Anda di halaman 1dari 25

BERIMAN KEPADA NABI DAN RASUL ALLAH

MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

NAMA : NAILUL MUNA FITRI


NIM : 30322064
PRODI : D3 FARMASI
KELAS : C1

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.


Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah tentang
Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. ini.
Makalah Beriman Kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. disusun guna
memenuhi tugas dari dosen pada mata kuliah Pendidikan Agama di Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang iman kepada nabi dan rasul
Allah SWT.
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Hasan selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Beriman Kepada Nabi dan
Rasul Allah SWT. ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Kediri, 25 November 2022

Nailul Muna Fitri

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...1
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….3
Latar Belakang…………………………………………………………………3
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………………4
A. Pengertian Iman Kepada Rasul………………………………………….5
B. Nama-nama Nabi dan Rasul……………………………………………..6
C. Tugas Nabi dan Rasul……………………………………………………11
D. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul…………………………………..12
E. Meneladani Sifa-sifat Nabi dan Rasul……………………………….....13
F. Rasul dan Mukjizat…………………………………………………….....14
G. Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Nabi dan Rasul………..17
H. Cara Beriman Kepada Rasul Allah……………………………………..17
I. Hakikat Iman Kepada Rasulullah……………………………………….19
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………...…22
A. Kesimpulan………………………………………………………………..22
B. Saran……………………………………………………………………....22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...…23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iman kepada nabi dan rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena
iman kepada nabi dan rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman
kepada Rasul artinya mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan
Rasul, mulai dari Rasul yang pertama, yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir,
yaitu Nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga
Nabi Muhammad SAW. merupakan suatu rangkaian yang berupa syariat atau
hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau diajarkan kepada umatnya.
Oleh karena itu, sebagai orang muslim harus meyakini sepenuh hati bahwa Allah
telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada umat manusia pada setiap zaman untuk
mengarahkan manusia ke jalan yang baik dan benar. Para rasul adalah hamba-
hamba Allah, dimuliakan Allah dengan diutus sebagai Rasul dan disifati Allah
sebagai hamba yang paling tinggi kedudukannya. Allah memilih menusia yang
menjadi pilihannya untuk bertugas menyampaikan ajaran-ajaran kebenaran dan
aturan Allah SWT. guna keselamatan manusia dunia dan akhirat. Kita sebagai
seorang muslim wajib beriman atau mempercayai para Rasul utusan Allah
sehingga dengan hal itu kita akan mengamalkan semua ajaran yang dibawa.
Dengan berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup
bahagia di dunia dan juga akhirat.
Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui
tentang pengertiannya saja dan itu pun terbatas, tanpa mengetahui akan
pemahamannya lebih dalam dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita
jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kita patut dan wajib
mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari,
tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
Maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Setelah memerintahkan berbuat adil, dan agar keadilan dapat
berkesinambungan dari seseorang dan dapat terus-menerus ditegakkan, maka
dilanjutkannya dengan nasihat yang dapat mengantar ke arah penegakkan
keadilan dan kesinambungannya, yaitu memelihara dan terus-menerus
meningkatkan keimanan. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya pelihara dan asah serta asuh iman itu. Demikian
juga iman kepada kitab yang Allah turunkan sekaligus sebelumnya seperti
Taurat, Injil, dan Zabur. Barang siapa yang membawanya kepada nabi-nabi dan
barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dari jenis manusia atau malaikat dan hari Kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Panggilan kepada orang-orang yang beriman pada awal ayat ini, yang
disusul dengan perintah beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-
orang yang beriman, ada yang memahaminya dalam arti orang-orang yang
beriman tetapi ada sesuatu yang kurang dalam keimanan mereka sehingga ayat
ini memerintahkan untuk menyempurnakannya. Penganut paham ini menyatakan
bahwa mereka yang diajak oleh ayat ini adalah sementara bekas penganut
agama Yahudi yang telah masuk Islam tetapi masih terdapat dalam benak
mereka hal-hal yang mereka percayai, yang tidak sejalan dengan iman Islam
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Ada juga yang memahami ayat ini ditujukan kepada orang-orang munafik
yang memang keimanan masih sangat lemah. Selanjutnya seperti terbaca
sebelum ini, ada juga yang memahaminya dalam arti perintah kepada kaum
mukminin, agar mempertahankan, bahkan mengasah dan mengasuh iman
mereka, agar dari hari ke hari semakin kuat. Memang iman dapat demikian kuat
sehingga seperti kata Sayyidan Ali kw. “Seandainya tabir yang mencapai
puncaknya).”

4
A. Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari
enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman
kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul
adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu
dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat
menurut Imam Baidhawi,
Rasul adalah orang yang diutus Allah dengan menerima wahyu dan
memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.
Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah dan menerima wahyu untuk
dirinya sendiri untuk menetapkan (menjalankan) syariat rasul-rasul
sebelumnya. Sebagai contoh bahwa Nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul.
Tetapi Nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syariat yang baru.
Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syariat yang dibawa Nabi
Musa a.s.
Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al-Anbiya ayat 7
dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:

ِ ‫وح ٓى ِإلَ ْي ِه ْم ۖ فَسْـَٔلُ ٓو ۟ا أ َ ْه َل‬


َ‫ٱلذ ْك ِر ِإن ُكنت ُ ْم ََّل تَ ْعلَ ُمون‬ ‫س ْلنَا قَ ْبلَكَ ِإ اَّل ِر َج ا‬
ِ ‫اَّل ُّن‬ َ ‫َو َما ٓ أ َ ْر‬
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan
beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada
mengetahui.” (Q.S. Al-Anbiya: 7)

‫ص‬ْ ‫ص‬ ُ ‫علَيْكَ َو ِم ْن ُهم امن لا ْم َن ْق‬ َ ‫صنَا‬ ْ ‫ص‬ َ َ‫س اًل ِمن قَ ْبلِكَ ِم ْن ُهم امن ق‬ ُ ‫س ْلنَا ُر‬
َ ‫َولَقَ ْد أ َ ْر‬
ِ ‫ٱَّلل ۚ فَإِذَا َجا ٓ َء أ َ ْم ُر ا‬ ْ
‫ى‬
َ ‫ض‬ ِ ُ‫ٱَّلل ق‬ َ ‫سو ٍل أَن َيأ ِت‬
ِ ‫ى ِبـَٔا َي ٍة إِ اَّل ِبإِ ْذ ِن ا‬ ُ ‫علَيْكَ ۗ َو َما َكانَ ِل َر‬ َ
َ‫ق َو َخ ِس َر ُهنَالِكَ ْٱل ُمب ِْطلُون‬
ِ ‫ِب ْٱل َح‬
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di
antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada
pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul
membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah
datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan

5
ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-
Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus
oleh Allah. adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul
berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi
Muhammad SAW. sebenarnya sangat banyak. Di antara para rasul itu ada
yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.
ٌ‫ ِمائَةُ ا َ ْلفٍ َوا َ ْر َبعَة‬: ‫اء ؟ قَا َل‬
ِ ‫هللا َك ْم ِع َّدة ُ اْالَ ْن ِب َي‬ ُ ‫ َيا َر‬: ‫ع ْن أ َ ِبى ذَر قَا َل‬
ِ ‫س ْو َل‬ َ
‫غ ِفي ًْرا‬
َ ‫عش ََر َج ًّما‬ َ ‫س ُل ِم ْن ذَالِكَ ثَالَثَةُ ِمائَ ٍة َو َخ ْم‬
َ َ ‫سة‬ ُّ َ ‫َو ِع ْش ُر ْونَ ا َ ْلفًا ا‬
ُ ‫لر‬
(‫)ر َواهُ أَحْ َمد‬
َ
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah
para nabi? Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan
di antara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang
besar." (H.R. Ahmad).

B. Nama-nama Nabi dan Rasul


Yang merupakan akidah kaum muslimin bahwa tidak ada yang
mengetahui jumlah nabi dan rasul secara pasti selain Allah SWT. yang telah
mengutus mereka. Akan tetapi Allah telah mengabarkan kepada kita
sebahagian dari nama-nama mereka, sehingga kita harus mengimani akan
adanya nabi-nabi tersebut secara rinci. Sedangkan nabi-nabi yang tidak Allah
kabarkan kepada kita, maka kita wajib beriman kepada mereka secara global.
Allah SWT. menyatakan :

َ‫علَيْك‬
َ ‫ص ُه ْم‬ ُ ‫س اًل لا ْم َن ْق‬
ْ ‫ص‬ َ ‫ص َٰ َن ُه ْم‬
ُ ‫علَيْكَ ِمن قَ ْب ُل َو ُر‬ َ َ‫س اًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬
“Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu”. (QS. An-Nisa` : 164)
Merupakan suatu kaidah yang asasi bahwa tidak boleh menetapkan
jenjang kenabian kepada seorang pun kecuali dengan dalil yang shohih dan
tegas. Syaikh Muhammad bin ‘Abdilah Al-Imam dalam kitab beliau yang
berjudul Tahdzirul Atqiya` min ‘Ibadati Quburil Anbiya` wal Auliya`
menyebutkan nama-nama nabi yang tsabit dan yang tidak tsabit dari Al-

6
Qur`an dan Sunnah. Nama-nama nabi dan rasul yang masyhur yang
jumlahnya 25 disebutkan oleh seorang penyair dalam dua bait sya’irnya :

‫س ْب َعةُ َو ُه ْم‬
َ ‫ع ْش ٍر َو َي ْبقَى‬ َ ‫ِم ْن َب ْع ِد‬ ‫فِي (( ِت ْلكَ ُح َّجتُنَا )) ِم ْن ُه ْم ثَ َما ِن َية‬
‫ذُ ْو ْال ِك ْف ِل آ َد ُم ِب ْال ُم ْخت َِار قَ ْد ُخ ِت ُم ْوا‬ ‫صا ِل ُح َو َكذَا‬ ُ ‫ْس ه ُْو ٌد‬
َ ٌ‫ش َعيْب‬ ُ ‫ِإد ِْري‬
“Dalam (ayat) “Itulah hujjah Kami” (1) di antara mereka (para nabi) disebutkan
18 dan masih tersisa 7 (orang). Mereka adalah: Idris, Hud, Syu’aib, Sholih,
demikian pula Dzul Kifli, Adam, dan semuanya ditutup dengan Sang terpilih
(Muhammad)”.
Di antara nabi yang tidak disebutkan namanya oleh penyair di atas adalah
Nabi Khidir dan Nabi Yusya’ bin Nun-’alaihimas salam- (HR. Ahmad: 2/325
dari Abu Hurairah)

Nama-nama Rasulullah yang Wajib Kita Ketahui


Nama-nama nabi dan rasul yang wajib diketahui berjumlah 25 orang,
sebagai berikut yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dengan Nabi Muhammad
SAW. sebagai nabi yang terakhir untuk seluruh umat sepanjang masa, yaitu :
1. Nabi Adam a.s.
2. Nabi Idris a.s.
3. Nabi Nuh a.s.
4. Nabi Hud a.s.
5. Nabi Shaleh a.s.
6. Nabi Ibrahim a.s.
7. Nabi Luth a.s.
8. Nabi Ismail a.s.
9. Nabi Ishaq a.s.
10. Nabi Yaqub a.s.
11. Nabi Yusuf a.s.
12. Nabi Ayub a.s.
13. Nabi Zulkifli a.s.
14. Nabi Syu’aib a.s.
15. Nabi Yunus a.s.
16. Nabi Musa a.s.
17. Nabi Harun a.s.

7
18. Nabi Daud a.s.
19. Nabi Sulaiman a.s.
20. Nabi Ilyas a.s.
21. Nabi Ilyasa a.s.
22. Nabi Zakaria a.s.
23. Nabi Yahya a.s.
24. Nabi Isa a.s.
25. Nabi Muhammad SAW.

Rasul yang Bergelar Ulul Azmi


Diantara 25 nama nabi dan rasul tersebut, terdapat 5 rasul yang
mendapat gelar Ulul Azmi. Ulul Azmi merupakan istilah yang terdiri dari dua
kata, yaitu Ulul yang memiliki arti “memiliki” dan Azmi yang berarti keteguhan
hati atau tekad yang kuat. Jadi bisa dikatakan bahwa arti dari U lul Azmi
merupakan sebuah gelar yang diberikan kepada beberapa nabi dan rasul
yang memliki ketabahan dan tingkat kesabaran yang begitu luar biasa.
Khususnya ketika mereka sedang menjalankan ajaran dan dakwah serta
menyebarkan agama islam.
Hal ini dapat dibuktikan apabila Allah SWT. telah menetapkan lima nabi
dan rasul yang bergelar Ulul Azmi, yaitu pada Q.S. Al-Ahzab ayat ke-7 :
َٰ
‫سى ٱب ِْن‬
َ ‫س َٰى َو ِعي‬
َ ‫يم َو ُمو‬ ٍ ‫َو ِإ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِمنَ ٱل ان ِبيِۦنَ ِميثَقَ ُه ْم َو ِمنكَ َو ِمن ُّن‬
َ ‫وح َو ِإب َٰ َْر ِه‬
‫غ ِلي ا‬
‫ظا‬ َ ‫َم ْر َي َم ۖ َوأ َ َخ ْذنَا ِم ْن ُهم ِمي َٰثَ اقا‬
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan
dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami
telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.” Q.S. Al-Ahzab ayat ke-7
Kelima rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi tersebut adalah, yaitu :
1. Nabi Nuh a.s.
Kemudian Nabi Nuh a.s. mendapatkan gelar Ulul Azmi karena ia
memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa saat menyebarkan
ajaran agama Islam. Walaupun sudah bertahun-tahun melakukan
dakwah, Nabi Nuh a.s. kemudian berhenti untuk mengajarkan agama
Islam dikeluarganya sendiri dan juga kerabat dekatnya. Anak Nabi Nuh

8
a.s. yang bernama Kanan dan juga istrinya, telah menentang ajaran
Islam yang disampaikan oleh ayahnya sendiri.
Kaum Nabi Nuh a.s. sendiri merupakan kaum yang paling keji
yang pernah hidup di dalam sejarah Islam. Kaum tersebut telah
menimbulkan kezaliman dan selalu menentang ajaran yang
disampaikan oleh Nabi Nuh a.s. Kekejian yang telah mereka perbuat
diwariskan kepada generasi selanjutnya. Saat ajaran yang dibawa
Nabi Nuh a.s. ditentang oleh kaum tersebut, Nabi Nuh a.s. berdoa dan
memohon kepada Allah SWT. agar kaumnya diberikan petunjuk dan
hidayah. Jikalau mereka tetap ingkar, maka janji Allah SWT. pasti akan
dating kepada mereka, yaitu sebuah azab yang sangat pedih.
Dan setelah mereka ingkar, dalam sekejap azab Allah
mengabulkan doa Nabi Nuh a.s. dengan menurunkan azab dengan
bentuk banjir bah. Banjir tersebut kemudian menenggelamkan semua
isi bumi kecuali orang-orang dan makhkuk lain yang ada di dalam
perahu Nabi Nuh a.s. Kemudian saat sudah melewati hari ke tujuh, air
tersebut akhirnya surut. Lalu yang ada di dalam perahu Nabi Nuh a.s.
dengan izin Allah SWT. semuanya selamat.
2. Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. sangat dihormati dan dihargai oleh tiga pemeluk
agama, mulai Islam, Kristen, dan juga Yahudi. Nabi Ibrahim
merupakan salah satu nabi yang berkontribusi dalam membangun
Ka’bah yang ada di Mekah. Keyakinan serta keteguhan yang kuat
terhadap agama Islam dimulai dari pencariannya terhadap Allah SWT.,
Tuhan semesta alam.
Nabi Ibrahim mulai berdakwah kepada orang-orang yang
menyembah berhala yang ada di bawah pimpinan Raja Namrud. Oleh
karena itu, kemudian Nabi Ibrahim a.s. dibakar hidup-hidup oleh Raja
Namrud. Namun atas izin Allah SWT., Nabi Ibrahim menerima mukjizat
yang luar biasa, yaitu selamat dari kobaran api tersebut. Hingga
kemudian Nabi Ibrahim mendapatkan gelar Ulul Azmi.
3. Nabi Musa a.s.
Pada saat Nabi Musa a.s. mulai berdakwah, kerajaan Firaun
sedang ramai-ramainya menyembah Raja Firaun sebagai tuhan.

9
Kecuali Nabi Musa a.s. dan para pengikutnya. Dengan keberanian
serta tekadnya yang kuat, Nabi Musa a.s. menyampaikan ajaran
agama Islam kepada para pengikut Firaun.
Salah satu mukjizat yang diperoleh Nabi Musa a.s., yaitu
tongkatnya yang dapat berubah menjadi seekor ular ketika diajak adu
tanding oleh para penyihir Firaun. Selain itu, tongkat Nabi Musa a.s.
juga bisa digunakan untuk membelah lautan ketika Nabi Musa dan
para pengikutnya dikejar oleh pengikut Firaun yang ingin
membunuhnya. Namun atas izin Allah, Nabi Musa a.s. bisa
menenggelamkan para pengikut Firaun beserta rajanya di dalam
lautan dengan tongkatnya.
4. Nabi Isa a.s.
Nabi Isa a.s. lahir dari ibu yang bernama Siti Maryam. Saat itu, Siti
Maryam sedang mendapatkan banyak fitnah dari kaum Yahudi karena
melahirkan anak tanpa seorang ayah. Lalu ditengah badai cacian dan
hinaan tersebut yang diterima oleh Siti Maryam, Nabi Isa a.s. yang
saat itu masih bayi mendapatkan mukjizat dari Allah, yaitu dapat
berbicara dan menjelaskan semua hal yang terjadi pada dirinya dan
ibunya.
Ketika Nabi Isa a.s. dituduh menistakan kaum Yahudi, kemudian
murid dan umatnya berkhianat dan akan dibunuh oleh bangsa
Romawi. Namun, Nabi Isa masih tetap mendoakan mereka agar diberi
petunjuk dan hidayah oleh Allah SWT.
Selain itu, mukjizat yang diperoleh Nabi Isa a.s. yang hingga kini
cukup terkenal adalah kemampuannya menghidupkan lagi orang yang
sudah meninggal. Orang tersebut dihidupkan lagi dengan bentuk
hewan ataupun makhluk hidup yang terbentuk dari tanah liat.
Kemudian, Nabi Isa a.s. juga bisa menurunkan makanan dari langit,
serta mukjizat Nabi Isa yang paling besar, yaitu Kitab Injil.
5. Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. telah dipilih oleh Allah untuk
menyempurnakan ajaran-ajaran agama Islam dan kemudian diberi
mukjizat yang sangat luar biasa. Mukjizat itu adalah Al-Qur’an, yang

10
kini menjadi kitab suci umat Islam. Al-Qur’an telah menjadi pedoman
hidup umat Islam sampai saat ini.
Mukjizat selanjutnya yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW.
adalah ketika adanya persitiwa Isra’ Mi;raj. Dimana pada saat itu,
Rasulullah melakukan perjalanan ke langit untuk bertemu dengan Allah
SWT. Kemudian dari peristiwa tersebut, turun perintah untuk
melakukan sholat lima waktu, yang kemudian menjadi ibadah wajib
bagi umat Islam.
Dakwah yang dilaukan Rasulullah tidak selalu mulus, banyak
rintangan yang menghampirinya seperti Nabi Ulul Azmi lainnya saat
menyebarkan ajaran Islam. Rasulullah selalu mendapat cacian dan
hinaan dari kaum kafir Quraisy. Sebab mereka menganggap bahwa
Nabi Muhammad SAW. menyebarkan ajaran yang bertentangan
dengan tradisi yang sudah ada.
Namun, Allah SWT. selalu menurunkan pertolongan serta
keselamatan untuk Nabi Muhammad SAW. dan para pengikutnya.
Dengan adanya kesabaran tiada batas dan ketabahan yang sangat
kuat, maka Nabi Muhammad diberi gelar Ulul Azmi.

C. Tugas Nabi dan Rasul


Tugas pokok yang diberikan Allah SWT. kepada para nabi dan rasul sejak
dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad SAW. adalah :
1. Mengajarkan ketauhidan, tauhid ini berarti membimbing kaumnya
untuk meyakini dan mengesankan Allah SWT. Cara mentauhidkan
Allah SWT. ada tiga aspek, yakni tauhid zat, sifat, dan af’al
(perbuatan).
Tauhid zat adalah meyakini bahwa zat Allah SWT. itu tidak tersusun
atas berbagai bagian, baik itu internal maupun eksternal, dan tidak
ada yang dapat menyamai serta menyerupai zat-Nya. Lalu pada
tauhid sifat adalah meyakini bahwa Allah SWT. itu memiliki sifat-sifat
yang sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Kemudian
pada tauhid af’al (perbuatan) adalah meyakini bahwa Allah SWT.
merupakan zat yang menciptakan alam semesta beserta seluruh
perbuatan hamba-Nya.

11
2. Mengajarkan kepada manusia bagaimana cara beribadah.
3. Menjelaskan hukum-hukum Allah SWT., baik berupa perintah
maupun larangan-Nya.
4. Menyampaikan kepada umatnya terkait berita-berita gaib, sesuai
dengan ketentuan Allah SWT.
5. Memberi kabar gembira kepada umatnya yang taat dan patuh kepada
perintah Allah, serta memberikan kabar derita bagi umatnya yang
melanggar perintah Allah SWT.
6. Memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari
supaya menjadi panutan kaumnya dalam perbuatan.
7. Membimbing umatnya ke jalan yang benar sehingga memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
8. Memberi peringatan kepada orang-orang yang mengingkari-Nya.
9. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia, serta mengajarkan
kepada mereka terkait kitab beserta hikmah.

D. Fungsi Iman Kepada Nabi dan Rasul


Adapun fungsi iman kepada Nabi dan Rasul adalah :
1. Menambah keimanan kepada Allah SWT., bahwa Rasul itu benar-
benar pilihan Allah.

ِ‫نز َل ِإلَ ْي ِه ِمن ار ِب ِه َو ْال ُمؤْ ِم ُنونَ ُكل َءا َمنَ ِبالل‬ ِ ُ ‫سو ُل ِب َمآأ‬ ُ ‫الر‬
‫َءا َمنَ ا‬
‫س ِم ْعنَا‬ ُ ‫س ِل ِه َّلَ نُفَ ِر ُق َبيْنَ أ َ َح ٍد ِمن ُّر‬
َ ‫س ِل ِه َو َقالُوا‬ ُ ‫َو َمًلَ ِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ُر‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫غ ْف َرانَكَ َر ابنَا َو ِإلَيْكَ ْال َم‬ َ َ ‫َوأ‬
ُ ‫ط ْعنَا‬
Artinya : “Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan
kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-
kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari
rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami
taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya Rabb kami. Dan kepada
Engkaulah tempat kembali”. (Q.S. Al-Baqarah:285)

12
2. Percaya adanya orang pilihan Allah

‫ع َل ْي ِهم ِمنَ ال ان ِب ِيينَ ِمن ذُ ِر اي ِة َءا َد َم َو ِم ام ْن َح َم ْلنَا َم َع‬ ُ ‫أ ُ ْو َلئِكَ االذِينَ أ َ ْن َع َم‬
َ ‫هللا‬
‫اءي َل َو ِم ام ْن َه َد ْينَا َواجْ تَ َب ْينَا ِإ َذا ت ُ ْت َلى‬ َ ‫وح َو ِمن ذُ ِر اي ِة ِإب َْرا ِه‬
ِ ‫يم َو ِإس َْر‬ ٍ ُ‫ن‬
‫س اجداا َوبُ ِكيًّا‬
ُ ‫ـن خ َُّروا‬ ‫علَ ْي ِه ْم َءا َياتُ ا‬
ِ ‫الرحْ َم‬ َ
Artinya : “Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat
oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-
orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim
dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha
Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan
bersujud dan menangis.” (Q.S. Maryam:58).
3. Bentuk kepercayaan kebesaran Allah
Mempercayai atau mengimani para rasul berarti kita juga
mempercayai kebesaran Allah SWT. Melalui mukjizat yang dimiliki
para rasul menunjukkan bahwa segalanya mungkin bagi Allah dan
hanya Dia lah yang mampu memberikan mukjizat atau keajaiban.

َ‫ظا ِل ُمون‬ ِ ‫س َٰى ِب ْال َب ِينَا‬


َ ‫ت ث ُ ام اتا َخ ْذت ُ ُم ْالعِجْ َل ِم ْن َب ْع ِد ِه َوأ َ ْنت ُ ْم‬ َ ‫َولَقَ ْد َجا َء ُك ْم ُمو‬
Artinya : “Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa
bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi
(sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu
adalah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah: 92)
4. Mendorong manusia untuk memiliki kepribadian yang luhur
dengan cara menjadikan Rasulullah sebagai “Uswatun Hasanah”
5. Mengenal Allah SWT. dan tata cara beribadah kepada-Nya.
6. Mempercayai ajaran-ajaran yang dibawa Rasul Allah untuk
disampaikan kepada umatnya.
7. Mengamalkan ajaran yang diberikan oleh Rasulullah SAW.

E. Meneladani Sifat-sifat Nabi dan Rasul


1. Meneladani Sifat Siddiq
Untuk meneladani sidat siddiq dalam kehidupan sehari-hari dapat
diusahakan dengan cara selalu berkata baik dan benar, tidak berbohong

13
dalam berbicara kepada siapa pun. Benar dalam hati, ucapan, dan
tindakan. Rasulullah SAW. selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik
terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2. Meneladani Sifat Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kami dipercaya melakukan
sesuatu sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apapun selalu
dikerjakan dengan baik dan benar.
3. Meneladani Sifat Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang
diberikan kepada manusia, tetapi tidak merata. Dalam meneladani sifat ini
dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau
menuntut ilmu.
4. Meneladani Sifat Tablig
Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk
salah satu upaya untuk meneladani sifat tablig. Menyampaikan kebenaran
dan mencegah kemaksiatan yang dilakukan orang lain biasanya
mengandung risiko. Keberanian melakukan hal tersebut merupakan salah
satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW. ketika berdakwah. Beliau sering kali disambut dengan cemooh,
hinaan, bahkan lemparan batu dan kotoran unta. Ini semua dilakukan
semata-mata karena perintah Allah SWT.

F. Rasul dan Mukjizat

Kata mukjizat diambil dari Bahasa Arab, yaitu ‫أ َ ْع َجزَ – يُ ْع ِج ُز – ُم ْع ِج ُز‬


yang memiliki arti ketidakmampuan, atau melemahkan musuh, ketika
ditantang. Pengertian mukjizat adalah suatu kejadian dan yang menyalahi
kebiasaan seharusnya. Pengertian mukjizat juga dapat dikatakan dengan
sebuah hal yang diluar kebiasaan dari pikiran manusia yang tidak dapat
dtentang. Mukjizat adalah sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. kepada
orang yang terpilih, yaitu nabi dan rasul, karena mereka istimewa.
Keistimewaan tersebut tercantum di dalam Al-Qur’an pada surah Ali-Imran
ayat 49, yang menjelaskan mengenai :

14
َ‫وَّل إِلَ َٰى َب ِن ٓى إِس َٰ َْٓر ِءي َل أ َ ِنى قَ ْد ِج ْئت ُ ُكم ِبـَٔا َي ٍة ِمن ار ِب ُك ْم ۖ أ َ ِن ٓى أ َ ْخلُ ُق لَ ُكم ِمن‬
‫س ا‬ ُ ‫َو َر‬
‫ص‬ ُ ‫ٱَّللِ ۖ َوأُب ِْر‬
َ ‫ئ ْٱْل َ ْك َمهَ َو ْٱْلَب َْر‬ ‫طي ًۢ اْرا ِبإِ ْذ ِن ا‬
َ ‫ون‬ ُ ‫ٱلطي ِْر فَأَنفُ ُخ فِي ِه فَ َي ُك‬ ‫ين َك َه ْيـَٔ ِة ا‬ ِ ‫ٱلط‬
ِ
‫ٱَّلل ۖ َوأُن َِبئ ُ ُكم ِب َما تَأ ْ ُكلُونَ َو َما تَد ِاخ ُرونَ ِفى ُبيُو ِت ُك ْم ۚ ِإ ان ِفى‬ ِ ‫َوأُحْ ِى ْٱل َم ْوت ََٰى ِبإِ ْذ ِن ا‬
َ‫َٰذَلِكَ َل َءا َيةا لا ُك ْم ِإن ُكنتُم ُّمؤْ ِمنِين‬
Artinya : “(Allah akan menjadikannya) sebagai seorang Rasul kepada Bani
Israil. (Isa Berkata,) “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan
tanda (mukjizat) dari tuhanmu, sesungguhnya aku membuatkan bagimu
(sesuatu) dari tanah yang berbentuk seperti burung. Lalu, aku meniupnya
sehingga menjadi seekor burung dengan izin Allah. Aku orang yang
berpenyakit buras (belang). Aku menghidupkan orang-orang mati dengan izin
Allah. Aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu
simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kerasulan) bagimu, jika kamu orang-orang mukmin.” (Q.S Ali-
Imran: 49)
Mukjizat yang diterima sejak mereka diangkat menjadi seorang nabi dan
raasul sampai wafat. Kecuali mukjizat dari Nabi Muhammad yang dapat
berlaku sampai akhir zaman. Bagi para umat muslim, mempercayai
pengertian mukjizat ini adalah sebuah kewajiban. Sebab hal itu adalah bagian
dari iman seorang umat muslim. Sesungguhnya seorang nabi dan rasul tidak
akan bisa menampakkan muakjizat. Semua hanya dapat dilakukan dengan
izin Allah SWT.
Mukjizat mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi rasul
dalam melaksanakan tugas kerasulannya. Mukjizat memiliki dua fungsi pokok,
yaitu sebagai bukti bahwa orang yang memilikinya adalah benar-benar utusan
Allah SWT., serta sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang
menentangnya.
Adapun fungsi dari mukjizat, yaitu sebagai tanda bukti bahwa orang yang
membawa atau memiliki benar-benar seorang rasul utusan Allah, serta
sebagai senjata bagi rasul yang digunakan untuk menghadapi musuh-musuh
yang menantangnya. Mukjizat dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
1. Mukjizat kauniyah atau hissiyah, adalah mukjizat yang berkaitan
dengan peristiwa alam, dapat dilihat, didengar, disentuh, dan

15
dirasakan oleh indra manusia. Mukjizat ini juga dapat disebut sebagai
mukjizat indrawi atau mukjizat material. Mukjizat hissiyah ini sendiri
sifatnya tidak kekal. Artinya bahwa hanya berlaku pada masa-masa
atau zaman nabi tertentu saja. Contohnya seperti dibelahnya bulan
menjadi dua oleh Nabi Muhammad SAW. dan dibelahnya Laut Merah
oleh Nabi Musa a.s. dengan tongkat.
2. Mukjizat syakhsiyyah, adalah mukjizat yang keluar dari tubuh seorang
nabi dan rasul, seperti air yang keluar dari celah-celah jari Rasulullah
SAW., cahaya bulan yang memancar dari tangan Nabi Musa a.s.
serta penyembuhan penyakit buta dan kusta oleh Nabi Isa a.s.
3. Mukjizat salbiyah, adalah mukjizat yang membuat sesuatu tidak
berdaya seperti ketika Nabi Ibrahim a.s. dibakar oleh Raja Namrud,
akan tetapi api tidak mampu membakar beliau. Bahkan, api tersebut
berubah menjadi terasa dingin.
4. Mukjizat aqliyah atau maknawiyah, adalah sebuah kejadian yang tidak
bisa dirasakan, dicium, didengar, dilihat, dan bahkan disentuh secara
langsung. Mukjizat ini hanya dapat dimengerti serta dikenal oleh
orang yang memiliki budi pekerti luhur, memiliki pikiran yang sehat
dan memiliki perasaan yang halus. Satu-satunya contoh adalah Al-
Qur’an. Semua kitab suci yan diberikan oleh Allah SWT. berikan pada
rasul sebelumnya, hampir tidak ada yang asli. Maksudnya adalah
sudah banyak perubahan di dalamnya yang dilakukan oleh manusia.
Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada kitab suci Al-Qur’an. Al-
Qur’an adalah kitab suci yang dijamin kemurnian isinya oleh Allah
SWT. sampai kahir zaman. Tidak hanya itu saja, tetapi tidak semua
orang akan mau untuk meneruma petunjuk dari Al-Qur’an. Hanya
orang-orang yang memliki keimanan sajalah yang mau menerima
kebenaran dari kitab suci Al-Qur’an. Sifat mukjizat ini adalah kekal
dan abadi, serta tidak akan mengalami sebuah perubahan dari dulu
sampai kapanpun.

16
G. Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman berarti percaya dengan sepenuh hati yang dibuktikan melalui lisan
dan perbuatan. Berikut adalah sikap dan perilaku beriman kepada nabi dan
rasul :
1) Meyakini Allah SWT.
Seseorang yang beriman kepada Allah SWT. di dalam hatinya, maka ia
akan selalu berhati-hati dalam berucap dan bertingkah laku. Dimanapun
dan kapanpun ia berada, ia akan selalu ingat akan kewajiban dan
larangan-Nya. Karena ia tahu bahwa dimanapun ada yang
mengawasinya. Allah menciptakan semua makhluk yang ada di alam
semesta ini termasuk manusia, Allah mengutus nabi dan rasul sebagai
pembawa kabar gembira dan peringatan. Oleh karena itu, kita harus
mengikuti ajaran rasul untuk beriman hanya kepada Allah SWT.
2) Beriman kepada rasul Allah
Allah menurunkan kitab Al-Qur’an melalui Rasulullah SAW. sebagai
petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an
terdapat berbagai ilmu Islam yang bermanfaat untuk bekal hidup di
dunia dan akhirat. Seperti ilmu tauhid Islam, akhlak, dan tarikh. Beriman
kepada Al-Qur’an berarti menjadikannya panduan dalam beribadah
kepada Allah SWT.

H. Cara Beriman Kepada Rasul Allah


Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan cara meneladani
seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam
menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau.
Beliau bersabda:

‫ص ِلِّى‬
َ ُ ‫صلُّ ْوا َك َما َرا َ ْيت ُ ُم ْو ِنى ا‬
َ
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tata cara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan
indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak
sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.

17
3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus
melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda :
ٌ َ‫ي ِم ْن ُد ْن َيا ُك ْم ثَال‬
‫ث‬ َّ َ‫ِّب اِل‬ َ ُ ‫ت قُ َّرة‬
َ ‫ ُح ِب‬: ‫ع ْي ِنى فِى‬ ْ َ‫سا ُء َو ُج ِعل‬
َ ‫ْب َوال ِِّن‬ ِّ ِ َ ‫ا‬
ُ ‫لطي‬
ِ‫صالَة‬
َّ ‫ال‬
Artinya: “Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta
kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap
salat”. (H.R. an-Nasai)
4. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan
umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia
individualistis yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam
diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi
selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering
mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.
6. Cara yang paling sederhana beriman kepada Rasul Allah adalah
dengan mengetahui siapa Rasul itu. Mengetahui bukan hanya nama,
tapi sejarah, dan ajaran yang dibawanya. Pengetahuan akan
mendatangkan keyakinan, dan dari keyakinan itu akan terbersit
keimanan
7. Mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi yang diutus kepada kita. Nabi
yang diutus terakhir adalah Nabi Muhammad . Dengan demikian
beriman kepada Rasul Allah adalah dengan beriman kepada Nabi
Muhammad terlebih dahulu.
8. Sering menyebut nama Nabi dan Rasul. Yang paling disebut adalah
yang sering diingat, yang sering diingat adalah yang paling dicintai.
Cinta adalah bias keimanan. Berarti dengan seringnya menyebut Nama
Nabi dan Rasul dalam Shalawat, atau kisah, akan menggiring keimanan
kepadanya. Sangat sulit mengimani sesuatu yang tidak ditangkap oleh
indra. “Yang paling mencintaiku adalah siapa yang melaksanakan
perintahku padahal dia tidak pernah bertemu denganku.” Sabda Nabi.
Tiga cara bagaimana beriman kepada Rasul Allah SWT. tadi semoga
bisa memberi manfaat dan membantu kita.
9. Jujur berani dari segala perbuatan.

18
10. Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan apabila tidak bisa
berkata baik, maka lebih baik diam.
11. Berusaha sekuat tenaga untuk berjuang, menegakkan kebearan dan
berjuang untuk mencapai kesuksesan dengan penuh kesadaran dan
semangat mencari ridha Allah.
12. Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
13. Melaksanakan atau menaati risalah yang telah disampaikan oleh para
rasul.

I. Hakikat Iman Kepada Rasulullah


Diantara nikmat yang Allah berikan kepada manusia juga seluruh
alam adalah diutusnya para Rasul yang menuntun manusia dari kegelapan
menuju Islam.
Setelah beriman kepada Allah maka kewajiban berikutnya adalah
beriman kepada Rasulullah Muhammad yang menjadi fondasi yang utama
dari agama Islam. Sebab seluruh fondasi yang lainnya dibangun di atas
keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Seorang yang tidak mengimani
Rasulullah dan hanya beriman kepada Allah tidaklah cukup, dan Iman menjadi
batal, Sebagaimana sabda Nabi :
Artinya : “Islam itu dibangun di atas lima rukun, menyaksikan bahwa tiada
sesembahan yang haq selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba
dan Rasul-Nya …” (HR. Muslim I/45. Al-Bukhari I/).
Diantara cara beriman kepada Rasulullah adalah sebagai berikut:
1. Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi
Muhammad dan apa yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah
menandaskan tentang ciri orang bertakwa :
ٓ
َ‫صداقَ ِب ِهۦٓ ۙ أ ُ ۟و َٰلَئِكَ ُه ُم ْٱل ُمتاقُون‬ ِ ‫َوٱلاذِى َجا ٓ َء ِب‬
ِ ‫ٱلص ْد‬
َ ‫ق َو‬
“Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Az-
Zumar : 33).
2. Ikhlas menaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan
menjauhi seluruh larangannya. Allah berfirman:

19
َ‫س ْو ِل اِالَّ ْال َبل ُغ ْال ُم ِبين‬ َّ ‫علَى‬
ُ ‫الر‬ َ ‫َوا ِْن ت ُ ِط ْيعُ ْوهُ تَ ْهتَدُوا َو َما‬
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk.
Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang”. (An-Nur : 54)
3. Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan
cabang cabangnya sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas.
Allah berfirman:

‫ش َج َر َب ْي َن ُه ْم ث ُ َّم الَ َي ِجدُواْ فِى‬


َ ‫ُومنُ ْونَ َحتَّى َي َح ِ ِّك ُموكَ فِ ْي َما‬ ِ ‫فَالَ َور ِِّبكَ الَي‬
‫س ِلِّ ُمواْ تَ ْس ِل ْي َما‬ َ َ‫أ َ ْنفُ ِس ِه ْم َح َر ًجا ِ ِّم َّما ق‬
َ ُ‫ضيْتَ َوي‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihan,
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap
putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4. Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya.
Rasulullah bersabda:

ِ ‫ال يُؤْ ِم ُن ا َ َح ُد ُك ْم َحتَّى أ َ ُك ْونَ ا َ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم ْن َوا ِل ِد ِه َو َولَ ِد ِه َوال َّن‬
َ‫اس اَجْ َم ِعيْن‬
“Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada
orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
5. Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berdakwah demi
membebaskan umat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan,
kemungkaran dan kemaksiatan menuju kepada cahaya kebenaran.
Sebagaimana firman Allah:
‫ص ُر ْوهُ َوتَبَعُواْ النُّ َو َرالَّذِي أ ُ ْن ِز َل َمعَهُ أ ُ ْولَئِكَ ُه ُم‬ َ ‫فَالَّ ِذيْنَ أَ َمنُواْ بِ ِه َو‬
َ َ‫عزَ ُروهُ َون‬
َ‫ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” .
(Al-’Araf: 157).

20
6. Meneladani akhlak dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya,
Allah berfirman:

‫هللا َو ْال َي ْو ِم اآلَ ِخ َر‬ َ ‫هللا أُس َْوة ٌ َح‬


َ ْ‫سنَةٌ ِلِّ َم ْن َكانَ َي ْر ُجوا‬ ِ ‫سو ِل‬ َ ِ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ف‬
ُ ‫ىر‬
َ ‫َو َذ َك َر‬
‫هللا َك ِثي ًْرا‬
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah (Al-
Ahzab:21).
7. Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah
disebut namanya.
Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran
Nabi Muhammad seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat,
itulah pernyataan Allah :

‫عذَابٌ أ َ ِلي َْم‬ ِ ‫ص ْي َب ُه ْم فِ ْتنَةٌ ا َ ْوي‬


َ ‫ُص ْي ِب ُه ْم‬ َ َ‫فَ ْل َيحْ ذَ ِرالَّ ِذيْنَ يُخَا ِلفُون‬
ِ ُ ‫ع ْن ا َ ْم ِر ِه ا َ ْنت‬
“Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang telah
berangsur-angsur pergi diantara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul
takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).
8. Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan
menjaga persatuan umat Islam dan menghindari perpecahan dengan
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-Sunnah shohihah. Itulah
tegaknya agama:

ْ ‫صى ِب ِه نُ ْو ًحا َوالَّ ِذ‬


َّ ‫ي أ َ ْو َح ْينَا ِإلَيْكَ َو َما َو‬
‫ص ْينَا ِب ِه‬ َّ ‫ع لَ ُك ْم ِمنَ الَّ ِدي ِْن َما َو‬
َ ‫ش ََر‬
‫سى ا َ ْن أ َ ِق ْي ُموا َّال ِديْنَ َوالَ تَتَفَ َّرقُو ْا ِفي ِه‬
َ ‫سىا َو ِع ْي‬ َ ‫ِإب َْر ِهي َْم َو ُمو‬
“Dia telah mensyariatkan bagi kaum tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
karenanya. (Asy-Syura: 13)

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut
diketahui oleh setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada
Rasul Allah berarti adalah kita harus mengimani atau mempercayai adanya
Rasul-rasul Allah.
Pengertian rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan
risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih
dan mulia dibandingkan dengan manusia lain.
Jadi, beriman kepada Rasul-rasul Allah merupakan hal yang sangat
berharga dan patut dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang
sangat bermanfaat juga memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan
kita baik di dunia maupun di akhirat. Kita sebagai manusia harus mempelajari
lebih dalam, memahami lebih luas, dan menerapkannya di dalam kehidupan kita
tentang beriman kepada Rasul-rasul Allah agar kita dapat menjadi yang lebih
baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di dunia maupun
di akhirat.

B. Saran
Mengenai pembahasan pada makalah ini merupakan awal yang masih
sederhana sehingga ada beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul
Allah secara dalam.
2. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan aturan dan hukum Al-
Qur’an.
3. Senantiasa meneladani sifat-sifat rasul dalam kehidupan sehari-hari
sebagai penerapan beriman kepada rasul Allah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nabila, Asih. Makalah Iman Kepada Rasul. 1-13


https://www.academia.edu/31936145/Makalah_Iman_Kepada_Rasul
Pendahuluan. Latar Belakang Iman Kepada Rasul. Hal 1
http://digilib.uinsby.ac.id/2757/4/Bab%201.pdf
Rizqullah J. Given. Saputra E. Kusnaidin M. dkk. (2019). Beriman Kepada
Rasulullah. 1-11
https://www.scribd.com/document/464782028/MAKALAH-IMAN-
KEPADA-RASUL
Surat Al-Anbiya Ayat 7. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/5519-surat-al-
anbiya-ayat-7.html
Surat Al-Mu’min Ayat 78. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/8890-surat-al-
mumin-ayat-78.html
Surat An-Nisa’ Ayat 164. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/1696-surat-an-
nisa-ayat-164.html
Surat Az-Zumar Ayat 33. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/8695-surat-az-
zumar-ayat-33.html
Ahmad. Pengertian Ulul Azmi: Ciri-ciri dan 5 Rasul Penerimanya. Gramedia.com.
https://www.gramedia.com/literasi/ulul-azmi/
Surat Al-Ahzab Ayat 7. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/7619-surat-al-
ahzab-ayat-7.html
Kurniasih, Wida. Pengertian Mukjizat, Ciri-ciri, dan Macamnya. Gramedia.com.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-mukjizat-ciri-dan-macamnya/
Surat Ali-Imran Ayat 49. Tafsirweb.com. https://tafsirweb.com/1181-surat-ali-
imran-ayat-49.html
Makalah Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Tentang Rasul dan Nabi. (4 Oktober
2016).
https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/10/makalah-materi-pendidikan-
agama-islam.html
Farichah, A. Riska, A. Desya, A. (2020). Nabi dan Rasul. www.studocu.com.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-sultan-agung/agama-
islam-i/makalah-kelompok-9-agama-islam/29649761

23
Arum, Rifda. Pengertian Nabi dan Rasul – Perbedaan, Tugas dan Sifatnya.
Gramedia.com. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-nabi-dan-
rasul/#Tugas_Nabi_dan_Rasul_Allah
Redaksi Dalam Islam. Fungsi Beriman Kepada Rasul. Dalamislam.com.
https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/fungsi-beriman-kepada-rasul

24

Anda mungkin juga menyukai