Dosen Pengampu:
Penyusun:
FAKULTAS HUKUM
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan
manusia sebagai makhluk terbaik di bumi dan memberikan kita nikmat sehat baik kesehatan
jasmani maupun rohani serta telah mewariskan bumi dan seisinya kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pelaksana
dan Pembina syariat Islam di atas bumi ini, dan telah mewariskan syari’at Islam tersebut
kepada kita semua.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan
Agama Islam dengan judul “Iman Kepada Rasul Allah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kepada Allah SWT juga penulis
memohon taufik dan hidayah-Nya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh karena
itu sebagai orang muslim harus meyakini dengan sepenuh hati bahwasanya Allah
telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia pada setiap zaman untuk
mengarahkan manusia kejalan yang benar. Para Rasul adalah hamba hamba Allah,
dimuliakan Allah dengan diutus sebagai Rasul dan disifati Allah sebagai hamba
yang paling tinggi kedudukannya. Allah memilih manusia yang menjadi
pilihannya untuk bertugas menyampaikan ajaran- ajaran kebenaran dan aturan
Allah swt. guna keselamatan manusia dunia dan akhirat. Untuk meningkatkan
keimanan kepada Rasul-Rasul Allah maka perlu mengetahui nama-nama rasul
Allah.
Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman
kepada Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada
Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari
Rasul yang pertama yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi
Muhammad SAW. Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam
as hingga Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu
tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang
kemudian disampaikan atau di ajarkan kepada umatnya. Oleh karena itu,kita
sebagai seorang muslim,wajib beriman atau mempercayai kepada para Rasul
utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang
di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan berpegang hidup pada Allah
dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui
tentang pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan
pemahamnnya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani
atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib
mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari,
tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.
Al-iman adalah suatu keyakinan yang mantap dalam hati, yang dengannya
seorang mu’min percara dan yakin Allah adalah satu-satunya Yang Maha Benar,
sumber kebenaran dan pemberi kebenaran.1
Pengertian menurut bahasa, rasul berarti utusan Allah. Dapat juga diartikan
sebagai seseorang yang mengikuti berita-berita yang mengutusnya.
Pengertian menurut istilah, berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT telah mengutus manusia laki-laki terpilih yang diberi wahyu oleh Allah SWT
dan wahyu tersebut harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman dan
petunjuk hidup, agar hidupnya selamat dari dunia hingga kelak di akherat.
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun
yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul
ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah
dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan
di dunia dan di akhirat.
Iman kepada rasul artinya meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah
Swt., yang ditugaskan membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di
dunia dan akhirat. Allah mengutus rasul-rasul-Nya sebagai teladan dan contoh bagi
umat manusia dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana firman Allah dalam Surah
Al-Ahzab ayat 21 berikut:
“Sesungguhnya telah ada pada diri rasul itu suri teladan yang baik bagimu,”
(al-Ahzāb [33]: 21).
1
Abdur Rahman Madjrie, meluruskan tauhid Kembali ke Aqidah salaf, (Bandung: Prima Press) hlm. 115
kitabnya. Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam Surah An-Nisā ayat
136.
Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan
syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang
yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi
nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya
melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya:
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang
tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari
Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang
yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin: 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang di ceritakan kisahnya dalam al-qur’an
dan ada yang tidak.
Semua rasul Allah, sepanjang Sejarah manusia adalah manusia biasa juga.
Mereka makan, minum, tidur, kawin, berkeluarga, hidup bergaul di dalam
Masyarakat, kemudian meninggal. Para rasul memiliki tugas memimpin manusia
mengenal tuhan dan beribadah kepada-NYA berdasarkan pengetahuan yang benar,
menuntun hidup menjadi manusia mulia.
Rasanya kurang jika kita hanya mengetahui pengertian dari rasul saja, maka
dari itu di sini akan menenrangkan pengertian nabi. Secara etimologis Nabi berasal
dari kata na-ba artinya di tinggikan, atau dari kata naba-a artinya berita. Dalam hal ini
seorang nabi adalah seseorang yang di tinggikan derajatnya oleh Allah SWT dengan
memberinya berita (wahyu).3
1. Rasul ialah seorang laki-laki yang mulia yang mendapatkan wahyu dan memberi
tugas untuk menyampaikan kepada umatnya.
2. Nabi ialah seorang laki-laki yang mulia yang mendapatkan wahyu tapi hanya
sebagai penerus hukum-hukum rasul.
Jumlah para Rasul ada 313 orang dan jumlah para nabi adalah sangat banyak tiada
terhingga, itu haya Allah Ta’ala saja yang mengetahuinya. Tidak boleh bagi tiap-tiap
umat islam mebeda-bedakan antara para Rasul dan Nabi, karena sekalinya itu
mempunyai 4 sifat yang tertentu (wajib) bagi mereka. Dan wajib bagi manusia
meyakini bahwasannya para Rasul dan Nabi itu adalah manusia, berkelakuan
2
Mahmud Shaltut, Akidah dan Syari’ah islam, (Jakarta: Bumi Askara) hlm 27
3
Yunahar ityas, kuliah akidah islam, (Yogyakarta Lembaga pengkajian) hlm.129
sebagaimana manusia juga, dari itu janganlah sekali-kali di angkat (diakui) sampai
menjadi anak tuhan atau bersifat ketuhanan.4
Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar ra. bahwa saat ditanya tentang
jumlah para nabi Rasulullah menjawab: “Jumlah para nabi itu adalah 124.000,
sedangkan jumlah rasul adalah 312.” Tidak semua nabi dapat dikategorikan sebagai
rasul. Keduanya berbeda dari segi tugas. Adapun jumlah nabi yang mendapat gelar
ulul azmi ada lima, yakni Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.
1) Nabi Adam AS
2) Nabi Idris AS
3) Nabi Nuh AS
4) Nabi Hud AS
5) Nabi Saleh AS
6) Nabi Ibrahim AS
7) Nabi Ismail AS
8) Nabi Ishaq AS
9) Nabi Luth AS
10) Nabi Ya’qub AS
11) Nabi Yusuf AS
12) Nabi Syu’aib AS
13) Nabi Ayyub AS
14) Nabi Dzulkifli AS
15) Nabi Musa AS
16) Nabi Harun AS
17) Nabi Daud AS
18) Nabi Sulaiman AS
19) Nabi Ilyas AS
20) Nabi Ilyasa AS
21) Nabi Yunus AS
22) Nabi Zakaria AS
23) Nabi Yahya AS
24) Nabi Isa AS
4
Zainal Abidin, kunci badah, (semarang: CV Toha Putra) hlm. 19-20
25) Nabi Muhammad SAW
Di antara Nabi dan Rasul tersebut terdapat 5 orang rasulyang bergelar ulul
azmi. Yang di maksud ulul azmi yaituRasul yang memiliki keteguhan dan kesabaran
yang luar biasa dalam menerima ujian dari Allah SWT saat menjalankan dakwah
kenabiannya. Kelima Rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi tersebut adalah:
1. Nabi Nuh AS
2. Nabi Ibrahim AS
3. Nabi Musa AS
4. Nabi Isa AS
5. Nabi Muhammad SAW
Pengertian sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi rasul sebagimana telah kita
ketahui bahwa rukun iman yang ke empat adalah mempercayai nabi dan rasul yang
telah di utus oleh Allah untuk menyampaikan risalah dan ajaran-Nya kepada seluruh
manusia tanpa terkecuali. Beriman dalam hal ini adalah mengakui dengan lisan,
membenarkan dengan hati, dan mengamalkan atas apa yang mereka bawa, serta
meyakini bahwa semua itu benar adanya. Tugas dari masing- masing nabi dan rasul
tidak lain selain untuk menegaskan kembali perihal ke Esa an Allah. Selain iman pada
keberadaan nabi dan rasul, kita juga harus beriman kepada sifat-sifat yang pasti di
miliki mereka. Yakni sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi rasul.
Adapun yang dimaksud dengan sifat wajib bagi rasul merupakan sifat yang
seharusnya dimiliki oleh para nabi dan rasul, dalam menjalankan tugasnya sebagai
pemimpin umat. Sedangkan pengertian dari sifat mustahil bagi rasul ialah
keterbalikan dari sifat wajib dengan artian rasul tidak akan atau tidak mungkin
memiliki sifat tersebut pada diri rasul. Selain itu nabi juga mempunyai sifat jaiz, sifat
jaiz yang dimaksud adalah sifat yang boleh dimiliki oleh rasul-rasul(utusan) Allah
yaitu sama dengan manusia. Semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri nabi dan
rasul sebagai seorang manusia tetapi tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan
Allah SWT.
5
NU Online Ilmu Tauhid (mengenal sifat wajib mustahil dan jaiz bagi para rosul)
artinya dusta. Semua rasul adalah manusia yang di pilih oleh Allah
sebagai utusannya. Mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah SWT
sehingga terhindar dari sifat-sifat tercela. setiap rasul benar ucapannya dan
benar pula perbuatannya. Sifat dusta hanya di miliki oleh manusia yang
mementingkan dirinya sendiri, sedangkan nabi dan rasul mementingkan
umatnya.
b. Khiyanat
artinya curang tidak mungkin seorang rasul berkhianat atau ingkar janji
terhadap tugas yang di berikan Allah kepadanya. orang yang berkhianat
terhadap kepercayaan yang telah di berikan kepadanya termasuk orang yang
munafik, dan rasul tidak akan mungkin mempunyai sifat munafik.
c. Kitman
artinya tidak menyampaikan atau sesalu menyembunyikan. Semua
ajaran yang di sampaikan oleh rasul kepada umatnya tidak pernah
disembunyikan. Jangankan yang mudah di kerjakan dan dipahami dengan akal
pikiran, yang sulit pun akan di sampaikan olehnya seperti peristiwa isro’ dan
Mi’raj nabi Muhammad SAW.
d. Baladah
artinya bodoh seorang rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak
mungkin seorang yang bodoh. Jika rasul bodoh, maka ia tidak akan
mengemban amanat dari All ah SWT. jadi, mustahil rasul memiliki sifat
bodoh.
6
NU Online Ilmu Tauhid (mengenal sifat wajib mustahil dan jaiz bagi para rosul)
a. Melipat gandakan dan mengangungkan pahala atas keimanan dan amal shaleh
mereka.
b. Memberi Pelajaran agar umatnya mengetahui boleh atau tidak boleh
dilakukannya suatu perbuatan
c. Memberi keteladanan terhadap masalah keduniaan kepada para pengikutna,
seperti bekerja, berumah tangga, dan bermasyarakat.
Tugas pokok para Rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereeka
terima dari Allah SWT kepada ummat-NYA tugas ini sungguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat
manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah SWT memberikan
keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mujizat. Adapun pada intinya tugas
Rasuladalah menyampaikan amanat dari Allah untuk menegakkan kebenaran dan
menjauhkan manusia dari kesesatan. Mujizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar
biasa yang dimiliki para nabi atau Rasul atas izin Allah SWT untuk membuktikan
kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-
musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang di bawahnya.
Adapun tugas-tugas Nabi dan Rasul sebenarnya telah di singgung pada point
di atas, tetapi alangkah baiknya di bahas secara rinci tentang tugas Nabi dan Rasul
yang lainnya, yaitu sebagai berikut:
Dan disini juga ada mu’jizat dan mu’jizat sendiri itu mempunyai arti dan peranan
yang sangat penting bagi rasul dalam melaksanakan tugas kerasulannya. Mu’jizat
memiliki 2 fungsi pokok yaitu sebagai bukti bahwa orang yang memilikinya adalah
benar-benar utusan Allah SWT., sebagai senjata untuk menghadap musuh-musuh yang
menentangnya.
Mu’jizat adala peristiwa Ajaib yang sukar di jangkau oleh akal kemampuan
manusia. Mu’jizat dapat di bedakan menjadi 4:
1. Mu’jizat kauniyah adalah mu’jizat yang berkaitan dengan peristiwa alam, seperti
di belahnya bulan menjadi 2 oleh Nabi Muhammad SAW dan di belahnya laut
merah oleh Nabi Musa as dengan tongkatnya.
2. Mu’jizat syakhsiyyah adalah mu’jizat yang keluar dari tubuh seorang Nabi dan
Rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Nabi Muhammad SAW, Cahaya
bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa as serta penyembuhan penyakit buta
dan kusta oleh Nabi Isa as.
3. Mu’jizat salbiyah adalah mu’jizat yang membuat sesuatu tidak berdaya seperti
Ketika nabi Ibrahim as di bakar oleh Raja Namrud, akan tetapi api tidak mampu
membakarnya.
4. Mu’jizat Aqliyah adalah mu’jizat yang rasional atau masuk akal. Contoh satu-
satunya adalah Al-Qur’an.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya: “Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu
(Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada
mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada
mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
7
Ansharullah, ilmu Tauhid Kajian Rukun Iman, (Banjarmasin: Alhaka) hlm 76-77
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula
yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa
suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah
dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-
orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-Mukmin: 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
swt. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin
perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya
sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-
Qur’an dan ada yang tidak.
Seperti dalam Q.S. An-Nisa ayat 136, bahwasannya barang siapa yang ingkar
kepada Allah dan Rasul-Nya maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh, dan
dalam Q.S. Al-An’am ayat 48, Rasulullah datang memberi kabar gembira dan
peringatan, barangsiapa yang beriman dan mengadakan kebaikan niscaya tidak ada
rasa takut pada hati mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Beriman kepada Rasulullah SAW dan kepada semua Rasul merupakan salah satu
rukun iman yang enam. Tanpa diragukan, orang yang tidak beriman kepada Nabi
Muhammad juga tidak beriman kepada Allah SWT. Orang yang tidak beriman kepada
Nabi Muhammad (saw) dan tidak bersaksi bahwa beliau adalah Rasul dan Nabi Allah
tidak dapat mengenal dan memahami yang Esa yang disebut sebagai Allah,
َفَآِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه الَّنِبِّي اُأْلِّمِّي اَّلِذ ي ُيْؤ ِم ُن ِباِهَّلل َو َك ِلَم اِتِه َو اَّتِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُدون.
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah
dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS AL Araf 158)
َو َم ْن َلْم ُيْؤ ِم ْن ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه َفِإَّنا َأْعَتْد َنا ِلْلَك اِفِر يَن َسِع يًرا.
“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka
sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang
bernyala-nyala”. (QS Al Fath 13)
Maka beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah fardlu ain (wajib bagi setiap
muslim), dan tidak sempurna iman (seorang muslim) secara syar’i kecuali dengan
beriman kepada Nabi SAW dan tidak sah Islamnya kecuali dengan beriman
kepadanya SAW.
8
Op. Cit, Konsep & Hikmah Akidah Islam, hlm.94
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemendikbud
(2017), beriman kepada para rasul Allah memberikan manfaat dan hikmah kepada
umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah yang diperoleh dari beriman kepada
rasul adalah sebagai berikut:
1. Beriman pada rasul merupakan wujud penyempurnaan rukun iman yang
keempat.
2. Menjadikan kisah para rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup.
3. Menjadi sebuah motivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam
Masyarakat
4. Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik.
5. Menghadirkan rasa cinta (mahabah) kepada para rasul dan mulai mencontoh
perilaku-perilaku terpujinya.
6. Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada
Allah Swt.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah
berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh
Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara
manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah
sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga
dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat
bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik
di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam,
memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang
beriman kepada rasul-rasul allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik di setiap
harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
3.2 Saran
Penyusun makalah ini manusia biasa banyak kelemahan dan kekhilafan. Maka
dari itu penyusun menyarankan pada pembaca yang ingin mendalami masalah
zakat, setelah membaca makalah ini membaca sumber lain yang lebih lengkap.
Dan marilah kita realisasikan zakat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan
kewajiban umat muslim dengan penuh rasa Ikhlas.
3.3
DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rahman Madjrie, meluruskan tauhid Kembali ke Aqidah salaf, (Bandung: Prima
Press) hlm. 115
artikel "Pengertian Iman kepada Rasul Allah beserta Hikmah dan Maknanya"
Mahmud Shaltut, Akidah dan Syari’ah islam, (Jakarta: Bumi Askara) hlm 27
Muhammad Chiczin, Konsep & Hikmah Akidah Islam, (yogyakarta: Mitra Pustaka) hlm. 86
Noor Matdawam, pembinaan akidah Islamiyah (Theologi Islam), (yogyakarta: Bina Karier)
hlm. 92-93
artikel "Pengertian Iman kepada Rasul Allah beserta Hikmah dan Maknanya"
NU Online Ilmu Tauhid (mengenal sifat wajib mustahil dan jaiz bagi para rosul)
NU Online Ilmu Tauhid (mengenal sifat wajib mustahil dan jaiz bagi para rosul)
NU Online Ilmu Tauhid (mengenal sifat wajib mustahil dan jaiz bagi para rosul)
Pendidikan agama islam dan budi pekerti VIII (HJ. Tatik Pudjiani,M.S.I)
Ansharullah, ilmu Tauhid Kajian Rukun Iman, (Banjarmasin: Alhaka) hlm 76-77
Sukrin Nurkamiden IAIN Sultan Amai Gorontalo, Jurnal Ilmiah Studi Islam
Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada Allah Swt.
Menghadirkan rasa cinta (mahabah) kepada para rasul dan mulai mencontoh perilaku-
perilaku terpujinya.
Menghadirkan rasa cinta (mahabah) kepada para rasul dan mulai mencontoh perilaku-
perilaku terpujinya.
Menghadirkan rasa cinta (mahabah) kepada para rasul dan mulai mencontoh perilaku-
perilaku terpujinya.
Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik.
Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik.
Menjadi sebuah motivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat
Menjadikan kisah para rasul sebagai suri teladan yang baik dalam hidup.
Beriman pada rasul merupakan wujud penyempurnaan rukun iman yang
Tugas pokok
keempat. para
rasul Allah ialah
menyampaikan wahyu
yang mereka terima dari
Allah
swt kepada umat-Nya, tugas
ini sugguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan
tantangan,
penghinaan, bahkan siksaan
dari umat manusia
Tugas pokok para rasul
Allah ialah menyampaikan
wahyu yang mereka terima
dari Allah
swt kepada umat-Nya, tugas
ini sugguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan
tantangan,
penghinaan, bahkan siksaan
dari umat manusia
Tugas pokok para rasul
Allah ialah menyampaikan
wahyu yang mereka terima
dari Allah
swt kepada umat-Nya, tugas
ini sugguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan
tantangan,
penghinaan, bahkan siksaan
dari umat manusia
Tugas pokok para rasul
Allah ialah menyampaikan
wahyu yang mereka terima
dari Allah
swt kepada umat-Nya, tugas
ini sugguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan
tantangan,
penghinaan, bahkan siksaan
dari umat manusia
Tugas pokok para rasul
Allah ialah menyampaikan
wahyu yang mereka terima
dari Allah
swt kepada umat-Nya, tugas
ini sugguh sangat berat tidak
jarang mereka mendapatkan
tantangan,
penghinaan, bahkan siksaan
dari umat ma