Anda di halaman 1dari 22

PERIODE PERTENGAHAN

Makalah

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu syarat Tugas Mata Kuliah Pengantar
Studi Islam Pada Prodi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

KELOMPOK 21

ASTI
742342022032

Dosen Mata Kuliah:


MUAMMAR HASRI, M.H

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala. Atas berkat, rahmat

dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“PERIODE PERTENGAHAN”. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam

kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam. Nabi yang

telah menuntun kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti

yang sekarang ini.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Pengantar Studi Islam” dan diharapkan dapat membuat para pembaca lebih

memahami lagi tentang makalah yang kami sajikan. Maka dari itu kami sebagai

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian makalah ini, yang telah memberikan kami kesempatan dan

bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan makalah ini, dan juga kepada teman-

teman sekalian.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami

buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan

kritik dan saran yang dapat membangun semangat kami dalam menyempurnakan

makalah ini.

Watampone, 09 November2022

Penyusun

KELOMPOK 21

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Periode Disintegrasi................................................................................... 3
B. Periode Kemunduran................................................................................. 4
C. Munculnya tiga kerajaan besar Islam........................................................ 5

BAB III PENUTUP............................................................................................. 17


A. Kesimpulan................................................................................................ 17
B. Saran.......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak masa pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah,
Ilmu pengetahuan telah berkembang pesat. Para khalifah dan pemimpin
umat pada waktu itu menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu
pengetahuan, baik agama maupun ilmu-ilmu umum.
Kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan budaya pada abad
pertengahan memang tidak semaju pada masa Daulah Bani Umayyah
maupun Daulah Bani Abbasiah. Namun demikian pada masa ini bidang
agama, ilmu pengetahuan, budaya atau seni arsitektur tetap memperoleh
perhatian, sehingga terbuka kesempatan munculnya tokoh-tokoh muslim
sesuai dengan bidang keahlian maupun profesi masing-masing.
Demikian pula perkembangan umat islam yang ada di bumi, sejak
masa rasulullah SAW. Hingga sekarang juga mengalami perubahan dalam
perkembangannya, Menurut para ahli sejarah dapat dibagi menjadi
beberapa periode yaitu pada tahun 650-1000M dinamakan masa kejayaan
islam I, tahun 1000-1250M islam mengalami masa kemunduran, dan tahun
1500-1800M disebut sebagai masa tiga kerajaan besar yakni kerajaan
Usmani, Kerajaan Safawi, dan Kerajaan Mugal.
Perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250-1800),
mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase
kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat
luasnya kekuasaan Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan
penyatuan antar wilayah Islam dan fase kemunduran terjadi pada tahun
1250 – 1500 M. yang ditandai dengan kekuasaan Islam terpecah-pecah dan
menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Periode Disintegrasi ?
2. Bagaimana Periode Kemunduran ?
3. Bagaimana Munculnya tiga Kerajaan besar islam ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Periode Disintegrasi
2. Untuk Mengetahui Periode Kemunduran
3. Untuk Mengetahui Munculnya tiga Kerajaan besar islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode Disintegrasi (1000-1250)
Disintegrasi di Bidang Politik sebenarnya ditandai dengan adanya
keinginan wilayah-wilayah yang jauh dari ibu kota negara, yaitu Bagdad, untuk
melepaskan diri. Dinasti-dinasti kecil sebenarnya sudah ada sejak abad IX M.
Diantaranya Dinasti Samani (874-999 M). Di transoxania, Dinasti Thahiri (820-872
M).di Khurasan, dinasti thulun di Mesir, Dinasti aghlabi (800-969 M). Di Tunisia,
dan Dinasti Idrisi (788-974 M). Di Maroko. Munculnya keinginan daerah-daerah
itu untuk melepaskan diri dari kekuasaan Bagdad karena khalifah di Bagdad di
bawah kendali dinasti lain, yaitu di bawah kendali Buwaihi (945-1055 M). Dan
Saljuk (1055-119 M). Disamping itu, Dinasti Fatimiah (909-1171 M). Yang
beraliran syiah di Mesir mengambil bentuk khilafah yang menjadi saingan Dinasti
Abbas di Bagdad.
Disintegrasi mencapai klimaksnya dengan jatuhnya Dinasti Bani Abbas di
Bagdad ke tangan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M.
Titik awal periode pertengahan (1258 M) merujuk pada peristiwa serangan
tentara Mongol yang berhasil menguasai Bagdad. Runtuhnya Dinasti Abbasiyyah
sebagai simbol kesatuan politik umat Islam jelas merupakan pukulan yang sangat
keras dan mengubah arah sejarah Islam dalam semua aspeknya. Setelah beberapa
abad di puncak kejayaan, kekalahan darikekuatan luar seperti Mongol adalah
sesuatu yang sulit dipersepsi. Berikut ini beberapa perkembangan mendasar yang
menandai periode pertengahan sejarah Islam.
Pada periode pertengahan Islam terus bertumbuh pada tataran kuantitatif,
namun perkembangan kualitatifnya relatif melambat, bahkan mandek. Jumlah umat
Islam sedunia jelas terus bertumbuh melalui proses islamisasi wilayah-wilayah
yang lebih luas. Contoh paling baik dalam hal ini adalah Indonesia. Meskipun
secara sporadis Islam telah mencapai Indonesia jauh sebelumnya, proses islamisasi
secara lebih cepat dan massif barulah terjadi sejak abad ke-13 M. Hal ini didukung
terutama oleh tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam, seperti Kerajaan Samudra Pasai
(1297-1326 M) dan Aceh Darussalam (1496-1903 M). Hal yang lebih kurang sama

3
terjadi di anak benua India. Islamisasi wilayah ini mengalami akselerasi di bawah
Dinasti

4
4

Delhi (1206-1526 M) yang kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Mughal (1526-1857


M). Faktanya adalah kedua wilayah ini (Indonesia dan anak benua India) menjadi
rumah hunian komunitas umat Islam terbesar di muka bumi.1
Dari sudut perkembangan penafsiran ajaran, tampaknya
pemikiranpemikiran orisinal tentang berbagai aspek ajaran Islam mengalami
kemandekan serius. Kemandekan ini dapat dijelaskan secara sederhana dengan
mencermati masa hidup para pemuka ilmu-ilmu keagamaan. Faktanya adalah
bahwa mayoritas mutlak ulama terkemuka di bidang Tafsir, Hadis, Kalam, dan
Fikih hidup dan berkarya di zaman Abbasiyyah, yakni zaman klasik Islam. Mereka
inilah yang menjadi pendiri berbagai aliran pemikiran dalam bidang kajiannya
masing-masing. Hanya segelintir kecil saja yang dapat disebut sebagai pemikir
orisinal dan pendiri aliran pemikiran dan hidup sesudah zaman klasik.
Melemahnya semangat ijtihad berdampak langsung pada kualitas
pemahaman dan praktik keagamaan umat Islam masa pertengahan. Ada
kecenderungan yang terus meningkat untuk mengikuti secara tidak kritis pemikiran
para ulama terdahulu. Melemahnya daya kritis dalam berpikir kemudian menjelma
menjadi pengagungan secara berlebihan terhadap para imam besar dan pendapat
mereka. Maka kemudian mazhab-mazhab pemikiran mengalami kristalisasi; dan
semakin banyak yang memandangnya sebagai versi final dari tafsir agama yang tak
boleh dipertanyakan. Ijtihad menjadi sesuatu yang ditabukan. Dalam keadaan
seperti itu, semakin besar proporsi umat Islam yang beragama berdasarkan taklid
buta.
B. Periode Kemunduran
Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi
penyebab diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas


2. Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
3. Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
4. Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek

1
Asari Hasan, Sejarah Islam Modern....hlm 10-11
5

Terlebih lagi setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan
berhasil membumihanguskanBaghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan
peradaban Islam yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun
1258 M. Saat itu kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa
terakhir Bani Abbas di Baghdad.

Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu


Khan yang beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam
beberapa kerajaan kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi.
Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi
kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.

C. Munculnya Tiga Kerajaan Besar Islam

Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami


kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik)
setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan
Mughal di India dan kerajaan Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut
yang terbesar dan paling lama bertahan adalah kerajaan Usmani.

1. Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani
atau Usmani I dan memproklamirkan diri sebagai Padisyah al Usman atau raja
besar keluarga Usman tahun 1300 M (699 H). Kerajaan yang didirikan oleh
Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya ke bagian Benua Eropa. Ia
menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa tahun
1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota Negara.

Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Usmani menaklukkan Azmir


tahun 1327 M, Thawasyannly tahun 1330 M, uskandar tahun 1338 M, Ankara
1354 M dan Gallipoli tahun 1356 M. Daerah-daerah tersebut adalah bagian
benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Kerajaan Usmani
6

untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang kuat terutama
dalam bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam bidang
pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya
kebudayaan Persia,

Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung, sekolah-


sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian umum
dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum
yang berlaku.

Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani yang demikian luas dan
berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam
bidang-bidang kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan


Para pemimpin Kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah
orang-orang yang kuat sehingga Kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan
cepat dan luas Meskipun demikian kemajuan Kerajaan Usmani mencapai
keemasan yaitu bukan semata-mata karena keunggulan politik para
pemimpinnya.
Untuk pertama kali kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi
dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa. ketika
itu pasukan tempur yang besar sudah terorganisasi pengorganisasian yang
baik taktik dan strategi tempur militer Usmani berlangsung tanpa halangan
berarti namun tidak lama setelah kemenangan tercapai kekuatan militer
yang besar ini dilanda kekisruhan.
Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan dengan
terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur dalam mengelola wilayah
yang luas sultan-sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. dalam
struktur pemerintahan Sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh shadr
al-azham (perdana menteri) yang membawahi Pasya (gubernur).
7

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan budaya


Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Persia Bizantium dan Arab dari
kebudayaan Persia Mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika
dalam tata krama dalam istana raja-raja organisasi pemerintahan dan
kemiliteran banyak mereka serap dari Bizantium sedangkan ajaran-ajaran
tentang prinsip-prinsip ekonomi sosial dan kemasyarakatan keilmuan dan
huruf mereka terima dari bangsa Arab.
3. Bidang keagamaan
agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik masyarakat digolong-golongkan berdasarkan
agama dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa
ulama menjadi hukum yang berlaku karena itu ulama mempunyai tempat
tersendiri dan berperan besar dalam kerajaan dan masyarakat.
Pada masa Turki Usmani tarekat juga mengalami kemajuan tarekat yang
paling berkembang ialah tarekat bektasyi dan tarekat maulawi kedua tarekat
ini banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer tarekat bektasi mempunyai
pengaruh yang amat yang amat dominan di kalangan tentara Jeni Sari
sehingga mereka sering disebut tentara bektasyi. Sementara tarekat maulawi
mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi jennisari
bektasyi.
Masa-masa kemunduran Turki Usmani

Setelah Sultan Sulaiman Al qanuni wafat (1566 M) dinasti Turki Usmani


mulai memasuki fase kemunduran akan tetapi sebagai sebuah dinasti yang
sangat besar dan kuat kemunduran itu tidak langsung terlihat Sultan Sulaiman Al
qanuni diganti oleh Sultan Salim 2 1566-1574 Masehi pada masa
pemerintahannya terjadi pertempuran antara armada laut Usmani dan armada
laut gabungan (angkatan laut Spanyol,bundekia, Sri paus serta sebagian kapal
para pendeta malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol).
8

Pertempuran ini terjadi di Selat liponto (Yunani) dalam pertempuran ini


Turki Usmani mengalami kekalahan dan Tunisia dapat direbut oleh musuh. baru
pada masa Sultan Murrad III (1575 M) Tunisia dapat direbut kembali. pada
masanya (1574 - 1594 M), Utsmani pernah berhasil menyerbu kaukasus dan
menguasai tifflis di Laut Hitam (1577 M) merampas kembali Tigris (ibukota
kerajaan Safawi) menundukkan Georgia dan mengalahkan Bosnia(1593 M)
Namun, karena kehidupan moral sultan yang tidak baik menyebabkan timbulnya
kekacauan di dalam negeri pemerintahan yang lemah ini berlanjut semelanjut
hingga masa Sultan Muhammad III (1594-163 M) dalam situasi yang kurang
baik itu Australia berhasil memukul Turki Usmani. keadaan semakin buruk
dengan naiknya Mustafa I (1617-1617 M). Gejolak politik dalam negeri tidak
dapat diatasi sehingga muncul fatwa agar Ia turun dari tahta dan diganti dengan
Utsman II (617-1622 M).

Pada tahun 1770 M, tentara Rusia mengalahkan Utsmani dalam sebuah


perang yang terjadi di sepanjang pantai Asia kecil. akan tetapi tentara Rusia ini
dapat dikalahkan kembali oleh Sultan Mustafa III (1757 - 1773 M) yang segera
mengkonsolidasi kekuatannya.

Pengganti Sultan Mustafa III adalah Sultan Abdul Hamid (1773-1788 M)


seorang sultan yang lemah. pada masanya terjadi perjanjian dengan Catherine II
dari Rusia yang diberi nama perjanjian kinerja di kutcuk, kinerja isi perjanjian
itu adalah sebagai berikut :

1. Utsmani harus menyerahkan benteng-benteng yang berada di Laut


Hitam kepada Rusia dan memberi izin kepada Armada Rusia untuk
melintasi Selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan laut Putih
2. Utsmani mengakui kemerdekaan Kirman (crimea).2

2
Carl Brockmann, History of the Islamic People, (London: Rotledge and Kegan
Paul,1982)h.328
9

Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan Turki Usmani mengalami


kemunduran :3

1. wilayah kekuasaannya sangat luas


administrasi pemerintahan Turki Usmani tidak beres padahal wilayah
kekuasaan dinasti ini sangat luas. Dipihak lain para penguasa terus
berambisi memperluas wilayah sehingga sering terjadi peperangan
2. penduduk yang heterogen
Turki Usmani menguasai wilayah yang sangat luas dan penduduknya
beragam baik dari segi agama ras maupun adat istiadat titik untuk
mengaturnya diperlukan satu lembaga khusus.
3. kelemahan para penguasa
sepeninggal Sultan Sulaiman Al kanuni diperintah oleh sultan-sultan yang
lemah baik dalam kepribadian maupun kepemimpinan akibatnya
pemerintahan menjadi kacau kecuali itu tidak pernah dapat diatasi secara
sempurna bahkan semakin lama semakin parah.
4. budaya korupsi
korupsi merupakan perbuatan yang secara umum terjadi di dalam
pemerintahan Usmani setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang
harus dibayar dengan suku kan kepada orang yang berhak memberikan
jabatan tersebut budaya korupsi ini mengakibatkan dekadensi moral dan
merajalela yang membuat pemerintah Semakin rapuh.
5. Pemberontakan tentara jenniseri
Kemajuan ekspansi Turki Usmani dipengaruhi oleh tentara jenniseri.
Dengan demikian, dapat dibayangkan Bagaimana kalau tentara ini
memberontak. pemberontakan tentara jenniseri terjadi sebanyak empat kali
yaitu pada tahun 1525, 1632, 1727 dan 1826 Masehi
6. Merosotnya perekonomian
akibat perang yang terus-menerus perekonomian menjadi merosot
pendapatan berkurang sementara belanja negara untuk biaya perang sangat
besar.
3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Kalam Mulia,1988)h.49.
10

7. Terjadinya stagnasi dalam bidang ilmu pengetahuan


Turki Usmani kurang berhasil dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
karena hanya mengutamakan pengembangan militer kemajuan militer
yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu pengetahuan sehingga tidak
sanggup menghadapi persenjataan musuh yang lebih maju.
Karena faktor-faktor tersebut Turki Usmani menjadi lemah dan
mengalami kemunduran di berbagai bidang pada masa selanjutnya
kelemahan-kelemahan ini menyebabkan bangsa-bangsa Eropa Tidak segan
menjajah wilayah-wilayah musim yang dahulunya berada di bawah
kekuasaan Turki Usmani.

Kerajaan Syafawi

Kerajaan Safawi di Persia berdiri ketika kerajaan Usmani sudah


mencapai puncak kemajuannya, Kerajaan ini berkembang sangat cepat.
Berbeda dari dua kerajaan besar Islam lainnya (Usmani dan Mughal),
Kerajaan Safawi menyatakan Syi’ah sebagai madzhab Negara. Karena itu,
kerajaan ini di anggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara
Iran dewasa ini. Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang
berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama Tarekat
Safawiyah. Nama Safawiyah di ambil dari nama pendirinya Safi al-Din
(1252-1334 M), dan nama safawi itu terus dipertahankan sampai Tarekat ini
menjadi gerakan politik.

Safi al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi
sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syiah yang keenam Musa al-
Khazim. Gurunya bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301 M)
yang di kenal dengan julukan Zahid al-Gilani.

Kerajaan Safawi secara resmi berdiri di Persia pada tahun 907 H/1501
M.4 yaitu ketika Ismail I dengan pasukan Qizilbash menyerang dan
mengalahkan AK-Koyunlu di Shapur, dekat Nakhechivan, yaitu ibu kota AK-
4
Ading Kusdiana, Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung,
Pustaka Setia, 2013) h. 170
11

Koyunlu. Ismail berhasil merebut dan mendudukinya. Di kota inilah Ismail


memproklamirkan dirinya sebagai raja yang pertama dinasti Safawi.5 Berbeda
dari dua kerajaan Islam besar lainnya (Usmani dan Mughal), kerajaan Safawi
menyatakan Syi’ah sebagai mazhab resmi negara. Karena itu, kerajaan ini
dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran
dewasa ini.6
Selama kerajaan Safawi berdiri (1501-1722 M) dengan 11 orang
pemimpin, pada masa kepemimpinan Syah Abbas (raja ke 5) lah kerajaan ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan Syah Abbas
merupakan seorang tokoh yang sangat bijaksana, berwibawa dan beliau
merupakan seorang muslim yang taat dan berpegang teguh terhadap ajaran
agama Islam khususnya paham Syi’ah.
Dengan kebijaksanaannya dalam menjalankan pemerintahan Syah
Abbas mampu menjadikan kerajaan Safawi sebagai salah satu kerajaan yang
berpengaruh bagi peradaban Islam di abad pertengahan. Syah Abbas mampu
menciptakan pasukan militer yang kuat dan tangguh dan mampu bersaing
dengan kerajaan tetangganya Turki Usmani dalam memperluas wilayah
kekuasaan. Di samping itu Syah Abbas juga mampu memajukan
perekonomian kerajaan Safawi. Hal ini terlihat setelah kepulauan Hurmuz
jatuh di tangan pemerintahan Safawi dan merubah pelabuhan Gumrun
menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Dengan menguasai pulau Hurmuz dan membangun pelabuhan Bandar
Abbas maka Safawi telah memegang kunci perdagangan internasional di
lautan, khususnya di daerah Teluk Persia. Pelabuhan ini sangat ramai
dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing. Di bagian Utara, di sekitar Laut
Kaspia, Safawi menjalin perdagangan dengan Rusia. Sementara itu, arus
perdagangan di darat yakni dari Asia Tengah, yang melalui kota-kota penting
kerajaan Safawi seperti Herat, Marw, Nisyafur, Tabriz, Baghdad, dan lain-
lain tetap mengalami perkembangan. Akibatnya banyak sekali pedagang

5
Firdaus dan Desmaniar, Negara Adikuasa Islam, (Padang : IAIN IB Press, 2000), h.51
6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013) h. 138
12

asing yang berkeliaran di Persia pada waktu itu. 7 Pada masa inilah
perekonomian kerajaan Safawi meningkat pesat sehingga Syah Abbas I
mampu mensejahterakan kehidupan rakyatnya.
Di samping berhasil memajukan perekonomian Syah Abbas I juga
telah memindahkan ibu kota ke Isfahan dan membangunnya dengan
bangunan yang indah seperti istana-istana, masjid-masjid, jembatan, dan
taman bunga. Selain dari itu Syah Abbas juga telah berhasil mengembangkan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Di antara ilmuan yang terkenal adalah
Muhammad Baqir bin Muhammad Damad, seorang ahli filsafat dan ilmu
pasti. Syah sendiri ikut aktif dalam penyelidikan ilmu ini. Tidak ketinggalan
ia mengembangkan pula ilmu pengetahuan agama terutama ilmu fiqh karena
menurut anggapan kaum Syi’ah pintu ijtihad tidak pernah tertutup, mujtahid
tidak pernah terputus selamanya. Diantara ulama-ulama yang ternama di
kerajaan Safawi adalah Bahau ad-Din alAmily, dan seorang filosof Shadr al-
Din asy-Syirozi.8 Dalam bidang keagamaan kerajaan Safawi mendeklarasikan
Syi’ah sebagai mazhab negaranya, dan menjadikan Syiah sebagai mazhab
resmi negara.
Masa keemasan kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan
Abbas I yaitu di bidang pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang
pembangunan fisik dan seni. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan
Syafawi menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar Islam yang
diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang politik dan militer.

Kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di


bidang politik. di bidang yang lain kerajaan ini juga mengalami banyak
kemajuan. kemajuan-kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut :

a. Bidang Ekonomi
Stabilitas politik Kerajaan Safawi pada masa abbas I ternyata telah
memacu perkembangan perekonomian syafawi lebih-lebih setelah

7
Ading, Kusdiana, Op Cit h. 189-190
8
Musyrifah, Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilu Pengetahuan Islam,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007) h. 251
13

kepulauan hurmuz dikuasai oleh Pelabuhan gumrun diubah menjadi


Bandar Abbas. dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalur
dagang laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda
Inggris dan Perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawi sektor
perdagangan kerajaan-kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di
sektor pertanian terutama di daerah bulan sabit subur.
b. Bidang Ilmu Pengetahuan
dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan Oleh
karena itu tidak mengherankan apabila pada masa kerajaan Safawi tradisi
keilmuan ini terus berlanjut.
c. Bidang Pembangunan Fisik Dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan Islam ibu kota
kerajaan menjadi menjadi kota yang sangat indah di kota tersebut berdiri
bangunan-bangunan besar lagi indah seperti masjid-masjid, rumah-rumah
sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana
chihil sutun.
Di bidang seni kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur
bangunan-bangunannya seperti terlihat pada masjid Shah yang dibangun
pada tahun 1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah yang dibangun tahun
1603 M. unsur senilainya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan,
keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenunan mode tembikar dan
benda seni lainnya.
Demikianlah Puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Safawi setelah
itu kerajaan ini mulai mengalami gerak menurun kemajuan yang
dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan
besar yang disegani oleh lawan-lawannya terutama dalam politik dan
militer

Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian


mengalami kemunduran penyebabnya adalah antara lain:
14

a. Kemerosotan moral para pemimpin kerajaan


b. Konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani dan
c. Pasukan yang dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki
jiwa pratirotik
2. Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan
besar Islam. Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur
dengan bantuan Raja Safawi dapat menaklukkanSamarkhad tahun 1494 M.
Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja
Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol . Dinasti Mughal
berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam
kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah
masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung
kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi.
Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam
pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-
bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj
Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk
mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan
arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh
keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun,
kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban
Islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas,
kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India.
Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus:
berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur.
Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan
Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
15

Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur


pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu
Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan
Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan
bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang
dijadikan ibukota kerajaan. Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri,
Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil,
karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi
pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan
Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia (Safawiyah),
Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan


Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar
adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan
Gujarat.

Kerajaan Mughal mencapai jaman keemasan semasa Raja Akbar,


persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi dengan baik dan mengadakan
ekspansi sehingga dapat menguasai Chudar, Ghond, Chitor, Ranthabar,
kalinjar, Gujarat, surat, Bihar, Bengal Orissa, Kashmir, Gawilgarth,
Ahmadnagar, Narhala dan Ashirgah. Semua yang dikuasai kerajaan tersebut
diperintah dalam suatu pemerintah militeristik. Pada tahun 1858 M kerajaan
Mughal juga mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain:

a. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehinggaoperasi


militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh
kekuatan maritim mughal. Begitu juga kekuatan pasukan darat. Bahkan,
mereka kurang terampil dalam mengoperasikan persenjataan buatan mughal
sendiri.
b. Kemorosatan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
16

c. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide


puritan dan kecenderungan asketisnya,sehingga konflik antaragama sangat
sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
d. Semua pewaris tahta kerajaan paad paruh terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Titik awal periode pertengahan (1258 M) merujuk pada peristiwa serangan tentara
Mongol yang berhasil menguasai Bagdad. Runtuhnya Dinasti Abbasiyyah sebagai
simbol kesatuan politik umat Islam jelas merupakan pukulan yang sangat keras dan
mengubah arah sejarah Islam dalam semua aspeknya. Setelah beberapa abad di
puncak kejayaan, kekalahan darikekuatan luar seperti Mongol adalah sesuatu yang
sulit dipersepsi.
2. Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi penyebab
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasaan yang luas
b. Penduduknya sangat heteregin sehingga mengalami kendala dalam penyatuan
c. Para penguasanya lemah dalam kepemimpinannya
d. Apatis dan stagnasi dalam dunia iptek
3. Munculnya Tiga Kerajaan Besar Islam yaitu :
a. Kerajaan Usmani
b. Kerajaan Syafawi di Persia
c. Kerajaan Mughal di India
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan baik dalam
segi penulisan maupum dalam segi susunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan makalah yang
lebih baik lagi kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Brockmann,Carl History of the Islamic People, (London: Rotledge and Kegan
Paul,1982)
Firdaus dan Desmaniar, Negara Adikuasa Islam, (Padang : IAIN IB Press, 2000)
Kusdiana,Ading.Sejarah Dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan, (Bandung,
Pustaka Setia, 2013)
Sunanto ,Musyrifah. Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilu Pengetahuan Islam,
(Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007)
Yatim, Badri Sejarah Peradaban Islam (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013)

18

Anda mungkin juga menyukai