Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKHLAK TERHADAP RASUL

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


AKHLAK TASAWUF

DISUSUN OLEH:

Nama : Fadhly Yassin Tanjung

Semester : II(DUA)

Dosen Pengampuh : Dr.Suasana Nikmat Ginting, M.A

PROGRAM STUDY TADRIS MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIKMAH

TEBING TINGGI 2022


KATAPENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang menyayangi tanpa pernah meminta imbalan dari makhluk-Nya, yang atas
berkat rahmat, inayah serta hidayah-Nyalah saya sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, yang


merupakan salah satu tugas dari pelajaran study Akhlak Tasawuf, dalam
memenuhi tugas tersebut maka saya menyusun makalah yang berjudul “Objek dan
Tujuan Akhlak Tasawuf”’ saya telah mendapatkan beberapa sumber yang telah
dilampirkan dihalaman pada daftar pustaka.

Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan kepada pihak yang
membacanya. Saya sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Apabila terdapat kesalahan yang kecil ataupun fatal saya mohon
maaf kepada pihak yang membaca makalah ini. Dan saya juga menerima kritik
dan saran terhadap makalah yang saya buat ini, mudah-mudahan dengan adanya
kritik dan saran saya dapat membuat makalah yang lebih bagus lagi dihari
kemudian.

Tebing Syahbandar, 20 Maret 2022

Fadhly Yassin Tanjung


DAFTARISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang muslim kita harus berakhlak kepada Rasulullah
SAW, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya,
namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik
kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah, membuat kita harus
berakhlak baik kepada-Nya. Pada dasarnya Rasulullah SAW adalah
manusia yang tidak berbeda dengan manusia pada umumnya. Namun,
terkait dengan status “Rasul” yang disandangkan Allah atas dirinya, maka
terdapat pula ketentuan khusus dalam bersikap terhadap utusan yang tidak
bisa disamakan dengan sikap kita terhadap orang lain pada umumnya.

B. Rumusan Masalah
1 Akhlak Terhadap Rasul
2 Cara Berakhlak Kepada Rasul
3 Contoh kasus nyata implementasi akhlak terhadap Rasulullah

C. Tujuan Penulisan Makalah


Agar kita tahu alasan mengapa kita wajib mencintai dan taat
kepada ajaran yang dibawakan Rasulullah Saw. Paham dan dapat
mengimplementasikan cara berakhlak kepada Rasulullah sebagai wujud
rasa cinta dan ketaatan kita terhadap Rasulullah. Mengetahui beberapa
contoh kasus nyata implementasi akhlak terhadap Rasulullah sehingga kita
dapat mengambil pelajarannya.
BAB II PEMBAHASAN

A. AKHLAK KEPADA RASULULLAH


Allah berfirman :

ٌ ‫لَ َقدْ َجٓا َءمُك ْ َر ُسو ٌل ِ ّم ْن َأن ُف ِسمُك ْ َع ِز ٌيز عَلَ ْي ِه َما َع ِنمُّت ْ َح ِر ٌيص عَلَ ْيمُك ِبٱلْ ُمْؤ ِم ِن َني َر ُء‬
‫وف َّر ِح ٌمي‬
Artinya : “Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia)
sangat menginginkan (kkeimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun
dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman” (Q.S at-Taubah/128)

Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun iman.
Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah saw.
beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu
mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah.

Rasulullah adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah
kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh
disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-
baik makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah, derajatnya paling
tinggi, dan kedudukannya paling dekat oleh Allah.

Beliau diutus kepada manusia dan jin dengan membawa kebenaran


dan petunjuk, yang diutus oleh Allah sebagi rahmat bagi alam semesta.

Sebagaimana firman Allah :

“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi


rahmad bagi seluruh alam” (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 107).

Allah menurunkan kitab-Nya kepadanya mengamanahkan kepadanya


atas agama-Nya, dan menugaskannya untuk menyampaikan risalah-Nya.
Allah telah melindunginya dari kesalahan dalam menyampaikan risalah
itu. Allah ta’ala mendukung nabi-Nya dengan mukzizat-mukzizat yang
nyata dan ayat-ayat yang jelas, memperbanyak makan untuk beliau,
memperbanyak air. Dan beliau mengabarkan sebagian perkara ghaib.

B. CARA BERAHKLAK KEPADA RASUL


Ada beberapa cara berahklak kepada rasul yaitu:

1. Kewajiban Mencintai Rasulullah


Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman,
semua orang islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah
dan utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah Saw adalah
menjalankan ajarannya, menaati perintahnya dan berhukum dengan
ketetapannya.
Ahlus sunah mencintai Rasulullah Saw dan mengagungkannya
sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau lebih dari mecintai
mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sebagaimana
sabda Rasulullah :

‫حب اليه من نفسه ووادِل ه< وودَل ه والنّاس أمجعني‬


ّ ‫اليؤمن أحدمك حىّت اكون أ‬.

Artinya: Tidak beriman salah seorang diantaramu, sehingga aku


lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya
dan manusia semuanya. (H.R. Bukhari Muslim).
Allah swt berfirman:

ٌ ‫قُ ۡل ِا ۡن ُك ۡنمُت ۡ حُت ِ ُّب ۡو َن اهّٰلل َ فَات َّ ِب ُع ۡوىِن ۡ حُي ۡ ِب ۡبمُك ُ اهّٰلل ُ َوي َ ۡغ ِف ۡر لَـمُك ۡ ُذن ُۡوبَمُك ۡ‌ؕ َواهّٰلل ُ غَ ُف ۡو ٌر َّر ِحمۡي‬
Artinya : “Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-
dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S
Ali’Imran :31).
2. Taat
Kita wajib menaati nabi Muhammad Saw dengan menjalankan apa
yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal
ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau
adalah rasul (utusan Allah). Dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah
memerintahkan kita untuk menaati nabi Muhammad Saw. diantaranya
ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah sebagaimana
firman-Nya :
‫يٰۤـ َاهُّي َا اذَّل ِ ۡي َن ٰا َمنُ ۤۡوا َا ِط ۡيـ ُعوا اهّٰلل َ َو َا ِط ۡيـ ُعوا َّالر ُس ۡو َل‬
“Wahai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad)....”(Q.S an-Nisa/59)

Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yang beriman dengan


seruan “Hai orang-orang yg beriman” sebagai suatu pemuliaan bagi
mereka karena merekalah yg siap menerima perintah Allah SWT dan
menjauhi larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun menjadi
semakin siap menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat
kepada Allah dan kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan
perintah-perintah -Nya serta larangan-larangan -Nya.
Jika seseorang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir ia
akan taat kepada Allah dan Rasul-Nya karena ia mengimani benar
bahwa Allah SWT sesungguhnya Maha Mengetahui segala sesuatu
baik yang nampak maupun yang tersembunyi
Terkadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai
Rasulullah, sebagaimana firman-Nya :

ٌ ‫َأ ْن ت ُِص ْيهَب ُ ْم ِف ْتنَ ٌة َأ ْويُ ِصيهَب ُ ْم عَ َذ‬،‫فَلْ َي ْح َذ ِراذَّل ِ ْي َن خُي َا ِل ُف ْو َن َع ْن َأ ْم ِر ِه‬
…ٌ ‫اب َأ ِلمْي‬
“… Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut
akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (Q.S. An-Nur :
63).
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah
kekufuran, nifaq, bid’ah, atau siksa pedih didunia. Allah telah
menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah sebagai sebab hamba
mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya,
sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.
Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya
kepada Allah dan rasul-Nya, karena itu para sahabat ingin menjaga
citra kemuliaannya dengan mencontohkan kepada kita ketaatan yang
luar biasa kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan
kepada Rasul sama kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena
itu bila manusia tidak mau taat kepada Allah dan Rasul- Nya, maka
Rasulullah tidak akan pernah memberikan jaminan pemeliharaan dari
azab dan siksa Allah swt, di dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

‫هللا َو َم ْن ت ََوىَّل فَ َما َأ ْر َسلْنَاكَ عَلَهْي ِ ْم َح ِف ْي ًظا‬


َ ‫َم ْن ي ُّ ِطع ِ َّالر ُس ْو َل فَ َقدْ َأ َطا َع‬
Artinya : “Barang siapa yang menaati Rasul (Muhammad) maka
sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barang siapa berpaling
(dari ketaatan itu) maka (ketahuilah) Kami mengutusmu (Muhammad)
untuk menjadi pemelihara mereka” (Q.S an-Nisa/80)

Manakala seorang muslim telah mentaati Allah dan Rasul-Nya,


maka ia akan memperoleh kenikmatan sebagaimana yang telah
diberikan kepada para Nabi, orang yang jujur, orang yang mati syahid
dan orang-orang shaleh, bahkan mereka adalah sebaik-baik teman
yang harus kita miliki.
Oleh karena itu, ketaatan kepada Rasulullah saw juga menjadi
salah satu kunci untuk bisa masuk ke dalam surga. Adapun orang yang
tidak mau mengikuti Rasul dengan apa yang dibawanya, yakni ajaran
Islam dianggap sebagai orang yang tidak beriman.
3. Menghidupkan Sunnah
Bagi seorang muslim, mengikuti sunah atau tidak bukan
merupakan suatu pilihan, tetapi kewajiban. Sebab, mengenalkan
ajaran Islam sesuai denagn ketentuan Allah dan Rasul-Nya adalah
kewajiban yang harus diaati. Mengenai kewajiban mengikuti Nabi dan
menaati sunnahnya serta mengikuti petunjuknya, Allah berfirman :

‫وات َّ ُقو ْا اهَّلل َ َّن اهَّلل َ شَ ِديْدُ ال ِع َق ِاب َو َمآ َءاَئـىمُك ُ َّالر ُس ُل فَخ ُُذو ُه‬،َ ‫… َو َما هَن َمُك ْ َع ْن ُه فَ ْانَهَت ْثو ْا‬
‫ِإ‬
“… Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.” (Q.S. al-
Hasyr : 7).
Secara umum bid’ah adaah sesat karena berada diluar perintah
Allah Swt dan Rasul-Nya, akan tetapi banyak hal yang membuktikan,
bahwa Nabi membenarkan banyak persoalan yang sebelumnya belum
pernah beliau lakukan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa semua
bentuk amalan, baik itu dijalankan atau tidak pada masa Rasulullah,
selama tiak melanggar syari’at dan mempunyai tujuan , niat
mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridho-Nya, serta
untuk mengingat Allah serta Rasul-Nya adalah sebagian dari agama
dan itu dperbolehkan dan diterima.

Sebagaimana Nabi bersabda :


“Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat dan
setaiap manusia akan mendapat sekedar paa yang diniatkan, siapa
yang hijrahnya (tujuannya) itu adalah karena Alah dan Rasul-Nya,
hijrahnya (tujuan) itu adalah berhasil.” (H.R. Bukhari)
Banyak sekali orang yang memfonis bid’ah dengan berdalil pada
sabda Rasulullah :

“Setiap yang diadakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Juga hadis Rasulullah :
“Barang siapa yang didalam agama kami mengadakan sesuatu yang
tidak dari agama ia ditolak”.

Mereka tidak memperhatikan terlebih dahulu apakah yang baru


diakukan itu membawa kebaikan dan yang dikehendaki oleh agama
atau tidak. Jika ilmu agama sedangkal itu orang tidak perlu bersusah
payah memperoleh kebaikan..

4. Membaca Shalawat Dan Salam


Diantara hak Nabi Saw yang disyariatkan Allah atas umatnya
adalah agar mereka mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau.
Allah Swt dan para malaikat-Nya telah bershalawat kepada beliau dan
Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya.
Al-Mubarrad berpendapat bahwa akar kata bershalawat berarti
memohonkan rahmat dengan demikian shalawat berarti rahmad dari
Allah sedang shalawat malaikat berarti pengagungan dan permohonan
rahmad Allah untuknya.Rasulullah Saw telah mengajarkan kepada
kaum muslimin tentang tata cara mengucapkan shalawat. Rasulullah
menyarankan agar memperbanyak shalawat kepadanya pada hari
jum’at, sebangaimana sabdanya :

‫صلَّى هَّللا ِ َع ْشرًا‬


َ ً‫صالَة‬ َّ َ‫صلّى َعل‬
َ ‫ي‬ َ ‫ فَ َم ْن‬،‫ي يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة‬ َّ ‫َأ ْكثِ ْي ُر ال‬
َّ َ‫صالَةَ َعل‬

“Perbanyaklah kalian membaca shalawat untukku pada hari dan malam


jum’at, barang siapa yang bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat
untuknya 10 kali.”

Kemudian ibnul qayyim menyebutkan beberapa manfaat dari membaca


shalawat kepada Nabi, diantaranya adalah :

a. Shalawat merupakan bentuk ketaatan kepada perintah Allah.


b. Mendapatkan 10 kali shalawat dari Allah bai yang bershalawat
sekali untuk beliau.

c. Diharapkan dikabulkannya do’a apabila didahului dengan


shalawat.

d. Shalawat merupakan sebab mendapatkan syafaat dari Nabi, diiringi


permohonan kepada Allah agar memberikan wasilah (kedudukan yang tinggi)
kepada beliau pada hari kiamat.

e. Sebab diampuninya dosa-dosa.

f. Shalawat adalah sebab sehingga nabi menjawab orang yang


mengucapkan shalawt dan salam kepadanya.

E. Mencintai Keluarga Nabi

Mengikuti kerabat rasulullah Saw yang mulia dan berlepas diri dari musuh
mereka, adalah masalah penting yang telah diwajibkan oleh islam dan telah
dianggapnya sebagai bagian dari cabang agama. Rasulullah menggambarkan ahlil
baitnya sebagai suatu benda yang berat dan berharga, sebanding dengan al-qur’an
dan benda berharga lainnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan


dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama adalah Kitabullah(Al-Quran)
dan yang kedua adalah Ithrati(Keturunan) Ahlul baitku. Barang siapa yang
berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak akan tersesat selamanya hingga
bertemu denganku ditelaga al-Haudh.” (HR. Muslim Karena ulama disebut
sebagai pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya
memahami tentang beluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan
kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti
inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena
pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak
mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang
sesungguhnya dan berarti tidak ada kewajiban bagi kita untuk menghormatinya.

Rasulullah menyebut keluarga sucinya sebagai jalan kebebasan, pintu


keselamatan, dan cahaya petunjuk. Rasulullah juga mewajibkan kita untuk
mencintai dan menaati mereka dalam Kitabnya.

F. Melanjutkan Misi Rasul

Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas


yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat
dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian,
menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak
menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw.
Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:

Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani
Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja,
maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad,
Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).

G. Berziarah Ke Makam Rasulullah

Berkunjung kemakam Rasulullah merupakan amalan sunnah, yakni amalan


yang sangat mulia dan sangat dianjurkan. Ibn Umar mengatakan bahwa Nabi
Muhammad bersabda yang arinya : “Barang siapa berziarah kemakamku, maka ia
dijamin akan mendapat syafaatku.”.

Saat melaksanakan haji merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk
melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya. Beribadah di Haramain (Makkah dan
Madinah) mempunyai keutaman yang lebih dari tempat-tempat lainnya. Maka
para jamaah haji menyempatkan diri berziarah ke makah Rasulullah
SAW.Berziarah ke makam Rasulullah SAW adalah sunnah hukumnya.Dan
hendaklah waspada, jangan sampai tidak berziarah padahal dia telah diberi
kemampuan oleh Allah SWT, lebih-Iebih bagi mereka yang telah melaksanakan
ibadah haji. Karena hak Nabi Muhammad SAW yang harus diberikan oleh
umatnya sangat besar.

Atas dasar ini, pengarang kitab I’anatut Thalibin menyatakan: ”Berziarah ke


makam Nabi Muhammad merupakan salah satu qurbah (ibadah) yang paling
mulia, karena itu, sudah selayaknya untuk diperhatikan oleh seluruh umat Islam”.

Maka, berziarah ke makam Rasulullah SAW tidak bertentangan dengan


ajaran Islam. Bahkan sangat dianjurkan karena akan mengingatkan kita akan jasa
dan perjuangan Nabi Muhammad SAW, sekaligus menjadi salah satu bukti
mengguratnya kecintaan kita kepada beliau.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kita wajib mencintai dan mentaati apa yang diajarkan Rasulullah sebagai
wujud kecintaan dan pengabdian kita sebagai hamba Allah Swt. Apabila kita
benar-benar mencintai Allah sudah semestinya kita juga mencintai Rasulullah,
karena beliau merupakan kekasih beserta utusan Allah untuk dijadikan uswatun
khasanah bagi setiap ummatnya. Bentuk kita mencintai dan mentaati Rasulullah
dengan cara, mengikuti dan mengerjakan hal-hal yang diajarkan Rasulllah,
menghidupkan sunnah-sunnahnya, membaca shalawat serta salam yang ditujukan
kepada beliau, mencintai keluarga dan sahabat-sahabat Nabi, serta berziarah ke
makam Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA

Elmubarok, Zaim dkk. (2013). Islam Rahmatan Lil’alamin. Semarang :


UNNES Press.

Usamah, Abu Masykur. cetakan pertama (Juni 2006/Februari 2007). Aku


Cinta Rosul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penerbit: Darul Ilmi, Yogyakarta.
Yulie, Indah. (2015). Akhlak Kepada Rasulullah. Online]. Tersedia:
http://bk14071.blogspot.co.id/2015/07/akhlak-kepada-rasulullah.html [diakses Juli
2015].

Anda mungkin juga menyukai