Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAFSIR DAN SYARAH HADITS TENTANG


KEWIRAUSAHAAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Ekonomi
Dosen Pengampu : Khifni Nasif, ME

Disusun Oleh:
KELOMPOK 10
1. Arinal Haq (2150110125)
2. Winda Fiskya Nur Fitri (2150110131)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kedudukan yang mulia bagi hamba-
Nya yang berilmu dan beriman atas curahan karunia dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tafsir dan Syarah
Hadits tentang Kewirausahaan”. Sholawat dan salam tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW sang pembawa wahyu yang telah
memberikan petunjuk kepada umatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khifni Nasif, M.E selaku
dosen pengampu mata kuliah Tafsir dan Hadits Ekonomi yang senantiasa
mendukung kami dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada orang tua dan teman-teman turut serta membantu.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan bagi pembaca mengenai Tafsir dan Syarah Hadits tentang
Kewirausahaan. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap ada
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang dibuat. Semoga makalah ini
dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

Kudus, 30 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah .................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan ................................................................... 3

B. Aspek- Aspek yang Membangun Motivasi Kewirausahaan ................ 3

C. Ayat tentang Kewirausahaan................................................................ 4

D. Hadits tentang Kewirausahaan ............................................................. 8


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

B. Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam mengarahkan manusia untuk menjalani kehidupannya melalui


Alquran yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia (hudan linnas) dan
petunjuk bagi orang yang bertakwa (hudan lil muttaqin). Selain itu, terdapat
sunnah Nabi Muhammad Saw yang patut dijadikan teladan bagi umatnya untuk
melewati hari-hari dengan akhlak terpuji. Dalam Alquran surat al-Jumuah ayat
9 dijelaskan bahwa bertebaranlah di muka bumi untuk mencari anugerah Allah
Swt. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha dan jangan
malas dalam mencari anugerah Allah Swt. Ayat tersebut juga mengisyaratkan
bahwa dalam agama Islam dilarang bermalas-malas dan hanya meminta-minta
kepada manusia, sejatinya meminta hanya kepada Allah Swt melalui beriman
dan beramal shalih.

Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang


pasti, semua bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita
tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship.
Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama
seseorang untuk memutuskan memulai usaha.

Sukses merupakan proses yang bergulir. Meskipun demikian, Allah tidak


akan mengubah nasib suatu kaum, kelompok, atau individu, kecuali kaum,
kelompok, atau individu itu berusaha mengubahnya. Kita berusaha yang
terbaik, sabar dan mengikuti jalan yang benar yang dilandasi iman kepada
Allah. Insya Allah kita akan menjadi entrepreneur yang berhasil, baik di dunia
maupun di akhirat. Untuk itu, dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih
mendalam mengenai bagaimana kewirausahaan dalam Al-Qur’an dan Hadist.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Kewirausahaan?

2. Apa Saja Aspek- Aspek yang Membangun Motivasi Kewirausahaan?

3. Bagaimana Ayat tentang Kewirausahaan?

4. Bagaimana Hadits tentang Kewirausahaan?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Kewirausahaan

2. Mengetahui Aspek- Aspek yang Membangun Motivasi Kewirausahaan

3. Mengetahui Ayat tentang Kewirausahaan

4. Mengetahui Hadits tentang Kewirausahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Day, John, Reynald, Pane, Lancaster, Geoff, menyatakan kewirausahaan


pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara
kreatif. Inti dari kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. (ability to create the new and different thing).

Caarson and Cromie, menyatakan keriwausahaan merupakan gabungan dari


kreativitas, inovasi, dan kebe ranian menghadapi risiko yang dilakukan dengan
cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru.

Menurut Inpres RI No. 4 Tahun 1995 "Kewirausahaan adalah semangat,


sikap, perilaku, dan kemampuan sese orang dalam menangani usaha dan/atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar."

Dengan demikian, "wiraswasta/wirausaha" berarti pejuang yang gagah,


luhur, berani, dan pantas jadi teladan dalam bidang usaha. Dengan kata lain
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat ke wirausahaan:
keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovatif, keteladanan dalam
menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan
kemampuan sendiri.1

B. Aspek-Aspek yang Membangun Motivasi Kewirausahaan

Terdapat berbagai aspek yang membangun motivasi wirausaha:

1. Niat yang ikhlas, merupakan pondasi dari amal perbuatan, sebagaimana


hadis Rasulullah, “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan

1
Farid, Kewirausahaan Syariah, Edisi Pert. (Jakarta: Kencana, 2017).

3
seseorang sesuai dengan apa yang ia niatkan”.

2. Membulatkan tekad, berani melangkah dapat mewujudkan keberhasilan


daripada setengah-setengah atau tidak berani bertekad dipastikan gagal.

3. Percaya pada takdir dan ridha, dalam hal ini kita berpikir positif.

4. Banyak belajar, baik belajar dari filsafat alam, berawal dari yang kecil,
maupun belajar dari pengalaman wirausaha yang sukses.

5. Mengikuti program pelatihan/ pengembangan, mengikuti kegiatan


kursus,sosialisasi dan advokasi kewirausahawan agar dapat menumbuhkan,
meningkatkan, dan mengembangkan.

6. Kunjungan kerja, melakukan kunjungan ke sentra-sentra kegiatan ekonomi/


industri yang lebih maju.

7. Kerja sebagai ibadah, dalam hal ini bekerja dengan ikhlas karena Allah.

8. Bersyukur, merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terima kasih atas
nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita.

9. Merupakan pekerjaan yang paling baik

C. Ayat tentang Kewirausahaan

Seorang wirausahawan harus seimbang antara menjalani aktivitas usahanya


dan ibadah kepada Allah Swt. Hal tersebut dapat dicerminkan dalam Alquran
surat al-Jumu’ah ayat 9-11, yang berbunyi:

‫اس َع ْوا اِٰلى ِذ ْك ِر ٰالل ِه َو َذ ُروا‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ‫ٰيٰٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمن ٰٓوا اِ َذا نُوِدي ل‬
ْ َ‫لص ٰلوة م ْن يَّ ْوم الْ ُج ُم َعة ف‬ َ ْ ْ َُ َ ْ َ
‫الص ٰلوةُ فَانْتَ ِشُرْوا فِى‬
َّ ‫ت‬ِ ‫ضي‬ِ ُ‫ فَاِ َذا ق‬٩- ‫الْب ي َۗع ٰذلِ ُكم خي ر لَّ ُكم اِ ْن ُكْن تُم تَعلَمو َن‬
َ ُْ ْ ْ ْ ٌْ َ ْ َ َْ
‫ َواِذَا َراَْوا‬٠١ - ‫ض ِل ٰالل ِه َواذْ ُكُروا ٰاللهَ َكثِْي ًرا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح ْو َن‬
ْ َ‫ض َوابْتَغُ ْوا ِم ْن ف‬
ِ ‫ْاْلَْر‬

4
َۗ ۤ
‫تِ َج َارةً اَْو لَ ْه ًوا ۨانْ َفضُّْٰٓوا اِلَْي َها َوتََرُك ْو َك قَا ِٕى ًما قُ ْل َما ِعْن َد ٰالل ِه َخْي ٌر ِم َن اللَّ ْه ِو َوِم َن‬
َۗ
2
٠٠ - ࣖ ‫التِ َج َارةِ َو ٰاللهُ َخْي ُر ٰالرِزقِْي َن‬

(9) Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk


melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui. (10) Apabila salat telah dilaksanakan, maka
bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak agar kamu beruntung. (11) Dan apabila mereka melihat
perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka
tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah,
“Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan
perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.
Tafsir Ayat

‫{ يا أيها الذين آمنوا إذا نودي للصالة من } بمعنى في { يوم‬

‫الجمعة فاسعوا } فامضوا {إلى ذكر الله } للصالة { وذروا البيع } اتركوا‬

‫عقده {ذلكم خير لكم إن كنتم تعلمون} أنه خير فافعلوه‬

9. (Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat


pada) huruf min di sini bermakna fi, yakni pada (hari Jumat maka
bersegeralah kalian) yakni cepat-cepatlah kalian berangkat (untuk
mengingat Allah) yakni shalat (dan tinggalkanlah jual beli) tinggalkanlah
transaksi jual beli itu. (Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian

2
Kemenag, Al-Qur’an QS. Al-Jumuah ayat 9-11 https://quran.kemenag.go.id/sura/62/9-10 di
akses pada tanggal 31 Mei 2022

5
mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik, maka kerjakanlah ia.

‫{ فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض } أمر إباحة { وابتغوا } اطلبوا‬

‫الرزق { من فضل الله واذكروا الله } ذكرا { كثيرا لعلكم تفلحون } تفوزون‬

‫كان صلى الله عليه و سلم يخطب يوم الجمة فقدمت عير وضرب لقدومها‬

‫الطبل على العادة فخرج لها الناس من المسجد غير اثني عشر رجال فنزلت‬

10. (Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi)
perintah ini menunjukkan pengertian ibadah atau boleh (dan carilah) carilah
rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-
banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan.
Pada hari Jumat, Nabi berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datanglah
rombongan kafilah membawa barang-barang dagangan, lalu dipukullah
genderang menyambut kedatangannya sebagaimana biasanya. Maka orang-
orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk menemui rombongan itu,
kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap bersama Nabi lalu
turunlah ayat ini.

‫{ وإذا رأوا تجارة أو لهوا انفضوا إليها } أي التجارة ألنها مطلوبهم‬

‫دون اللهو { وتركوك } فيالخطبة { قائما قل ما عند الله } من الثواب‬

‫{خير} للذين آمنوا { من اللهو ومن التجارة والله خير الرازقين } يقال‬

‫ كان إنسان يرزق عائلته أي من رزق الله تعالى‬:

6
11. (Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar
untuk menuju kepadanya) yakni kepada barang dagangan, karena barang
dagangan itu merupakan kebutuhan yang mereka perlukan, berbeda dengan
permainan (dan mereka tinggalkan kamu) dalam khotbahmu (dalam
keadaan berdiri. Katakanlah, "Apa yang di sisi Allah) berupa pahala (lebih
baik) bagi orang-orang yang beriman (dari permainan dan perniagaan," dan
Allah sebaik-baik pemberi rezeki) bila dikatakan, setiap orang itu memberi
rezeki kepada keluarganya, maka pengertian yang dimaksud ialah dari
rezeki Allah.3

Ayat tersebut menyatakan bagi orang-orang yang beriman, apabila diseru


yakni dikumandangkan adzan oleh siapapun untuk sholat dzuhur hari jum’at,
maka bersegeralah kuatkan tekad dan langkah, jangan bermalas-malasan
apabila mengabaikannya, untuk menuju dzikrullah menghadiri sholat dan
khutbah jum’at, dan tinggalkanlah jual beli yakni segala macam interaksi dalam
bentuk dan kepentingan apapun bahkan semua yang dapat mengurangi
perhatian terhadap upacara jum’at. Untuk menghilangkan kesan bahwa perintah
ini adalah sehari penuh, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang Yahudi
pada hari sabtu, maka dilanjutkan ayat setelahnya yang mengandung arti: lalu
apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah dimuka bumi dan carilah
sebagian dari karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. Dari arti ayat tersebut merupakan prinsip wirausaha.

Setelah melaksanakan sholat jumat umat Islam tidak diperintah untuk


bermalas-malasan akan tetapi umat Islam diperintah untuk mencari rahmat
Allah dengan cara bertebaran di muka bumi ini. Allah Swt mengizinkan untuk
bekerja dan berusaha mencari rizki dunia selesai melaksanakan sholat,
sebagaimana firman-Nya yang menganjurkan seorang muslim tidak boleh
bermalas-malasan dalam mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
karena perintah agar selesei sholat bertebaran di muka bumi mencari rizki yang
diungkapkan dalam bentuk amr atau perintah, mengandung arti segera,

3
Tafsir Jalalain, QS. Al-Jumuah ayat 9-11

7
sebagaimana hal itu dibahas luas dalam ilmu ushul fiqh. kecuali memang waktu
untuk istirahat, dan waktu istirahat dipakai sekalian untuk sholat. maka selesei
sholat memang beristirahat dan memulihkan tenaga agar bersemamgat dalam
bekerja di waktu berikutnya.4
Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani (Al-Bukhari & Muslim), dari Jabir, ia
mengatakan, bahwasanya ketika Rasulullah berkhutbah pada hari Jumat,
datanglah kafilah yang membawa dagangan. Orang-orang yang mendengarkan
khutbah keluar untuk menyambut rombongan kafilah tersebut, sehingga hanya
tinggal dua belas orang saja yang duduk mendengarkannya. Maka Allah
menurunkan ayat, "Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan,
mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang
berdiri (berkhutbah).
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Jabir, ia mengatakan; bahwa apabila
gadis-gadis yang menikah, berlangsunglah keramaian dengan seruling dan alat
musik lainnya. Sehingga orang-orang tersebut pergi melihat keramaian itu dan
meninggalkan Rasulullah saw. yang sedang berdiri berkhutbah di atas mimbar.
Maka turunlah ayat ini (Al-Jumu'ah: 11). Bahwasanya turunnya ayat ini
berkenaan dua peristiwa secara bersamaan. Disebutkan bahwa ayat ini (Al-
Jumu'ah: 11) turun berkenaan dengan kedua peristiwa itu.
Ibnu Mundzir meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Jabir, yang
menyebutkan kisah pernikahan dan datangnya kafilah secara bersamaan. Hadits
ini diriwayatkan melalui satu jalan dan Disebutkan bahwa ayat ini (Al-Jumu'ah:
11) turun berkenaan dengan kedua peristiwa itu.5

D. Hadits tentang Kewirausahaan

Salah satu aspek yang dapat membangun motivasi kewirausahaan adalah


pekerjaan yang baik, Nabi bersabda:

4
Fikri Maulana, “Pendidikan Kewirausahaan Dalam Islam,” IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal
Pendidikan Islam 2, no. 01 (1970): 30–44.
5
Imam Suyuthi and Andi dan Yasir (Penerjemah), “Asbabun Nuzul: Sebab-Sebab Turunnya Ayat
Al-Qur’an,” 2017.

8
‫اعةَ بْ ِن َرافِ ٍع رضي الله عنه أ َّ‬
‫َن اَلنَّبِ َّي صلى الله عليه وسلم ُسئِ َل‪:‬‬ ‫َع ْن ِرفَ َ‬
‫‪":‬ع َم ُل اَ َّلر ُج ِل بِيَ ِدهِ‪َ ,‬وُك ُّل بَْي ٍع َمْب ُرور" َرَواهُ اَلْبَ َّز ُار‪،‬‬
‫ال َ‬‫ب? قَ َ‬ ‫ِ‬
‫َي اَلْ َك ْسب أَطْيَ ُ‬
‫أ ُّ‬
‫‪6‬‬
‫ص َّح َحهُ اَلْ َحاكِ ُم‬
‫َو َ‬
‫‪Artinya:‬‬

‫‪Dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Nabi S.A.W pernah ditanya, "pekerjaan apakah‬‬
‫‪yang paling baik?" beliau besabda "pekerjaan yang dilakukan seorang laki-laki‬‬
‫‪dengan usahanya sendiri , dan setiap jual beli yang baik." riwayat Al-Bazzar.‬‬
‫‪Hadist ini Shahih menurut Al-Hakim.‬‬

‫‪Syarah Hadits‬‬

‫ال ش رح‬

‫اهتم الصحابة باألفضل من دينهم ودنياهم ‪ ،‬فكثرت أسئلتهم ‪ .‬عنه ‪ ،‬وهنا‬

‫السؤال عن أطي ب ط رق الكسب ‪ .‬والمراد من الكسب هنا السعي في‬

‫طلب الرزق والمعيشة ‪ ،‬فأجاب النبي ﷺ إجابة عامة ‪« :‬عمل الرجل»‬

‫على تقدير مبتدأ يدل عليه السؤال ‪ ،‬أي «أطيب» طرق «الكسب» أي‬

‫أخلها وأكثرها بركة‪« :‬عمل الرجل بيده ‪ ،‬وهو يتناول المرأة أيضاً ‪ ،‬ويشمل‬

‫المهن الصناعية والزراعية ‪ ،‬وكل ما فيه جهد بدني ‪« ،‬وكل بيع مبرور» ‪،‬‬

‫‪6‬‬
‫‪Hafidz imam, “Bulughul Maram_Ibnu Hajar Al Atsqolani,” n.d. hadis ke 800‬‬

‫‪9‬‬
‫ وسلم من المخالفة‬، ‫ وآدابه‬، ‫وهو الذي وافق أحكام الشرع في صحة البيع‬
7
‫ أو الترويج باليمين‬، ‫ أو الجهالة‬، ‫ أو الغش‬، ‫ كالكذب‬، .

Penjelasan: Para sahabat tertarik pada yang terbaik dari agama dan urusan
duniawi mereka, sehingga pertanyaan mereka meningkat. Tentang dia, dan
inilah pertanyaan tentang cara terbaik untuk menghasilkan. Yang dimaksud
dengan mencari nafkah di sini adalah berusaha mencari rezeki dan
penghidupan, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan jawaban
secara umum: "Pekerjaan seseorang" didasarkan pada penilaian awal yang
ditunjukkan oleh pertanyaan, yaitu, " terbaik" cara "menghasilkan" yaitu yang
paling dermawan dan paling diberkati: "Pekerjaan seorang pria adalah dengan
tangannya sendiri, dan ia berurusan dengan wanita juga. Ini termasuk profesi
industri dan pertanian, dan segala sesuatu yang melibatkan usaha fisik, dan
"setiap jual beli itu halal”, yaitu yang memenuhi ketentuan syariat tentang
keabsahan dan tata krama jual beli, serta bebas dari hal-hal yang bertentangan,
seperti berbohong, menipu, jahiliyah, atau mengucapkan sumpah.

Dari hadist ini didapatkan:

1. Suatu yang dikatakan baik jika telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana


yang telah ditetapkan syariat islam,

2. Wirausaha lebih diutamakan dari pada pekerja lainnya. karena disini ia


memiliki kewenangan yang lebih untuk mengembangkan usahanya, selain
itu juga mampu memberi manfat bagi yang lain.

3. Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah


yang menentukan. Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing.

7
Ahmad, “’Ilamul Anam Syarah Bulughul Maram,” n.d. Hal. 585

10
٣٦٢- ‫اطيب الكسب عمل الرجل بيدو وكل بيع مبرور‬
"Sebaik-baik usaha adalah pekerjaan seorang laki-laki yang diker jakan oleh
tangannya sendiri dan jual-beli yang bersih".

Diriwayatkan oleh: Imam Ahmad, At Thabrani dalam "Al Kabir" dan dalam "Al
Ausath", oleh Al Hakim dan Al Bazar dari Rafi' bin Khadij. Ibnu Asakir telah
meriwayatkannya dari Umar bin Al Khathab. Menurut Al Hatsami, para perawi
Hadits ini tsiqat (dapat dipercaya). As Suyuthi memasuk kannya ke dalam
Hadits Shahih.
Sababul wurud:
Diriwayatkan dari Rafi' bahwa Rasulullah telah ditanya orang tentang amal
usaha yang paling baik. Jawaban beliau seperti tertera dalam Hadits di atas.
Keterangan:
Kata Ibnul Atsir: "Kasab adalah usaha mencari rizki dan penghidupan.
Sebaik-baik cara berusaha bekerja dengan tangannya sendiri dipabrik pabrik di
perkebunan dan lahan-lahan pekerjaan yang halal. Bekerja termasuk sunnah
para Nabi. Nabi Daud membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Nabi
Zakariya adalah tukang kayu. Nabi kita Muhammad SAW bekerja
menggembala kambing dan pedagang yang menjual barang dagangan Khadijah
yang kelak menjadi isterinya. Setiap jual-beli yang maqbul, yang tidak diikuti
tipu daya dan khianat akan diterima Allah sebagai ibadah yang berpahala.8

8
Al Husaini, Al Hanafi, and Ad Damsyiqi, Asbabul Wurud 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2005).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat ke wirausahaan:


keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovatif, keteladanan dalam
menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan
kemampuan sendiri.
Adapun aspek yang dapat membangun Motivasi Wirausaha yaitu, niat yang
ikhlas, membulatkan tekad, percaya pada takdir dan ridha, banyak belajar,
mengikuti program pelatihan atau pengembangan, kunjungan kerja, kerja
sebagai ibadah, bersyukur, pekerjaan yang paling baik.
Ayat tentang Kewirausahaan

‫اس َع ْوا اِٰلى ِذ ْك ِر‬ ِ ِ ِ ِ َّ ِ‫ٰيٰٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمن ٰٓوا اِ َذا نُوِدي ل‬
ْ َ‫لص ٰلوة م ْن يَّ ْوم الْ ُج ُم َعة ف‬ َ ْ ْ َُ َ ْ َ

ُ‫الص ٰلوة‬
َّ ‫ت‬ِ ‫ضي‬ِ ُ‫ فَاِذَا ق‬٩- ‫ٰالل ِه وذَروا الْب ي َۗع ٰذلِ ُكم خي ر لَّ ُكم اِ ْن ُكْن تُم تَعلَمو َن‬
َ ُْ ْ ْ ْ ٌْ َ ْ َ َْ ُ َ
‫ض ِل ٰالل ِه َواذْ ُكُروا ٰاللهَ َكثِْي ًرا لَّ َعلَّ ُك ْم‬ ْ َ‫ض َوابْتَغُ ْوا ِم ْن ف‬ ِ ‫فَانْتَ ِشُرْوا فِى ْاْلَْر‬
َۗ ۤ
‫ َواِذَا َراَْوا تِ َج َارًة اَْو لَ ْه ًوا ۨانْ َفضُّْٰٓوا اِلَْي َها َوتََرُك ْو َك قَا ِٕى ًما قُ ْل َما‬٠١ - ‫تُ ْفلِ ُح ْو َن‬
َۗ
٠٠ - ࣖ ‫ِعْن َد ٰالل ِه َخْي ٌر ِم َن اللَّ ْه ِو َوِم َن التِ َج َارةِ َو ٰاللهُ َخْي ُر ٰالرِزقِْي َن‬
Hadits tentang Kewirausahaan

َّ ‫اعةَ بْ ِن َرافِ ٍع رضي الله عنه أ‬


‫َن اَلنَّبِ َّي صلى الله عليه وسلم‬ َ َ‫َع ْن ِرف‬
ِِ ُّ ‫ أ‬:‫ُسئِ َل‬
ُ‫ َوُك ُّل بَْي ٍع َمْب ُرور" َرَواه‬,‫"ع َم ُل اَ َّلر ُج ِل بِيَده‬:
َ ‫ال‬ ِ
ُ َ‫َي اَلْ َك ْسب أَطْي‬
َ َ‫ب? ق‬

‫ص َّح َحهُ اَلْ َحاكِ ُم‬


َ ‫ َو‬،‫اَلْبَ َّز ُار‬

12
B. Saran

Pembahasan mengenai tafsir dan syarah tentang kewirausahaan diharapkan


dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang
kewirausahaan, dan dalam pembuatan makalah ini masih kurang akan
referensi maka dari itu diharapkan para pembaca dapat mencarai referensi lain
dari buku ataupun kitab. Dalam pembuatan makalah ini, mungkin terdapat
kesalahan baik dari segi pembahasan atau penulisan, untuk itu kami mohon
kritik dan sarannya, terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. “’Ilamul Anam Syarah Bulughul Maram,” n.d.


Farid. Kewirausahaan Syariah. Edisi Pert. Jakarta: Kencana, 2017.
Hafidz imam. “Bulughul Maram_Ibnu Hajar Al Atsqolani,” n.d.
Husaini, Al, Al Hanafi, and Ad Damsyiqi. Asbabul Wurud 1. Jakarta: Kalam Mulia,
2005.
Imam Suyuthi, and Andi dan Yasir (Penerjemah). “Asbabun Nuzul: Sebab-Sebab
Turunnya Ayat Al-Qur’an,” 2017.
Maulana, Fikri. “Pendidikan Kewirausahaan Dalam Islam.” IQ (Ilmu Al-qur’an):
Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 01 (1970): 30–44.

14

Anda mungkin juga menyukai