Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN BISNIS DAN MUAMALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Islam
Institut Agama Islam Negeri Bone

Oleh:
KELOMPOK 6

NAZWAH DWI FARSYAH


742342022015

NUR FADILA
742342022016

NURAWALIA
742342022017

Dosen Mata Kuliah:


Dr. Firdaus, S.Sy., M.H

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena


dengan atas petunjuk dan kemudahannya yang diberikan kepada saya dalam
penyelesaian salah satu tugas kuliah yaitu pembuatan makalah dalam ini materi
yang akan dibahas mengenai “Bisnis dan Muamalah”.
Tidak lupa pula kita curahkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. yang juga telah memberi petunjuk bagi kita semua, sehingga
bisa terselamatkan dari lembah kesesatan. Dalam penyusunan makalah ini, tidak
semudah apa yang saya bayangkan. Banyak kesulitan dan hambatan yang saya
lalui dalam penyusunan makalah ini. Tapi berkat izin dan rahmat Allah SWT.
saya mampu menyelesaikannya.
Harapan saya sebagai penyusun makalah, yaitu semoga apa yang terdapat
dalam lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tidak lupa
pula saya haturkan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam makalah ini.Karena pemilik kesempurnaan yang sesungguhnya adalah
Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Watampone, 01 Mei 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. Bisnis sebagai Lahan Ibadah............................................................... 2


B. Bisnis sebagai Ibadah Muamalah......................................................... 4
C. Bisnis terkait dengan persyaratan......................................................... 5

BAB III PENUTUP......................................................................................... 8

A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua manusia terlibat dalam kegiatan bisnis. Melalui bisnis manusia
dapatmemperoleh penghasilan, memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa. Dunia
bisnis bersifatdinamis, selalu bergerak maju, banyak inisiatif, kreatif, dan
memberikan tantangan dalammenghadapi masa depan dengan penuh rasa optimis.
Mobilitasnya tinggi, mereka bergerakdari satu daerah ke daerah yang lain, sesuai
dengan musim, sesuai dengan situasi dan waktuyang tepat di satu daerah dan
daerah dimana orang membutuhkn barang (daerah minus).Kegiatan bisnis antara
lain yaitu menyediakan barang pada waktu yang tepat, jumlah yangtepat, mutu
yang tepat dan harga yang tepat.
Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan ataumemberikan manfaat. Menurut arti dasarnya, bisnis memiliki
makna sebagai “the buying andselling of goods and services”. Bisnis berlangsung
karena adanya kebergantungan antarindividu., adanya peluang internasional,
usaha untuk mempertahankan dan meningkatkanstandar hidup, dan lain
sebagainya. Sebuah bisnis juga memerlukan etika di dalamnya danbisnis juga
bukan hanya untuk kepentingab duniawi tetapi juga untuk kepentingan
akhirat.Jadi bisnis dalam islam adalah ladang amal ibadah dalam muamalah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bisnis sebagai lahan ibadah ?
2. Bagaimana Bisnis sebagai Ibadah Muamalah ?
3. Bagaimana bisnis terkait dengan persyaratan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Bisnis sebagai lahan ibadah
2. Untuk mengetahui sebagai Ibadah Muamalah
3. Untuk mengetahui bisnis terkait dengan persyaratan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bisnis sebagai Lahan Ibadah


Setiap perbuatan manusia yang bersifat mubah itu bisa bernilai ibadah,
seperti makan, minum, tidur dan segala aktifitas sehari-hari bisa bernilai ibadah
tergantung niat yang muncul dalam hati yang mengerjakan. Bisnis yang dilakukan
oleh orang islam bisa menjadi ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah
apabila untuk mencari keridhaan dari Allah semata, apalagi dapat diwujudkan
dengan amal shaleh, hal ini sesuai dengan kaidah fiqh yang berbunyi;1

‫ بمقاصدها‬E‫االمور‬

Artinya: “semua urusan atau perkara itu tergantung kepada tujuannya”

Segala bentuk berbuatan itu tergantung apa yang dituju, untuk mengetahui
bentuk dituju sesuai dengan dalam hati, jadi bisa diambil kesimpulan segala
sesuatu bernilai syah atau tidaknya, bernilai ibadah atau tidak tergantung apa yang
diniatinya. Seperti shalat tanpa adanya niat tidak akan syah shalat tersebut. Dalam
batasan sesuatu apa yang telah tertulis dalam syariat islam mengenahi larangan
tidak boleh dilarang atau dilanggar.

Dan ketika meniatkan setiap pekerjaan sebagai satu bentuk ibadah, terdapat
efeknya akan lain sekali dan cenderung positif :

 Akan bekerja lebih baik karena ini adalah ibadah.


 Lebih ikhlas dalam menjalani prosesnya karena ini bagian dari perjalanan
ibadah.

 Akan jujur dan amanah karena ingin mendapatkan balasan yang terbaik
dari-Nya.

1
A. Kadir, Hukum Bisnis Syariah, 88

2
3

Dalam al-qur’an juga menjelaskan tentang perintah berbisnis,2

‫يأيها الذين امنوا ال تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل اال ان تكون تجارة عن تراض منكم‬

Artinya;” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu” (QS.An-Nisa (4):29)

Dalam As-Sunah jga menjelaskan tentang perintah berbisnis3

ِ E‫ ُل ال َّر ُج‬E‫ال َع َم‬E


‫ ِد ِه‬Eَ‫ل بِي‬E ْ ‫ب َأ‬
َ Eَ‫طيَبُ ق‬ ِ ‫ي ْال َك ْس‬
َّ ‫ال قِي َل يَا َرسُو َل هللاِ َأ‬
َ َ‫يج ق‬
ٍ ‫ع َْن َج َّد ِه َرافِ ِع ْب ِن خَ ِد‬
ٍ ‫َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبر‬
‫ُور‬

Rasulullah ditanya: “Usaha apa yang paling baik?” Beliau menjawab:


“Usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan jual beli yang baik.”
B. Bisnis sebagai Ibadah Muamalah
1. Bisnis sebagai sarana ibadah dan amal shaleh
Pemahaman doktrin ibadah secara dangkal akan menjeruskan umat islam. Hal
ini bsia dilihat, bahwa hingga saat ini masih banyak yang menafsirkan ibadah
secara dangkal yang hanya menyangkut tentang shalat, puasa, dan haji.
Padahal jika ditelaah lebih jauh ibadah tersebut hanya termasuk kategori
ibadah yang berhubungan langsung terhadap Allah SWT. masih ada bagian
yang alm, yakni yang berhubungan dengan sesama manusia atau biasa disebut
dengan muamalah. Seperti tolong menolong dan berbisnis.4
2. Konsep bisnis berbasis islam
Bisnis dalam islam merupakan pekerjaan dagang yang mendapat tempat
terhormat, pekerjaan yang bersih, baik dan terhindar dari riba dalam
membentuk kehidupan yang baik, sejahtera dan diridhai oleh Allah SWT

Dalam al-Qur'an dapat diidentifikasi berbagai istilah yang melambangkan


tentang kebaikan perdagangan dan tujuan bisnis secara islami dalm
2
Ibid, 89
3
Ilfi Nur Diana, hadis-hadis Ekonomi, (Malang: UIN-Malang Press. 2008.), 2
4
Ibid.,h.8
4

kehidupan seorang muslim. Seperti kemenangan, kesuksesan,


keberuntungan (al-falah), kehidupan yang baik (hasanah)
Menurut Al-Mawardi mata pencarian yang paling baik ialah pertanian,
karena lebih mendekatkan diri kepada sifat tawakal. Dan menurutnya mata
pencarian yang termasuk ialah pertaniaan, perdagangan, dan kerajinan.5
3. Perilaku terpuji dalam bisnis
Rasulullah merupakan prototipe bisnismen yang berhasil dan sebagai
teladan bagi para pembisnis, karena Rasulllah sebagai teladan yang baik
(uswatun hasanah). Secara teknis menurut Imam al-Ghazali ada enam sifat
perilaku terpuji dilakukan dalam berbisnis yaitu :
a. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia
bisnis
b. Membayar harga agak lebih mahal kepada penjual yang miskin, ini
adalah amal yang yang lebih baik dari pada sedekah biasa.
c. Memurahkan harga atau memberi potongan (korting) kepada pembeli
yang miskin, ini memiliki pahala berlipat ganda
d. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang
telah Rasulullah merupakan prototipe bisnismen yang berhasil dan
sebagai teladan bagi para pembisnis, karena Rasulllah sebagai teladan
yang baik (uswatun hasanah).
Secara teknis menurut Imam al-Ghazali ada enam sifat perilaku terpuji
dilakukan dalam berbisnis yaitu
a. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia
bisnis.
b. Membayar harga agak lebih mahal kepada penjual yang miskin, ini
adalah amal yang yang lebih baik dari pada sedekah biasa.
c. Memurahkan harga atau memberi potongan (korting) kepada pembeli
yang miskin, ini memiliki pahala berlipat ganda
d. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang
telah ditentukan

5
Ismail nawawi uha. Bisnis syariah (Jakarta:Dwiputra pustaka jaya,2012)h.313-314
5

e. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya.


f. Jika menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka
jangan di tagih bila orang miskin itu tidak mampu membayar dan
membebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.6
C. Terkait dengan Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap
perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa
yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable). Perusahaan
yang memahami bagaimana konsumen akan bereaksi terhadap berbagai bentuk
produk, harga, daya tarik iklan yang berbeda dan sebagainya, akan mempunyai
keuntungan besar atas para pesaingnya.
Kebutuhan dan keinginan konsumen yang bervariasi menjadi pedoman bagi
setiap perusahaan untuk merancang strategi pemasaran yang tepat agar dapat
memenuhi harapan setiap konsumen. Saat ini seiring berkembangnya teknologi,
konsumen sudah semakin pintar dalam memilih produk yang akan mereka
konsumsi. Proses pengambilan keputusan konsumen ini sering kali melibatkan
beberapa keputusan. Kotler dan Keller (2008:234) menjelaskan bahwa perusahaan
yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan
pelanggan, semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan,
bahkan dalam mendisposisikan produk.
Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin mendapatkan keunggulan
bersaing harus dapat melakukan komunikasi word of mouth yang baik, harga yang
murah dibandingkan pesaing, menyediakan produk atau jasa yang berkualitas,
pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik dibandingkan para pesaingnya. Konsep
produk yang berkaitan dengan reputasi produk sebagai persepsi dari kualitas
produk/jasa yang hubungannya dengan nama produknya.
WOM menurut WOMMA (Word of Mouth Marketing Assoctation) adalah
suatu aktifitas di mana konsumen memberikan informasi mengenai suatu merek

6
Ibid., h.344-346
6

atau produk kepada konsumen lain. WOM merupakan aktivitas promosi yang
tingkat pengendaliannya oleh pemasar sangat rendah tetapi memberikan dampak
yang sangat luar biasa terhadap produk atau merek perusahaan. Perusahaan dapat
mendorong dan memfasilitasi percakapan dari mulut ke mulut tersebut dengan
terlebih dahulu memastikan bahwa produk atau merek dari perusahaan memang
unik, inovatif dan patut menjadi conversation product sehingga terciptalah WOM
yang positif yang pada ujungnya akan menghasilkan penjualan bagi perusahaan.
Persepsi adalah suatu proses dari seorang individu dalam menyeleksi,
mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus-stimulus atau informasi yang
datang menjadi suatu gambaran menyeluruh. Dengan demikian penilaian terhadap
harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu
yang dilatar-belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Dalam
kenyataannya konsumen dalam menilai harga suatu produk, sangat tergantung
bukan hanya dari nilai nominal secara absolute tetapi melalui persepsi mereka
pada harga. Secara umum persepsi konsumen terhadap harga tergantung dari
perception of price differences (persepsi mengenai perbedaan harga) dan reference
prices (referensi harga).
Harga merupakan faktor penting bagi pelanggan untuk memperoleh produk
atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Pada saat pelanggan melakukan
evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk maka akan sangat
dipengaruhi oleh perilaku pelanggan itu sendiri. Pergeseran-pergeseran
paradigma, dinamika gaya hidup, serta berbagai perubahan lingkungan lain telah
memberi dampak pada bagaimana konsumen memandang harga produk/jasa yang
akan dikonsumsinya.
Kualitas produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di pasar sasaran
(target market) dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan,
termasuk hal ini adalah benda, jasa, organisasi, tempat, orang, dan ide. Dalam hal
ini perusahaan memusatkan perhatian mereka pada usaha untuk menghasilkan
produk yang unggul dan terus menyempurnakan. Produk yang berkualitas tinggi
merupakan salah satu kunci sukses perusahaan. Memperbaiki kualitas produk
7

ataupun jasa merupakan tantangan yang penting bagi perusahaan dalam bersaing
di pasar global. Perbaikan kualitas produk akan mengurangi biaya dan
meningkatkan keunggulan bersaing, bahkan lebih jauh lagi, kualitas produk yang
tinggi menciptakan keunggulan bersaing yang bertahan lama. Oleh karena itu
kualitas merupakan faktor penting yang mendorong pertumbuhan ekonomis
perusahaan-perusahaan di manapun di dunia ini dalam konteks konteks pasar
global.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap perbuatan manusia yang bersifat mubah itu bisa bernilai ibadah,
seperti makan, minum, tidur dan segala aktifitas sehari-hari bisa bernilai ibadah
tergantung niat yang muncul dalam hati yang mengerjakan. Bisnis yang dilakukan
oleh orang islam bisa menjadi ibadah dan mendapatkan pahala di sisi Allah
apabila untuk mencari keridhaan dari Allah semata, apalagi dapat diwujudkan
dengan amal shaleh.
Segala bentuk berbuatan itu tergantung apa yang dituju, untuk mengetahui
bentuk dituju sesuai dengan dalam hati, jadi bisa diambil kesimpulan segala
sesuatu bernilai syah atau tidaknya, bernilai ibadah atau tidak tergantung apa yang
diniatinya. Seperti shalat tanpa adanya niat tidak akan syah shalat tersebut. Dalam
batasan sesuatu apa yang telah tertulis dalam syariat islam mengenahi larangan
tidak boleh dilarang atau dilanggar.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan
baik dalam segi penulisan maupun dalam segi susunan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan
makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Ahmad, Hukum Bisnis Syariah Dalam Al-Qur’an. Jakarta :Amzah, 2010.

Diana, Ilfi Nur, hadis-hadis Ekonomi. Malang: UIN-Malang Press. 2008.

Uha, Ismail Nawawi. Bisnis Syariah (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya,2012)

Anda mungkin juga menyukai