Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANDIRI

TUGAS DAN PERANAN NABI DAN RASUL


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :
Nama : Karimah Khairunnisa Affatin
NIM : 352102001
Kelas : Reguler
Dosen : Ujang Miftahudin, M.Pd.

PRODI SISTEM INFORMASI


SEKOLAH TINGGI MANAGEMEN & ILMU KOMPUTER
INDONESIA MANDIRI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas rahmat dan
ridho Allah SWT. Karena tanpa rahmat dan ridho-Nya, kita tidak dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik.

Tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi Tugas Mata


Kuliah Pendidikan Agama Islam. Makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai “Tugas dan Peranan Nabi & Rasul”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa hasil


makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Bila ada kesalahan dalam tulisan
atau kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon maaf sebesar – besarnya.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………2

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan………………………….……………………...2

1.3.2 Manfaat……………………………………….……….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori…………………………………………………….3

2.2 Metode yang digunakan………………………………….……15

2.3 Hasil dari penelitian………………………………………...…15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………..…….………17

3.2 Saran………………..………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA……………………………..……………...19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nabi dan Rasul merupakan manusia pilihan yang diutus Allah
SWT untuk mengajarkan agama islam. Hal tersebut yang membuat umat
islam menjadikan nabi dan rasul sebagai sosok yang dijadikan suri
tauladan. Nabi dan rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus
oleh Allah agar mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan
yang lurus, sehingga umat manusia bisa terarah ke jalan yang di ridhoi
Allah. Semua tingkah laku Nabi dan Rasul pantas di contoh setiap
manusia dalam menjalani kehidupan sehari – hari. Semua umat muslim
wajib hukumnya meyakini keberadaan Nabi dan Rasul, meskipun belum
pernah bertemu sekalipun.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki


bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang
tidak dapat ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib
menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. tersebut. Perintah
beriman kepada rasul Allah terdapat dalam surah al-quran berikut ini:

‫اّلل ا ِمنُ ۡوا ا َمنُ ٰۡۤوا الَّذ ِۡينََ ٰۤياَيُّ َها‬ َِ ‫ِىَ َو ۡالكِت‬
َِٰ ِ‫ب َو َرسُ ۡولِهَ ب‬ ۡ ‫ل الَّذ‬
ََ ‫على ن ََّز‬ َِ ‫ِىَ َو ۡالكِت‬
َ َ‫ب َرسُ ۡولِه‬ ٰۤۡ ‫ا َ ۡنزَ لََ الَّذ‬
َۡ ‫ل م‬
‫ِن‬ َُ ‫ن ؕ َق ۡب‬ َۡ ‫اّللِ ي َّۡكفُرَۡ َو َم‬
َٰ ‫ِب‬

َ‫سلِهَ َوكُت ُ ِبهَ َو َملٰٓ ِٕٮ َكتِه‬


ُ ‫ل فَقَ َۡد ۡاۡلخِ َِر َو ۡال َي ۡو َِم َو ُر‬
ََّ ‫ض‬ َ‫ضل ً ا‬
َ ‫ل‬ َ ‫َبع ِۡيدًا‬

Yaaa ayyuhal ladziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal


Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min
qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa
Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalamba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman


kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-

1
Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh,
orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136).

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian nabi dan rasul ?

2. Apa sajakah tugas nabi dan rasul ?

3. Bagaimana peranan Nabi Muhammad dalam agama islam?

4. Apa saja perbedaan & persamaan nabi dan rasul ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja tugas nabi dan rasul

2. Untuk mengetahui peranan nabi Muhammad dalam Agama


Islam

3. Untuk memahami perbedaan nabi dan rasul

1.3.2 Manfaat

1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis


untuk

memahami tugas nabi dan rasul serta peranan Nabi


Muhammad dalam

menentramkan kehidupan dunia

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat


bagi para pembacanya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori

A. Pengertian Nabi dan Rasul

Secara etimologi, kata 'Nabi' berasal dari kata 'naba' yang


berarti 'dari tempat yang tinggi'. Sementara itu, pengertian Nabi
secara umum ialah Hamba Allah SWT yang mendapat kepercayaan
berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.

Jadi, wahyu yang diturunkan kepada Nabi kemudian tidak


disampaikan kepada umatnya. Tetapi, wahyu yang didapat Nabi
tersebut diamalkan oleh dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban
menyampaikan kepada umat atau kaumnya.

Sementara kata 'rasul' berasal dari kata 'risala' yang berarti


'penyampaian'. Rasul adalah seseorang yang diberikan wahyu dan
kepercayaan oleh Allah SWT, yang kemudian diamalkan dan
berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umat-Nya.

B. Persamaan Nabi dan Rasul

1. Nabi dan rasul adalah utusan Allah kepada siapa wahyu


diberikan. Yang didasarkan pada firman Allah SWT di QS. Haji
AL : 52

2. Setiap Nabi dan Rasul yang dikirim oleh Allah adalah laki-laki
karena Al-Quran juga menjelaskan tidak ada Nabi dan Rasul
Wanita

3
3. Ketika Nabi dan Rasul dilahirkan ke dunia sampai kematiannya,
dia tidak memiliki sifat tercela karena nabi dan rasul memiliki sifat
yang diselamatkan dari dosa

4. Shiddiq atau benar, yang berarti bahwa semua kegiatan atau hal
yang dilakukan oleh Nabi dan Rasul adalah benar

5. Dapat dipercaya atau Amanah untuk memberikan wahyu yang


diterima Nabi dan Rasul dapat dipercaya

6. Cerdas atau Fathonah yang berarti bahwa nabi dan rasul adalah
makhluk pintar dan cerdas dalam menyampaikan hukum islam

7. Menyampaikan atau tabligh yang berarti bahwa Nabi dan Rasul


diutus oleh Allah SWT untuk memberikan wahyu kepada umat-
Nya

C. Perbedaan Nabi dan Rasul

1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri,


sedangkan rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk
disampaikan kepada umat-Nya.

2. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul


diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir)

3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Jumlah Nabi


sangat banyak yaitu kurang lebih 124.000 sedangkan jumlah rasul
adalah 312.

4. Semua Nabi tidak berarti Rasul, namun semua rasul sudah pasti
nabi.

5. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu.


Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul
dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat,

4
serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan
malaikat.

6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang
diutus Allah SWT selamatkan dari percobaan pembunuhan yang
dilakukan oleh kaumnya.

D. Tugas Nabi dan Rasul

Para rasul dipilih oleh Allah SWT dengan mengemban tugas


yang tidak ringan, di antara tugas-tugas rasul itu adalah sebagai
berikut dilansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag):

1. Mengajarkan ketauhidan.

Rasul membimbing kaumnya untuk meyakini dan


mengesakan (menauhidkan) Allah Swt. Cara menauhidkan
Allahَmeliputiَtigaَaspek,َyaitu;َtauhidَzat,َsifatَdanَaf’alَ
(perbuatan). Tauhid zat adalah meyakini bahwa zat Allah
SWT. tidak tersusun atas bagian-bagian, baik internal
maupun eksternal, dan tidak ada yang menyamai atau
menyerupai zat-Nya. Tauhid sifat adalah menyakini bahwa
Allah SWT memiliki sifat-sifat sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Qur’anَ danَ Hadis. Sifat-sifat Allah
tidak sama dan tidak serupa (tasybih) dengan sifat makhluk,
sifat-sifat Allah juga tidak baru (muhdas). Sementara tauhid
af’alَ (perbuatan)َ adalahَ meyakiniَ bahwaَ Allahَ SWTَ
adalah zat yang menciptakan semesta alam dan seluruh
perbuatan hamba-Nya.

2. Mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah.

3. Menjelaskan hukum-hukum Allah, baik berupa perintah-


perintah maupun larangan-Nya.

5
4. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib
sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

5. Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh


kepada Allah SWT dan memberikan kabar berita bagi
yang melanggar perintah Allah SWT.

6. Memberikan contoh-contoh perilaku yang baik dalam


kehidupan sehari-hari atau keteladanan yang menjadi
panutan dalam perbuatan. Allah berfirman dalam
AlQur’an:

َ‫ل ف ِۡىَ لَكُمَۡ كَانََ لَقَ ۡد‬ َٰ ‫سنَةَ ا ُ ۡس َوَة‬


َِ ‫ّللاِ َرسُ ۡو‬ َ ‫ن َح‬ ََٰ ‫َوذَك َََر ۡاۡلخِ ََر َو ۡاليَ ۡو ََم‬
َۡ ‫ّللا يَ ۡر ُجوا كَانََ ِل َم‬
َ ٰ ‫ َكث ِۡي ًرا‬Laqad kaana lakum fii Rasuulil laahi uswatun hasanatul
َ‫ّللا‬
liman kaana yarjul laaha wal yawmal Aakhira wa azkaral laaha
kasiiraa "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah". (QS. Al-Ahzab: 21). Allah SWT mengutus para rasul
sebagai suri teladan, artinya teladan dalam kesabaran dan
menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam, teladan
dalam ketabahan memegang prinsip, teladan dalam saling
mencintai dan persaudaraan muslim, dan teladan dalam setiap
akhlak mulia.

E. Peran Nabi Muhammad SAW dalam agama islam

Rasululllah menjadi bukti yang nyata (bayyinah) terhadap


kebenaran ajaran yang disampaikan oleh beliau. Sifat-sifat beliau
yang jujur, tabligh, amanah dan fathonah menjadi pertanda bahwa
beliau tidak berbohong menunjukkan bahwa ajaran itu benar2 beliau
terima dan kondisi masyarakat tempat beliau menunjukkan ajaran

6
yang beliau terima benar-benar berasal dari Allah, bukan hasil kreasi
atauَ karanganَ beliauَ sendiri.َ Alَ Qur’anَ yangَ beliauَ bawa
merupakanَ mu’jizatَ nyata.َ Kitabَ iniَ terusَ dikajiَ danَ dikagumiَ
hingga saat ini, baik oleh para ilmuwan sains, ahli hukum, politisi
dan lain sebaginya. Sosok Nabi Muhammad terus menjadi perhatian
dari zaman ke zaman, baik itu riwayat hidupnya, kebiasaan-
kebiasaannya, dan juga prestasi-prestasi yang telah ia capai.

Paling tidak ada 3 tugas utama yang diemban oleh Nabi Muhammad,
antara lain:

1. Melanjutkan estafet sekaligus menyempurnakan risalah-risalah


Nabi/Rasul sebelumnya, baik dalam bidang Aqidah (Keimanan)
maupunَSyari’atَ(Hukum);
2. Menyampaikan dan mengembangkan ajaran yang beliau terima
sekaligus memberi peringatan kepada seluruh umat manusia.
Istilahَlainnyaَadalahَda’wahَatauَtabligh;
3. Memimpin masyarakat untuk mencapai keadilan dan
kesejahteraan, baik secara material maupun spiritual. Inilah
fungsi Imamah.
Marilah kita bahas satu per satu tugas-tugas yang diemban oleh Nabi
Muhammad saw tersebut.

1. Sebagai Pembawa dan Penyempurna Ajaran


Nabi-nabi diutus oleh Allah untuk menjadi penghubung antara
manusia dengan Penciptanya. Allah ingin agar manusia dapat
memenuhi segala kebutuhannya, baik itu kebutuhan fisik maupun
kebutuhan naluriah, secara benar sesuai dengan tujuan
penciptaannya .

7
Nabi-nabi dan rasul perlu diutus kepada manusia untuk
menyampaikan hal-hal yang ghaib yang tidak mungkin dicapai
oleh akal manusia seperti penciptaan alam semesta, kelanjutan
kehidupan setelah kematian, malaikat, syaithan, jin, surga,
neraka, dan lain sebagainya, mustahil diketahui dan dimengerti
secara utuh hakikatnya oleh ilmu pengetahuan (sains) yang
merupakan produk dari akal manusia. Ilmu pengetahuan hanya
mampu menyingkap hakikat subjek-subjek inderawi, baik itu
benda mati, makhluk hidup, manusia dan masyarakat. Hal-hal
ghaib tersebut hanya bisa didapatkan melalui wahyu dan hanya
orang tertentu yang bisa mendapatkan wahyu langsung dari
Allah, yakni Nabi dan Rasul.

Masyarakat manusia mengalami perkembangan layaknya


seorang individu. Ahli sejarah antara lain membagi tahap-tahap
perkembangan masyarakat mulai dari masa berburu dan
mengumpulkan makanan, kemudian masa bertani atau bercocok
tanam, masa berdagang, dilanjutkan dengan masyarakat industri
atau masyarakat modern. Di dalam masing-masing fase tersebut
terdapat karakteristik khusus, baik pada kebutuhan hidupnya
maupun pola berpikir manusia di dalamnya.

Risalah-risalah nabi-nabi sebelumnya hanya dikhususkan


pada zaman tertentu dan pada masyarakat tertentu pula, di mana
masing-masing masyarakat tersebut memiliki pola hidup dan pola
berpikir yang khusus (parsial). Nabi-nabi utama sebelum Nabi
Muhammad, seperti Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Isa, diberikan
tugas-tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya
masing-masing pada zaman tertentu. Nabi Musa, Daud dan Isa
diutusَ kepadaَ Baniَ Israil,َ Nabiَ Hudَ kepadaَ kaumَ ‘Aad,َ Nabiَ
Syu’aibَ kepada kaum Madyan, Nabi Sholih kepada kaum

8
Tsamud.. Namun, Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat
manusia, tidak hanya pada zaman beliau, namun juga pada
zaman-zaman setelahnya hingga akhir zaman.

2. Sebagai Penyampai Ajaran


Risalah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw, yakni
berupaَAlَQur’an,َtidakَhanyaَdiperuntukkanَbagiَbeliauَsendiri,َ
namun juga untuk disampaikan kepada Umat Beliau, yakni
seluruh umat manusia. Sejak beliau menerima risalah tersebut
sampai beliau meninggal selama 23 tahun (13 tahun di Makkah
dan 10 tahun di Madinah), ajaran-ajaran tersebut disampaikan
kepada umat manusia sekaligus dipraktikkan (melalui Sunnah),
yang tujuannya ialah memberikan kebahagiaan kepada umat
manusia.

Namun, sepeninggal beliau, tugas tersebut tidak akan pernah


berhenti, namun harus tetap dilanjutkan oleh umatnya. Ajaran
Islam adalah ajaran universal yang ditujukan kepada seluruh umat
manusia pada seluruh zaman. Tugas yang terakhir ini menjadi
tugas kita semua.

Perlu diperhatikan, disebabkan luasnya cakupan dari risalah


Nabi Muhammad, diperlukan orang-orang ahli yang
mengkhususkan diri dalam bidang-bidang tertentu. Ada yang ahli
dalam menggali dan menjelaskan isi dari Al-Qur’an,َ hukum-
hukumَSyari’at,َadaَyangَbertugasَmemahamiَdanَmenjelaskanَ
seputar pokok-pokok keimanan. Itulah mereka yang kita kenal
sebagaiَ Ulama’.َ Ulama’َ tidakَ dikhususkanَ padaَ golonganَ atauَ
ras tertentu, tetapi diperoleh melalui proses belajar. Oleh karena
itu, menjadi tugas kita pula untuk menghormati ulama dan

9
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk lahirnya ulama-
ulama yang mampu membimbing masyarakat..

Selain itu, ada yang bertugas menerapkan ajaran tersebut


dalam bidang-bidang yang kita tekuni, baik itu pendidikan,
pemerintahan, kesenian, industri dan lain sebagainya. Kita yang
di pabrik, harus menerapkan ajaran Nabi Muhammad di pabrik,
bagaimana bekerja yang benar dan disiplin.. Rajin,
ulet.. kemudian menyeimbangkan waktu bekerja dan sholat..
Apalagi kita yang saat ini berada di negeri non-muslim.. Tugas
kita mendakwahkan ajaran yang Nabi ajarkan. Sebagai tokoh
masyarakat, kita pun bertugas menyampaikan dan memberi
contoh yang baik kepada masyarakat kita..

3. Sebagai Pemimpin Masyarakat


Selain bertugas membawa ajaran dan menyampaikan ajaran
yang beliau terima, beliau juga bertugas memimpin masyarakat,
dalam hal ini masyarakat Madinah, untuk mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan, baik itu Muslim maupun non-Muslim.
Berbagai tugas pemerintahan yang mencakup politik, ekonomi,
sosial,َbudaya,َpertahananَdanَkeamananَbeliauَpimpin.َSyari’atَ
Islam telah membimbing beliau untuk melaksanakan tugas-tugas
itu secara sempurna pada zaman beliau dan wahyu pula yang
memberikan panduan dan arahan kepada pemimpin-pemimpin
setelah beliau untuk melanjutkan estafet dari tugas-tugas beliau
ini.َ Karenaَ Syari’atَ Islam telah memiliki dasar-dasar yang
sempurna untuk mewujudkan kemaslahatan, yakni pemeliharaan
atas Agama (hifzhuddin), jiwa (hifzhunnafs), keturunan
(hifzhunnasl), harta (hifzhulmaal) dan akal (hifzhul’aql).
Demikian rumusan Imam Syathibi dalam kitabnya Al Muwafaqat

10
Tugas sebagai pemimpin masyarakat yang diemban oleh
Rasulullah beralih ke tangan kita sebagai umatnya. Masyarakat
yang kita pimpin harus bertujuan untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangNya.
Kepemimpinan itu bersifat luas dan tidak hanya diartikan sebagai
pemimpin suatu negara. Pemimpin yang Islami haruslah selalu
berusaha mewujudkan kelima hal tersebut untuk mewujudkan
kemaslahatan umat manusia, baik ia pemimpin negara, pemimpin
rumah tangga, kepala kantor, ketua RT, dan lain sebagainya,
termasuk memimpin dirinya sendiri, sebagaimana sabda
Rasulullah:

“Kullu kum ra’in wa kullu ra’in mas’ool an rai’yatay-hi…”َ


yangَ artinyaَ “Masing-masing dari kamu adalah pemimpin dan
masing-masing pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya.. (Shahih Muslim No.3408)
Kepemimpinan menuntut tanggung jawab. Tanggung jawab
yang kita emban itupun bermacam-macam, apakah tanggung
jawab kita di pekerjaan, tanggung jawab kita di rumah tangga,
tanggung jawab kita sebagai mahasiswa, dan lain sebagainya.
Sebagai yang dipimpin, kita pun wajib menaati pemimpin kita,
bahkan apabila ia non-muslim, apabila yang ia perintahkan tidak
bertentangan dengan Ajaran Agama dan bertujuan untuk
kemaslahatan. Melaksanakan tanggung jawab dengan penuh
keyakinan dan semangat akan bernilai ibadah dalam rangka kita
meneruskan misi suci dari Nabi kita Muhammad saw..

F. Peran Nabi Muhammad dan Sunnahnya

Kehadiran figur Nabi Muhammad SAW membawa Islam


melalui pewahyuan (610-632 M) adalah tepat-ruang dan pas-

11
waktu. Makkah dan Madinah (Yatsrib) relatif jauh dari jangkauan
kekuasaan dan pertikaian dua negara adi-kuasa Romawi dan
parsia. Kedua negeri adikuasa sedang melemah akibat perang
yang berkepanjangan antara mereka. Dalam tempo yang sangat
relatif singkat (23 tahun) Nabi SAW meraih kesuksesan yang
sulit diprediksi dan mencengankan dalam mengembang tugas dan
misi dari Allah. Pasca-wafatnya Nabi SAW (632 M),
keberhasilan ini diestafetkan oleh Khulafaurasyidun dan generasi
yang terbaiknya.

Meskipun Beliau lahir dalam keadaan yatim di gurung pasir,


tumbuh kembang dalam keadaan miskin, mengembala kambing,
jauh dari sentuhan budaya dan peradaban modern, tidak pernah
mengeyam pendidikan formal, dikenal Nabi al-ummi, hidup
dalam lingkungan terbelakang. Namun, kondisi itu, tidak
membawa dampak negatif sedikit pun terhadap pribadi, integritas
dan keutuhan pribadinya. Kesuksesannya di luar batas kebiasaan,
Nabi SAW mampu mengubah kondisi masyarakat jahiliyah
menjadi beradab yang tamaddun tanpa didukung alat canggih,
media sosial, dan gadget atau jejaring sosial lainnya.

Bertebaran dalil-dalil Alquran dan hadis yang mengungkap


peran sentral dan kedudukan Beliau yang sangat mulia di tengah-
tengah umatnya. Pertama, bayān (penjelas) Kitabullah.
Berdasarkan teks surat al-Nahl [16]:44, Nabi SAW
sebagai bayān dan penafsir dengan otoritas penuh terhadap teks-
teks wahyu dalam konteks tekstual maupun kontekstual.

Beliau adalah the first interpreter, tanpa merujuk


penafsirannya, kajian Alquran menjadi hampa, hanya opini yang
mengandalkan rasionalitas belaka dan pendangkalan makna
Alquran. Bayan Nabi SAW sangat dibutuhkan karena ayat-ayat

12
Alquran sebagian bersifat muhkam dan mutasyabihat,
mutlaq dan muqayyad, manthuq dan mafhum. Isyarat ini
menunjukkan bahwa memahami makna Alquran tidak cukup
dengan tarjamah tetapi harus memahami bahasa Alquran. Bahasa
Nabi bukan bahasa ibu dan lokal saja karena Alquran hanya
diturunkan dengan bahasa Arab.

Nabi SAW sebagai pemberi bayan terhadap kandungan


Alquran mencakup hal-hal yang diperselisihkan oleh umatnya
QS. al-Nahl [16]:64. Tujuannya untuk menyelesaikan
perselisihan yang terjadi di tengah-tengah umatnya, QS al-Nisa
[4]:59. Beliau juga //bayan// atas perintah maupun larangan dalam
Alquran, ancaman (al-wa’îd/punishment), dan kabar gembira (al-
wa’du/reward). Bayân Nabi SAW atas makna ayat-ayat Alquran
bermacam-macam bentuknya bisa berupa ucapan (qauli),
perbuatan (fi’li), penetapan (taqrîri) dan shifah (aplikatif) dalam
kehidupan nyata.

Kedua, uswatun hasanah (model) yang wajib ditaati. Nabi


SAW sebagai uswatun hasanah dalam arti qudwatun thayyibah
hamidah taqtaduna biha atau qudwatu shalihah yatassa
bihi yaitu tuntunan yang baik lagi terpuji yang menstimulus orang
lain untuk meniru, mencontoh, dan mengikutinya. Dalam
Alquran ada tiga ayat secara tegas menggunakan lafaz ini yaitu
QS. al-Ahzab [33]:21, dan dua dalam QS. al-Mumtahanah [60]:4
dan 6. Perintah meneladani Nabi SAW pada hari al-Ahzab
(Perang ahzab) dan kepribadiannya yang direfleksikan pada
kondisi lainnya seperti ucapan, tindakan, kesabaran, ketahanan
mental, jihad, (kesungguhan), kesabaran, dan kelapangannya
menunggu kemudahan dari Tuhannya.

13
Nabi saw sebagai living model bagi umatnya tidak hanya
fokus pada aspek ibadah tetapi caranya menata kehidupan
kesehariannya pun seperti ekonomi, pendidikan, dan politik
adalah contoh teladan yang ideal. Beliau adalah al-Quran yang
hidupَ berjalanَ (theَ livingَ Qur’an),َ meneladaniَ wahyuَ Allah,َ
akhlak dan pribadinya adalah interpretasi al-Quran secara konkrit
sepertiَ tuturَ Aisyahَ “ka na khuluquhu Alquran”َ (akhlakَ Nabiَ
adalah Alquran).

Ketiga, legislator. Nabi SAW secara legal memiliki otoritas,


wewenang, dan kekuasaan untuk menetapkan suatu aturan hukum
baik bersifat qauliyah (sabda), taqrir (penetapan),
dan fi’liyah (perbuatan). Pada masa Nabi adalah priode
pembentukan legal jurisprudence (fikih) yang bersumber dari
wahyu. Peranan Nabi dalam pembentukan dan pembinaan hukum
diakui, teruji, dan terbukti mampu mendamaikan yang bertikai
seperti kasus peletakkan Hajar al-Aswad di tempatnya semula.

Keempat, muthā‘un (wajib ditaati). Kewajiban taat kepada


Rasulullah SAW bukan hanya dibagun berdasarkan logika tetapi
berdasarkan wahyu QS al-Nisa [4]:64. Ketaatan kepada Nabi
secara holistik dari berbagai aspek, sosial, politik, militer,
manajemen, pendidikan bukan one sided hanya menjadikan
sebagai pemimpin keagamaan saja atau tukang doa dalam acara
sermonial seperti umat ini menempatkan ulama sekarang.

Al-Quran secara eksplisit mengungkap perintah taat kepada


Rasulullah dengan beragam cara, dan semuanya itu menunjukkan
wajibnya perintah tersebut, QS Ali Imran [3]:32 dan al-Nisa
[4]:59. Ketaatan atas perintah Nabi saw. wajib selama sejalan
dengan perintah Allah swt.

14
SemogaَbulanَmauludnyaَNabiَSAW,َbulanَRabi’ulَawalَini,َ
bacaan shalawat, barzanzi dan diba bukan sekedar ritual dan
sermoni, kosong dari akhlak mulia. Allahu ‘alam bi al-shawab.

2.2 Metode yang digunakan

Metode yang digunakan penulis untuk bisa mendapatkan


informasi – informasi yang akurat ialah dengan metode kepustakaan
dengan cara mengumpulkan dan mencari materi dari sumber – sumber
yang berkaitan dengan penelitian tersebut dari berbagai sumber, baik di
kutip secara langsung maupun tidak langsung, setelah semua data
terkumpul, kemudian di analisis dan disusun secara sistematis sehingga
menjadi komprehensif dan dapat diambil kesimpulan.

2.3 Hasil dari penelitian

Pada materi kali ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dari apa
yang penulis sampaikan pada kajian teori diatas.

Pengertian Nabi secara umum ialah Hamba Allah SWT yang


mendapat kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya
sendiri. Dan sedangkan . Rasul adalah seseorang yang diberikan wahyu
dan kepercayaan oleh Allah SWT, yang kemudian diamalkan dan
berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umat-Nya.

Berikut adalah Tugas nabi dan rasul :

1. Mengajarkan ketauhidan.

2. Mengajarkan kepada manusia cara-cara beribadah.

3. Menjelaskan hukum-hukum Allah, baik berupa perintah-perintah


maupun larangan-Nya.

15
4. Menyampaikan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai
dengan ketentuan Allah SWT.

5. Memberikan kabar gembira bagi umat yang taat dan patuh


kepada Allah SWT dan memberikan kabar berita bagi yang
melanggar perintah Allah SWT.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Allahَ berfirmanَdalamَ AlQur’an:َ َ‫سنَة َِل َم ۡن‬ َ ‫َّللا َا ُ ۡس َوة َ َح‬


ِ ٰ ‫لَقَ ۡد َ َكانَ َلَكُمۡ َف ِۡى َ َرسُ ۡو ِل‬
‫َو ۡال َي ۡو ََم‬ َ ٰ ‫َّللاَ َ َكث ِۡي ًرا َ َكانَ َ َي ۡر ُجوا‬
َ ‫َّللا‬ ٰ ‫َوذَك ََر‬ ۡ Laqadَ kaanaَ lakumَ fiiَ Rasuulilَ laahiَ
َ ‫َاۡلخِ َر‬
uswatun hasanatul liman kaana yarjul laaha wal yawmal Aakhira wa azkaral
laaha kasiiraa "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah".

Sifat-sifat beliau yang jujur, tabligh, amanah dan fathonah menjadi


pertanda bahwa beliau tidak berbohong menunjukkan bahwa ajaran itu
benar2 beliau terima dan kondisi masyarakat tempat beliau menunjukkan
ajaran yang beliau terima benar-benar berasal dari Allah, bukan hasil kreasi
atau karangan beliau sendiri.

Nabi-nabi dan rasul perlu diutus kepada manusia untuk


menyampaikan hal-hal yang ghaib yang tidak mungkin dicapai oleh akal
manusia seperti penciptaan alam semesta, kelanjutan kehidupan setelah
kematian, malaikat, syaithan, jin, surga, neraka, dan lain sebagainya, mustahil
diketahui dan dimengerti secara utuh hakikatnya oleh ilmu pengetahuan
(sains) yang merupakan produk dari akal manusia.

Oleh karena itu, menjadi tugas kita pula untuk menghormati ulama
dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk lahirnya ulama-ulama
yang mampu membimbing masyarakat.. Selain itu, ada yang bertugas
menerapkan ajaran tersebut dalam bidang-bidang yang kita tekuni, baik itu
pendidikan, pemerintahan, kesenian, industri dan lain sebagainya.

17
Kita harus menerapkan ajaran Nabi Muhammad, bagaimana bekerja
yang benar dan disiplin.. Rajin, ulet.. kemudian menyeimbangkan waktu
bekerja dan sholat..

3.2 Saran

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bola.com/ragam/read/4467179/pengertian-nabi-dan-rasul-
persamaan-serta-perbedaannya-yang-perlu-dipahami

https://tirto.id/tugas-rasul-rasul-allah-swt-sebagai-penyampai-wahyu-
kepada-manusia-gavA

http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/imam-syatibi-maqashid-
syariah-dan-pancasila.htm#.UPttNycUs7s).

https://www.republika.co.id/berita/odj3u1396/mengenal-peran-nabi-saw-
dan-sunnahnya

19

Anda mungkin juga menyukai