Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETOS KERJA KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Sitti Zalsamala M. Manjas {022-2019-0345}


2. Andi Rabiatul Adawiya {022-2019-0302}

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Hirobbil A’lamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas
segala Rahmat dan HidayahNya yang tercurah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu dan dapat tersusun sampai dengan selesai guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Kewirausahaan, dengan judul makalah “ETOS KERJA DALAM
KEWIRAUSAHAAN”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak
dosen pengampuh yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang turut berkontribusi dengan sumbangan baik pikiran
maupun materinya dalam pembuatan makalah ini. Penulis sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karna itu
kami sangat mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Nabire, 03 Oktober 2021

Kelompok 5

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. II

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................ 2

1.3 Tujuan penelitian ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3

2.1 Definisi Dan Pengertian Etos Kerja ...................................................................................... 3

2.2 Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli ............................................................................ 4

2.3 Definisi Dan Pengertian Kewirausahaan/ Entrepreneurship ............................................... 5

2.4 Etos Kerja Dalam Kewirausahaan ........................................................................................ 6

2.5 Cara Menumbuhkan Etos Kerja ........................................................................................... 7

2.6 Aspek Meningatkan Etos Kerja ............................................................................................ 7

2.7 Etos Kerja Dikalangan Wirausaha ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP................................................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 11

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata wirausaha atau entrepreneurship sebenarnya tidak ada dalam teks suci Agama Islam.
Kendati demikian, bukan berarti entrepreneurship tidak diperbolehkan dalam Islam. Justru
sebaliknya entrepreneur sangat dianjurkan. Entrepreneurship kini memang menjadi fenomena
menarik. Banyak orang berbondong ingin menjadi entrepreneur. Baik tua maupun muda. Baik yang
belum pernah berprofesi, maupun yang sebelumnya sudah menjadi karyawan. Iming-iming
keberlimpahan materi dan ketenaran menjadi salah satu pendorong mereka. Diakui atau tidak,
usahawan memang sangat dibutuhkan. Mereka membuka lapangan pekerjaan, tidak mencari
pekerjaan. Hal inilah yang dianggap dapat membawa kemanfaatan kepada masyarakat. Apalagi, di
jaman yang penuh persaingan seperti ini. Seseorang harus mampu menciptakan sesuatu yang baru
secara kreatif. Oleh karena itu, menjadi seorang pengusaha dinilai menjadi salah satu instrumen
efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketertinggalan sebuah bangsa. Awalnya Islam adalah
agama kaum pedagang. Islam lahir di kota dagang dan disebarkan oleh pedagang. Sampai abad ke-
13, penyebaran Islam dilakukan oleh para pedagang muslim ke berbagai penjuru dunia. Tidak heran
jika entrepreneurship sudah melekat dan inheren dengan diri umat Islam. Entrepreneurship
sesungguhnya mendapat tempat yang sangat tinggi dalam Islam. Islam mengangkat derajat kaum
pedagang, dengan memberikannya kehormatan sebagai profesi pertama yang diwajibkan
membayar zakat. Lagipula, sebagai umat yang ditunjuk sebagai khalifah, sudah sepantasnya kita
menujukkan kepemimpinan di dunia. Bahkan, Rasulullah SAW tak henti-hentinya menghimbau
umatnya untuk menjalankan entrepreneurship dalam rangka mencari kesuksesan. Sebuah hadist
menyebutkan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki berasal dari berdagang. Dalam surat al-Jum’ah ayat 10
juga ditegaskan, “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”

Dalam surat tersebut terdapat dua kata kunci, yaitu bertebaranlah dan carilah. Artinya, kita
tidak hanya dituntut untuk bekerja dan berusaha. Tetapi juga menggunakan seluruh potensi dan
kemampuan bisnis. Sejarah Islam mencatat bahwa Entrepreneurship telah dimulai sejak lama, pada
masa Adam AS. Dimana salah satu anaknya Habil berwirausaha dengan bercocok tanam dan Qobil
berwirausaha dengan menggembala hewan ternak. Banyak sejarah nabi yang menyebutkan mereka
beraktivitas di kewirausahaan, sebagian dari mereka berwirausaha di sektor pertanian, peternakan,
kerajinan dan bisnis perdagangan. Contoh yang paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya
beliau terlibat di bisnis dengan memelihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis
pamannya dan akhirnya me-manageer-i bisnis saidatina khadijah.

Ada banyak juga orang-orang tidak tertarik untuk menjadi seorang entrepreneur dialasankan
banyak hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk menjadi seorang entrepreneur. Mereka lebih
memilih zona aman tanpa memikirkan besarnya resiko kerugian.

1
Tak heran jika masyarakat kita lebih berminat menjadi pegawai negeri sipil atau menjadi
karyawan di sebuah perusahaan dibandingkan menjadi seorang entrepreneur. Hal ini membuktikan
bahwa tidak semua orang memiliki jiwa entrepreneur. Menjadi seorang entrepreneur memang
tidak mudah, besarnya resiko usaha menjadi salah satu penghalang terbesar bagi masyarakat untuk
memulai usaha.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa Definisi Dari Etos Kerja ?
B. Apa Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli?
C. Apa Pengertian Kewirausahaan ?
D. Pengetian Etos Kerja Dalam Kewirausahaan?
E. Cara MeumbuhkanEtos Kerja ?
F. Apa Aspek-Aspek Dalam Meningkatkan Etos Kerja?
G. Etos Kerja Di Kalangan Wirausaha?

1.3 Tujuan
A. Untuk Mengetahui Definisi Etos Kerja.
B. Untuk Mengetahui Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli.
C. Untuk Mengetahui Pengertian Kewirausahaan.
D. Untuk Mengetahui Etos Kerja Dalam Kewirausahaan
E. Untuk Mengetahui Cara Menumbuhkan Etos Kerja.
F. Untuk Mengetahui Aspek-Aspek Meningkatkan Etos Kerja.
G. Untuk Mengetahui Etos Kerja Di Kalangan Wirausaha.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Pengertian Etos Kerja.


Etos berasal dari bahasa Yunani, akar katanya adalah ethos yakni moralatau menunjukan
karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos mempunyai arti sebagai keberadaan
diri, jiwa seseorang yang membentuk seseorang atau sikap, kepribadian, karakter, cara hidup,
kebiasaan seseorang, motivasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia mereka, yakni
gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling komprehensif mengenai tatanan. Dengan
kata lain etos adalah aspek evaluatif sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang
direfleksikan dalam kehidupannya. Sikap etos bukan hanya dimiliki individu saja, melainkan juga
dimiliki oleh kelompok masyarakat. Etos kerja merupakan suatu keyakinan dimana menjadi suatu
dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap seseorang kelompok atau instiusi.
Dalam kamus besar bahasa indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan
keyakinan seseorang atau suatu kelompok.

Pengertian etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang
atau suatu kelompok. Etos kerja tidak serta merta muncul dalam diri seseorang, ia dibentuk melalui
pengaruh, kebiasaan, serta budaya dan nilai-nilai yang didapatkannya dalam kehidupan sehingga
menjadi keyakinan di dalam diri. Etos kerja seseorang berhubungan dengan hal-hal seperti orientasi
ke masa depan untuk menjadi lebih baik, penghargaan terhadap waktu dengan sikap disiplin untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, tanggung jawab terhadap pekerjaan dengan
tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja, bersikap hemat dan sederhana sehingga masih dapat
mengembangkan usaha, serta persaingan yang sehat diantara sesama pengusaha seperti dengan
meningkatkan kreativitas. Etos kerja yang dimiliki seseorang sangat bermanfaat untuk
menggerakkan atau mendorong orang tersebut untuk berbuat dan bekerja. Selain itu juga
bermanfaat untuk menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. Misalnya saat usaha yang
dijalankan seseorang mengalami kegagalan, dengan etos kerja yang dimiliki mendorong dan
menimbulkan semangat dalam dirinya untuk bekerja lebih baik dan giat lagi.

Etos Kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini seorang muslim
bahwa bekerja tidak hanya bertujuan memuliakan diri, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari
amal sholeh dan mempunyai nilai ibadah yang luhur. Etos Kerja merupakan totalitas kepribadian
diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna,
yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance).
Bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim,
melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan
untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya.

3
2.2 Pengertian Etos Kerja Menurut Para Ahli :
- Definisi etos kerja adalah suatu sikap terhadap kerja, waktu dan masa depan yang
membentuk suatu perilaku khas individu ataupun organisasi. (Moctar Lubis : 1992)

- Menurut Geertz (1982:3) Etos adalah sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang
dipancarkan hidup. Sikap disini digambarkan sebagai prinsip masing-masing individu yang
sudah menjadi keyakinannya dalam mengambil keputusan.

- Menurut kamus Webster, etos didefinisikan sebagai keyakinan yang berfungsi sebagai
panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok, atau sebuah institusi (guiding beliefs of a
person, group or institution).

- Menurut Usman Pelly (1992:12), etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan
kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Dapat
dilihat dari pernyataan di muka bahwa etos kerja mempunyai dasar dari nilai budaya, yang
mana dari nilai budaya itulah yang membentuk etos kerja masing-masing pribadi.

- Etos kerja dapat diartikan sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini
oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai baik dan benar yang diwujud nyatakan
melalui perilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003,2).

- Menurut Toto Tasmara, (2002) Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya
mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan
antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin
dengan baik. Etos kerja berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:

a. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik waktu,
kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.

b. Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting
guna efesien dan efektivitas bekerja.

c. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan


merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan kesungguhan.

d. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros, sehingga
bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.

e. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan tidak
mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.

4
Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan
individu sebagai seorang pengusaha atau manajer. Menurut A. Tabrani Rusyan, (1989) fungsi
etos kerja adalah:

(a) pendorang timbulnya perbuatan

(b) penggairah dalam aktivitas

(c) penggerak, seperti: mesin bagi mobil, maka besar kecilnya motivasi yang akan
menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.

2.3 Definisi Dan Pengertian Kewirausahaan/ Entrepreneurship


Kata Entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang selalu membawa perubahan, inovasi, ide-
ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang yang mempunyai dan membawa sumber
daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu
melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang lebih besar dari pada nilai yang sebelumnya.
Sedangkan aktifitas atau kegiatan dalam menjalankan suatu usaha atau berwirausaha disebut
Entrepreneurial. Menurut PETER F. DRUCKER Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan menurut ZIMMERER Kewirausahaan
merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Seorang Entrepreneur melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia entrepreneur didefinisikan: "Sebagai orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta memasarkannya. "Jadi seorang
entrepreneur harus memiliki kemampuan untuk berfikir kreatif serta imajinatif ketika ada sebuah
peluang usaha dan bisnis baru. Namun disamping itu seorang entrepreneur harus dapat
memberdayakan dirinya untuk kebaikan sekitarnya, bukan orang yang memanfaatkan sekitarnya
untuk kepentingan dirinya.

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

5
- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki
inisiatif.

- Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.

- Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.

- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.

- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

2.4 Etos Kerja Dalam Kewirausahaan

Etos kerja dalam kewirausahaan adalah suatu aktivitas mental yang menggerakkan para
wirausahawan untuk menghadapi suatu pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan mereka dengan
standar tertentu seperti, target kerja, disiplin waktu, disiplin kerja serta semangat dan kepercayaan
yang tinggi untuk mencapai hasil yang maksimal dalam berwirausaha. Menjadi seorang
wirausahawan yang baik dan berhasil tentu tidak mudah. Diperlukan kerja keras, keteguhan hati,
ketekunan, dan sikap-sikap lainnya yang lahir dari etos kerja yang tertanam dalam diri seseorang.

Etos kerja seorang wirausahawan meliputi pandangannya mengenai makna bekerja dalam
kehidupan, karakter orang yang sukses, serta langkah-langkah seseorang dalam menjalani
kesibukan menjadi wirausahawan. Bagi seorang wirausahawan, bekerja tidak sekedar bekerja akan
tetapi memiliki makna yaitu rasa kebersamaan dan saling memberi antar sesama manusia, memiliki
fungsi sosial, sebagai penentu status seseorang di masyarakat, serta bersifat pribadi. Untuk meraih
kesuksesan usaha diperlukan karakter-karakter seperti berkepribadian unggul, memiliki vak atau
keahlian tertentu, bersedia dan mau untuk terus belajar dan bekerja keras, kaya baik secara mental,
material, dan spiritual, serta mampu mengenali, mengetahui, serta memperhatikan hambatan-
hambatan yang ada dan mungkin akan muncul. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses ada
beberapa langkah atau tingkatan yang harus dijalani yaitu dimulai dari bekerja dengan orang lain
untuk mendapatkan upah, menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja untuk meraih prestasi atau
keuntungan, terus menyibukkan diri dan bekerja sama dengan orang lain untuk meningkatkan
keuntungan, menciptakan lapangan kerja, serta tidak lupa memberikan sumbangan untuk
lingkungan, bisa dalam bentuk harta, berbagi pengalaman, dan lain sebagainya.

6
2.5 Cara Menumbuhkan Etos Kerja
Cara menumbuhkan etos kerja sebagai berikut :

1. Menumbuhkan sikap optimis :

- Mengembangkan semangat dalam diri

- Peliharalah sikap optimis yang telah dipunyai

- Motivasi diri untuk bekerja lebih maju

2. Jadilah diri anda sendiri :

- Lepaskan impian

- Raihlah cita-cita yang anda harapkan

3. Keberanian untuk memulai :

- Jangan buang waktu dengan bermimpi

- Jangan takut untuk gagal

- Merubah kegagalan menjadi sukses

4. Kerja dan waktu :

- Menghargai waktu (tidak akan pernah ada ulangan waktu)

- Jangan cepat merasa puas

5. Kosentrasikan diri pada pekerjaan :

- Latihan berkonsentrasi

- Perlunya beristirahat

2.6 Aspek
Menurut Petty (1993), etos kerja sendiri mencakup tiga aspek atau karakteristik. Berikut ini
adalah aspek-aspek dalam etos kerja, diantaranya ialah:

7
a. Keahlian interpersonal

Keahlian interpersonal ialah aspek yang berhubungan dengan hubungan kerja


dengan orang lain atau menjelaskan bagaimana pekerja berhubungan dengan pekerja lain di
lingkungan kerjanya. Keahlian interpersonal ini mencakup kebiasaan, sikap, cara,
penampilan serta perilaku yang ada pada individu saat berada disekitar orang lain juga
mempengaruhi bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan orang lain. Beberapa hal
yang digunakan untuk mengetahui keahlian interpersonal seorang pekerja adalah mencakup
karakteristik pribadi yang dapat memfasilitasi terbentuknya hubungan interpersonal yang
baik serta dapat memberikan kontribusi dalam kinerja kerja seseorang. Menurut Petty
(1993), ada 17 sifat yang bisa menggambarkan keahlian interpersonal seorang pekerja yaitu
sopan, loyal, kerja keras, bersahabat, gembira, perhatian, menyenangkan, kerjasama, sabar,
menolong, disenangi, tekun, rapi, apresiatif, rendah hati, emosi yang stabil, dan berkemauan
keras.

b. Inisiatif

Inisiatif ialah karakteristik yang mampu menjembatani seseorang agar terdorong


untuk lebih meningkatkan kinerjanya serta tidak langsung merasa puas dengan kinerjanya
yang biasa. Aspek ini sangat sering dihubungkan dengan situasi di lingkungan kerja yang
tidak lancar. Hal-hal seperti penundaan pekerjaan, hasil kerja yang kurang, kehilangan
kesempatan sebab tidak dimanfaatkan dengan baik serta kehilangan pekerjaan, bisa muncul
apabila individu tidak memiliki inisiatif dalam bekerja. Menurut Petty ada 16 sifat yang
mampu menggambarkan inisiatif seorang pekerja yaitu cerdik, produktif, akurat, teliti,
memliki ide, berinisiatif, ambisius, efisien, mandiri, efektif, antusias, gigih, dedikasi, daya
tahan kerja, akurat, teliti, mandiri, mampu beradaptasi, dan teratur.

c. Dapat diandalkan

Dapat diandalkan merupakan aspek yang berkaitan dengan adanya harapan


terhadap hasil kerja seorang pekerja serta merupakan suatu perjanjian implisit pekerja
untuk melaksanakan beberapa fungsi dalam kerja. Seorang pekerja diharapkan mampu
memuaskan harapan paling rendah perusahaan, tanpa perlu terlalu berlebihan seperti
melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya. Aspek ini ialah salah satu hal yang sangat
diinginkan oleh pihak perusahaan terhadap pekerjanya. Paling tidak ada 7 hal yang mampu
menggambarkan seorang pekerja yang dapat diandalkan menurut Petty, yaitu mengikuti
petunjuk, mematuhi peraturan, jujur, dapat diandalkan, dapat dipercaya, berhati-hati, dan
tepat waktu.

8
d. Kecerdasan.

Aspek kecerdasan yang perlu dibina dalam diri, untuk meningkatkan etos kerja adalah :

1. Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaanya.

2. Semangat : keinginan untuk bekerja.

3. Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam bekerja.

4. Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan (janji dalam bekerja).

5. Inisiatif : usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja.

6. Produktif : banyak menghasilkan sesuatu bagi perusahaan.

7. Peningkatan : proses, cara atau perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan dan


sebagainya dalam bekerja.

8. Wawasan : konsepsi atau cara pandang tentang bekerja.(Siregar, 2000, p.24)

2.7 Etos kerja dikalangan wirausaha


A. Makna Bekerja Dalam Kehidupan Manusia :

1) Kebersamaan atau memberi secara timbal balik


2) Mengandung fungsi sosial
3) Sumber status atau jenjang dalam masyarakat
4) Bersifat pribadi

B. Tipe orang yang berhasil pengejar sukses :

1) Mengenal diri sendiri


2) Mempunyai keahlian khusus atau vak tertentu.
3) Kemauan dan kesediaan untuk belajar terus dan bekerja keras.
4) Memiliki kekayaan berupa kekayaan mental, spiritual dan material
5) Mengetahui dan memperhatikan hambatan yang ada dan yang mungkin terjadi
6) Memiliki kepribadian unggul.

9
C. Tangga kesibukan wirausaha

1) Mengabdi dan bekerja kepada orang lain untuk medapat imbalan


2) Menciptakan kesibukan sendiri untuk memperoleh prestasi atau keuntungan
3) Bekerjasama dan memperbanyak kesibukan untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar
4) Menciptakan kesibukan lapangan kerja bagi orang lain
5) Memberikan sumbangan untuk memajukan lingkungannya.

D. Secara garis besar tangga kesibukan/usaha meliputi :

1) Kerja pada orang lain atau badan lain dalam arti mencari uang (nafkah).
2) Mencari kerja, bagi mereka yang sekalipun sudah mampu mencari uang untuk sekedar
nafkahnya masih memerlukan pekerjaan lain sebagai hasil tambahan.
3) Berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dalam arti menciptkan kesibukan sendiri dengan
tidak menggantungkan nafkah pada orang lain. Dalam hal ini memasauki tahap mencari
untung dan bukan sekedar mencarinafkahnya pada orang lain. Dalam hal ini orang
memasuki tahap mencari untung dan bukan sekedar mencari nafkah.
4) Berdikari dalam kerjasama atau kerjasama tetapi berdikari. Dalam hal ini orang mulai
menyadari bahwa keuntungan akan lebih besar bilamana diusahakan dengan suatu
kerjasama. Sehubungan dengan hal ini orang tidak lagi sekadar mencari untung , tetapi
mencari kesibukan karena sadar semakin sibuk semakin besar pula penghasilan. Itulah
sebabnya orang bersedia sibuk 12 jam sehari.
5) Kesibukan yang semakin meningkat membawa orang menjadi lebih mungkin untuk ikut
berkontribusi dalam memajukan lingkungan

E. Jiwa semangat wirausaha :

1) Pengambilan inisiatif
2) Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan siatuasi pada perhitungan praktis.
3) Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.
4) Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian timbul
pengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward yang berupa
keuangan dan kepuasaan serta kemandirian personal.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
Etos berasal dari bahasa Yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh
kelompok bahkan masyarakat . Dalam kamus besar bahasaIndonesia etos kerja adalah semangat
kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinanseseorang atau suatu kelompok.Etos kerja sangat
berpengaruh pada keberhasilan seseorang. Demikian jugakesuksesan dalam pendidikan. Dengan
etos kerja yang tinggi diharapkan seseorang menjadi cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab,
terutama pada dirinya sendiri.

Etos juga adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah dalam pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan diluar dirinya. Dari keterangan
diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata etos berarti watak atau karakter seorang individu
atau kelompok manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang
tinggi guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.

DAFTAR PUSTAKA
Mitha Arin Pratiwi. 2016. Etos kerja Wirausaha. Dari
http://mithaarinpratiwi.blogspot/2016/06/etos-kerja-wirausaha.html

Definisi Menurut Para Ahli. Pengertian Etos Kerja Dalam Kewirausahaan. Dari
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-etos-kerja-dalam-kewirausahaan/

Iwansut. Diunggah Pada Sep 20, 2014. Dari https://id.scribd.com/doc/240375856/ETOS-KERJA-


DALAM-WIRAUSAHA-docx

Buah Pikiran. Dari https://b-pikiran.cekkembali.com/etos-kerja/

11

Anda mungkin juga menyukai