Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ISLAM PADA MASA DINASTI KECIL DI

BAGIAN TIMUR DAN BARAT BAGHDAD

Nama Dosen:
Dr. Rahayu Permana, S.Ag, M.Hum

Mata Kuliah:
Sejarah Kebudayaan Islam

Disusun Oleh:
Rizki Rahma Dani 2019 1550 0099
Muhammad Rifki 2019 1550 0111
Silvia Rahmi Nurhamidah 2019 1550 0153

Universitas Indraprasta PGRI


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Prodi Pendidikan Sejarah
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kesehatan,
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Makalah ini disusun sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam dengan judul “Islam Pada
Masa Dinasti Kecil Di Bagian Timur Dan Barat Baghdad”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dari materi dan metode penyusunanya, karena materi dan ilmu
yang dimiliki penulis. Sehingga dengan penyusunan makalah ini para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini
dapat tersusun secara sempurna.

Penulis berterima kasih atas bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, terutama
dari dosen dan teman-teman semua dalam memberikan ide dan masukan dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat tersusun secara baik dan sempurna untuk
kedepannya.

Bogor, 19 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
1. Faktor penyebab munculnya islam pada masa dinasti kecil di bagian timur
dan barat baghdad. ....................................................................................................... 6
2. Dinasti-dinasti islam yang termasuk pada masa dinasti kecil di bagian timur
dan barat baghdad. ....................................................................................................... 7
3. Perkembangan dari munculnya islam pada masa dinasti kecil di bagian
Timur dan Barat Baghdad. ........................................................................................ 12
BAB III............................................................................................................................. 18
PENUTUP........................................................................................................................ 18
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 18
B. SARAN ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua, al-Manshur (754-775
M) pada tahun 762 M. setelah mencari-cari daerah yang strategis untuk
ibukotanya, pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad,
terletak di pinggir sungai Tigris. Al-Mansur sangat cermat dan teliti dalam
masalah lokasi yang akan dijadikan ibukota. Kota ini berbentuk bundar. Di
sekelilingnya dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Di sebelah luar
dinding tembok, digali parit besar yang berfungsi sebagai saluran air dan
sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu gerbang di seputar kota ini,
disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota (Nunzairina. 2020.
Hal: 96).1
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan
ilmu pengetahuan dalam Islam. Di antara kota-kota dunia, Baghdad merupakan
professor masyarakat Islam. Al-Mansur memerintahkan penerjemahan buku-
buku ilmiah dan kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani, Bizantium,
Persia, dan Syiria. Para peminat ilmu dan kesusastraan segera berbondong-
bondong datang ke kota ini (Hitti, 2002. Hal: 369).2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebab munculnya islam pada masa dinasti kecil di bagian
Timur dan Barat Baghdad ?
2. Apa saja dinasti-dinasti islam yang termasuk pada masa dinasti kecil di bagian
Timur dan Barat Baghdad menglami kemunduran?
3. Apa saja kemajuan yang dirasakan setelah munculnya islam pada masa dinasti
kecil di bagian Timur dan Barat Baghdad?

1
Nunzairina. 2020. Hal: 96
2
Hitti, 2002. Hal: 369 4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya islam pada masa dinasti kecil
di bagian Timur dan Barat Baghdad.
2. Untuk mengetahui dinasti-dinasti islam pada masa dinasti kecil di bagian
Timur dan Barat Baghdad menglami kemunduran.
3. Untuk mengetahui kemajuan yang dirasakan setelah munculnya islam pada
masa dinasti kecil di bagian Timur dan Barat Baghdad.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Faktor penyebab munculnya islam pada masa dinasti kecil di bagian


timur dan barat baghdad.
Bani Abbasiyah telah berjasa dalam membangunan dan pengembangan yang
mengarah kemajuan umat Islam dengan kemajuannya pada berbagai bidang
seperti bidang ilmu pengetahuan, perdaban, kesenian dan filsafat. Setelah masa
Khalifah Harun Ar-Rasyid, daerah kekuasaan dinasti ini menjadi goyah baik
pada bagian daerah Timur maupun Barat Baghdad yang membuat timbulnya
pembentukan dinasti-dinasti kecil.
1. Dinasti-dinasti pada bagian Timur Baghdad
Dinasti yang berada di bagian timur Baghdad ini awalnya didirikan atas
restu Baghdad sebagai pusat kekuasaan umat Islam pada waktu itu
setelah mendapatkan kepercayaan baik dan mereka membela dan ingin
mendirikan negeri yang independen berpisah dari Baghdad. Disamping
dengan adanya Syu'ubiyaj Qabilah juga adanya persaingan jabatan
khalifah Baghdad pada waktu itu kemudian Selain itu ada juga
lemahnya kontrol dari pemerintahan Baghdad terhadap wilayah
kekuasaannya. Sebenarnya mereka tidak ingin melepaskan diri secara
total dari padat tetapi mereka masih bekerja sama dan berjalan baik
dengan Baghdad dan menjadi di Mitra Baghdad.
Dinasti-dinasti kecil di Timur ini merupakan gejala perkembangan baru
yang berada di luar persaingan utama, mereka berdiri untuk melepaskan
kekuasaan diri mereka dari pemerintahan Baghdad tetapi mereka justru
umumnya tidak ingin melepas kekuasaan yang lepas dari pusat
pemerintahannya apalagi menentang kekhalifahannya. Munculnya
dinasti-dinasti kecil pada abad ke III Hijriah ini disebabkan banyaknya
goncangan politik yang timbul pada dunia Islam yang kemudian
dimanfaatkan oleh keluarga yang sudah memiliki kekuasaan di daerah.

6
2. Dinasti-dinasti pada bagian Barat Baghdad
Terbentuknya Dinasti-dinasti kecil di bagian barat ini disebabkan
karena munculnya latar sosial politik kemudian terjadinya proses
pelepasan daerah-daerah kecil itu memakai salah satu dari dua cara
yaitu menunjuk seseorang yang diangkat menjadi gubernur oleh
khalifah untuk menjadi pemimpin kekuasaan dan seorang pemimpin
lokal itu dituntut untuk memimpin suatu pemberontakan sehingga
mendapatkan kemerdekaan penuh.
Selain itu munculnya dinasti-dinasti kecil ini banyak mengancam
terhadap kedudukan pemerintahan Abbasiyah, namun dinasti-dinasti
kecil ini juga memberikan kontribusi terhadap pengembangan
Khazanah ilmu pengetahuan kebudayaan sehingga perluasan wilayah
juga memberikan kontribusi terhadap pemerintahan pusat untuk
mengantisipasi serangan dari pihak luar.

2. Dinasti-dinasti islam yang termasuk pada masa dinasti kecil di bagian


timur dan barat baghdad.
1. Dinasti kecil pada bagian Timur Baghdad
Dinasti-dinasti yang terbentuk di bagian daerah Timur Baghdad ini
yaitu:
1) Dinasti Thahiri (820-872M)
Dinasti ini didirikan oleh Tohir Ibnu Husein (150-207 H), seorang
yang berasal dari Persia terlahir di desa Musanj dekat Marw. Dia
diangkat sebagai panglima tentara pada masa pemerintahan
Khalifah Al Ma'mun. Pada mulanya ia memberikan kesempatan
kepada Thohir untuk memegang jabatan Gubernur di Mesir pada
tahun 205 Hijriah kemudian dipercaya pula untuk mengendalikan
wilayah timur.3
Penyebab kemunduran dinasti ini karena ketidak mampuannya
mengakomodasi potensi yang ada dari pihak lain. Keterlambatan

3
Supriyadi. 2008. Hal: 143-148 7
mengambil tindakan protectif juga salah satu faktor penentu.
Disamping itu para khalifah senantiasa rnewarisi krisis politik dari
pendahulunya akibat ulahnya sendiri atau akibat situasi dan kondisi
yang menghendaki seperti itu.4
2) Dinasti Saffariah (867-903 M)
Dinasti ini didirikan oleh Ya'kub Ibn Al-Laits. Dinasti ini lebih
singkat jika dibandingkan dengan dinasti Thahiriyah. Dinasti ini
hanya bertahan selama 21 tahun, karena kelompok dinasti ini
memiliki kekuasaan yang cukup megah dan luas titik Yakub
mendapat simpati dari pemerintah sijistan pada waktu itu karena
dinilai memiliki kesopanan dan keberanian maka dari itu ia
ditunjuk untuk memimpin pasukan memerangi pembangkang
terhadap Daulah Abbasiyah di bagian timur. setelah berhasil
mengusir tentara Thahiriyah akhirnya ia menjadi pemimpin di
daerah tersebut.5
Secara khusus, M. Zurkani Yahya (1984:18-19) meneyebutkan ada
tiga faktor yang mempercepat kemunduran dan kehancuran
Kerajaan Saffariah, diantaranya:
 Adanya sistem pergantian syah yang tidak konsisten.
 Petulangan para tokoh pemerintahan yang oportunis
 Menurunnya loyalitas para pendukung kerajaan kepada
Kerajaan Safawiyah.
 Tidak kalah penting dari sebab-sebab diatas adalah sering
terjadinya konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan di
kalangan keluarga istana.6
3) Dinasti samaniyah (875-1004 M)
Berdirinya dinasti ini bermula dari pengangkatan 4 orang cucu
Saman oleh Khalifah Al Makmun menjadi gubernur di daerah
Samarkand, Pirghana, Shash, dan Harat yang ada di bawah

4
Hasan. 2004. Hal: 222
5
Supriyadi. 2008. Hal: 1435-148
6
Yahya, M. Zurkan. 1984. 8
pemerintahan Thahiriyah pada waktu itu. Berdirinya dinasti ini
didorong pula oleh kecenderungan masyarakat Iran pada waktu itu
yang ingin memerdekakan diri terlepas dari Baghdad. Dengan
berdirinya dinasti samaniyah ini bisa jadi merupakan manifestasi
dari hasrat masyarakat Iran pada waktu itu.
Kemunduran dinasti ini karena mendapatkan penyerangan dari
bangsa Turki, penyerangan ini karena dinasti ini pada masa
kegemilangannya menjadi semangat fanatik kesukuan yang cukup
tinggi.

2. Dinasti kecil pada bagian Barat Baghdad


1) Dinasti Idrisiyah (789-926 M)
Dinasti ini didirikan oleh salah satu penganut Syiah yaitu Idris bin
Abdullah pada tahun 172 Hijriyah atau 789 masehi titik dinasti ini
merupakan dinasti Syiah pertama yang tercatat dalam sejarah
berusaha memasukkan sia ke daerah Maroko dalam bentuk yang
sangat halus. Alasan mengapa dinasti idrisiyah muncul dan
menjadi dinasti yang kokoh dan kuat yaitu karena adanya
dukungan yang sangat kuat dari bangsa Barbar dan letak
geografisnya yang sangat jauh dari pusat pemerintahan Abbasiyah
yang berada di Baghdad sehingga sulit untuk ditaklukkan.7
Kemunduran dinasti ini ketika dinasti ini dipimpin oleh
Muhammad al-Muntashir, beberapa wilayah kekuasaan dinasti ini
mengalami perpecahan sehingga sangat rentan akan serangan dari
luar. Adapun ancaman dari dinasti baru yang lebih besar yaitu
Dinasti Fathimiyah. Akhirnya pada tahun 985 M Dinasti
Fathimiyah berhasil mengambil alih kekuasaan akibat semakin
melemahnya kekuatan dinasti Idrisiyah.8
2) Dinasti Aghlabiyah (800-909 M)

7
Supriyadi. 2008. Hal: 150
8
Imam Fuadi.2011. Hal: 158 9
Letak geografis antara Wilayah Afrika Utara dan pusat
pemerintahan di Baghdad sangat jauh daerah tersebut tidak
mendapatkan kontrol yang efektif dari pemerintahan pusat
akhirnya dengan daerah Tunisia dan Aljazair sebagai wilayah
kekuasaannya, berdirilah Dinasti Aghlabiyah (800-909 M). Dinasti
ini didirikan di Al jazariyah dan Sisilia oleh Ibrahim Bin Aghlab,
seorang yang dikenal Mahir di bidang administrasi.9
Kemunduran dinasti ini karena gencarnya propaganda orang-orang
Syi’ah yang dimotori Abu Abdullah al-Syi’i atas perintah
Ubaidillah al-Mahdi, pendiri dinasti Fathimiyah. Kuatnya pasukan
yang dibentuk kelompok Syi’ah dari sekte Ismailiah ini kemudian
mampu menggulingkan Dinasti Aghlabiyah pada tahun 909 M,
yang pada saat itu diperintah oleh Ziadatullah II, dan sekaligus
menandai berdirinya dinasti baru dan terkenal bernama Dinasti
Fathimiah. Artinya, Dinasti Aghlabiyah juga berakhir di tangan
Dinasti Fathimiyah.10
3) Dinasti Thuluniyah (868-901 M)
Dinasti ini merupakan dinasti yang kecil terdapat di Mesir pada
pemerintahan Abbasiyah yang memperoleh hak otonom dari
Baghdad. Dinasti ini didirikan oleh Ahmad Ibn Thulun yaitu
seorang budak dari Asia tengah yang dikirim oleh panglima Thair
bin al-husain ke Baghdad untuk dipersembahkan kepada khalifah
al-makmun dan diangkat menjadi kepala pegawai istana. Pada
masa Khalifah Al-Mu'taz Ahmad Ibn Thulun ditunjuk sebagai wali
di Mesir dan Libya atas bantuan Ayah tirinya yang menjabat
sebagai panglima Turki di belahan Barat pada masa ini menjadi
masa disintegrasi dan stabilitas politik pemerintahan Abbasiyah
dengan memanfaatkan situasi tersebut Ahmad bin thulun
memproklamasikan independensi wilayah yang membentuk

9
Supriyadi. 2008. Hal: 162
10
Badri Yatim. 1996). Hal: 434.
dinasti thuluniyah, dengan situasi tersebut maka terbentuklah
dinasti thuluniyah ini.11
Kemunduran dinasti ini karena dinasti ini mengakhiri masa
pemerintahannya diusia 38 tahun sejak kemunculannya dan
berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan Dinasti Abbasiyah di era
khalifah al-Muktafi.12
4) Dinasti Ikhsidiyah (935-969 M)
Dinasti ini didirikan oleh Muhammad Ibn Tughi yang diberi gelar
Al-ikhsyid (Pangeran) pada tahun 935 M. Iya diangkat menjadi
seorang Gubernur di Mesir oleh Abbasiyah pada saat arrow di atas
jasanya mempertahankan dan memulihkan keadaan wilayah nil
dari serangan kaum fatimiyah yang berpusat di Afrika Utara. ini
mempunyai peran yang sangat strategis dalam menyokong dan
memperkuat wilayah Mesir karena pada masa itu Mesir
mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena ditopang dengan
kemiliteran dari dinasti ini yang tangguh dengan Pasukan
Pengawal yang berjumlah 40000 orang dan 800 orang pengawal
pribadinya.
Penyebab kemunduran dinasti ini karena serangan-serangan yang
terus menerus yang dilakukan oleh Fatimiah, selain itu juga terjadi
penyekapan jamaah haji Mesir serta serbuan orang-orang Nubia
yang berhasil merampas daerah wilayah-wilayah selatan.
5) Dinasti Hamdaniyah (972-1152 M)
Dinasti ini didirikan oleh Hamdan Ibnu hamdun Iya merupakan
seorang Amir dari suku Taghlib. Putranya Al Husein adalah
Panglima pemerintahan Abbasiyah dan Abu Abdullah diangkat
menjadi gubernur oleh Khalifah Al muktafi pada tahun 905
Masehi. Wilayah kekuasaan dinasti ini terbagi menjadi dua bagian
yaitu wilayah kekuasaan di mosul dan wilayah kekuasaan di Halb.

11
Supriyadi. 2008. Hal: 165 10
12
Andi. 2016. Hal: 100 11
Kemunduran dinasti ini karena sikap kebaduainnya yang tidak
bertanggung jawab serta sikap deskruktif yang selalu dilakukan.
Dinasti Hamdaniyah tidak bisa menghindari dari invansi wilayah
kekuasaannya dari serang Bizantium yang energik. Kebijakan
ekspansionis Fatimiah ke Suriah bagian selatan juga melumpuhkan
kekuasaan dinasti ini sehingga dinasti ini takluk kepada Dinasti
Fatimiah.13

3. Perkembangan dari munculnya islam pada masa dinasti kecil di bagian


Timur dan Barat Baghdad.
Kecemerlangan kota Baghdad sebagai ibu kota Daulah Abbasiyah terjadi pada
masa pemerintahan Harun al-Rasyid sampai mencapai kota terindah di dunia
di kala itu. Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya Philip. K. Hitti
menyebutnya sebagai kota adalah professor masyarakat Islam Para peminat
ilmu pengetahuan dan kesusasteraan secara berbondong-bondong datang ke
kota itu. Sebagai gambaran, bahwa kota Baghdad muncul sebagai kota yang
terindah dan termegah di dunia waktu itu dapat dilihat dari yang dilukiskan
oleh penyair cemerlang Selamat, selamatlah kota Baghdad, kota ilmu dan seni.
Kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi, karena perannya sebagai pusat
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam, sehingga banyak para
ilmuwan dari berbagai penjuru datang ke kota ini untuk mendalami ilmu
pengetahuan yang ingin mereka tuntut.
Kota Baghdad juga sebagai Pusat Perkembangan Ilmu Kemajuan ekonomi
Daulah Abbasiyah yang pesat tidak saja berpengaruh besar terhadap
pembangunan untuk memperindah kota Baghdad. Dapat lebih ditegaskan
kemegahan kota Baghdad dan tersendiri yang merangsang berkembangnya
ilmu pengetahuan dan intelektual di tangan para ilmuwan. penyanyi terkenal
pada masa itu. di tangan penyair-penyair yang sangat masyhur dalam Istana

13
Suryadi. 2008. Hal: 143-158
Harun al-Rasyid yang megah dijadikannya sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dalam berbagai cabang ilmu.14
Adapun kemajuan-kemajuan pada dinasti-dinasti kecil di bagian Timur dan
Barat Baghdad, yaitu:
1. Dinasti kecil pada bagian Timur Baghdad
1) Dinasti Thahiri (820-872 M)
Peningkatan keamanaan di wilayah perbatasan terus dilakukan guna
menghalau pemberontak dan kaum perusuh yang mengacaukan
pemerintahan Abbasiyah. Setelah itu, ia berusaha melakukan
perbaikan ekonomi dan keamanan. Selain itu, ia juga memberikan
ruang yang cukup luas bagi upaya pengembangan ilmu pengetahuan
dan perbaikan moral atau akhlak di lingkungan masyarakatnya di
wilayah Timur Baghdad. Dalam rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan dunia islam, kebudayaan dan memajukan ekonomi,
dinansti ini menjadikan kota Naisabur sebagai pusatnya, sehingga
pada masa itu, negeri Khurasan dalam keadaan makmur dengan
pertumbuhan ekonomi yang baik.15
2) Dinasti Saffariah (867-903 M)
Saffariah dikenal sebagai dinasti yang dipimpin oleh rakyat jelata
dan perilaku mereka seperti bandit yang menjadi elemen-elemen
mereka juga tokoh-tokoh radikal. Setelah dipimpin oleh Ya’kub
dinasti ini diserahkan kepada Amr Ibn Al-Laits, namun
pengangakatan Amr ini menjadi sokongan oleh masyarakat
Baghdad. Tetapi Baghdad pun melunak terhadap Amr dengan tujuan
untuk menangkan suasana dan stabilitas politik karena apabila Al-
Mu’tamad tidak mendukungnya maka kelompok Amr ini menambah
masalah. Namun kekuasaan Amr tidak seluas pada masa kekuasaan
Ya’kub sehingga kekuasaan Ya’kub menjadi kekuasaan yang terluas
dan termaju pada masa dinasti ini.16
3) Dinasti Samaniyah (875-1004 M)

14
Syamruddin. 2013. Hal 181-200 12
15
Muzaiyana. 2017. Hal: 8
16
Supriyadi. 2008. Hal: 149 13
Keluasaan kekuasaan Dinasti Samaniyah membentang sampai
perbatasan India dan Turkistan. Tercatat 9 orang pemimpin yang
pernah menjadi penguasan dalam Dinasti Samaniyah ini. Peradaban
Islam mencapai kemajuan yang luar biasa pada masa-masa mereka
berkuasa. Kota Bukhara dan Samarkhan pun menjadi pusat
kebudayaan Islam yang penting, selain kota Baghdad. Sastra Iran
mengalami perkembangan yang pesat dan berkibar. Dalam bidang
pembangunan, pembuatan tembikar, tenun sutra, dan pembuatan
kertas yang tersebar di luas di Samarkhan. Dari Samarkhan inilah
kemudian kertas tersebur ke seluruh wilayah Islam. Kitab-kitab ilmu
agama pun diperbanyak, sehingga edung perpustakaan mulai
dibangun dengan megahnya, dan dilengkapi koleksi kitab-kitab yang
tidak bakal ditemukan di perpustakaan lainnya.17

2. Dinasti kecil pada bagian Barat Baghdad


1) Dinasti Idrisyiah (789-926 M)
Pada masa Idris I dan putranya Idris II telah mempersatukan suku-
suku barbar imigran Arab yang berasal dari Spanyol dan tripolitania
dibawah satu kekuasaan politik mampu membangun kota Fez
sebagai kota pusat perdagangan, kota suci, tempat tinggal shorfa dan
pada tahun 1959 kota ini didirikan sebuah masjid Fathimah dan
universitas Qairawan yang terkenal.
Pada masa Yahya Bin Muhammad kota Fase ini banyak dikunjungi
imigran dari Andalusia dan daerah Afrika lainnya yang menjadikan
kota ini berkembang begitu pesat baik dari segi pertumbuhan
penduduk maupun pembangunan gedung-gedung Megah. Kemudian
pada masa Yahya 4 juga berhasil mempersatukan kembali wilayah-
wilayah yang dikuasai oleh kerabat-kerabat lainnya Dan sejak itu
dinasti idrisiyah terlibat dalam persaingan antara dua kekuatan besar
yaitu Bani Umayyah dan Bani fatimiyah dalam memperebutkan
supremasi dari Afrika Utara.

17
Muzaiyana. 2017. Hal: 11 14
2) Dinasti Aghlabiyah (800-909 M)
Dinasti ini merupakan tonggak terpenting dalam sejarah karena
konflik berkepanjangan antara Asia dan Eropa tersebut. Dinasti ini
juga terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur terutama dalam
pembangunan masjid. Masjid yang dibangun adalah msjid Qairawan
masjid tersebut disebut sebagai masjid terindah dalam Islam karena
ditata sedemikian indah Selain itu dibangun pula sebuah masjid di
Tunisia pada masa kekuasaan Ahmad serta dibuatkan pula peralatan
pertanian dan irigasi untuk daerah Ifrikiyah yang kurang subur.18
3) Dinasti Thuluniyah (808-905 M)
 Berhasil membawa Mesir kepada kemajuan, sehingga Mesir
menjadi pusat kebudayaan Islam yang dikunjungi para ilmuan
dari pelosok dunia Islam.
 Dalam bidang arsitektur, telah meninggalkan bangunan Masjid
Ahmad Ibnu Thulun yang bercorak Iraq, menaranya merupakan
menara tertua di Mesir. Bangunan lain adalah Istana
Khumarwaihi dengan memakai balairung dan dinding emas.
Istana ini berada di tengah-tengah kebun yang penuh dengan
tumbuh-tumbuhan yang harum dan dilengkapi dengan kebun
binatang.
 Dalam bidang kesehatan, pada masa dinasti ini telah dibangun
rumah sakit yang menelan biaya 80.000 dinar.
 Dalam bidang pertanian, perbaikan air di pulau Raudah (dekat
Kairo) yang pertama kali dibangun pada tahun 716 M. dengan
berfungsinya kembali alat ini, irigasi Mesir menjadi lancar dan
pada gilirannya sangat membantu dalam meningkatkan hasil
pertanian.
 Kemajuan di bidang militer terutama pasukan perang dan
angkatan laut. Dengan pasukan yang berkekuatan 100.000
orang dan 100 kapal perang.
4) Dinasti Ikhsidiyah (935-969 M)

18
Supriyadi. 2008. Hal: 159-162 15
Dinasti Iksyidiyah mulai memperkuat pertahanan internal
pemerintahannya. Segala bentuk manuver-manuver yang mencoba
untuk melemahkan dinasti baik berupa pemberontakan ataupun dari
aspek perpecahan rakyat diberantasnya. Tak lupa bahwa Iksyid pun
berseru kepada seluruh rakyat dan pendukungnya untuk bahu-
membahu serta bersatu padu, terutama masyarakat Arab yang ada di
Mesir dan sekitarnya, untuk berani berjuang dan melawan Romawi.
Dua tahun kemudian, Iksyid menguasai Syuriah pasca Muhammad
bin Raiq wafat (330 H), dengan tujuan agar supaya menambah
kekuatan pasukannya dalam menghadapi Romawi. Setahun
kemudian, Ikhsyid melebarkan sayap kekuasaannya ke tanah suci
Makkah dan Madinah. Kedua tanah suci itu akhirnya jatuh ke tangan
kekuasaan Iksyidiyah, sehingga dinasti inilah yang mengawasi dan
mengurusi pelaksanaan haji.
Pada masa Abu Misik kafur wilayah kekuasaan Dinasti Iksyidiyah
semakin lebar membentang sampai daerah pegunungan Thawus di
Syuriah bagian Utara. Kondisi tersebut semakin membuat Dinasti
Iksyidiyah berwibawa sekaligus disegara para musuhnya, bahkan
dapat dikatakan dinasti ini telah menjelma menjadi sebuah kekuatan
adidaya yang ditakuti oleh Romawi.
5) Dinasti Hamdaniyah (972-1152 M)
Pada masa Saifud Daulah ingin meluaskan wilayah. Pada tahun 333
H/ 945 M, dia bergerak menuju Siriah bagian Utara dan menguasai
Halab serta menguasai Mesir dan Suriah saat itu. Saifud Daulah
menjadi penguasa di sana sampai tahun 339 H/ 951 M. Ilmu
pengetahuan dan pendidikan sangat diperhatikan pada masa
kepemimpinan Saifud Daulah, sebagai akibatnya negerinya banyak
dikunjungi oleh para ulama. Munculah para failosof dan ilmuwan
yang populer ke seantero dunia, mereka antara lain al-Farabi, Abu
Faraj al-Asbihani, Ibnu Khulawaih, Ibnu Jinni, Ibnu Nubatah, Abu
Faras, dan al-Mutanabi. Munculnya Dinasti Hamdaniyah yang ada
di sepanjang perbatasan Islam dengan wilayah Romawi di selatan
Asia Kecil dan Utara Irak adalah menguntungkan.19

19
Muzaiyana. 2017. Hal: 12-17 16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kemunculan dinasti dinasti kecil yang ada di timur dan barat Baghdad
dikarenakan pemimpin di wilayah itu melakukan pemberontakan yang
berhasil menegakkan kemerdekan secara penuh diwilayah tersebut atau
karena seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah yang
kemudian wilayah itu menjadi kuat sehingga pemimpin itu tidak dapat
digantikan dan menunjuk anaknya sebagai penggantinya. Maka tidak heran
jika dalam waktu yang begitu singkat bermunculan dinasti dinasti kecil di
sebelah timur dan barat Bghdad yang mampu lepas control dari Baghdad.
Akhirnya bermuncullah dinasti dinasti kecil yang muncul di wilayah
Baghdad yaitu disebelah timur dan barat Baghdad.

B. SARAN
Makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulisan
selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi
masukan dan perbaikan bagi penulisan sehingga kedepannya makalah ini
menjadi lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, 1996. Sejarah Kebudayaan Sejarah Kebudayaan Islam II. Jakarta:
Ditjen Binbaga Islam.

Hasan, Hamka. 2004. Kemunduran Peradaban Islam dan Disintegrasi Politik Bani
Abbas. Online, dapat dilihat disitus:
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/zahra/article/download/3562/2643.
Diakses pada tanggal 20 September 2021.

Hitti, P. K. 2002. History of The Arabs. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Imam Fuadi. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Teras.

Muzaiyana. 2017. Sejarah dan Peradaban Islam-2. Online, dapat dilihat disitus:
http://digilib.uinsby.ac.id/20131/. Diakses pada tanggal 20 September 2021.

Nunzairina. 2020. Dinansti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan


Dan Kebangkitan Kaum Intelektual. Online, dapat dilihat disitus:
http://repository.uinsu.ac.id/8855/1/Jurnal%20UINSU.pdf. Diakses pada
tanggal 19 september 2021.

Supriyadi, Dedi. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Bandung; Pustaka setia

Syahraeni, Andi. 2016. Dinasti-Dinasti Kecil Bani Abbasiyah. Online, dapat dilihat
disitus: https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/548732. Diakses
pada tanggal 20 September 2021.

Syamruddin Nasution. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Pekanbaru: Yayasan


Pustaka Riau.

Yahya, M. Zurkan. 1984. Kerajaan Safawi di Persia: Asal Usuk, Kemunduran dan
Kehancuran. Jakarta: Fakultas Pascasarjana. Online, dapat dilihat disitus:
https://www.academia.edu/26638841/SPI_KEMUNDURAN_DAN_KEH
ANCURAN_KERAJAAN_SAFAWIYAH. Diakses pada tanggal 20
September 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai