Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt karena dengan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Aqidah Ilmu Kalam.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas. kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengampu saya meminta bimbingannya demi perbaikan makalah ini
dimasa yang mendatang dan kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................II
DAFTAR ISI...............................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Definisi dan Perbedaan Antara Nabi dan Rasul.................................................2
B. Sifat-Sifat Nabi dan Rasul..................................................................................2
C. Tanda-Tanda Kerasulan dan Kenabian...............................................................5
D. Nabi Muhammad Sebagai Nabi dan Rasul Terakhir..........................................7
E. Mukjizat Nabi Muhammad Saw.........................................................................7
F. Hikmah Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah.....................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................9
A. Kesimpulan...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan ajaran ini, orang yang menerima wahyu akan tetapi tidak
diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan kepada orang lain ,dan adapula orang
yang menerima wahyu tetapi diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan ajaran
itu kepada orang lain. Oleh sebab itu, perbedaan antara Nabi dan Rasul layak untuk
dipertimbangkan, ada salah satu mufassir ternama dari Yaman yaitu Imam al-
Syaukani yang mengemukakan pendapatnya dalam kitabnya Fath al-Qadir.
1. Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah kepada makhluk-Nya dengan
diberi wahyu melalui Malaikat Jibril. sedangkan Nabi adalah orang yang diutus Allah
kepada makhluk-Nya dengan diberi wahyu melalui ilham atau mimpi, tidak melalui
Malaikat Jibril.
2. Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan membawa syariat (ajaran
Allah) dan diwajibkan untuk menyempaikan ajaran itu kepada orang lain. sedangkan
Nabi adalah orang yang diberi wahyu oleh Allah untuk mengajak orang lain agar
mengikuti syariat Rasul sebelumnya, sementara ia sendiri tidak membawa syariat
baru dan tidak diberi kitab suci. Dari dua pengertian ini, sebenarnya baik Nabi
maupun Rasul mempunyai tugas dakwah yaitu menyampaikan ajaran Allah kepada
orang lain, bukan Rasul saja seperti yang kita pahami selama ini. Yang disebutkan
dalam firman Allah yang berbunyi:
ك ِم ْن َرسُو ٍل َواَل نَبِ ٍّي ِإاَّل ِإ َذا تَ َمنَّ ٰى َأ ْلقَى ال َّش ْيطَانُ فِي ُأ ْمنِيَّتِ ِه فَيَ ْن َس ُخ هَّللا ُ َما ي ُْلقِي ال َّش ْيطَانُ ثُ َّم يُحْ ِك ُم
َ َِو َما َأرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل
هَّللا ُ آيَاتِ ِه ۗ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم
artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula)
seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun
memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang
dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.1
1
Siti Khalidah, “Penafsiran Kata Nabi Dan Rasul Dalam Al-Qur’an,” 2019, 1–95.
2
Setiap para Nabi atau Rasul memiliki sifat wajib, sifat wajib bagi Rasul
artinya sifat yang seharusnya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Berikut 4 sifat
wajib bagi Nabi dan Rasul.
ما َكانَ لب َشر اَ ْن يُّْؤ تيهُ هّٰللا ُ ْالك ٰتب و ْال ُح ْكم والنُّبُ َّوةَ ثُم يقُوْ ل للنَّاس ُكوْ نُوْ ا عبادًا لِّي م ْن ُدوْ ن هّٰللا
ِ ِ ِ ْ َِ ِ ِ َ َ َّ َ َ َ َ ِ َِ ٍ َِ َ
ٰ
َ ۙ َول ِك ْن ُكوْ نُوْ ا َربَّانِ ٖيّنَ بِ َما ُك ْنتُ ْم تُ َعلِّ ُموْ نَ ْال ِك ٰت
َب َوبِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْد ُرسُوْ ن
Artinya: Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh
Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada
manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,”
tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena
kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!”. (QS.
Ali imron ayat 79)
3
ُأ ٓ
ِ ك ۖ َوِإن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهۥُ ۚ َوٱهَّلل ُ يَ ْع
۞ َص ُمك َ ِّك ِمن َّرب ِ ٰيََأيُّهَا ٱل َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َمٓا
َ نز َل ِإلَ ْي
َاس ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ْه ِدى ْٱلقَوْ َم ْٱل ٰ َكفِ ِرين
ِ َِّمنَ ٱلن
Artinya:Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.
Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS.
Al maidah ayat 67)
4. Fatanah artinya adalah pintar atau cerdas. Seorang Rasul memiliki
kecerdasan yang bisa digunakan untuk menebarkan agama Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
ُۙ ك ۘ اِ ْذ قَا َل اِب ْٰر ٖه ُم َربِّ َي الَّ ِذيْ يُحْ ٖي َويُ ِمي
ْت َ اَلَ ْم تَ َر اِلَى الَّ ِذيْ َح ۤا َّج اِب ْٰر ٖه َم فِ ْي َرب ٖ ِّٓه اَ ْن ٰا ٰتىهُ هّٰللا ُ ْال ُم ْل
ِ ت بِهَا ِمنَ ْال َم ْغ ِر ِ ق فَْأ هّٰللا ْأ ُ ال اَن َ۠ا اُحْ ٖي َواُ ِمي
ب ِ س ِمنَ ْال َم ْش ِر ِ ال اِب ْٰر ٖه ُم فَا ِ َّن َ يَ تِ ْي بِال َّش ْم َ َْت ۗ ق َ َق
ٰ فَبُهتَ الَّذيْ َكفَر ۗوهّٰللا ُ اَل ي ْهدى ْالقَوْ م
َالظّلِ ِم ْي ۚن َ ِ َ َ َ ِ ِ
Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat
Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya
kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang
menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat
menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.”
Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang zalim.
Sifat mustahil artinya, para Nabi dan Rasul mustahil memiliki sifat tersebut
atau tidak memiliki sifat tersebut. Berikut adalah sifat yang mustahil bagi Nabi dan
Rasul.
4
bimbingan dari Allah SWT sehingga terhindar dari sifat-sifat tercela.
Setiap Rasul benar ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat dusta
hanya dimiliki oleh manusia yang ingin mementingkan dirinya sendiri,
sedangkan Rasul mementingkan umatnya.
2. Khianat artinya tidak dapat dipercaya,tidak mungkin seorang Rasul
berkhianat atau ingkar janji terhadap tugas-tugas yang diberikan Allah
SWT kepadanya. Orang yang khianat terhadap kepercayaan yang telah
diberikan kepadanya adalah termasuk orang yang munafik, Rasul tidak
mungkin menjadi seorang yang munafik.
3. Kitman artinya tidak menyampaikan atau selalu menyembunyikan.
Semua ajaran yang disampaikan oleh para Rasul kepada umatnya tidak
ada yang pernah disembunyikan. Jangankan yang mudah dikerjakan dan
dipahami dengan akal pikiran, yang sulit pun akan disampaikan olehnya
seperti peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
4. Baladah artinya bodoh Seorang Rasul mempunyai tugas yang berat.
Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh. Jika Rasul bodoh, maka ia
tidak akan dapat mengemban amanat dari Allah SWT. Jadi, mustahil
Rasul memiliki sifat bodoh.
Para Nabi dan Rasul pun memiliki sifat jaiz, artinya para nabi dan rasul
memiliki sifat seperti halnya manusia lain ( A’radhul Basyariyah ) seperti makan,
minum, tidur dll.2
2
“Mengenali_Sifat_Nabi_dan_Rasul_Beserta_M,” n.d.
5
diantaranya : adanya sebuah batu di Mekkah yang mengucapkan salam
kepada beliau.
َ ي قَ ْب َل َأ ْن ُأ ْب َع
َث ِإنِّي َأَل ْع ِرفُهُ اآْل ن َّ َِإنِّي َأَل ْع ِرفُ َح َجرًا بِ َم َّكةَ َكانَ يُ َسلِّ ُم َعل
“Fainnaka manshurun”
(Maka sesusungguhnya engkau (Nabi Muhammad Saw.) akan dibantu)3
3
“BAB_II_PEMBAHASAN_Bukti_bukti_kerasulan (2),” n.d.
6
Di zaman modern seperti sekarang ini, masih ada sosok manusia biasa yang
mengaku-ngaku sebagai Nabi dan Rasul, atau utusan Allah SWT setelah Nabi
Muhammad SAW. Padahal, perihal Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan
rasul yang terakhir tertulis dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
َّما َكانَ ُم َح َّم ٌد َأبَٓا َأ َح ٍد ِّمن ِّر َجالِ ُك ْم َو ٰلَ ِكن َّرسُو َل ٱهَّلل ِ َوخَ اتَ َم ٱلنَّبِ ِّيۦنَ ۗ َو َكانَ ٱهَّلل ُ بِ ُك ِّل َش ْى ٍء َعلِي ًما
Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang diberikan Allah hanya kepada
Nabi.Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa mukjizat antara lain mampu
membelah bulan,mampu mengalirkan air dari tangannya,isra’ mi’raj. Akan tetapi
mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Alqur’an(kitab suci). kitab suci yang
diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir berisi petunjuk untuk
seluruh umat manusia. Yang tercantum dalam alqur’an surat Al isra’ ayat 88-89 yang
artinya:
Beriman kepada Rasul Allah memiliki hikmah yang sangat baik bagi
kehidupan manusia,baik dalam kehidupan secara pribadi maupun dalam kehidupan
4
“Iman Kepada Rasul Allah,” Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI, 2010.
7
bermasyarakat. Adapun hikmah-hikmah dengan kita beriman kepada Rasul Allah,
antara lain:
1) Mendapat rahmat Allah SWT.
2) Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat
kesempurnaanNya.
3) Mengajarkan kepada manusia agar dalam hidup dapat selamat dan
sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
4) Memberikan petunjuk dan suri tauladan sehingga akan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5) Memberi bimbingan kepada manusia agar menjadi manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT serta kita dapat membedakan antara
yang benar dan yang salah (buruk).
6) Sebagai prioritas untuk mencapai kebenaran yang hakiki dan kita
mengetahui adanya kehidupan sesudah mati.5
5
“Iman Kepada Rasul Allah.”
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beriman kepada rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim diseluruh dunia. Pengertian beriman kepada Nabi dan Rasul
adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya Nabi dan Rasul Allah.
Jadi, beriman kepada Nabi dan Rasul Allah merupakan hal yang sangat berharga dan
patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat
juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia
maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami
lebih luas, dan menerapkannya didalam kehidupan kita tentang beriman kepada Nabi
dan Rasul Allah agar kita dapat menjadi yang lebih baik disetiap harinya, dan
mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14