Anda di halaman 1dari 6

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Rasulullah SAW

Salah satu pilar iman adalah beriman terhadap para Rasul (QS 2:286). Ayat tersebut
merupakan penegasan bahwa para rasul terdahulu itu beriman kepada rasul-rasul sebelumnya.
Para Rasul adalah utusan Allah yang dipilih oleh-Nya dari tengah umat manusia, membawa
ajaran yang benar, kemudian Allah memunculkan kebenaran mereka agar manusia dapat
melestarikan kebenaran yang mereka bawa. Maka kita sebagai orang yang beriman pun memiliki
kewajiban untuk meyakini bahwa para rasul itu diutus oleh Allah SWT, membawa ajaran
kebenaran-Nya, dan kemudian mengikuti mereka. Terutama terhadap Nabi besar Muhammad
SAW, sebagai penutup para Nabi dan penyempurna ajaran nabi-nabi sebelumnya.

Beriman kepada Rasulullah SAW merupakan salah satu konsekuensi dari pemahaman
bersyahadah, yaitu Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Kesaksian kita akan
jujur dan istiqomah jika diwujudkan menjadi sikap:

Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW (QS 52: 2-4)
Taat kepada Rasulullah SAW (QS 4:59-60)
Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak disukai Rasulullah SAW (QS 59:7)
Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariahkan oleh Rasulullah SAW.
Sabda Nabi: Tidak beriman diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang
kubawa (HR Tirmidzi)

Adapun diantara kewajiban kepada Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:


1. Beriman kepada Rasulullah SAW (QS 4:136/ 7:158)
Allah menegaskan perintah keimanan kepada Rasulullah SAW lewat ayat di atas. Perintah-
perintah dalam al-Quran secara umum berarti suatu kewajiban. Mustahil kita dapat
mengikuti Rasulullah SAW, jika tidak diawali dengan beriman kepadanya terlebih dahulu.

Imam kepada Rasulullah akan memunculkan rasa cinta. Mencintai Nabi Muhammad merupakan
kewajiban bagi kita semua. Beliau begitu mencintai kita hingga di penghujung hayatnya masih
sempat menyebut Ummati, ummati,ummati, (umatku, umatku, umatku).
Kita mempunyai kewajiban mencintai beliau sebagaimana beliau telah mencintai kita. Rasa cinta
kita kepada beliau SAW seyogyanya di atas rasa cinta kita kepada anak, keluarga bahkan diri kita
sendiri.

Rasulullah saw bersabda:

Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai olehnya
melebihi cinta kepada ayahnya, anaknya, dan seluruh umat manusia.(HR. Bukhari-Muslim).

Sebagaimana kewajiban mencintai Nabi Muhammad, disaat yang sama kita juga wajib mencintai
keluarga dan sahabat beliau.Hati-hatilah melukai perasaan dengan mencemari kehormatan para
anggota keluarga dan sahabat beliau.

Sabda Nabi yang mulia perihal perintahmencintai ahlul bayt:

Cintailah Allah yang telah memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada kalian, cintailah aku demi
cinta kepada Allah, dan cintailah keluargaku demi cinta kepadaku.

Sayyidina Abu Bakar juga pernah berkata tentang mencintai ahlul bayt:

Perhatikan keluarga Muhammad, pada keluarganya. (HR. Bukhari).

Selanjutnya, bagaimana dengan para sahabat? Apakah kita juga wajib mencintai mereka sebagai
wujud cinta kita kepada Rasul? cinta kepada para sahabat merupakan kewajiban bagi tiap
muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sahabat adalah pelayan, pembantu dan
teman terdekat utama di balik kesuksesan dakwah Nabi di Jazirah Arab dan di seluruh dunia.

Maka berhati-hatilah mencibir atau bahkan sampai pada taraf menghina kemuliaan para sahabat
radhiyallahu `anhum seperti yang seringkali dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu.

Janganlah kalian mencaci-maki sahabat-sahabatku. Demi Tuhan yang menguasai nyawaku,


andai kata seorang dari kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, tentunya ia tidak
mencapai satu mud maupun setengahnya yang dibelanjakan oleh seorang dari mereka
(parasahabat).(HR. Bukhari&Muslim).
.2. Ketaatan kepada Rasulullah SAW (QS 4: 80)
Ketaatan kepada Nabi akan membawa kepada sikap mau mengikuti beliau
(ittiba). Tidak ada ketaatan yang mutlak, kecuali dilakukan kepada manusia yang
membawa kebenaran Allah SWT. Ketaatan kepada Rasulullah SAW pada hakikatnya
merupakan ketaatan kepada Allah (QS 4:80). Manusia wajib taat kepada Allah,
kemudian Allah menegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul adalah sebagian dari
ketaatan kepada-Nya. Maka ketaatan kepada Rasul, wajib juga untuk umat Islam dan
memiliki makna yang mendalam.

Taat dengan menjalankan sunnah, membantu agama dan syariatnya. Kewajiban kita kepada
Rasul adalah bagaimana kita berupaya menghidupkan tradisi yang dirintis oleh beliau.Sunnah-
sunnah beliau menjadi tanggung-jawab kita untuk kita lestarikan. Dengan menghidupkan
sunnahnya, kita tergolong sebagai orang yang membantu agama Islam dan perjuangan
menegakkan syariat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran :

Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. (Qs. Ali Imran: 31)

Rasulullah saw bersabda:

Orang yang berpegang teguh dengan sunnahku di kala kerusakan melanda umatku, baginya
pahala 100 orang mati syahid. (HR. Thabrani dan AbuNu`aim)

Dalam sabdanya yang lain, Rasul juga bersabda:

Barangsiapa menghidupkan sunnahku, ia telah mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, ia


kelak bersamaku di surga.
.3. Mengikuti Rasulullah SAW (QS 3:31)
Yang kita lakukan dalam konteks beribadah, bermuamalah dan berakidah harus
mengikuti Rasulullah SAW, sebagaimana telah dicontohkan oleh beliau. Para ulama
membuat sebuah kaidah: hal-hal yang berkaitan dengan masalah ibadah dan akidah
hukum dasarnya tidak boleh, kecuali apa yang dicontohkan Rasulullah SAW kecuali
ada dalil yang mengatakan boleh. Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan muamalah
(hubungan sesama umat manusia) hukum dasarnya adalah boleh, kecuali bila ada dalil
yang mengatakan tidak boleh. Ittiba ini merupakan bagian dari rasa cinta kita kepada
Rasulullah SAW. Mencintai Allah tak akan mungkin terjadi kecuali kita sungguh-
sungguh mencintai Rasulullah SAW.

4. Mengagungkandan memuliakan Nabi Muhammad SAW. Allah telah menegaskan kewajiban


yang ke 4 ini dalam firman-Nya:

Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan
(agama)Nya, mengagungkan-Nya.dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.

Para Ulama tafsir menyatakan bahwa mengagungkanAllah, termasuk di dalamnya


mengagungkan sosok Nabi Muhammad. Sebab,mengagungkan Allah dan Rasul adalah dua
perkara yang tak terpisahkan. Jadi,taat kepada Allah sama dengan taat kepada Rasul dan taat
kepada Rasul juga sama dengan taat kepada Allah.

Barangsiapa yang mentaati Rasul,sesungguhnya ia telah mentaati Allah.. (Qs. An-Nisa`: 80).

Para sahabat Nabi merupakan contoh paling terkemuka dalam menghormati diri Rasul. Cobalah membaca
dalam kitab Bukhari, di situ akan kita temukan kisah Urwah bin Mas`ud al-Tsaqafi ketika diutus oleh
Kaum Quraish menemui Nabi. Dalam pertemuan itu ia mendapati para sahabat sangat menghormatiRasul
yang belum pernah ia lihat bentuk penghormatan seperti itu.

Urwah berkata kepada Kaum Quraish sepulangnya darimenemui Rasul: Wahai kaumku, demi
Allah, aku pernah diutus ke Raja Kisra,Qaisar, dan Najashi. Namun aku tidak pernah melihat
penghormatan yang dilakukan oleh orang-orang kepada rajanya seperti yang kulihat dari
penghormatan sahabat Muhammad kepada Muhammad. Tidaklah dahak Muhammad yang
jatuh disalah satu telapak tangan mereka kecuali mereka usapkan ke wajah dan tangan mereka.
Bila Muhammad menyuruh mereka, mereka bergegas melaksanakannya. Jika Muhammad
berwudhu, mereka nyaris berbunuhan memperebutkan bekas air wudhunya. Apabila Muhammad
berbicara, mereka merendahkan suaranya di hadapannya dan tidak sekali-kali menatap
pandangan ke arahnya.Allahu Akbar!

5. kewajiban kita terhadap rasul yang 5 yang wajib kita tunaikan adalah memperbanyak
membaca shalawat dan salam kepada beliau SAW. Allah memerintahkan hal ini lewat firman-
Nya:

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang


yang beriman,bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatankepadanya. (Qs. Al-Ahzab:56)

Shalawat dari Allah berarti memberi rahmat, shalawatdari malaikat berarti memintakan ampunan
dan shalawat dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan
perkataan, Allahumashalli `ala sayyidina Muhammad.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dinyatakan,

Barangsiapa bershalawat kepadaku satukali, Allah akan memberinya sepuluh rahmat,


dihapuskan sepuluh kesalahan dan diangkat sebanyak sepuluh derajat.

Sementara itu, Al-Qadhi `Iyadh dalamkitabnya Asy-Syifa` mengutip sebuah hadits Nabi
yang berbunyi,

Sesungguhnya orang yang paling terselamatkan dari kegalauan dan tempat-tempat yang
menakutkan pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.

Peringatan Maulid Nabi seyogyanya kita jadikan sebagai momentum menerapkan syariat Nabi di
tiap lini kehidupan kita, menggapai cinta, memuliakan beliau dan membasahi lisan dan hati
dengan shalawat dan salam atas Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. ALLAHUMMA
SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD.

6. Membela Rasulullah SAW


Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan kepada Rasulullah SAW.
Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah SAW.
Pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan
keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan
muzijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para
malaikat kepada beliau.

Beberapa kewajiban kita kepada Rasulullah SAW, dilakukan karena dalam diri beliau terdapat
panutan (suri teladan) yang baik dengan pengharapan pertemuan dengan Allah dan keselamatan
dari azab api neraka (QS 33:21). Rasulullah SAW adalah tokoh yang layak, berkaitan dengan
masalah moralitas, ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, politik, perjuangan ekonomi, rumah
tangga, bahkan peperangan. Melaksanakan kewajiban kepada Rasulullah SAW akan sempurna
jika kita memahami karakteristik risalah yang dibawa beliau. Diantaranya adalah:
Ajaran Nabi Muhammad adalah penggabungan ajaran rasul-rasul sebelumnya.
Sehingga ajaran Nabi SAW adalah ajaran yang mensejarah dan berkaitan dengan
kebenaran iman dan kebenaran syariah para nabi terdahulu (QS 2:136).
Ajaran Muhammad bersifat universal (QS ). Allah mengutus Rasulullah SAW untuk
menjadi rahmat bagi seluruh alam. Risalah Nabi SAW cocok untuk semua kelompok
manusia dan semua zaman. Hal ini dimungkinkan karena ajaran Islam karena Islam
memenuhi kebutuhan realitas kehidupan. Di dalam al-Qur'an ada dialog antara wahyu
dengan umat manusia, antara Rasulullah SAW dengan Allah, antara Rasulullah SAW
dengan kaumnya.
Ajaran Islam mementingkan yang mudah bagi manusia, menghilangkan yang sulit.
Yang dimaksud dengan yang mudah bukan memudah-mudahkan. Melainkan
kemudahan yang sesuai dengan fitrah manusia, yang sesuai denganr realisasi yang
maruf dan upaya untuk meninggalkan yang munkar.

Itulah beberapa kewajiban yang dapat dilakukan terhadap para rasul, khususnya
Rasulullah SAW dan spesifikasi ajaran yang dibawa beliau. Sebagai bukti konsekuensi
ikrar syahadah kepada Rasulullah SAW. Kita berupaya semaksimal mungkin untuk
dapat melaksanakannya. Semoga Allah memberikan kemudahan.

Anda mungkin juga menyukai