DI SUSUN OLEH:
1. ANI SUSANTI (2161201160)
2. MUHAMMAD ARIZAL FAHMI (2161201197)
3. MUHAMMAD ROSICHUDIN (2161201233)
4. CUT ZURI RAMADANI (2161201251)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “NABI DAN RASUL”. Makalah ini berisi tentang Nabi dan
Rasul. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat suatu makalah
yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat manusia
bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah mempunyai
tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi menjaga
kesucian agama Allah yang agung ini. Allah tidak membiarkan tantangan itu dapat
melemahkan mereka, oleh sebab itu Allah menurunkan mu’jizat agar para Nabi dan Rasul
tetap melanjutkan da’wahnya serta kuat menghadapi tantangan dari umat. Mulai dari nabi
sekaligus manusia pertama yaitu nabi Adam as sampai nabi yang terakhir nabi Muhammad
SAW. Maka penting bagi kita umat islam untuk dapat mempelajari seluruh nabi dan rasul
yang menjadi utusan Allah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan nabi dan rasul?
2. Bagaimana sifat-sifat nabi dan rasul?
3. Apa saja tugas nabi dan rasul?
4. Bagimana misi kenabian dan kerasulan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan nabi dan rasul.
2. Memahami sifat-sifat nabi dan rasul.
3. Mengetahui tugas nabi dan rasul.
4. Mengetahui misi kenabian dan kerasula
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat manusia
bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah mempunyai
tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi menjaga
kesucian agama Allah yang agung ini.
3
6. Selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah swt supaya kaumnya
diberikan hidayah dan rahmatNya.
7. Selalu memohon dan berdoa kepada Allah SWT supaya kaumnya tidak menerima
azab.
Namun, secara umum gelar Ulul Azmi lebih ditekankan pada tekad serta keteguhan
hati dan juga disertai dengan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi dan
menjalankan semua bentuk tantangan dan rintangan dalam mengajarkan ajaran agama
Islam. Hal ini dapat dibuktikan apabila Allah SWT telah menetapkan lima nabi dan rasul
yang bergelar Ulul Azmi, yaitu pada QS. Al-Ahzab ayat ke 7, yang artinya: “Dan (ingatlah)
ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh,
Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian
yang teguh.” (Q.S. Al-Ahzab ayat 7).
4
Artinya : “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada merekam “Mengapa kamu
tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.” Surat tersebut merupakan salah satu bukti Ketika terdapat peristiwa
pada saat kaum Nuh as mendustakan apa yang dibawa oleh nabi Nuh as. Dan Allah
SWT, menegaskan bahwa nabi Nuh as merupakan orang yang terpercaya
(Amanah).
c. At-Tabligh
At-Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul selalu
menyampaikan wahyu kepada umat-Nya, tidak satupun ayat yang disembunyikan
oleh Rasul kepada umat-Nya. Disebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi
Thalib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau terdapat dalam al-Qur’an,
beliaupun menegaskan bahwa “ Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas,
tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”
Penjelasan ini berkaita dengan QS Al-Maidah ayat 67 berikut ini :
Artinya : “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
d. Al-Fatanah
Alfatanah berarti cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nadi dan rasul
terlihat pada peristiwa ketika terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di
Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendaknya masing-masing untuk
meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu hitam) diatas Ka’bah, dan Rasulullah SAW
menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung
dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya, dan mereka semua
mengangkat kain tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa
cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW.
5
2. Sifat Mustahil Nabi dan Rasul
a. Al-Kidzib
Al-Kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan rasul dalam berkata berbohong
ataupun berdusata. Seluruh perkataan nabi dan rasul selalu benar dan tidak pernah
berbohong atau berdusta. Seperti dalam surat An-Najm ayat 2-4, berikut ini:
Artinya : “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah
yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginanya tidak lain (al-Qur’an) adalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
b. Al-Khianah
Al-Khianah berarti tidak dapat dipercaya atau berkhianat. Nabi dan rasul mustahil
memiliki sifat khianat, setiap perkataanya selalu dapat dipercaya. Seperti dalam
surat Al-An’am ayat 106. Berikut ini:
Artinya : “ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada
Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”
c. Al-Kitman
Al-Kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan kebaikan
dari sifat Al-Tabligh. Dalam surat Al-Anam ayat 50 dijelaskan sebagai berikut:
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa
perbendaharaan Allah ada padauk, dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan aku
tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa
yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan
orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan (nya).”
d. Al-Baladah
Al-Baladah berarti bodoh. Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat baladah. Para
nabi dan rasul merupakan manusia pintar yang dipilih oleh Allah SWT untuk
mendapatkan dan menyampaikan wahyu untuk umat manusia. Hal tersebut
dibuktikan dalam surat Al-A’raf ayat 199 sebagai berikut:
Artinya : “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.”
6
3. Sifat Jaiz Nabi dan Rasul
Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul sebagai seorang
manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan Allah SWT. Sifat jaiz
tersebut ada pada diri rasul dan juga ada pada diri manusia.
7
G. MISI KENABIAN DAN KERASULAN
Allah mengutus para Nabi dan Rasul tidak lain untuk mengajak kaumnya untuk
beriman kepada Allah serta tak menyekutukan-Nya dengan apapun. Hal ini merupakan
syarat amal seseorang akan diterima oleh Allah. Rasulullah utamanya diutus untuk
memperbaiki moral ummat manusia yang rusak tersebut. Oleh sebab itu misi yang dibawa
oleh rasulullah tersebut sesungguhnya adalah rahmat bagi seluruh alam, karena ia adalah
sebenar-benarnya kebaikan. Misi untuk menyebarkan ajaran tauhid ini diwarisi oleh para
ulama kepada masyarakat nya secara turun temurun dan berlaku sampai hari kiamat. Salah
satu ayat yang tegas dan jelas akan perintah mengesakan diri-Nya serta beribadah tertuju
khusus kepada-Nya. Ini bunyi ayatnya
ِ َُّلُإِلَُهَُإِ ََّّلُأَنَاُفَاعْبد
ُون َ س ْلنَاُ ِمنُقَ ْب ِلكَ ُمِ نُ َّرسو ٍلُإِ ََّّلُنوحِ يُإِلَ ْيهُِأَنَّه
َ َو َماُأ َ ْر
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (QS. Al Anbiya: 25).
Imam At Thabari menjelaskan ayat tersebut bahwa misi para rasul sebelum Nabi
Muhammad memiliki kesamaan misi yaitu menyebarkan kalimat tauhid atau mengesankan
Tuhan dengan memberikan kesaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah di
langit atau di bumi kecuali Allah, walaupun syariat atau aturan-aturan ibadahnya berbeda-
beda. Hal ini di perkuat oleh Imam Al Qurthubi yang mengutip imam Qatadah bahwa
semua Nabi diutus oleh Allah untuk mengesakan-Nya (tauhid) walau syariat di kitab
Taurat, Injil, Al Qur’an berbeda satu dengan yang lainnya. Semuanya bermuara keapda
ajaran Tauhid dan Ikhlas dalam mengamalkan isinya.
8
الرسُول َّ يا أيُّها الَّذِين آمنُوا أطِ ي ُعوا
َّ ّللا وأطِ ي ُعوا
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya…” [An-Nisaa’/4:
59] Dan masih banyak lagi contoh yang lain. Di samping itu terkadang perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk tunggal, tidak dibarengi kepada perintah yang lain,
sebagaimana dalam firman-Nya:
الرسُول لعلَّكُ ْم ت ُ ْرح ُمون
َّ وأطِ يعُوا
“Dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” [An-Nuur/24: 56]
Tekadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai Rasul-Nya, sebagaimana dalam
firman-Nya:
ِ صيب ُه ْم فِتْنةٌ أ ْو ي
ُصيب ُه ْم عذابٌ ألِي ٌم ِ ُ ف ْليحْذ ِر الَّذِين يُخا ِلفُون ع ْن أ ْم ِر ِه أ ْن ت
“Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah
(cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih.” [An-Nuur/24: 63]
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah kekufuran, nifaq,
bid’ah atau siksa pedih di dunia, baik berupa pembunuhan, had, pemenjaraan atau siksa-
siksa lain yang disegerakan. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan
ampunan atas dosa-dosanya. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat yang
mulia ini adalah pokok yang agung tentang meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu, Allah ُُوت َ َعُا َلى َ ُُت َ َب
َ َارك
memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan, kepahlawanan,
perjuangan dan kesabaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanti pertolongan
dari Rabb-nya Azza wa Jalla ketika perang Ahzaab. Semoga Allah senantiasa mencurahkan
shalawat kepada beliau hingga hari Kiamat. Dalam Al-Qur-an, Allah telah menyebutkan
ketaatan kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meneladaninya sebanyak 40 kali.
Demikianlah, karena jiwa manusia lebih membutuhkan untuk mengetahui apa yang Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa dan mengikutinya daripada kebutuhan kepada makanan
dan minuman, sebab jika seorang tidak mendapatkan makanan dan minuman, ia hanya
berakibat mati di dunia sementara jika tidak mentaati dan mengikuti Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka akan mendapat siksa dan kesengsaraan yang abadi.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/3682/2/BAB%20I.pdf
https://mediaindonesia.com/humaniora/440159/apa-sih-bedanya-nabi-dan-rasul-dalam-
islam-tugasnya-beda-ini-penjelasannya
https://www.gramedia.com/literasi/ulul-azmi/
https://almanhaj.or.id/10167-wajibnya-mentaati-dan-meneladani-nabi-shallallahu-alaihi-
wa-sallam.html
https://rumaysho.com/91-mengapa-kita-harus-mengenal-rasul.html
https://almanhaj.or.id/276-perbedaan-nabi-dan-rasul.html
10