AKSEOLOGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Filsafat pada prodi Hukum Ekonomi Syariah
Oleh :
Kelompok 8
FITRIANI :(742342022043)
RIZAL :(742342022038)
Dosen :
Ahmad Zuhry Amir, S.Sy.,
Pertama-tama kami panjatkan syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kehadirannya kepada jujungan Nabi
besar Muhammad SAW.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kkata sempurna.
Dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Harapan besar penulis semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
siapa saja baik yang membacanya maupun yang hanya mendengarkannya Aamiiin
YaaRobbal Alamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian Ontologi.............................................................................. 3
B. Pengertian Epistimologi........................................................................ 8
C. Pengertian Aksiologi............................................................................ 10
D. Hubungan Antara Landasan Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi.... 13
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada setiap kajian disiplin suatu ilmu, biasanya ada aspek-aspek
tertentu yang mendominasi bersifat mayor, disamping ada juga aspek lain yang
yang akan menjadi aspek pendukung yang bersifat minor. Terlebih lagi jika
kajian ini membahas dari suatu induk. Induk yang dimaksud di sini ialah induk
pengetahuan itu sendiri atau sering disebut dengan ‘filsafat’, sebelum
melahirkan turunannya yang kemudian menjadi berbagai cabang berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.Tiga hal tersebut itu adalah ontologi, epistemology,
dan aksiologi, akan selalu menjadi prolog suatu pembahasan sehingga dapat
membedakan akar suatu pembahasan dengan pengetahuan yang melingkupi
suatu akar pembahasan.Di banyak kesempatan sebagian orang malah justeru
tiga pembahasan tersebut (ontology, epistemology, dan aksiologi) diposisikan
sebagai tiga cabang dari filsafat itu sendiri. Adapun ontologi dimaksud di sini
adalah suatu kajian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “apa”,
sehingga ini sangatlah mendasar dan awal sebelum membahas hal yang
lainnya.
1
2
berkembang begitu pesat tidak seperti awal mula filsafat muncul yang hanya
melahirkan beberapa disiplin ilmu seperti; logika, biologi, sosiologi, etika,
estetika, ekonomi, dan metafisika. Tetapi lahir berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan melalui tiga aspek utama
yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof Yunani bahkan hingga
kini; ontologi, epsitemologi, dan aksiologi. Melengkapi pertanyaan dari “apa”
yang ada di kajian “ontologi’, kemudian penjelasan tentang pertanyaan dari
pertanyaan “bagaimana” yang ada di kajian “epitemologi” ini, lalu kemudian
dilengkapi dengan apa yang dikaji dalam aksiologi. Karena aksiologi ini
membahas tentang daya manfaat dan daya guna dari bahasan tersebut, apakah
memberi kemanfaatan dan berguna ataukah tidak memberikan manfaat dan
tidak berguna.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ontologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi?
3. Apa yang dimaksud dengan Aksiologi?
4. Bagaimana hubungan antara ketiga landasan tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dan pengertian dari onlogi, epistemologi dan
aksiologi.
2. Untuk Mengetahui hubungan dari ketiga landasan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ontologi
Ontologi terdiri dari dua suku kata,yakn ontos dan logos .Ontos berarti
sesuatuyang berwujud (being ) dan logos berarti ilmu. Jadiontologi adalah
bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat keberadaan segala
sesuatuyang ada menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab
akibat yaitu ada manusia,ada alam, dan ada kausa prima dalam suatu
hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib dalamkeharmonisan (Suparlan
Suhartono, 2007). Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau
teoritentang wujud hakikat yang ada. Obyek ilmu atau keilmuan itu adalah
dunia empiris, dunia yang dapat dijangkau panca indera.Dengan demikian,
obyek ilmu adalah pengalaman inderawi.Dengan kata lain,ontologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud(yang ada)
dengan berdasarkan pada logika semata. Pengertian ini didukung pula
oleh pernyataan Runes bahwa “ ontology is the theory of being qua being” ,
artinya ontologi adalahteori tentang wujud.Obyek telaah ontologi adalah yang
ada. Studi tentang yang ada, pada dataran studi filsafat pada umumnya
dilakukan oleh filsafat metafisika. Istilah ontologi banyakdigunakan ketika
kita membahas yang ada dalam konteks filsafat ilmu.Ontologi membahas
tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu perwujudan tertentu. Ontologi
membahas tentangyang ada yang universal, menampilkan pemikiran semesta
universal. Ontologi berupaya mencariinti yang termuat dalam setiap
kenyataan, atau dalam rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yangada yang
kita lihat atau yang dapat ditangkap dengan panca indera senantiasa
berubah.karena itu,ia bukanlah hakikat, tetapi hanya bayangan, kopi atau
gambaran dari idea-ideanya. Dengan katalain, benda-benda yang dapat
ditangkap dengan panca indera ini hanyalah khayal dan illusi belaka.
3
4
Istilah ontologi muncul sekitar pertengahan abad ke-17. Pada waktu itu
ungkapan filsafat mengenai yang ada (philosophia entis) digunakan untuk hal
yang sama. Menurut akar kata Yunani, ontologi berarti ‘teori mengenai ada yang
berada. Oleh sebab itu, orang bisa menggunakan ontologi dengan filsafat pertama
Aristoteles, yang kemudian disebut sebagai metafisika. Namun pada
kenyataannya, ontologi hanya merupakan bagian pertama metafisika, yakni teori
mengenai yang ada, yang berada secara terbatas sebagaimana adanya dan apa
yang secara hakiki dan secara langsung termasuk ada tersebut.
Di dalam metafisika, ontologi adalah suatu bidang kajian yang
mempersoalkan esensi eksistensi segala hal di semesta ini. Secara lebih khusus,
ontologi berurusan dengan kategori-kategori dasar atau konsep generik dari semua
unsur di alam semesta. Dalam sistem informasi, ontologi adalah spesifikasi yang
jelas tentang serangkaian konsep yang menjelaskan sebuah wilayah pengetahuan
tertentu yang dipakai bersama oleh para pengguna sistem bersangkutan.
Seringkali ontologi adalah sebuah struktur hirarkis yang mengandung definisi
kelas, antar hubungan (relationships), karakteristik atau property, dan tata-aturan
(rules) yang berlaku di suatu bidang pengetahuan. Jadi, ontologi sebenarnya dapat
juga dilihat sebagai kosakata bersama dan mewakili konsensus masyarakat
tentang sebidang pengetahuan tertentu. Itu sebabnya Gruber (1995)
mendefinisikan ontologi sebagai “sebuah spesifikasi yang formal dan eksplisit
tentang sebuah konsep yang dipakai bersama (a formal, explicit specification of a
shared conceptualization)” (hal. 907). Dengan kata lain pula, ontologi adalah
sebuah domain dan juga metadata yang mengambarkan unsur semantik dari
sebuah sistem informasi. Dari beberapa pengertian ontologi di atas, maka dapat
diperoleh gambaran yang lebih jelas, apa yang disebut dengan ontologi. Ontologi
juga mengandung pengertian sebuah cabang filsafat yang menyelidiki realitas
yang menentukan apa yang kita sebut realitas. Dari beberapa pengertian dasar
tersebut bisa disimpulkan bahwa ontologi mengandung pengertian “pengetahuan
tentang yang Ada”.Dapat juga dikatakan bahwa ontologi merupakan bagian dari
filsafat ilmu yang membahas pandangan terhadap hakikat ilmu atau pengetahuan
ilmiah, termasuk pandangan terhadap sifat ilmu itu sendiri.
5
a. Monisme
b. Dualisme
Dualisme meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat,
yaitu materi (jasad) dan jasmani (spiritual). Kedua macam hakikat itu
masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dan azali.
Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam
alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua
hakikat ini ialah dalam diri manusia.
c. Materialisme
d. Idealisme
Menurut aliran ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripada
penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini adalah “manusia
menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi
kehidupan manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya,
sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja.
e. Agnostisisme
yang-ada
kenyataan/realitas
eksistensi
esensi
substansi
perubahan
tunggal
jamak
Ontologi salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal
dariYunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat
konkret.Tokoh Yunani yangmemiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal
seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Padamasanya, kebanyakan orang belum
membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai
filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi
terdalam yang meupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting
8
ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu subst
ansi belaka(sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
B. Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata episteme dan logos berasal dari bahasaYunani.
Episteme artinya pengetahuan, sedangkan logos menunjukkan
adanya pengetahuan sistematik. Jadi Epistemologi dapat diartikan sebagai
pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan (Theory of Knowledge). Beberapa
tokoh juga mendefinisikan tentang Epistemologi antara lainkedua tokoh dari
Indonesia yaitu: P. Hardoyo Hadi menyatakan bahwaEpistemologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari dan mencoba menentukan kodrat dan skop
pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta bertanggung jawab
atas pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan menurut D.W.
Hamlyn bahwasannya epistemologi adalah sebagai cabang dari filsafat yang
berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengendalian-
pengendaliannya serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai
penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.Epistemologi juga disebut
logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi,logika dibedakan menjadi dua,
yaitu logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari struktur berpikir
dan dalil-dalilnya, seperti silogisme.Logika mayor mempelajari hal pengetahuan,
kebenaran, dan kepastian yang sama dengan lingkup epistemologi.
a. Logika material
b. Kriteriologi
Istilah Kriteriologi berasal dari kata kriterium yang berarti ukuran untuk
menetapkan benar-tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan
tertentu.Sehingga kriteriologi merupakan suatu cabang filsafat yang
berusaha untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran pengetahuan
berdasarkan tentang kebenaran.
c. Kritika pengetahuan
d. Gnosiologi
Istilah gnoseologi berasal dari kata gnosis dan logos. Gnosis berarti penget
ahuan yang bersifat keilahian, logos berarti ilmu pengetahuan.Sehingga
gnoseologi berarti ilmu pengetahuan atau cabang
filsafat yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan mengenai hakikat
pengetahuan,khususnya mengenai pengetahuan yang bersifat keilahian.
10
e. Filsafat pengetahuan
C. Aksiologi
merupakan urusan dari etika, namun dalam situasi konkret, filsafat ilmu wajib
mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial dari pemilihan dan
penggunaan kebenaran ilmiah oleh manusia. Oleh karenanya, aksiologi
memerlukan tempat serius dalam filsafat ilmu.
1. KBBI
2. Sumantri
3. Kattsoff
4. Wibisono
5. Jujun S. Suriasumantri
Dewasa ini perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya,
dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia
mencapaitujuan hidupnya, melainkan bahkan kemungkinan menciptitakan tujuan
hidup itu
13
sendiri. Darisinilah moral sangat berperan sebagai landasan normati
dalampenggunaan ilmu, serta dituntut tanggung ja'ab sosial ilmu'an dengan
kapasitaskeilmuannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekn
ologi ,sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.
Dari tiga pengertian di atas dapa kita simpulkan bahwa antologi adalah ilmu
yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunkana ilmu, sedangkan
epistimologi adalah bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan filsafat, dan
aksiologi adalah ilmu membicarakan tentang tujuan ilmu penegtahuan itu sendiri.
Jadi, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hubungan antara ketiganya bahwa
(epistimologi) yaitu bagaimana kita memperoleh ilmu pengetahuan, kemudian
(antologi) bagaimana kita menggunakan ilmu itu dengan baik, bermanfaat buat
kita sendiri dan untuk masyarakat banyak, dan (aksiologi) apa tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri? .
Ketiga lingkup kajian yang terdapat dalam filsafat ini memiliki artti yang
berbeda-beda, namun ketiganya saling melengkapi dan terkait satu sama lain.
Dalam kaitannya dengan pendidikan dapat disimpulkan bahwa ontologi,
epistemologi dan aksiologi mengkaji mengenai keberadaan suatu ilmu
pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan dan bagaimana memanfaatkan
pengetahuan yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketiga lingkup kajian yang terdapat dalam filsafat ini memiliki artti yang
berbeda-beda, namun ketiganya saling melengkapi dan terkait satu sama
lain. Dalam kaitannya dengan pendidikan dapat disimpulkan bahwa
ontologi, epistemologi dan aksiologi mengkaji mengenai keberadaan suatu
ilmu pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan dan bagaimana
memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki.
15
16
B. Saran
Besar harapan penulis agar kiranya pembaca saling menyampaikan kritik dan
saran mengenai penulisan makalah ini yang masih jjauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ontologi - https://digilib.undip.ac.id/2012/06/19/ontologi/
https://www.rangkumanmakalah.com/ontologi-ilmu-pengetahuan/
https://barisanpinggiran.wordpress.com/tag/pembagian-ontologi/
https://www.academia.edu/41553160/Epistemologi
https://uinsgd.ac.id/dasar-dasar-epistemologi-islam/
https://id.wikipedia.org/wiki/Epistemologi#cite_note-1
https://deepublishstore.com/materi/pengertian-aksiologi/
17