DISUSUN OLEH:
Semester : II(DUA)
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang menyayangi tanpa pernah meminta imbalan dari makhluk-Nya, yang atas
berkat rahmat, inayah serta hidayah-Nyalah saya sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan kepada pihak yang
membacanya. Saya sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Apabila terdapat kesalahan yang kecil ataupun fatal saya mohon
maaf kepada pihak yang membaca makalah ini. Dan saya juga menerima kritik
dan saran terhadap makalah yang saya buat ini, mudah-mudahan dengan adanya
kritik dan saran saya dapat membuat makalah yang lebih bagus lagi dihari
kemudian.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
B. Rumusan Masalah
1 Akhlak Terhadap Rasul
2 Cara Berakhlak Kepada Rasul
3 Contoh kasus nyata implementasi akhlak terhadap Rasulullah
ٌ لَ َقدْ َجٓا َءمُك ْ َر ُسو ٌل ِ ّم ْن َأن ُف ِسمُك ْ َع ِز ٌيز عَلَ ْي ِه َما َع ِنمُّت ْ َح ِر ٌيص عَلَ ْيمُك ِبٱلْ ُمْؤ ِم ِن َني َر ُء
وف َّر ِح ٌمي
Artinya : “Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia)
sangat menginginkan (kkeimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun
dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman” (Q.S at-Taubah/128)
Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun iman.
Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah saw.
beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu
mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah.
Rasulullah adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah
kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh
disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-
baik makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah, derajatnya paling
tinggi, dan kedudukannya paling dekat oleh Allah.
ٌ قُ ۡل ِا ۡن ُك ۡنمُت ۡ حُت ِ ُّب ۡو َن اهّٰلل َ فَات َّ ِب ُع ۡوىِن ۡ حُي ۡ ِب ۡبمُك ُ اهّٰلل ُ َوي َ ۡغ ِف ۡر لَـمُك ۡ ُذن ُۡوبَمُك ۡؕ َواهّٰلل ُ غَ ُف ۡو ٌر َّر ِحمۡي
Artinya : “Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-
dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S
Ali’Imran :31).
2. Taat
Kita wajib menaati nabi Muhammad Saw dengan menjalankan apa
yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal
ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau
adalah rasul (utusan Allah). Dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah
memerintahkan kita untuk menaati nabi Muhammad Saw. diantaranya
ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah sebagaimana
firman-Nya :
يٰۤـ َاهُّي َا اذَّل ِ ۡي َن ٰا َمنُ ۤۡوا َا ِط ۡيـ ُعوا اهّٰلل َ َو َا ِط ۡيـ ُعوا َّالر ُس ۡو َل
“Wahai orang-orang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad)....”(Q.S an-Nisa/59)
ٌ َأ ْن ت ُِص ْيهَب ُ ْم ِف ْتنَ ٌة َأ ْويُ ِصيهَب ُ ْم عَ َذ،فَلْ َي ْح َذ ِراذَّل ِ ْي َن خُي َا ِل ُف ْو َن َع ْن َأ ْم ِر ِه
…ٌ اب َأ ِلمْي
“… Maka hendaklah orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut
akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (Q.S. An-Nur :
63).
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah
kekufuran, nifaq, bid’ah, atau siksa pedih didunia. Allah telah
menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah sebagai sebab hamba
mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya,
sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan.
Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya
kepada Allah dan rasul-Nya, karena itu para sahabat ingin menjaga
citra kemuliaannya dengan mencontohkan kepada kita ketaatan yang
luar biasa kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan
kepada Rasul sama kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena
itu bila manusia tidak mau taat kepada Allah dan Rasul- Nya, maka
Rasulullah tidak akan pernah memberikan jaminan pemeliharaan dari
azab dan siksa Allah swt, di dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:
وات َّ ُقو ْا اهَّلل َ َّن اهَّلل َ شَ ِديْدُ ال ِع َق ِاب َو َمآ َءاَئـىمُك ُ َّالر ُس ُل فَخ ُُذو ُه،َ … َو َما هَن َمُك ْ َع ْن ُه فَ ْانَهَت ْثو ْا
ِإ
“… Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukum-Nya.” (Q.S. al-
Hasyr : 7).
Secara umum bid’ah adaah sesat karena berada diluar perintah
Allah Swt dan Rasul-Nya, akan tetapi banyak hal yang membuktikan,
bahwa Nabi membenarkan banyak persoalan yang sebelumnya belum
pernah beliau lakukan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa semua
bentuk amalan, baik itu dijalankan atau tidak pada masa Rasulullah,
selama tiak melanggar syari’at dan mempunyai tujuan , niat
mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridho-Nya, serta
untuk mengingat Allah serta Rasul-Nya adalah sebagian dari agama
dan itu dperbolehkan dan diterima.
“Setiap yang diadakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Juga hadis Rasulullah :
“Barang siapa yang didalam agama kami mengadakan sesuatu yang
tidak dari agama ia ditolak”.
Mengikuti kerabat rasulullah Saw yang mulia dan berlepas diri dari musuh
mereka, adalah masalah penting yang telah diwajibkan oleh islam dan telah
dianggapnya sebagai bagian dari cabang agama. Rasulullah menggambarkan ahlil
baitnya sebagai suatu benda yang berat dan berharga, sebanding dengan al-qur’an
dan benda berharga lainnya.
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani
Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja,
maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad,
Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).
Saat melaksanakan haji merupakan kesempatan emas bagi umat Islam untuk
melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya. Beribadah di Haramain (Makkah dan
Madinah) mempunyai keutaman yang lebih dari tempat-tempat lainnya. Maka
para jamaah haji menyempatkan diri berziarah ke makah Rasulullah
SAW.Berziarah ke makam Rasulullah SAW adalah sunnah hukumnya.Dan
hendaklah waspada, jangan sampai tidak berziarah padahal dia telah diberi
kemampuan oleh Allah SWT, lebih-Iebih bagi mereka yang telah melaksanakan
ibadah haji. Karena hak Nabi Muhammad SAW yang harus diberikan oleh
umatnya sangat besar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita wajib mencintai dan mentaati apa yang diajarkan Rasulullah sebagai
wujud kecintaan dan pengabdian kita sebagai hamba Allah Swt. Apabila kita
benar-benar mencintai Allah sudah semestinya kita juga mencintai Rasulullah,
karena beliau merupakan kekasih beserta utusan Allah untuk dijadikan uswatun
khasanah bagi setiap ummatnya. Bentuk kita mencintai dan mentaati Rasulullah
dengan cara, mengikuti dan mengerjakan hal-hal yang diajarkan Rasulllah,
menghidupkan sunnah-sunnahnya, membaca shalawat serta salam yang ditujukan
kepada beliau, mencintai keluarga dan sahabat-sahabat Nabi, serta berziarah ke
makam Rasulullah.
DAFTAR PUSTAKA