Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NABI DAN RASUL

DI SUSUN OLEH:
1. ANI SUSANTI (2161201160)
2. MUHAMMAD ARIZAL FAHMI (2161201197)
3. MUHAMMAD ROSICHUDIN (2161201233)
4. CUT ZURI RAMADANI (2161201251)

DOSEN MATA KULIAH


AQIDAH DAN AKHLAK
ELANG BAKHRUDIN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN


JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
MANAJEMEN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “NABI DAN RASUL”. Makalah ini berisi tentang Nabi dan
Rasul. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat suatu makalah
yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Jakarta, 18 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................iii
BAB I
A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................................1
C. TUJUAN ..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NABI DAN RASUL ..............................................................................2
B. PERBEDAAN NABI DAN RASUL ...............................................................................3
C. RASUL-RASUL ULUL AZMI .......................................................................................3
D. SIFAT-SIFAT NABI DAN RASUL ...............................................................................4
E. JUMLAH NABI DAN RASUL .......................................................................................7
F. TUGAS NABI DAN RASUL ..........................................................................................7
G. MISI KENABIAN DAN KERASULAN ........................................................................8
H. MENELADANI NABI DAN RASUL ............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat manusia
bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah mempunyai
tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi menjaga
kesucian agama Allah yang agung ini. Allah tidak membiarkan tantangan itu dapat
melemahkan mereka, oleh sebab itu Allah menurunkan mu’jizat agar para Nabi dan Rasul
tetap melanjutkan da’wahnya serta kuat menghadapi tantangan dari umat. Mulai dari nabi
sekaligus manusia pertama yaitu nabi Adam as sampai nabi yang terakhir nabi Muhammad
SAW. Maka penting bagi kita umat islam untuk dapat mempelajari seluruh nabi dan rasul
yang menjadi utusan Allah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa perbedaan nabi dan rasul?
2. Bagaimana sifat-sifat nabi dan rasul?
3. Apa saja tugas nabi dan rasul?
4. Bagimana misi kenabian dan kerasulan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan nabi dan rasul.
2. Memahami sifat-sifat nabi dan rasul.
3. Mengetahui tugas nabi dan rasul.
4. Mengetahui misi kenabian dan kerasula

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NABI DAN RASUL


Nabi berasal dari kata an naba’ (‫ )النبأ‬yang artinya: kabar. Secara istilah, Nabi
artinya orang yang diberi wahyu oleh Allah. Sebagaimana kata an naba’ ini digunakan oleh
Nabi untuk menyebutkan wahyu dari Allah, disebutkan dalam Al Qur’an :
َُ ِ‫فَلَ َّماُنَبَّأ َ َهاُبِ ُِهُقَالَتُُْ َم ْنُُأ َ ْنبَأَكَُُ َهذَاُقَا َُل نَبَّأَن‬
ُ‫ي ا ْلعَلِيم‬
“Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah)
lalu (Hafsah) bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi
menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal” (QS. At Tahrim: 3).
Sedangkan Rasul berasal dari kata al irsal (‫ )اإلرسال‬yang artinya pengutusan
seseorang untuk suatu tujuan. Secara istilah, Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah
dengan membawa risalah (pesan) tertentu, dan diperintahkan untuk menyampaikannya
kepada manusia dan manusia diperintahkan untuk mengikuti dia.
Nabi dan rasul sama-sama diutus oleh Allah ke dunia dan menerima wahyu. Namun
bedanya, Nabi tidak diwajibkan menyampaikan wahyu kepada umat. Sedangkan, Rasul
wajib menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat yang dipimpinnya. Setiap
Rasul pastilah Nabi, Tetapi, tidak semua Nabi adalah Rasul. Artinya Nabi adalah manusia
yang di beri hidayah oleh Allah tetapi tidak wajib disampaikan kepada umatnya.
Sementara, Rasul adalah seseorang yang mendapat wahyu dari Allah dan wajib
menyampaikan kepada umatnya. Sebagian ulama berpendapat bahwa istilah Nabi dan
Rasul tidak ada bedanya, namun ini adalah pendapat yang lemah. Karena banyak dalil dan
fakta yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara Nabi dan Rasul. Dan setiap Rasul
adalah Nabi, namun tidak setiap Nabi itu Rasul. Sebagian ulama juga berpendapat bahwa
perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah bahwa Nabi diberi wahyu namun tidak
diperintahkan untuk menyampaikannya. Sedangkan Rasul diperintahkan untuk
menyampaikannya. Ini juga pendapat yang kurang tepat, karena beberapa poin:

2
Nabi dan Rasul adalah hamba Allah yang luar biasa yang diutus oleh Allah agar
mengajarkan manusia untuk selalu berada pada jalan yang lurus, sehingga umat manusia
bisa terarah ke jalan yang di ridhoi Allah. Utusan yang diperintahkan Allah mempunyai
tantangan dalam da’wahnya, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan demi menjaga
kesucian agama Allah yang agung ini.

B. PERBEDAAN NABI DAN RASUL


Nabi tidak diperingatkan untuk menyampaikan wahyu yang diterima pada umat.
Sedangkan rasul menerima wahyu untuk diri sendiri dan menyampaikan pada kaumnya.
Perbedaan ini ditunjukkan pula oleh Al-Qur’an, seperti firman Allah Subhanahu wata’ala
yang artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula)
seorang nabi, kecuali apabila ia mempunyai sebuah keinginan, setan pun memasukkan
godaan-godaan terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh
setan itu dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Allah Maha Mengetahui lagi maha
bijaksana”. (Al-Hajj : 52).

C. RASUL-RASUL ULUL AZMI


Ulul Azmi merupakan istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu Ulul dan Azmi. Ulul
sendiri mempunyai arti yaitu “memiliki”. Sedangkan Azmi adalah keteguhan hati atau
tekad yang kuat. Jadi bisa dikatakan bahwa arti dari Ulul Azmi adalah seseorang yang
mempunyai kesabaran, ketabahan, serta tekad yang kuat dalam menjalankan semua tugas
untuk menyebarkan ajaran agama Islam. Meskipun akan ada banyak rintangan dan
halangan yang akan menghalanginya, namun nabi dan rasul yang memiliki sifat Ulul Azmi
akan mempunyai kekuatan dalam melewatinya. Berikut ini adalah beberapa ciri Ulul Azmi,
yaitu:
1. Memiliki seruan dakwah dan ajaran yang universal untuk semua umat manusia
bahkan juga jin dan makhluk Allah SWT lainnya.
2. Mengajarkan dan menyampaikan ajaran agama Islam beserta dengan syariatnya.
3. Menerima sebuah perjanjian dan juga wasiat dari Allah SWT.
4. Mengajarkan ajaran kitab Samawi
5. Mempunyai kesabaran, ketabahan, serta tekad yang kuat.

3
6. Selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah swt supaya kaumnya
diberikan hidayah dan rahmatNya.
7. Selalu memohon dan berdoa kepada Allah SWT supaya kaumnya tidak menerima
azab.
Namun, secara umum gelar Ulul Azmi lebih ditekankan pada tekad serta keteguhan
hati dan juga disertai dengan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi dan
menjalankan semua bentuk tantangan dan rintangan dalam mengajarkan ajaran agama
Islam. Hal ini dapat dibuktikan apabila Allah SWT telah menetapkan lima nabi dan rasul
yang bergelar Ulul Azmi, yaitu pada QS. Al-Ahzab ayat ke 7, yang artinya: “Dan (ingatlah)
ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (Muhammad), dari Nuh,
Ibrahim, Musa, dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian
yang teguh.” (Q.S. Al-Ahzab ayat 7).

D. SIFAT-SIFAT NABI DAN RASUL


1. Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul
a. Siddiq
Siddiq artinya benar. Segala perbuatan dan perkataan Nabi dan Rasul adalah
benar, Seorang nabi dan rasul mustahil seorang pembohong. Karena setiap
perkataan dan perbuatan mereka senantiasa dijaga oleh Allah SWT. Nabi dan rasul
bersifat benar baik dalam ucapan maupun tingkah laku perbuatannya seperti dalam
QS. Maryam ayat 41 yang artinya : “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim
didalam kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat
membenarkan seorang nabi”. Surat tersebut merupakan bukti kebenaran dalam
peristiwa Ketika nabi Ibrahim As berkata kepada ayahandanya merupakan
perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh ayah beliau (Nabi Ibrahim)
merupakan sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tentunya mudharat, jauhilah.
b. Al-amanah
Al-amanah berarti dapat dipercaya. Nabi dan rasul merupakan umat yang
utusan Allah SWT yang diberikan Amanah untuk menerima dan menyampaikan
wahyu Allah. Hal tersebut dalam surat As Syu’ara ayat 106-107 berikut ini :

4
Artinya : “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada merekam “Mengapa kamu
tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu.” Surat tersebut merupakan salah satu bukti Ketika terdapat peristiwa
pada saat kaum Nuh as mendustakan apa yang dibawa oleh nabi Nuh as. Dan Allah
SWT, menegaskan bahwa nabi Nuh as merupakan orang yang terpercaya
(Amanah).
c. At-Tabligh
At-Tabligh berarti menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasul selalu
menyampaikan wahyu kepada umat-Nya, tidak satupun ayat yang disembunyikan
oleh Rasul kepada umat-Nya. Disebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi
Thalib ditanya tentang apa ada wahyu yang tidak ada atau terdapat dalam al-Qur’an,
beliaupun menegaskan bahwa “ Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas,
tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”
Penjelasan ini berkaita dengan QS Al-Maidah ayat 67 berikut ini :
Artinya : “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu.
Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan)
manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.”
d. Al-Fatanah
Alfatanah berarti cerdas. Sebagai bukti kecerdasan para nadi dan rasul
terlihat pada peristiwa ketika terjadi suatu perselisihan antara kelompok kabilah di
Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendaknya masing-masing untuk
meletakkan al-Hajar al-Aswad (batu hitam) diatas Ka’bah, dan Rasulullah SAW
menengahi dengan cara semua kelompok yang berseteru supaya memegang ujung
dari kain yang kemudian Nabi meletakkan batu itu ditengahnya, dan mereka semua
mengangkat kain tersebut hingga sampai diatas Ka’bah. Itulah bukti betapa
cerdasnya Rasul kita Rasulullah SAW.

5
2. Sifat Mustahil Nabi dan Rasul
a. Al-Kidzib
Al-Kidzib berarti berbohong. Mustahil jika nabi dan rasul dalam berkata berbohong
ataupun berdusata. Seluruh perkataan nabi dan rasul selalu benar dan tidak pernah
berbohong atau berdusta. Seperti dalam surat An-Najm ayat 2-4, berikut ini:
Artinya : “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah
yang diucapkan itu (al-Qur’an) menurut keinginanya tidak lain (al-Qur’an) adalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
b. Al-Khianah
Al-Khianah berarti tidak dapat dipercaya atau berkhianat. Nabi dan rasul mustahil
memiliki sifat khianat, setiap perkataanya selalu dapat dipercaya. Seperti dalam
surat Al-An’am ayat 106. Berikut ini:
Artinya : “ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada
Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.”
c. Al-Kitman
Al-Kitman berarti menyembunyikan wahyu. Sifat mustahil ini merupakan kebaikan
dari sifat Al-Tabligh. Dalam surat Al-Anam ayat 50 dijelaskan sebagai berikut:
Artinya : “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa
perbendaharaan Allah ada padauk, dan aku tidak mengetahui yang ghaib dan aku
tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa
yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan
orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan (nya).”
d. Al-Baladah
Al-Baladah berarti bodoh. Sangat mustahil jika rasul memiliki sifat baladah. Para
nabi dan rasul merupakan manusia pintar yang dipilih oleh Allah SWT untuk
mendapatkan dan menyampaikan wahyu untuk umat manusia. Hal tersebut
dibuktikan dalam surat Al-A’raf ayat 199 sebagai berikut:
Artinya : “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.”

6
3. Sifat Jaiz Nabi dan Rasul
Sifat jaiz rasul adalah semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri rasul sebagai seorang
manusia dan tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan Allah SWT. Sifat jaiz
tersebut ada pada diri rasul dan juga ada pada diri manusia.

E. JUMLAH NABI DAN RASUL


Dalam Al Qur’an surat Fathir ayat 24 dijelaskan jumlah nabi dan rasul sangat banyak.
Dalam ayat tersebut disebutkan: “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada
suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. “ Sebagian ulama
ada yang mengatakan jumlah nabi adalah 124.000 orang dan rasul hanya 313 orang. Dalam
Al-Qur’an dinyatakan jumlah rasul yang wajib dipercaya muslim adalah 25. Kisah para
rasul tersebar dalam berbagai ayat yang bisa menjadi teladan.

F. TUGAS NABI DAN RASUL


Tugas -tugas nabi yaitu:
1. Menyerukan iman kepada Allah dan mengesankanNya
2. Menyerukan iman kepada Allah dan mengesankanNya
3. Menyerukan iman kepada hari akhir dan hari pembalasan
4. Menerangkan syariat demi kemaslahatan ,kebahagiaan manusia didunia dan akhirat
Tugas-tugas rasul yaitu sebagai berikut:
1. Menyeru makhluk untuk hanya menyembah kepada Allah SWT
2. Menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT pada umat
3. Menunjukkan dan membimbing manusia kejalan yang lurus
4. Menjadi teladan yang baik
5. Memperingatkan manusia mengenai hari akhir
6. Memalingkan perhatian manusia menjadi lebih focus pada kehidupan akhirat
7. Menyatakan alas an untuk tidak membantah Allah SWT pada manusia

7
G. MISI KENABIAN DAN KERASULAN
Allah mengutus para Nabi dan Rasul tidak lain untuk mengajak kaumnya untuk
beriman kepada Allah serta tak menyekutukan-Nya dengan apapun. Hal ini merupakan
syarat amal seseorang akan diterima oleh Allah. Rasulullah utamanya diutus untuk
memperbaiki moral ummat manusia yang rusak tersebut. Oleh sebab itu misi yang dibawa
oleh rasulullah tersebut sesungguhnya adalah rahmat bagi seluruh alam, karena ia adalah
sebenar-benarnya kebaikan. Misi untuk menyebarkan ajaran tauhid ini diwarisi oleh para
ulama kepada masyarakat nya secara turun temurun dan berlaku sampai hari kiamat. Salah
satu ayat yang tegas dan jelas akan perintah mengesakan diri-Nya serta beribadah tertuju
khusus kepada-Nya. Ini bunyi ayatnya
ِ ‫َُّلُإِلَُهَُإِ ََّّلُأَنَاُفَاعْبد‬
ُ‫ون‬ َ ‫س ْلنَاُ ِمنُقَ ْب ِلكَ ُمِ نُ َّرسو ٍلُإِ ََّّلُنوحِ يُإِلَ ْيهُِأَنَّه‬
َ ‫َو َماُأ َ ْر‬
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku. (QS. Al Anbiya: 25).
Imam At Thabari menjelaskan ayat tersebut bahwa misi para rasul sebelum Nabi
Muhammad memiliki kesamaan misi yaitu menyebarkan kalimat tauhid atau mengesankan
Tuhan dengan memberikan kesaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah di
langit atau di bumi kecuali Allah, walaupun syariat atau aturan-aturan ibadahnya berbeda-
beda. Hal ini di perkuat oleh Imam Al Qurthubi yang mengutip imam Qatadah bahwa
semua Nabi diutus oleh Allah untuk mengesakan-Nya (tauhid) walau syariat di kitab
Taurat, Injil, Al Qur’an berbeda satu dengan yang lainnya. Semuanya bermuara keapda
ajaran Tauhid dan Ikhlas dalam mengamalkan isinya.

H. MENELADANI NABI DAN RASUL


Kita wajib mentaati Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menjalankan apa
yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan
konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam
banyak ayat Al-Qur-an, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk mentaati
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya ada yang diiringi dengan
perintah taat kepada Allah, sebagaimana firmanNya:

8
‫الرسُول‬ َّ ‫يا أيُّها الَّذِين آمنُوا أطِ ي ُعوا‬
َّ ‫ّللا وأطِ ي ُعوا‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya…” [An-Nisaa’/4:
59] Dan masih banyak lagi contoh yang lain. Di samping itu terkadang perintah tersebut
disampaikan dalam bentuk tunggal, tidak dibarengi kepada perintah yang lain,
sebagaimana dalam firman-Nya:
‫الرسُول لعلَّكُ ْم ت ُ ْرح ُمون‬
َّ ‫وأطِ يعُوا‬
“Dan taatlah kepada Rasul supaya kamu diberi rahmat.” [An-Nuur/24: 56]
Tekadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai Rasul-Nya, sebagaimana dalam
firman-Nya:
ِ ‫صيب ُه ْم فِتْنةٌ أ ْو ي‬
‫ُصيب ُه ْم عذابٌ ألِي ٌم‬ ِ ُ ‫ف ْليحْذ ِر الَّذِين يُخا ِلفُون ع ْن أ ْم ِر ِه أ ْن ت‬
“Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah
(cobaan) atau ditimpa adzab yang pedih.” [An-Nuur/24: 63]
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah kekufuran, nifaq,
bid’ah atau siksa pedih di dunia, baik berupa pembunuhan, had, pemenjaraan atau siksa-
siksa lain yang disegerakan. Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan
ampunan atas dosa-dosanya. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat yang
mulia ini adalah pokok yang agung tentang meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu, Allah ُ‫ُوت َ َعُا َلى‬ َ ‫ُُت َ َب‬
َ َ‫ارك‬
memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan, kepahlawanan,
perjuangan dan kesabaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanti pertolongan
dari Rabb-nya Azza wa Jalla ketika perang Ahzaab. Semoga Allah senantiasa mencurahkan
shalawat kepada beliau hingga hari Kiamat. Dalam Al-Qur-an, Allah telah menyebutkan
ketaatan kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meneladaninya sebanyak 40 kali.
Demikianlah, karena jiwa manusia lebih membutuhkan untuk mengetahui apa yang Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bawa dan mengikutinya daripada kebutuhan kepada makanan
dan minuman, sebab jika seorang tidak mendapatkan makanan dan minuman, ia hanya
berakibat mati di dunia sementara jika tidak mentaati dan mengikuti Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka akan mendapat siksa dan kesengsaraan yang abadi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/3682/2/BAB%20I.pdf
https://mediaindonesia.com/humaniora/440159/apa-sih-bedanya-nabi-dan-rasul-dalam-
islam-tugasnya-beda-ini-penjelasannya
https://www.gramedia.com/literasi/ulul-azmi/
https://almanhaj.or.id/10167-wajibnya-mentaati-dan-meneladani-nabi-shallallahu-alaihi-
wa-sallam.html
https://rumaysho.com/91-mengapa-kita-harus-mengenal-rasul.html
https://almanhaj.or.id/276-perbedaan-nabi-dan-rasul.html

10

Anda mungkin juga menyukai