisa’ [4]:150)

2.3  POKOK-POKOK AJARAN KITAB-KITAB ALLAH SWT


2.3.1 Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab yang diwahyukan kepada nabi Musa pada sekitar abad ke-12 SM di
daerah Israil dan Mesir. Allah SWT berfirman:

Artinya : “ Dan kami berikan kepada Musa (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi
Bani Israildenngan firman: “janganlah kamu mengambil penolong selain aku” ( Q.S. Al-Isra [17] : 2),
Kitab Taurat ini diturunkan dalam bahasa Ibrani. Kata “Taurat” disebutkan dalam Al-Qur’an tidak
kurang dari 18 kali.
Isi pokok ajarannya adalah sepuluh firman Allah (hukum) yang diturunan Allah kepada Nabi
Musa dipuncak gunung Thursina. Intisari dari pokok-pokok tersebut adalah:                                     
1. Keharusan mengakui keesaan Allah.
2. Larangan menyembah patung dan berhala karena Allah tidak dapat diserupakan dengan
makhluk-makhluk-Nya, baik yang ada di langit, bumi maupun air.
3. Larangan menyebut Tuhan Allah SWT dengan sia-sia.
4. Memuliakan hari sabtu.
5. Menghormati ayah ibu.
6. Larangan membunuh sesama manusia.
7. Larangan berbuat zina.
8. Larangan mencuri.
9. Larangan menjadi saksi palsu.
10. Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai hak orang lain. 4  
Itulah isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang sekarang beredar
dikalangan bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan banyak perubahan. Para ulama sepakat bahwa tidak
ada lagi kitab Taurat yang asli sebab kitab Taurat yang beredar sekarang merupakan karangan orang
Yahudi pada masa dan waktu yang berlainan. 5 Adapun tentang diubahnya kitab Taurat yang asli oleh
orang-orang Yahudi, Allah SWT. berfirman :
Artinya : “yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan (Taurat ) dari tempat
(semestinya)…” (Q.S. An-Nisa’ [4]:46)
2.3.2  Kitab Zabur
Kitab zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s., seorang raja bangsa Israil di Kan’an, sekitab abad
ke-10 SM. Allah menegaskan dalam firman-Nya:

Artinya : “ …… dan kami berika Zabur (kepada) Daud.” (Q.S. Al-Isra’ [17]:55)
Kitab Zabur berisi mazmur (nyanyian pujian kepada Tuhan) yang melukiskan tentang nikmat
Allah yang telah dilimpahkan kepada Nabi Daud a.s. mengikuti apa yang telah dibawa oleh Nabi
Musa a.s. dalam kitab Taurat.
 Isi pokok kitab Zabur antara lain, Mazmur 146 :
1. Besarkan olehmu akan Allah. Hai jiwaku pujilah Allah.
2. Maka aku akan memuji Allah seumur hiduku dan aku akan menyanyanyikan puji-pujian
kepada Tuhanku selama aku ada.
3. Janganlah kamu percaya kepada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai
pertolongan.
4. Maka putuslah nyawamu dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya. 

5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’kub sebagai penolongnya dan yang
menaruh harapan kepada Tuhan Allah.
6. Yang menjadikan langit, bumi, dan laut serta segala isinya, dan menaruh setia sampai
selamanya.
7. Yang membela orang teraniaya dan memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah
membuka rantai orang yang terpenjara.
8. Dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk dan Allah
mengasihi orang yang benar.
9. Maka Allah memelihara orang dagang serta ditetapkannya anak yatim dan perempuan
bujang, tetapi jalan orang jahat itu dibalikkanya.
10. Allah akan berkerajaan kelak sampai selama-lamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman
berzaman. Berdasarkan Allah olehmu.6
2.3.3 Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama  di
Yerussalem. Kata Injil berasal dari kata Ibrani yang artinya kabar gembira, maksudnya berita akan
datangnya utusan Allah, Muhammad SAW untuk seluruh alam. 7
Kitab Injil yang asli membuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-
perintah Allah SWT kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah serta melarang
menyekutukan-Nya dengan benda atau makhluk lainnya. Disamping itu, dimuat keterangan-
keterangan bahwa diakhir zaman akan datang seorang nabi terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil
yang sekarang beredar, di dunia hanyalah karangan-karangan manusia. Injil ini dikenal dengan Injil
Matius, Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut terdapat perbedaan
pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya. Menurut para ahli, Injil tersebut memuat
tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s. dan kepercayaan yang ada didalamnya
merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan pendapat orang-orang Hawari (pengikut-pengikut
Nabi Isa a.s.).  
Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba dipandang oleh
ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas ini tidak dipergunakan oleh orang-
orang Kristen (Nasrani). Oleh karena itu, Injil yang wajib diyakini oleh umat muslimm adalah Injil
yang wajib diyakini oleh umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s.,
bukan Injil-injil yang beredar saat ini.
Adapun firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang berhubungan adalah :

Artinya : “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putra Maryam,
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab
Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang
bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah [5]:46)
2.3.4        Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab suci yang dituunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. untuk
disampaikan kepada umat manusia di seluruh dunia. Sementara itu, bila kita yakini bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Quran harus diakui pula sebagai kitab suci terakhir yang
diturunkan Allah kepada umat manusia. Allah SWT befirman :

Artinya : “ Dan diwahyukan kepadaku (Muhammad) Al-Quran ini, untuk aku beri peringatan kamu
dengannya dan orang-orang yang sampai kepadanya Al-Quran itu.” (Q.S. Al- an’am [6] :19)
Kandungan pokok Al-Quran menurut ulama Al-Azhar, Prof. Mahmud Syaltut, adalah:
1. Akidah
2. Akhlak
3. Dorongan dan bimbingan akan hikmah-hikmah alami
4. Kisah-kisah umat terdahulu
5. Janji baik serta ancaman buruk yang datang dari Allah
6. Hukum-hukum ibadah dan muamalah. 8
Al-quran diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang
terbagi dalam dua periode : Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di
Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat Makiyyah, dan Periode Madinah, yakni
ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di Madinah yang lazimnya berisi syariat sehubungan
social (mu’amalah) dan pembinaan masyarakat Islam, yang kemudian dikenal sebagai surat
Madaniyyah.
Sebagi pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Quran harus dijadikan pegangan
dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya, hanya Al-quranlah pedoman hidup mereka.
Menjadikan petunjuk lain selain Al-quran yang datang dari Allah itu, niscaya akan membawa mereka
pada kesengsaraan dan penderitaan.  
Kaum muslimin mengakui bahwa Al-quran merupakan mukjizat paling besar pada Nabi Muhammad
SAW. Akan tetapi, mukjizat itu bukan terdapat dalam bentuk luar Al-quran yang mengandung nilai-
nilai puitis, melainkan terdapat dalam kandungannyayang sampai sekarang dan bahkan sampai hari
Kiamat akan tetap terbukti kebenarannya. 9
2.4 FUNGSI DAN SIFAT-SIFAT RASUL ALLAH SWT
2.4.1 Fungsi Para Rasul Allah
Dalam bukunya An-Nubuwwah wal Anbiya; Muhammad Ali Ash-Shabuni menyebutkan tugas
rasul, yaitu sebagai berikut:
1. Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Ini
merupakan tugas pokok sebagaimana ditegaskan dalam Al-quran:
Artinya : “Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya, ‘bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak), melainkan Aku maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (Q.S. An-Anbiya’ [21]: 25)

Menyampaikan perintah dan larangan Allah. Ditegaskan dalam Al-quran:


Artinya : “(Yaitu) orang-orang ‘yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:39)

2. Memberikan petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia. Ditegaskan dalam Al-quran:
Artinya : “Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar
gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan
izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:45-46)

3. Menjadi panutan bagi seluruh manusia. Ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia
banyak meyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:21)

4. Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat
sesudah mati.
5. Mengalihkan perhatian manusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang kekal.
Ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S.
Al-Ankabut [29]:64)

6. Supaya tidak ada alasan lagi bagi manusia kelak dihadapan Allah. Ditegaskan dalam firman-
Nya
Artinya : “(Mereka Kami utus) selaku raul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-
rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Q.S. An-Nisa’ [4]:165) 10
2.4.2 Sifat-Sifat Rasul Allah
Rasul-rasul mempunyai sifat-sifat tertentu, Sifat-sifat rasul ini terbagi atas tiga, yaitu :
a) Sifat wajib, yaitu sifat-sifat yang mesti ada pada seorang Rasul. Kalau ia tidak mempunyai
sifat ini, maka ia bukanlah seorang Rasul. Bahkan jika kurang salah satunya maka ia bukanlah
rasul. Sifat-sifat wajib ini ada empat yaitu : 
1. Ash Shidiq, yaitu benar dalam segala-galanya.
2. Al Amanah, yaitu kepercayaan dalam segala-galanya.
3. Al Tabligh, yaitu menyampaikan segala apa yang mereka diperintahkan untuk
menyampaikan kepada makhluk.
4. Al Fathanah, yaitu kecerdikan. Rasul itu cerdik dan bijaksana di dalam segala halnya.
b) Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak boleh ada pada Rasul. Kalau sifat-sifat ini atau
salah satunya ada padanya, maka ia bukanlah Rasul. Jadi sifat-sifat ini adalah lawan dari
sifat-sifat wajib dan sifat ini ada empat pula, yaitu :
1. Al Kidzb, yaitu dusta atau bohong
2. Al Khianah, yaitu khianat
3. Ak kitman, yaitu menyembunyikan
4. Al Baladah, yaitu kebodohan
Dengan demikian para Rasul itu mesti bersifat dengan segala sifat-sifat yang baik,  dan
tidak boleh sama sekali mempunyai sifat buruk, walaupun agak satu saja.
c) Sifat Jaiz, yaitu sifat-sifat yang boleh ada pada Rasul dan boleh pula tidak ada padanya. Ke
dalam hal itu termasuk segala sifat-sifat kemanusiaan yang tidak akan menguranginya.
Diantaranya sifat-sifat ini ialah makan, minum, berjalan, duduk, bangun, mengantuk, tidur,
buang air, kwin, sakit, kuat, lemah, susah, senang, tertawa, menangis, marah (tidak keluar
dari batas), lupa (tidak dalam apa yang harus disampaikannya dan mengerjakan larangan),
cerai, dan sebagainya.11  
2.5 BUAH IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT         
Adapun buah iman kepada Rasul Allah adalah :
1. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus
para rasul untuk menunjuki mereka pada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana
seharusnya mereka menyembah Allah SWT., karena memang akal manusia tidak bisa
mengetahui hal itu dengan sendirinya.
2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini.
3. Mencintai para Rasul, mengagungkannya, serta memujinya karena mereka adalah para rasul
Allah SWT., dan karena mereka hanya menyembah Allah, menyampaikan risalah-Nya,
menasehati hamba-Nya.
4. Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran mendustakan para rasul dengan
menganggap bahwa para rasul Allah bukan manusia. Anggapan yang salah itu dijelaskan
Allah dalam sebuah firman-Nya.

Artinya : “Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang
petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka, ‘Adakah Allah mengutus seorang manusia
menjadi?” (Q.S. Al-Isra’ [17]:94)
Dalam ayat diatas, Allah SWT mematahkan anggapan mereka yang keliru. Rasul Allah
adalah manusia karena ia akan diutus kepada penduduk bumi yang juga manusia.
Seandainya penduduk bumi ini malaikat, pasti Allah akan menurunkan malaikat dari langit
sebagai para rasul.12
 
BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Iman kepada kitab-kitab Allah ialah kita diwajibkan meyakini serta percaya dalam hati bahwa
Allah telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat-umat-
Nya yang dijadikan sebagai pedoman hidup, yang isinya berupa suruhan, larangan serta beberapa
hukum yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Hukum beriman kepada kitab Allah adalah wajib.
Kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul-Nya yang wajib diketahui oleh umat
Islam, adalah :
1. Kitab Taurat, yang diturunkan kepada nabi Musa a.s kira-kira pada abad ke-12 SM didaerah israil
dan Mesir.
2. Kitab zabur, yang diturunkan kepada nabi Daud a.s. kira-kira pada abad ke-10 SM di  daerah
Israil
3. Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi Isa a.s. pada permulaan abad pertama di daerah Yerussalem
4. Kitab Al-Quran, yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M di daerah
Mekah dan di Mekah.  
Iman kepada rasul-rasul allah ialah mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia,
beberapa orang rasul-Nya untuk menyampaikan syariat kepada hamba-hamba-Nya dan pengangkatan
itu dilakukan dengan wahyu.
Dari sekian banyak rasul dan nabi, hanya 25 orang yang disebutkan dalam al-qur’an, sehingga
para rasul dan nabi yang wajib kita ketahui hanya 25 orang. Di antara kedua puluh lima rasul tersebut,
ada yang disebut Ulul Azmi, yang artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati yang tak pernah
goyah dan mempunyai ketabahan yang luar biasa, kesabaran yang tak ada batasnya. Nabi yang
mendapat julukan Ulul Azmi adalah :
1. Nabi Nuh a.s.
2. Nabi Ibrahim a.s.
3. Nabi Musa a.s.
4. Nabi Isa a.s.
5. Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT mewajibkan atas setiap orang beriman supaya beriman kepada semua rasul yang diutus-Nya
tanpa membeda-bedakan antara satu rasul dan rasul lainnya. Fungsi diutusnya rasul-rasul oleh Allah
yaitu :
1. Mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah, Dzat yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.
2. Menyampaikan perintah dan larangan Allah. Ditegaskan dalam Al-quran:
3. Memberikan petunjuk pada jalan yang benar kepada manusia. Ditegaskan dalam Al-quran:
4. Menjadi panutan bagi seluruh manusia. Ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
5. Memberi peringatan tentang adanya hari kebangkitan, dan tentang siksa yang berat sesudah
mati.
6. Mengalihkan perhatian manusia dari kehidupan yang fana pada kehidupan yang kekal.
7. Supaya tidak ada alasan lagi bagi manusia kelak dihadapan Allah.
Dari tujuan diutusnya seorang rasul  tersebut diatas pada intinya adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia untuk menjadi seorang khalifah di bumi.
3.2  SARAN
Sebagai hamba Allah sudah seharusnya kita beriman kepada rukun iman yang lima, diharapkan
setelah kita mengetahui tentang iman kepada kitab dan rasul akan menambah rasa keyakinan kita
kepada ALLAH SWT bahwa dialah yang mengatur segalanya yang telah mengutus para Rasul dan
menurunkan kitab sebagai pedoman hidup manusia di dunia.
Kita sebagai umat islam yang menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup kita sekarang ini,
dan sebagai umat nabi Muhammad SAW, namun kita harus meyakini bahwa Allah SWT telah
menurunkan kitab-kitab selain Al-Quran dan juga mengimani adanya Rasul-rasul yng telah diutus selain
nabi Muhammad SAW.
Al-qur’an adalah kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup manusia dan
menghapus / menyempurnakan ajaran-ajaran kitab terdahulu, oleh karena itu kita sebagai umat nabi
Muhammad SAW yang menerima wahyu yaitu Al-Qur’an sudah seharusnya  kita mengimani dan tidak
ragu untuk menjalankan segala ketetapan yang sudah ada di dalam al-qur’an.
Daftar Pustaka
Anwar, Rosihon. 2008. Akidah Akhlak. Bandung : Pustaka Setia
Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Akhlak. Surabaya : Al-Ikhlas
Moh. Rifai,Rs Abdul Azis, Ba Jalaludin. 1994. Akidah Akhlak. Semarang : Wicaksana
Zainuddin, A dan Jamhari Muhammad. 1999. Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah. Bandung : Pustaka Setia
Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel. 1999. Mutiara Ilmu Tauhid. Bandung : Pustaka Setia
Afif Muhammad. 1986. Tauhid. Bandung : Bina Ilmu
http://www.ALQURAN-INDONESIA.com
http://www.goecities.com
http://www.muslimah.or.id
1 Syekh Ibn Abdul wahhab menggunakan definisi ini dalam Ushulutsalatsah dan  Kasyfu Syubhat , begitu pula Syekh Muhammad ibn Sholeh Al-Utsaimin
                     
2 Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid, Pustaka Setia, Bandung. 1999, hlm 115

3 Al-Kaaf, op.cit., hlm. 141

4 A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, A I-Islam 1:Akidah dan Ibadah, Pustaka Setia, Bandung,1999, hlm. 126-127

5.Al-Kaaf, op. cut., hlm 116


6 Zainuddin, op. cit., hlm. 127-128

7 Ibid., hlm. 128

8. Ibid., hlm. 133

9. Afif Muhammad, et.al., Tauhid, Bina Ilmu, Bandung, 1986, hlm. 44-45

10 A. Zainuddin dan Muhmmad Jamhari, Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah, Pustaka Setia, Bandung,1999, hlm. 222-225
11  Drs. Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, Al Ikhlas, Surabaya, 1983, hlm. 271

12    Moh. Rifai,Rs Abdul Azis, Akidah Akhlak., Wicaksana Ba Jalaludin, Semarang,1994, hlm 159

Anda mungkin juga menyukai