Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIAH
BANGKA BELITUNG
2023/2024
1
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN ....................................................................... 12
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala limpah rahmatnya dan hidayah nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang di harapkan dosen pengampuh .
Dalam makalah ini yang bertemakan “DINASTI DINASTI KECIL DI TIMUR DAN BARAR
BAGHDAD”
Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
“SEJARAH PERADABAN ISLAM”
Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik dari penulisan
maupun isinya. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk
perbaikan makalah ini kedepannya.
3
DAFTAR PUSTAKA
Fathi Zaghrut. 2009. An-Nawazil Al-Kubra fi At-Tarikh Al-Islami. Mesir: Pustaka Al-Kautsar
Rizem Aizid. 2017. Pesona baghdad dan andalusia. Yogyakarta: Diva prees
https://www.academia.edu/38999489/Dinasti_Dinasti_Kecil_di_Timur_Baghdad
Rizem Aizid. 2023 .Selayang Pandang Dinasti Seljuk. Yogyakarta: Diva Prees
https://www.pinhome.id/blog/latar-belakang-dinasti-timur-baghdad/
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Namun,, dinasti-dinasti kecil di timur itu merupakan gejala perkembangan baru yang
berada di luar persaingan utama di atas. Mereka berdiri bukan untuk melepaskan atau
memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad, tetapi justru mereka pada umumnya tidak
ada keinginan untuk membuat kekuasaan yang lepas dari pemerintah pusat, apabila
menentangnya dan menandingi kekhalifahannya.
Dinasti-dinasti kecil di timur ini tetap mempertahankan ikatan dan struktur lama
dengan pemerintahan pusat di Baghdad dengan menyatakan tunduk pada kekuasaan
khalifah.
Salah satu faktor timbulnya dinasti-dinasti kecil di baghdad, tidak terlepas dari
pengaruh kekuasaan Bani Umayah dan Bani Abbasiyah. Salah satunya adanya
perpindahan ibu kota yang tadinya di Baghdad di masa Khulafaurrasyidin pindah ke
Damaskus di masa Bani Umayah.
7
1) Dinasti Tahiriyah(200 H-259 H /820 M-872 M)
Sebagaimana diketahui bahwa kekuasaan Dinasti Bani Abbas atau Khilafah
Abbasiyah melanjutkan kekuasaan Bani Umayyah. Dinamakan Khilafah Abbasiyah
karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi
Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn
Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam
rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) sampai dengan 656 H
(1258). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-
beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya.
Setelah wafatnya Khalifah Harun Al-Rasyid daerah kekuasaan Daulah Abbasiyah
mulai goyah dikarenakan faktor-faktor internal antara lain karena terlalu luasnya
khalifah memberi otonomi kepada kawasan yang ditaklukkannya sehingga
kekuasaan-kekuasaan daerah yang seharusnya memperkuat pemerintahan pusat
malah menjadikan desentralisasi sebagai cara untuk memperkuat kekuasaannya
sendiri. Demikian juga dari segi faktor eksternal dengan adanya invasi dari bangsa
Mongol
8
2. Sistem Suksesi Kepemimpinan Dinasti Thahiriyyah
Thahiriyah merupakan salah satu dinasti yang muncul pada masa
Daulah Abbasiyah di Sebelah Timur Baghdad, berpusat di Khurasan dengan
ibu kota Naisabur. Dinasti ini didirikan oleh Thahir ibn Husein pada 205H/821
M di Khurasan, dinasti ini bertahan hingga tahun 259 H/873 M. 14 Thahir
muncul pada saat pemerintahan Abbasiyah terjadi perselisihan antara kedua
pewaris tahta kekhalifahan antara Muhammad al-Amin (memerintah 194-198
H/809-813 M), anak Harun ar-Rasyid dari istrinya yang keturunan Arab
(Zubaidah) sebagai pemegang kekuasaan di Baghdad dan Abdullah al- Makmun
anak Harun al-Rasyid dari istrinya yang keturunan Persia, sebagai
pemegang kekuasaan di wilayah sebelah Timur Baghdad.15 Thahir Ibn Husein
merupakan seorang jenderal pada masa khalifah Dinasti Abbasiyah yang lahir
di desa Musanj dekat Marw dan dia berasal dari seorang keturunan wali.
9
B. Dinasti Di Timur
Dinasti-dinasti kecil di Timur itu merupakan gejala perkembangan baru yang berada di luar
persaingan utama
Penyebab utama mengapa banyak daerah yang memerdekakan diri adalah terjadinya kekacauan
atau perebutan kekuasaan di pemerintahan pusat yang dilakukan oleh bangsa Persia dan Turki.
Selain itu faktor kekuasaan politik dari Daulah Islamiyah mulai menurun dan terus menurun,
terutama kekuasaan politik sentral, karena negara-negara bagian (kerajan-kerajan kecil) sudah
tidak menghiraukan lagi pemerintah pusat, kecuali pengakuan secara politis saja. Kemudian
kekusaan “Militer Pusat” pun mulai berkurang daya pengaruhnya, sebab masing-masing
panglima di daerah-daerah sudah berkuasa sendiri, bahkan pemerintah-pemerintah daerah pun
telah membentuk tentara sendiri. Dan akhirnya putuslah ikatan-ikatan politik antara wilayah-
wilayah Islam.
Dinasti Tahiriyah,
Dinasti Saffariyah,
Dinasti Samaniyah
Dinasti Gazwaniyah.
10
1. Dinasti Tahiriyah (200 H-259 H / 820 M-872 M)
Harun al-Rasyid telah menyiapkan dua anaknya yang diangkat menjadi putra mahkota untuk
menjadi khalifah: al-Amin dan al-Ma’mun. Al-amin dihadiahi wilayah bagian barat,
[49] sedangkan al-Ma’mun dihadiahi wilayah bagian Timur. Setelah Harun al-Rasyid wafat (809
M.) al-Amin putra mahkota tertua tidak bersedia membagi wilayahnya dengan al-Ma’mun. Oleh
karena itu,pertempuran dua bersaudara terjadi yang akhirnya dimenangkan oleh al-
Ma’mun.Setelah perang usai, al-Ma’mun menyatukan kembali wilayah Dinasti Bani
Abbas.Untuk keperluan itu, ia didukung oleh Tahir seorang panglima militer, dan saudaranya
sendiri yaitu al-Mu’tasim.Sebagai imbalan jasa, Tahir diangkat menjadi panglima tertinggi
tentara Bani Abbas dan gubernur Mesir (205 H). Wilayah kekuasaannya diperluas sampai ke
Khurasan (820-822 M.)
Dinasti Tahiriyah di Khurasan mengakui khilafah Abasiyah Dinasti ini dipimpin oleh empat
amir:
Dinasti Tahiriyah dianggap paling berjasa karena berhasil menjadikan kota Naisabur sebagai
kota ilmu dan kebudayaan di Timur. Akan tetapi, khalifah Tahiriyah tidak berdya ketika
Khalifah Bani Abbas tidak mendukung lagi kekuasaannya dan malah mendukung dinasti Safari
yang melakukan ekkspansi dan dianggap berhasil oleh Khalifah Abassiyah (al-Mu’tamid dan al-
Muwafaq). Oleh karena itu, dinasti Safari berhasil menghancurkan dinasti Tahriri di Khurasan
dan berdirilah dinasti Safari.
11
Dinasti Saffariyah,
didirikan oleh Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Dinasti Saffariyah menggantikan
kekuasaan Dinasti Tahiriyyah di wilayah Persia bagian timur hingga
ke Afghanistan bagian barat daya. Masa kekuasaan Dinasti Saffariyah dimulai sejak
12
Khurasan, Sijistan, Persia, Isfahan, Sindh dan Karman. Selain itu, Amr bin Al-Laits
Ash-Shaffar memperoleh kekuasaan atas keamanan wilayah Bagdad dan Samara
C. Dinasti di Barat
Disintegrasi dibidang politik sebenarnya sudah muncul sejak berakhirnya
pemerintahan Bani Umayah, tetapi dalam sejarah politik Islamterdapat perbedaan
antara pemerintahan Bani Umayah dan pemerintahanAbbasiyah. Perbedaan tersebut
ialah masa pemerintahan Bani Umayah,wilayah kekuasaan sejajar dengan batas-
batas wilayah kekuasaan Islam(mulai awal berdiri sampai pada masa
kehancurannya), pada masa pemerintahan Abbasiyah, wilayah kekuasaannya tidak
pernah diakui didaerah sepenyol dan daerah Aprika Utara. Kecuali mesir yang
bersifatsebentar-sebentar, bahkan pada kenyataannya terdapat banyak daerah
yangtidak dikuasai oleh khalifah.
Hal itu dikarenakan seorang khalifah dariAbbasiyah tidak mengurus daerah yang
sudah ditakluan, hanya sekedar penaklukan dan pendirian saja.Peta kekuasaan
tersebut telah banyak mengakibatkan bermunculanwilayah-wilayah atau provinsi
yang memisahkan diri dari pemerintahanAbbasiyah dan membentuk dinasti-dinasti
kecil.
latarbelakangi olehdua alasan:
pertama,
karena penindasan Bani Umayah terhadap bangsa Persiadan kebijakan Bani Umayah
yang lebih mengistimewakan bangsa arab danmemarjinalkan bangsa non Arab,
termasuk Persia.
Kedua,
karena tradisiPersia yang meengakui dan meyakini terhadap adanya hak kerajaan
yangsuci
contoh dinasti-dinasti kecil di barat:
13
Dinasti Aghlabiyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M)
14
(836-849 M.), terjadi konflik antarkeluarga dengan kasus yang klasik, yaitu terjadi
penggulingan kekuasaanyang pada akhirnya kekuasaan Ali pindah ketangan
saudaranya sendiri,yaitu yahya bin Muhammad,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pelepasan wilayah kekuasaan dinasti-dinasti kecil di barat dan timur Bagdad
dari Dinasti Abbasiyah disebabkan beberapa faktor:
2. Dinasti-dinasti yang muncul di barat dan di timur Baghdad yaitu:
- Dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah wilayah
kekuasaan Khalifah dari Barat. Pada masa kekuasaan bani Abbasiyah
terdapat 5 dinasti kecil yang berada di sebelah barat Baghdad, yakni:
a. Dinasti Idrisiyah (789 M – 926 M)
b. Dinasti Aghlabiyah (800 M – 909 M)
c. Dinasti Thuluniyah (868 M – 905 M)
d. Dinasti Ikhsidiyah (935 M – 969 M)
e. Dinasti Hamdaniyah (905 M – 1004 M)
Saat dinasti-dinasti kecil sebagian besar berasal dari Arab memecah
wilayah kekuasaan Khalifah dari Barat, proses yang sama telah terjadi di
Timur terutama dilakukan oleh orang Turki dan Persia. Pada masa
kekuasaan Bani Abbasiyah terdapat 3 dinasti kecil yang berada di sebelah
timur Baghdad, yakni:
16
a. Dinasti Thahiriyah (820 M – 872 M)
b. Dinasti Shaffariyah (867 M – 1495 M)
c. Dinasti Samaniyyah (819 M – 1005 M)
17