Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA NABI DAN RASUL”

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Ilmu Agama Islam

Dosen Pengampu:

Sugiarto, S.Tr.Sy. M.E

Disusun Oleh:
Nama: Salma
NIM: 2261201171
Kelas: 1F

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM


SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam Agama Islam, para muslim pasti tidak asing dengan keberadaan nabi
dan rasul. Iman kepada nabi dan rasul Allah SWT merupakan suatu kewajiban,
karena iman kepada rasul-rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang keempat.
Iman kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan
rasul, mulai dari rasul yang pertama yaitu Nabi Adam a,s Hingga rasul yang
terakhir Nabi Muhammad SAW. Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul
sejak Nabi Adam a.s Hingga Nabi Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian
yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan Allah SWT. Berupa syariat atau
hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau diajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim, wajib beriman atau
mempercayai kepada para rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan
mengamalkan semua ajaran yang dibawa oleh rasul utusan Allah tersebut. Dengan
berpegang hidup pada Allah dan sunah rasul maka kita akan hidup bahagia
didunia dan juga akhirat. Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita
hanya mengetahui tentang pengertiannya saja itu pun hanya terbatas, tanpa
mengetahui akan pemahaman lebih dalam dan penerapannya didalam kehidupan
yang kita jalani atau didalam kehidupan sehari-hari.

B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Nabi dan Rasul?
2. Apa kewajiban beriman kepada Nabi dan Rasul?
3. Bagaimana manfaat iman kepada Nabi dan Rasul?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian Nabi dan Rasul.
2. Untuk mengetahui beriman kepada Nabi dan Rasul.
3. Untuk mengetahui manfaat beriman kepada Nabi dan Rasul.
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah metode
studi Pustaka. Yaitu metode yang berisi teori-teori yang relevan dengan masalah-
masalah penelitian. Data diperoleh dari jurnal, artikel, media elektronik dan
pustaka lainnya.
Kajian Pustaka atau studi Pustaka merupakan kegiatan yang wajib dilakukan
dalam sebuah penelitian, khususnya penelitian pada akademik yang tujuannya
adalah mengembangkan aspek teoritis maupun aspek praktis. Sehingga dengan
menggunakan metode penelitian ini, penulis dapat menyelesaikan masalah yang
hendak diteliti dengan mudah.
Adapun masalah pada penulisan makalah ini adalah memahami lebih dalam
bagaimana “Kewajiban Beriman kepada Nabi dan Rasul”. Pada bagian ini
dilakukan pengkajian mengenai teori dan juga konsep yang digunakan
berdasarkan literatur yang tersedia. Terutama dari artikel yang dipublikasikan
dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian Pustaka berfungi untuk membangun teori
dan konsep yang menjadi dasar studi dalam penelitian.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nabi dan Rasul
1. Pengertian Nabi
Secara etimologis nabi berasal dari kata na-bi yang berarti ditinggikan
atau dari kata na-ba-a yang artinya berita. Secara terminologi nabi yaitu orang
yang menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri dan tidak diwajibkan
menyampaikn kepada orang lain. Pengertian nabi menurut istilah adalah manusia
yang dipilih Allah SWT. untuk menerima wahyu-Nya berkenaan dengan syariat
agama. Perlu diketahui bahwa seorang dapat dikatakan sebagai nabi sebab
memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia lainnya. Nabi adalah seorang
utusan Allah SWT yang membawakan ajaran agama yang telah dibawakan oleh
para Rasul sebelumnya akan tetapi, wahyu itu diberikan untuk diamalkan oleh
dirinya sendiri dan tidak ada keharusan untuk disampaikan kepada umat atau
kaumnya.
2. Pengertian Rasul
Pengertian kata “Rasul” secara etimologis berasal dari kata ar-sa-la yang
bermakna mengutus. Sementara secara terminologi yaitu orang yang menerima
wahyu dari Allah SWT wajib menyampaikan kepada yang lain. Pengertian rasul
menurut istilah adalah seseorang yang menerima wahyu dari Allah SWT. Rasul
ialah seorang yang telah diberikan kepercayaan dan diberi wahyu oleh Allah SWT
untuk diamalkannya yang kemudian wajib disampaikan kepada umatnya.
Berkenaan dengan syariat agama dan ditugaskan untuk menyampaikannya kepada
banyak orang. Setiap Rasul pasti seorang nabi namun tidak setiap nabi adalah
Rasul. Rasul adalah manusia terbaik yang dipilih Allah SWT. untuk
menyampaikan risalah kepada umat manusia. Iman kepada rasul-rasul Allah
adalah rukun iman yang keempat, jadi seseorang itu tidak dikatakan beriman jika
tidak mempercayai rasul-rasul Allah SWT.
Nabi yang diketahui oleh kalangan umat muslim sekarang adalah 25 Nabi yang
termansyhur dan yang disebutkan, meski sangatlah banyak utusan Allah, Nabi dan
Rasul-Nya namun terbatas pengetahuan manusia. Kita wajib mengimani
Rasulullah baik yang disebutkan Namanya atau yang tidak disebutkan, dan setiap
Rasul yang datang pasti membawa berita tentang kedatangan rasul setelahnya dan
rasul yang datang sesudahnya membenarkan rasul-rasul sebelumnya.
Allah berfirman dalam QS. Al-an’am ayat 48:

‫علَ ْي ِه ْم َو َل‬ ْ َ ‫س ِليْنَ ا َِل ُم َبش ِِريْنَ َو ُم ْنذ ِِريْنَ فَ َم ْن ٰا َمنَ َوا‬
َ ‫صلَ َح فَ َل خ َْوف‬ َ ‫َو َما نُ ْر ِس ُل ْال ُم ْر‬
َ‫ُه ْم َيحْ زَ نُ ْون‬
Artinya : “Para rasul yang kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan
memberi peringatan. Barang siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-an’am
ayat 48)
3. Perbedaan Nabi dan Rasul
• Nabi memperoleh wahyu hanya untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul
tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan diperintahkan Allah untuk
disampaikan kepada umatnya.
• Nabi melanjutkan syariat yang telah disampaikan oleh Nabi sebelumnya,
sedangkan Rasul membawa syariat baru.
• Nabi tidak mendapatkan kitab suci, namun Rasul mendapatkan kitab suci
dari Allah SWT.
• Jumlah Nabi sangat banyak bahkan ratusan ribu, tetapi jumlah Rasul
sangat sedikit, yang wajib kita ketahui dan di Imani hanya 25 Nabi. Dan
setiap Nabi belum tentu Rasul, tapi Rasul pasti seorang Nabi.
• Jenjang kerasulan lebih tinggi dibandingkan jenjang kenabian. Rasul
diutus setelah menjadi rasul dan rasul lebih diutamakan daripada nabi.
• Nabi pertama kali diutus ke muka bumi ialah Nabi Adam a.s, sedangkan
rasul pertama ialah Nabi Nuh a.s Nabi dan Rasul penutup sekaligus
menjadi Nabi ialah Rasulullah Muhammad SAW.
B. Kewajiban beriman kepada Nabi dan Rasul
1. Pengertian Iman Kepada Nabi dan Rasul Allah
Iman ialah percaya terhadap apa yang diyakini oleh hati, diucapkan dengan
lisan serta diwujudkan dengan perbuatan. Yang dimaksud dengan beriman kepada
rasul menurut ajaran Islam adalah:
a. Mengimani semua rasul bahwa mereka adalah utusan Allah SWT yang
diperintah oleh-Nya untuk menyampaikan risalah kepada umatnya masing-
masing.
b. Tidak membeda-bedakan antara rasul-rasul itu, bahwa semuanya adalah
kekasih-kekasih Allah SWT yang mengajak kaumnya untuk menyembah dan
tidak menyekutukan-Nya. Meskipun demikian kita tidak memungkiri bahwa
Allah SWT melebihkan satu dari yang lainnya. Sedangkan rasul paling mulia
adalah Muhammad SAW yang membawa risalah terakhir. Mengakui bahwa
jumlah rasul sangat banyak, di antaranya ada yang Allah kisahkan melalui Al-
Qur’an dan ada pula yang tidak dikisahkan kepada kita.
c. Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang
muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.
2. Kewajiban Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam
rukun iman yang harus diimani oleh umat islam. Yang di maksud dengan iman
kepada rasul adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul ialah orang-
orang yang telah dipilih oleh Allah SWT. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk
disampaikan kepada seluruh kaum umat manusia untuk menjadi pedoman hidup
demi memperoleh kebahagiaan didunia maupun diakhirat. Menurut Imam
Baidhawa, rasul adalah orang yang diutus Allah SWT. untuk menyeru umat
manusia kepada-Nya.
Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah SWT. untuk menetapkan
menjalankn syariat rasul-rasul sebelumnya. Adapun contoh seperti Nabi Musa a.s
adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi Nabi Harun a.s hanyalah seorang nabi, sebab ia
tidak diberikan syariat baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan
syariat yang dibawa Nabi Musa a.s.
3. Dalil Beriman Kepada Nabi dan Rasul
Adapun dalil tentang kewajiban iman kepada para rasul, ialah sebagai
berikut:
Allah berfirman:
ٰۤ
ُ ‫اّلل َو َم ٰل ِٕى َك ِته َو ُكت ُ ِبه َو ُر‬
‫س ِله‬ ِ ٰ ‫س ْو ُل ِب َما ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َر ِبه َو ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ُكل ٰا َمنَ ِب‬ َ َ‫ٰا َمن‬
ُ ‫الر‬
ِ ‫غ ْف َرانَكَ َر َبنَا َواِلَيْكَ ْال َم‬
‫صي ُْر‬ ُ ‫ط ْعنَا‬ َ ‫س ِله َوقَالُ ْوا‬
َ َ ‫س ِم ْعنَا َوا‬ ُ ‫َل نُفَ ِر ُق َبيْنَ ا َ َحد ِم ْن ُّر‬

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari rabb-nya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka
mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang
lain) dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan: “kami dengar dan kami taat”.
(Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada Engkaulah
tempat Kembali”. [Al Baqarah:285].

Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S Al-Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya:

ََ‫ل تَ ْعلَ ُم ْون‬ َْ ‫الذ ْك َِر ا‬


ََ ‫ِن ُك ْنت َُْم‬ ِ ‫ل‬ ََ ‫ي اِلَ ْي ِه َْم فَسْـَٔلُ ْْٓوا ا َ ْه‬ ََ ‫س ْلنَا قَ ْبلَكََ ا‬
ًَ ‫ِل ِر َج‬
َْْٓ ‫ال ُّن ْو ِح‬ َ ‫َو َمَا ْٓ ا َ ْر‬
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah
olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui (Q.S. Al-
Anbiya: 7)

َ ً ‫ار َو ْالَ ْفـَ قَ ِلي‬


َ ‫ْل َما تَ ْش ُك ُر ْونََ َدَة‬ َ ‫س ْم ََع َو ْالَ ْب‬
ََ ‫ص‬ َ ‫شَا َ لَ ُك َُم ال‬ ْ ‫َوه ََُو الَ َِذ‬
َ ‫يَْٓ ا َ ْن‬

“Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu,
di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
pula yang tidak kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan Ketika
itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S.Al-Mukmin :
78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah
SWT. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis
kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad
SAW. Sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada yang diceritakan
kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

Dalil berdasarkan Hadist.


“Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis maka tidak ada nabi dan rasul
sesudahku”. (H.R. Ahmad)
Dalil Akli
Seluruh kehidupan Nabi Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan maupun
ketetapanya merupakan rujukan bagi kita.

5. Nama-Nama Rasul Allah


Allah SWT tidak menyebutkan berapa jumlah keseluruhan nabi dan rasul.
Oleh sebab itu kita tidak dapat mengetahui keseluruhannya, tetapi yang pasti
untuk setiap umat, Allah mengutus Rasul, seperti dalam firman Allah:

َ‫اَ أ َ ْر سَ ل ْ ن َا كََ ب ِ ال ْ َح قَِ ب َ ِش ي ًر اَ َو ن َ ِذ ي ًر اَ َۚ َو إ ِ ْنَ ِم ْنَ أ ُ َم ةَ إ ِ َلَ َخ َلَ ف ِ ي َه اَ ن َ ِذ ي ٌر إ ِ َن‬


“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tak ada satu umat
pun melainkan disana telah datang seorang pemberi peringatan” (Fathir 34:24)
Secara kronologis nama nabi dan rasul ada 25 yaitu : Adam a.s, Idris a.s, Nuh
a.s, Hud a.s, Shaleh a.s, Ibrahim a.s, Luth a.s, Ismail a.s, Ishaq a.s, Ya’qub a.s,
Yusuf a.s, Ayub a.s, Suaib a.s, Musa a.s, Harun a.s, Zulkifli a.s, Daud a.s,
Sulaiman a.s, Ilyas a.s, Ilyasa a.s, Yunus a.s, Zakaria a.s, Yahya a,s, Isa a.s,
Muhammad saw.
Dari ke-25 rasul tersebut terdapat 5 orang yang disebut Ulul Azmi. Rasul Ulul
Azmi yaitu rasul pilihan yang memiliki keteguhan hati dan ketabahan yang luar
biasa. Mereka gigih dalam perjuangan dan sangat sabar menerima berbagai
macam cobaan.
Rasul Ulul Azmi itu adalah sebagai berikut:
a) Nabi Nuh a.s
b) Nabi Ibrahim a.s
c) Nabi Musa a.s
d) Nabi Isa a.s
e) Nabi Muhammad saw.
6. Sifat-Sifat Rasul
Para Rasul memiliki beberapa sifat utama melebihi manusia umumnya yaitu :
Sifat Wajibnya:
a) Benar (siddiq) yaitu mereka yang selalu berkata benar, dimana, kapan, dan
dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).
b) Menyampaikan (tabliqh) yaitu Rasul selalu menyampaikan segala
pengajaran Allah kepada umatnya.
c) Cerdik (fathanah) yaitu para Rasul memiliki kemampuan berpikir yang
tinggi.
d) Terpercaya (amanah) yaitu Rasul tidak pernah menghianati amanah Tuhan
yang dipikulnya.
Sifat Mustahil:
a) Kadzib artinya dusta.
b) Khianat artinya tidak dipercaya (dengki).
c) Kistman artinya menyembunyikan.
d) Baladah artinya (bodoh).
Sebagai manusia, rasul juga memiliki sifat-sifat manusia pada umumnya.
Namun sifat-sifat tersebut tidak mengurangi martabatnya mereka sebagai utusan
Allah, juga tidak mempunyai cela yang merendahkan dirinya, serta tidak
mengurangi kedudukan mereka sebagai rasul. Mereka makan, minum, berdagang,
berkeluarga, mengalami sakit, susah, gembira, sedih, dan lain sebagainya.
7. Tugas Para Rasul
Para Rasul di pilih oleh Allah SWT dengan mengemban tugas yang tidak
ringan, diantara tugas-tugas Rasul itu adalah sebagai berikut:
1) Mengajarkan ketauhidan. Rasul membimbing kaumnya untuk meyakini
dan mengesakan (menauhidkan) Allah SWT.
2) Mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah.
3) Menyatukan I’tikad dan keyakinan umatnya bahwa tuhan adalah dzat
Yang Maha Kuasa.
4) Menjelaskan hukum-hukum Allah, baik berupa perintah-perintah maupun
larangan-Nya.
5) Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan
ketentuan Allah SWT.
6) Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh kepada Allah
SWT dan memberikan kabar berita bagi yang melanggar perintah Allah
SWT.
7) Memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-
hari atau keteladanan yang menjadi panutan dalam perbuatan.

Allah berfirman dalam Al-Quran:

‫ّللا‬ ٰ ْ ‫ّللا َو ْال َي ْو ََم‬


ََٰ ‫ال ِخ ََر َوذَ َك ََر‬ َْ ‫سن ََةٌ ِل َم‬
ََٰ ‫ن َكانََ َي ْر ُجوا‬ َ ‫ّللا اُس َْوَة ٌ َح‬
َِٰ ‫ل‬َِ ‫س ْو‬ َْ ِ‫لَقَ َْد َكانََ لَ ُك َْم ف‬
ُ ‫ي َر‬
َ‫َك ِثي ًْرا‬
“Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”. (QS. Al-Ahzab:21).
Allah SWT mengutus para Rasul sebagai suri teladan dalam kesabaran dan
menanggung penderitaan dalam memperjuang islam, teladan dalam ketabahan
memegang prinsip, teladan dalam, saling mencintai dan persaudaraan muslim
serta teladan dalam setiap akhlak mulia.

8. Hakikat Iman Kepada Rasul.


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh alam
adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan menuju
Islam.
setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah beriman
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi pondasi yang utama dari
agama islam. Sebab seluruh pondasi yang lainnya dibangun diatas keimanan pada
Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang tidak mengimani Rasulullah dan hanya
beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman menjadi batal, sebagaimana
sabda Nabi: “Artinya : Islam itu dibangun diatas lima rukun, menyaksikam bahwa
tiada sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba
dan RasulNya… (HR. Muslim 1/45 Al-Bkhari 1/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
a) Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi
Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah
menandaskan orang yang bertaqwa.
b) Ikhlas menaati rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya
dan menjauhi seluruh larangannya.
c) Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum,
dan cabang-cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan
ikhlas.
d) Mencintai beliau, keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya.
e) Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berdakwah demi
membebaskan umat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan,
kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran.
f) Meneladani akhlaq dan kepimpinan Nabi dalam setiap amalnya.
g) Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama
disebut Namanya.
h) Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisikan
ajaran Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul,
bid’ah, khufarat.

9. Mukjizat Rasul.

Kerna tugas para rasul sangat berat, maka para rasul di beri mukjizat, yaitu
keadaaan atau kejadian luar biasa yang dialami atau dilakukan oleh para nabi atau
rasul atas izin Allah. Adapun fungsi mikjizat adalah:
1. Sebagai tanda bukti bahwa orang yang membawa atau memiliki benar-
benar sebagai rasul.
2. Sebagai senjata bagi rasul yang digunakan untuk menghadap musuh-
musuh yang melawannya.

Mukjizat dikelompokkan menjadi empat macam:

a) Mukjizat Kauniyah yaitu mukjizat yang berkaitan dengan peristiwa alam


seperti dibelahnya laut merah oleh Nabi Musa a.s dengan tongkat.
b) Mujizat Syahsiyah yaitu mukjizat yang keluar dari tubuh seorang nabi atau
rasul seperti udara yang keluar dari celah-celah jari nabi Muhammad
SAW. Penyembuhan penyakit buta. Kusta oleh Nabi Isa a.s dan cahaya
bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa a.s.
c) Mukjizat Salbiyah yaitu mukjizat yang membuat sesuatu tidak berdaya,
seperti Nabi Ibrahim a.s dibakar api tetapi tidak mempan.
d) Mukjizat Aqliyah yaitu mukjizat yang masuk akal (rasional) yaitu Al-
Quran.

C. Manfaat Beriman Kepada Nabi dab Rasul


Pentingnya orang islam beriman kepada Nabi dan Rasul bukan tanpa alasan.
Selain karena diperintahkan oleh Allah SWT, juga ada manfaat dan hikmah yang
dapat diambil dari beriman kepada rasul.
Diantara manfaat dan hikmah beriman kepada Nabi dan Rasul sebagai berikut:
a. Makin sempurna imannya.
b. Terdorong untuk menjadi contoh dalam hidupnya.
c. Memiliki teladan dalam hidupnya
d. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah SWT untuk
mengabdi kepada-Nya.
e. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik
f. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan
ajarannya.
g. Allah juga akan mengampuni dosa-dosa manusia yang senantiasa
meneladani perilaku rasul.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Iman kepada nabi dan rasul merupakan suatu kewajiban bagi kita sebagai
umat muslim, karena iman kepada rasul merupakan rukun iman keempat dari
enam rukun iman yang harus kita Imani. Beriman kepada rasul Allah SWT
merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh setiap umat muslim diseluruh
dunia. Yang harus kita ketahui yaitu setiap nabi belum tentu seorang rasul, tapi
rasul pasti seorang nabi. Rasul merupakan yang terbaik di antara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah suatu yang terpilih dan
mulia dibandingkan dengan manusia lain. Jumlah nabi dan nabi tidak sebutkan
secara pasti namun yang wajib kita ketahui ada 25 yaitu: Adam a.s, Idris a.s, Nuh
a.s, Hud a.s, Shaleh a.s, Ibrahim a.s, Luth a.s, Ismail a.s, Ishaq a.s, Ya’qub a.s,
Yusuf a.s, Ayub a.s, Suaib a.s, Musa a.s, Harun a.s, Zulkifli a.s, Daud a.s,
Sulaiman a.s, Ilyas a.s, Ilyasa a.s, Yunus a.s, Zakaria a.s, Yahya a,s, Isa a.s,
Muhammad saw.
Jadi, beriman kepada rasul-rasul Allah merupakan hal yang sangat berharga
dan patut dipelajari. Karena selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat
bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik
didunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam,
memahami lebih luas, dan menerapkannya didalam kehidupan kita tentang
beriman kepada nabi dan rasul Allah SWT agar menjadi pedoman kita dalam
kehidupan sehari-hari.

Saran
Semua umat muslim seharusnya memahami dan mengetahui mengenai
pengertian iman kepada nabi dan rasul Allah SWT secara mendalaminya sehingga
mampu meneladani sifat-sifat terpuji para nabi dan rasul dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Ketika hidup jalanilah hidup ini sesuai aturan,
larangan,perintah dan hukum Al-Quran, senantiasa menerapkan kehidupan islami.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, Agustian, (2016). Aplikasi Kisah 25 Nabi Dan Rasul Berbasis Android.
Jurnal Sains dab Informatika , 2 (2).
Awang, A.H (2007). Beriman kepada Rasul PTS Islamika.
http://www.scribd.com/doc/84883105
http://jacksite.wordpress.com/2008/09/12/nabi-dan-rasul
https://tarbawiyah.com/beriman-kepada-seluruh-nabi-dan-rasul/
https://www.brilio.net/wow/pengertian-iman-kepada-rasul-cara-penerapan-dan-
sifa-sifatnya-220317i.html

Anda mungkin juga menyukai