Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

DINASTI-DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI


BAGHDAD

Dosen Pengampu: Chusna Maulida, M.Pd,I.

Disusun oleh:

Shofia Majida Khoirulmuna (233121079

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “DINASTI DINASTI YANG
MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliahKonsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah dengan dosen pengampu
Chusna Maulida M.Pd,I.. Tak lupa, kamiucapkan terimakasih kepada segala pihak
yang telah membantu dan terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Surakarta, 17 September 2023

Shofia Majida Khoirulmuna

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................. 2

2.1 Alasan Dinasti-Dinasti Yang Memerdekakan Diri Dari Baghdad ........... 2

2.2 Dinasti Yang Muncul Setelah Kekuasaan Baghdad .................................. 4

2.3 Penyebab Kemunduran Kekuasaan Baghdad ........................................... 5

BAB III ................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah dunia Islam, Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad


memegang peran sentral sebagai pusat kekuasaan politik, sosial, dan
intelektual. Namun, sepanjang perjalanannya, beberapa dinasti yang
mengemban kedaulatan di wilayah ini memilih untuk memerdekakan diri
dari otoritas Kekhalifahan, menciptakan periode transisi yang signifikan
dalam perkembangan dunia Islam. Sub-bab ini akan membahas beberapa
dinasti yang berperan kunci dalam memerdekakan diri dari Baghdad dan
menggambarkan peran penting mereka dalam sejarah Islam. Dari Dinasti
Seljuk yang berdiri pada abad ke-11 hingga Dinasti Utsmaniyah yang
mengakhiri peran formal Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-16,
dinasti-dinasti ini memainkan peran krusial dalam mengubah peta politik
dan budaya dunia Islam. Dalam sub-bab ini, kita akan menjelajahi latar
belakang dan peran utama dari beberapa dinasti ini dalam memerdekakan
diri dari Baghdad serta dampaknya terhadap sejarah dunia Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengapa dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad?


2. Apa saja bangsa-bangsa yang muncul setelah kekuasaan di Baghdad?
3. Bagaimana Baghdad mengalami kemunduran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengerti alasan mengapa dinasti-dinasti di Bdhdad memisahkan diri.


2. Mengetahui apa saja bangsa pecahan Baghdad setelah hancur.
3. Memahami alasan Baghdad bisa mengalami kemunduran pada
peradabannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alasan Dinasti-Dinasti Yang Memerdekakan Diri Dari Baghdad

Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir


zaman Bani Umayyah. Akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam
lintasan sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayyah
dengan pemerintahan Bani Abbas. Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, mulai
dari awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas
wilayah kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar untuk diterapkan
pada pemerintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui di
Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-
sebentar dan kebanyakan bersifat nominal. Bahkan, dalam kenyataannya,
banyak daerah tidak dikuasai khalifah.' Secara riil, daerah-daerah itu berada di
bawah kekuasaan gubernur-gubernur provinsi bersangkutan. Hubungannya
dengan ah. Pa khilafah ditandai dengan pembayaran upeti."

Ada kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah sudah cukup puas


dengan pengakuan nominal dari provinsi-provinsi mastertentu, dengan
pembayaran upeti itu. Alasannya, pertama, mungkin etap m para khalifah
tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk epala kepadanya, kedai,
penguasa Bani Abbas lebih menitikberatkan pembinaan peradaban dan
kebudayaan daripada politik dan ekspansi.

Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan


keperadaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik itu, elah provinsi-
provinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani
Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari doa pertama, seorang pemimpin
lokal memimpin suatu pemberon dan berhasil memperoleh kemerdekaan

2
penuh, seperti da Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Kedua, s
yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, keduduka semakin bertambah
kuat, seperti daulat Aghlabiyah di Tunisia Thahiriyyah di Khurasan.

Kecuali Bani Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokk provinsi-


provinsi itu pada mulanya tetap patuh membayar u selama mereka
menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah t mengatasi pergolakan pergolakan
yang muncul. Namun, pada s wibawa khalifah sudah memudar, mereka
melepaskan diri dan kekuasaan Baghdad. Mereka bukan saja menggerogoti
kekuasaan khalifah, tetapi beberapa di antaranya bahkan berusaha menguasa
khalifah itu sendiri.

Menurut Watt, sebenarnya keruntuhan kekuasaan Bani Abbas mulai


terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan
dengan datangnya pemimpin-pemimpin yang memili kekuatan militer di
provinsi-provinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen.
Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai
gantinya, para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-orang profesional
di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki dengan sistem perbudakan
baru seperti diuraikan di atas. Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam
perkembangan selanjutnya ternyata, menjadi ancaman besar terhadap
kekuasaan khalifah. Apalagi, pada periode pertama pemerintahan dinasti
Abbasiyah, sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu'ubiyah
(kebangsaan/anti Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi
terhadap gerakan politik, di samping persoalan-persoalan keagamaan.
Tampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme
kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga, meskipun dirasakan dalam
hampir semua segi kehidupan, seperti dalam kesusastraan dan karya- karya
Ilmiah, mereka tidak bersungguh-sungguh menghapuskan fanatieme tersebut,

3
bahkan ada di antara mereka yang justru melisarkan diri dalam konflik
kebangsaan dan keagamaan itu.

2.2 Dinasti Yang Muncul Setelah Kekuasaan Baghdad

Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad


pada masa khilafah Abbasiyah, di antaranya adalah:
1. Berbangsa Persia
a. Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).
b. Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).
c. Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M).
d. Sajiyyah di Azerbaijan, (266-318 H/878-930 M).
e. Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447H/932-1055 M).
2. Berbangsa Turki
a. Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M).
b. Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1163 M).
c. Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M).
3. Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:
a. Seljuk Besar atau Seljuk Agung, didirikan oleh Rukn Al-Din Abu
Thalib Tuqhrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini
menguasai Baghdad dan memerintah selama sekitar 93 tahun (429-
522H/1037-1127 M).
b. Seljuk Kirman di Kirman, (433-583 H/1040-1187 M).
c. Seljuk Syria atau Syam di Syria, (487-511 H/1094- 1117 M).
d. Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 H/1117-1194 M).
e. Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).
4. Yang berbangsa Kurdi:
a. Al-Barzuqani, (348-406 H/959-1015 M).
b. Abu Ali, (380-489 H/990-1095 M).
c. Ayubiyah, (564-648 H/1167-1250 M).

4
5. Yang berbangsa Arab :
a. Idrisiyah di Marokko, (172-375 H/788-985 M).
b. Aghlabiyyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M).
c. Dulafiyah di Kurdistan, (210-285 H/825-898 M).
d. Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).
e. Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 H/ 1002 M).
f. Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/1011-1150 M).
g. Ukailiyyah di Maushil, (386-489 H/996-1095 M).
h. Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/1023-1079 M).
6. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:
a. Umawiyah di Spanyol
b. Fathimiyah di Mesir. Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, nampak
jelas adanyapersaingan antarbangsa, terutama antara Arab, Persia, dan
Turki

Di samping latar belakang kebangsaan, dinasti-dinasti itu juga


dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang berlatar belakang syi'ah, ada
yang Sunni.

2.3 Penyebab Kemunduran Kekuasaan Baghdad

Faktor-faktor penting yang menyebabkan kemunduran Bani Abbas pada


periode ini, sehingga banyak daerah memerdekakan diri, adalah:

1. Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi pusat


dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu, tingkat saling
percaya di kalangan para penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat
rendah.
2. Dengan protesionalisasi angkatan bersenjata, ketergantungan
3. khalifah kepada mereka sangat tinggi.

5
4. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara
bayaran sangat besar. Pada saat kekuatan militer menurun, khalifah tidak
sanggup memaksa pengiriman pajak Baghdad.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah tentang dinasti-dinasti yang memerdekakan


diri dari Baghdad adalah bahwa sejarah Timur Tengah penuh dengan
perubahan politik dan kekuasaan. Dinasti-dinasti seperti Abbasiyah, Umayyah,
dan lainnya menciptakan kerajaan mereka sendiri setelah memerdekakan diri
dari kekuasaan pusat Baghdad. Hal ini mencerminkan kompleksitas politik dan
dinamika regional pada masa itu.

Selain itu, perubahan dalam dinasti-dinasti ini juga mencerminkan


peran penting kebijakan, konflik internal, dan faktor-faktor eksternal dalam
mengubah peta politik di wilayah tersebut. Seiring berjalannya waktu,
beberapa dinasti ini mungkin mengalami kemunduran, sementara yang lain
mungkin berkembang menjadi kerajaan yang kuat.

Kesimpulan ini menunjukkan bahwa studi tentang dinasti-dinasti ini


membantu kita memahami bagaimana perubahan politik dan kekuasaan
terbentuk di Timur Tengah dan berkontribusi pada pembentukan sejarah dan
budaya wilayah tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. (2003). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT.Raja Grafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai