Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

OLEH

NAMA : Archelin Brand

NIM : 2123745954

KELAS : D3 ADMINISTRASI BISNIS 1C

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karuniaNya yang begitu besar, Penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan
harapan dan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita, dalam membuat
makalah ini dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Penulis berusaha mencari
sumber data informasi dari berbagai informasi saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna itu penulis berharap akan ada masukan-
masukan yang membangun, sehingga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semua

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kewirausahaan ............................................................................................... 2
B. Pengertian Kewirausahaan............................................................................................2
C. Tujuan Kewirausahaan ............................................................................................... 5
D. Manfaat Kewirausahaan ............................................................................................ 5
E. Sifat Kewirausahaan.....................................................................................................7
F. Proses Kewirausahaan..................................................................................................9
G. Ruang Lingkup Kewirausahaan ................................................................................ 12
H. Karakteristik Wirausaha ........................................................................................... 13
I. Jenis-Jenis Wirausaha.................................................................................................17
J. Sebab-sebab Keberhasilan dalam Berwirausaha ...................................................... 20
K. Sebab-sebab Kegagalan dalam Berwirausaha............................................................21
L. Peran Wirausaha dalam Perekonomian......................................................................23
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu
yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber
keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya
dengan cara-cara baru dan berbeda.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan
jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan?
2. Apa sajakah tujuan dari kewirausahaan?
3. Apa sajakah manfaat melakukan kewirausahaan?
4. Apa sajakah ruang lingkup dalam kewirausahaan?
5. Bagaimanakah karakteristik seorang wirausaha?
6. Apa sajakah penyebab terjadinya keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kewirausahaan.
2. Mengetahui tujuan kewirausahaan.
3. Mengetahui manfaat kewirausahaan.
4. Mengetahui ruang lingkup dalam kewirausahaan.
5. Mengetahui karakteristik seorang wairausaha.
6. Mengetahui penyebab terjadinya keberhasilan dan kegagalan dalam berwirausaha.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kewirausahaan

Istilah entrepreneur dalam bahasa Inggris diserap dari bahasa Prancis. Kata tersebut


pertama kali muncul dalam kamus Perancis berjudul Dictionnaire Universel de
Commerce yang disusun oleh Jacques des Bruslons dan diterbitkan pada tahun 1723. Kata
entrepreneur dalam Bahasa Prancis berasal dari kata entre yang berarti antara
dan prendre yang berarti mengambil.  Saat itu, istilah ini digunakan pada orang-orang yang
membawa sesuatu di dalam perjalanan mereka melewati sesuatu yang berisiko. Pada jaman
tersebut istilah adventurer "petualang" digunakan untuk merujuk pada hal yang sama. Studi
tentang kewirausahaan dimulai sejak akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18
oleh ekonom Irlandia-Prancis Richard Cantillon. Studi ini merupakan salah satu
dasar ekonomi klasik. Cantillon mendefinisikan istilah wirausaha pertama kali dalam
karyanya Essai sur la Nature du Commerce en Général yang terbit tahun 1755, sebuah buku
yang dianggap oleh William Stanley Jevons sebagai "tempat lahir ekonomi politik".

Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia
baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer Pendidikan kewirausahaan mulai
dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak
1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

B. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. ‘Wira’ berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan
amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,

1
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha/kegiatan sendiri
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada
sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Pengertian Kewirausahaan meurut para Ahli :
1. Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan sebagai pekerjaan itu sendiri (wirausaha). Seorang pengusaha membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
beresiko atau ketidakpastian
2. Thomas W. Zimmerer
Kewirausahaan adalah penerapan inovasi dan kreativitas untuk memecahkan masalah
dan memanfaatkan peluang yang orang lain hadapi setiap hari.
3. Norman M. Scarborough & Thomas W. Zimmerer
Kewirausahaan adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko
keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan
pribadinya.
Dalam menjalankan ataupun menciptakan suatu usaha, seorang wirausahawan wajib
memiliki bekal pengetahuan yang cukup, agar usaha yang dijalankannya berjalan
lancar, dan mampu mengatasi permasalahan yang muncul pada saat usaha ini berjalan.
Di masa pandemi ini, sangat dibutuhkan cara berpikir yang strategis. Pola berpikir
seperti ini diperlukan, agar seorang wirausahawan mampu beradaptasi dengan kondisi-

1
kondisi yang muncul akibat wabah Covid-19 ini. Salah satu bekal yang harus dimiliki
seorang wirausaha adalah konsep dasar mengenai kewirausahaan.
Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah seseorang
yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu
kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya dan juga
dilekatkan padaorang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah
proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha
keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko
social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki oleh
seorang wirausahawan yakni: 
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan
nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata
namun juga audiens yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan.
Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan
mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang mungkin
terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi
atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reward berupa
uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.
C. Tujuan Kewirausahaan
Dalam memainkan usaha, ketika seorang wirausahawan membuat perencanaan, pasti
memiliki tujuan. Besar ataupun kecil, kegiatan kewirausahaan ini berdampak pada
kehidupan. Untuk lebih jelasnya, yuk simak beberapa tujuan kewirausahaan.
1. Mendukung munculnya Usaha-usaha kecil
Suatu kegiatan kewirausahaan yang muncul, pasti melibatkan banyak orang untuk
mendukung berjalannya suatu usaha. Keterlibatan sumber daya manusia ini, boleh
diakui secara langsung atau tidak, akan membentuk karakter-karakter baru sebagai
pelaku usaha. Di masa pandemi ini, banyak sektor ekonomi berhenti, akibatnya
banyak sumber daya manusia kehilangan sumber pendapatan. Saat ini, yang
dibutuhkan adalah sebuah kegiatan kewirausahaan yang berpihak pada ekonomi

1
kerakyatan. Jika kegiatan ekonomi kerakyatan ini didukung penuh, maka lapangan
pekerjaan baru akan terbuka, dan perekonomian masyarakat juga terbantu.
2. Kesejahteraan Masyarakat Terangkat
Lesunya perekonomian akibat pandemi, berakibat pada meningkatnya angka
kemiskinan dalam masyarakat. Namun masih adanya beberapa kegiatan ekonomi
yang berjalan, diharapkan mampu memberikan sokongan bagi perekonomian
nasional. Dengan berbekal konsep kewirausahaan yang kuat, maka inovasi baru akan
muncul, dengan demikian, ruang-ruang usaha baru akan muncul, sehingga menekan
angka pengangguran.
3. Menumbuhkan Semangat Berinovasi
Ketika seseorang dalam kondisi suatu tekanan tertentu, kadangkala akan memicu
semangat berpikir yang berbeda dengan sebelumnya. Tidak jarang, inovasi-inovasi
baru akan muncul dari kondisi yang semacam ini. Maka, jika dimaknai dengang
sikap yang positif, pandemi ini juga memiliki peran, membentuk pribadi seseorang
untuk maju. Dalam kewirausahaan juga kita harus memiliki jiwa semangat, mau serta
mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit dan juga penuh resiko, dan
mengandalkan kemampuan sendiri dalam mengambil keputusan yang tepat. Melalui
buku berjudul Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan oleh Rachmat Hidayat, Grameds
akan diajarkan berbagai cara agar semangat dalam diri tersebut tidak padam.

D. Manfaat Kewirausahaan
Manfaat kewirausahaan dapat dirasakan oleh diri sendiri maupun orang lain. Kewirausahaan
merujuk kepada kemampuan, perilaku, sikap serta semangat seseorang dalam menangani
usaha atau bisnis yang didirikan sendiri. Tujuan dari kewirausahaan tersebut tak lain adalah
untuk menciptakan sesuatu yang baru, meningkatkan efisiensi, memberikan pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan, serta memperoleh manfaat yang lebih besar.

Oleh karena itu setiap orang diharapkan memiliki pemahaman kewirausahaan dengan baik
sejak usia muda. Kewirausahaan dapat memberikan dampak yang positif di kehidupan pada
masa mendatang. Terutama dalam bidang perekonomian yang tentunya membutuhkan
masyarakat dengan jiwa kewirausahaan yang tinggi supaya dapat menciptakan kehidupan
yang lebih baik. Selain itu manfaat lainnya dari kegiatan kewirausahaan dalam bidang
perekonomian adalah sebagai berikut.

1
1. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Penerapan konsep kewirausahaan dalam membangun bisnis atau usaha mandiri dapat
membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Meliputi pelaku wirausaha itu sendiri
serta orang lain yang berada di sekitar mereka. Kewirausahaan mendorong masyarakat
untuk secara mandiri menjawab semua masalah yang ada di sekitarnya dengan berpikir
kreatif tanpa harus menunggu tindakan dari pemerintah. Dengan begitu secara langsung
masyarakat juga meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha atau bisnis yang
dikembangkannya.
2. Meningkatkan Pendapatan Nasional
Inovasi termasuk hakekat penting dalam konsep kewirausahaan. Adanya inovasi dari
pelaku wirausaha dapat meningkatkan jumlah permintaan terhadap suatu produk.
Tingginya permintaan, maka jumlah produksi pun semakin naik. Inilah yang kemudian
akan tercatat dalam pendapatan nasional. Di dalam pendapatan nasional tercatat nilai
output akhir dari semua produk yang baru diproduksi dalam satu tahun. Dengan adanya
peningkatan jumlah produksi, maka pendapatan nasional negara juga akan ikut
meningkat. Dari sinilah dapat diukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam satu tahun.
3. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Kewirausahaan juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk
masyarakat Indonesia. Dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru, masyarakat
memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan. Dampaknya, taraf
hidup masyarakat pun meningkat sehingga perekonomian negara menjadi lebih baik. 
4. Mengurangi Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Kesenjangan ekonomi dan sosial tidak hanya mengacu pada meningkatnya jumlah
kemiskinan. Melainkan juga salah satunya dikarenakan kurangnya penyediaan lapangan
kerja. Masyarakat terbiasa menunggu hadirnya lowongan pekerjaan baru sesuai dengan
kualifikasi yang mereka miliki. Padahal masyarakat bisa menerapkan konsep
kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja sendiri.
Oleh karena itulah kewirausahaan sangat penting untuk dimiliki dan dipahami oleh
setiap orang. Kewirausahaan mendorong seseorang untuk menciptakan sesuatu yang
baru dari ide-ide kreatif dan inovasi untuk menyelesaikan masalah yang ada. Orang-
orang dengan pemahaman kewirausahaan yang baik akan melihat risiko sebagai peluang.

1
Sehingga kewirausahaan dapat menjadi salah satu cara untuk menanggulangi
kesenjangan ekonomi dan sosial.
Namun dalam hal ini masyarakat juga kerap kali mengalami kendala keuangan dalam
membangun dan mengembangkan usahanya. Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan
mengajukan pinjaman usaha di Investree. Dengan adanya pinjaman modal tersebut,
pelaku kewirausahaan akan lebih dipermudah dalam mengembangkan usahanya.
5. Mengubah dan Meremajakan Pasar
Kewirausahaan juga bermanfaat dalam mengubah serta meremajakan pasar. Ide-ide
kreatif pelaku usaha dapat melahirkan produk yang baru dan berbeda sehingga dapat
menciptakan pasar yang sebelumnya tidak mendapat perhatian dari pengusaha lainnya.
Inovasi juga dapat meremajakan pasar dengan menciptakan persaingan bisnis yang sehat
dimana para pengusaha berlomba-lomba menciptakan produk yang lebih baik dengan
memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya.

E. Sifat Kewirausahaan
Dalam usaha, pasti ada pasang dan surut, ada sukses dan gagal. Agar sebuah usaha dapat
bertahan, bahkan berkembang, dan berdampak, maka seorang wirausahawan harus
mempunyai sifat kewirausahaan baik. Seorang ahli ekonomi bernama McClelland
menyebutkan bahwa, seorang wirausahawan idealnya mempunyai sifat dan karakteristik
sebagai berikut:
1. Keinginan untuk berprestasi
Keinginan untuk berprestasi merupakan suatu sifat yang bersumber dari dalam diri
seorang wirausahawan, yang muncul karena adanya keinginan serta dorongan untuk
berdaya dalam mencapai tujuan. Seorang wirausahawan harus memiliki insting bisnis
yang strategis, mampu menghasilkan keuntungan yang besar dan cepat..
2. Keinginan untuk bertanggung jawab
Rasa tanggung jawab yang tinggi, menjadi hal penting yang harus dimiliki ketika
menjalankan kegiatan kewirausahaan.Sebuah komitmen terhadap suatu keputusan
yang diambil, ketika seorang wirausahawan membangun usaha, atau memutuskan
untuk menjadi wirausahawan, harus dijalankan penuh tanggung jawab
.Pertanggungjawaban ini berlaku untuk semua hal yang berkaitan dengan berjalannya
suatu usaha, seperti tanggung jawab terhadap usaha yang sudah dibangun, tanggung

1
jawab terhadap sumber daya yang ada,serta tanggung jawab terhadap pengelolaan
hasil usahanya.
3. Prarasa terhadap risiko-risiko menengah
Dalam kegiatan kewirausahaan, pasti memiliki berbagai capaian atau tujuan yang
ingin diraih.Proses untuk mencapainya, diperlukan tahapan-tahapan perencanaan kerja
yang matang. Perencanaan ini disusun sebagai suatu strategi untuk menghadapi segala
kendala yang muncul ketika usaha tersebut berjalan. Dalam menyusun rencana kerja,
harus dapat diantisipasi pula resiko-resiko yang akan muncul, serta analisis terhadap
penyebab kegagalan usaha, atau tidak berkembangnya usaha.
4. Pemahaman terhadap sebuah keberhasilan
Ketika merumuskan tujuan kewirausahaan, pastinya harus diikuti dengan sebuah
keyakinan.Keyakinan inilah yang menjadi semangat seorang wirausahawan merasa
mampu mencapai target yang sudah direncanakan. Sebuah kepercayaan diri dan
keyakinan bahwa apa yang telah diproduksi ini merupakan sebuah produk yang
berkualitas dan dapat diterima oleh masyarakat.
5. Rangsangan oleh umpan balik
Dalam perjalanan suatu usaha, masukan dari berbagai pihak, sangatlah diperlukan.
Masukan tersebut berupa umpan balik, sebagai sebuah penilaian terhadap suatu
produk yang dihasilkan. Penilaian ini bisa bermacam-macam, sesuai dengan apa yang
dirasakan oleh pelanggan. Jika umpan balik ini berupa penilaian yang baik, maka
wirausahawan dapat mempertahankan, atau bahkan meningkatkan kualitas dari
produk yang dihasilkan. Begitu juga, jika yang muncul adalah penilaian negatif, maka
dengan cepat, sebagai seorang wirausahawan, wajib mengevaluasi diri dan
memperbaikinya, agar sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan selera pelanggan.
6. Aktivitas energik
Seorang wirausahawan harus memiliki semangat yang tinggi. Hal ini dibutuhkan
untuk menunjang segala proses aktivitas usaha yang telah dibangun.
7. Orientasi ke masa depan
Dalam merencanakan sebuah usaha, diharapkan tidak hanya untuk jangka pendek,
tetapi harus berorientasi jauh ke depan, bukan hanya masalah waktu, tetapi juga
kecenderungan terhadap inovasi, juga kecenderungan yang sedang dibutuhkan oleh
masyarakat pada masa pandemi ini.Wawasan untuk mampu merespon peristiwa-
peristiwa yang muncul, juga harus dimiliki oleh wirausahawan.

1
8. Keterampilan dalam pengorganisasian
Adanya sistem organisasi dalam perusahaan, merupakan hal yang sangat penting.
Seorang wirausahawan diharapkan memiliki keterampilan dalam pengorganisasian
perusahaan. Meski tanpa adanya karyawan di awal. Namun dalam perkembangannya,
sebuah usaha pasti akan membutuhkan karyawan sebagai pendukung usaha ini.
Pengorganisasian dalam perusahaan berfungsi sebagai sarana percepatan dalam
mencapai target, selain itu organisasi juga mempermudah koordinasi antar unit,
pembagian tugas dan wewenang, serta memperkecil resiko konflik internal dalam
tubuh perusahaan.
9. Sikap terhadap uang
Salah satu tolak ukur keberhasilan dalam menjalankan usaha, adalah mendapat laba
bersih yang besar. Berarti, seorang wirausahawan harus menggunakan cara-cara yang
baik dan benar untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun yang tidak
boleh dilupakan, adalah pengelolaan keuntungan ini, pastinya adalah uang.
Keuntungan atas hasil usaha, hendaknya dikelola dengan baik. Jangan sampai,Tidak
dipungkiri bahwa keuntungan yang lebih adalah keinginan dari setiap wirausahawan.
Tetapi perlu diperhatikan juga dalam pengelolaan terhadap uang. Jangan sampai
keuntungan yang telah didapatkan disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Demikian adalah sifat sifat kewirausahaan yang tentunya bisa menunjang
keberhasilan Anda dalam menjalankan suatu usaha. Dalam perkembangannya, jenis-
jenis kewirausahaan muncul, untuk menjawab kebutuhan serta kondisi yang ada saat
ini. Setiap wirausahawan memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, maka kita
perlu menggali wawasan lagi mengenai jenis-jenis usaha yang cocok dengan sifat dan
karakteristik masing-masing wirausahawan.

F. Proses Kewirausahaan
Carol Moore yang mempelajari tentang bagaimana perilaku wirausahawan membuat
suatu model mengenai bagaimana proses berpikir mereka. Studi ini kemudian
dikembangkan oleh Bygrave dan dikenal sebagai proses kewirausahaan. Proses
kewirausahaan tersusun atas tiga fase, yakni : innovation, implementation, dan growth. 
Keempat langkah tersebut dipengaruhi oleh faktor dan lingkungan yang saling
mempengaruhi setiap langkahnya.  Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:
faktor pribadi, dan faktor lingkungan.

1
1. Innovation

Pada fase ini wirausahawan akan mencari ide dan menyeleksi ide. Untuk itu, hal yang
diharapkan oleh wirausahawan adalah menemukan ide sebanyak mungkin dan membuat
alat untuk menyaring ide-ide tersebut. Faktor yang mempengaruhi hal ini adalah faktor
pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi yang muncul antara lain: kreativitas,
toleransi terhadap ide yang ambigu, dan aktif mencari informasi.

Kreativitas merupakan sifat yang dekat dengan penemuan. Besar ide inovatif yang
dihasilkan oleh wirausahawan dapat dilihat dari seberapa kreatif wirausahawan tersebut.
Toleransi terhadap ide yang ambigu mempengaruhi bagaimana wirausahawan menyaring
ide. Sementara itu, untuk membentuk alat yang bisa menyaring ide-ide tersebut,
dibutuhkan kemampuan mencari informasi yang aktif. Semakin banyak infomasi yang
didapat, semakin baik wirausahawan dalam menyaring ide mereka.

Di sisi lain, lingkungan juga dapat mempengaruhi fase ini. Wirausahawan bisa jadi
mendasarkan inovasinya pada responnya terhadap lingkungan. Drucker (dalam Moore,
1986) menyatakan bahwa terdapat tujuh tipe respon yang mendasari adanya inovasi,
yakni:

1. kegagalan/ atau keberhasilan yang tiba-tiba dibandingkan kejadian biasa,


2. ketidakselarasan antara cara berpikir wirausahawan dengan lingkungannya,
3. kebutuhan atas cara yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu,
4. perubahan yang tiba-tiba di dunia industri atau pasar,
5. perubahan demografis,
6. perubahan persepsi, nilai, dan atau norma di lingkungan, atau
7. pengembangan ilmu dan atau pengetahuan baru.

Selain itu, motivasi wirauahawan juga didorong oleh bagaimana lingkungan


memperlakukannya, seperti: penghargaan, keragaman pilihan profesi, tekanan,
pengawasan, situasi, bantuan, dan lain sebagainya. Tingginya dukungan dan bantuan
bagi wirausahawan mendorong tumbuhnya kreativitas yang berperan besar dalam fase
awal kewirausahaan.

1
2. Implementation

Dalam fase ini, wirausahawan melakukan beberapa hal, yakni:

a. Mengenali barang baru


b. Mengenali metode produksi yang baru
c. Membuka pasar baru
d. Membuka sumber pasokan baru
e. Reorganisasi industri

Fase ini ditentukan oleh komitmen wirausahawan. Faktor personal seperti sifat berani
mengambil resiko dan tingkat kepuasan terhadap bagaimana ia bekerja. Fase ini juga
dipengaruhi oleh karakteristik fase sebelumnya. Kesempurnaan ide, organ usaha, dan rekan
kerja mempengaruhi keberhasilan wirausahawan dalam mengimplementasikan ide. Ide yang
masih baru dan belum pernah didengar akan lebih susah diimplementasikan dibandingkan ide
yang familiar. 

Selain itu, faktor lingkungan mempengaruhi bagaimana implementasi ini terjadi. Copper
(dalam Moore, 1986) menyatakan bahwa wirausaha akan lebih banyak muncul pada saat
industri bertumbuh dengan cepat, adanya kesempatan untuk segmentasi, dan modal investasi
rendah. Beberapa firma yang berada di daerah dengan tingkat wirausaha tinggi akan lebih
mudah mendorong orang untuk meluncurkan ide bisnisnya. 

3. Growth

Fase terakhir dari proses kewirausahaan adaah pengembangan. Pada fase ini
wirausahawan dianggap telah berhasil membutuhkan kemampuan menejerial untuk bisa
memandu pertumbuhan usaha.

Faktor personal yang mempengaruhi fase ini antara lain pendidikan dan dan pengalaman
dan kemampuan menejerial. Vesper (dalam Moore 1986) meyatakan bahwa semakin tinggi
pengalaman yang dimiliki, semakin besar pula kemampuan wirausahawan dalam mengenali
permasalahan awal dan menyelesaikannya sebelum masalah tersebut mempengaruhi jalannya
usaha. Selain itu, faktor lain seperti efektifitas, struktur, iklim, dan respon lingkungan
terhadap usaha mempengaruhi fase ini.

1
G. Ruang Lingkup Kewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang lingkup
kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup
kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
1. Lapangan agraris
a) Pertanian
b) Perkebunan dan kehutanan 
2. Lapangan perikanan
a) Pemeliharaan ikan
b) Penetasan ikan
c) Makanan ikan
d) Pengangkutan ikan
3. Lapangan peternakan
a) Bangsa burung atau unggas
b) Bangsa binatang menyusui
4. Lapangan perindustrian dan kerajinan
a) Industri besar
b) Industri menengah
c) Industri kecil
d) Pengrajin
 Pengolahan hasil pertanian
 Pengolahan hasil perkebunan
 Pengolahan hasil perikanan
 Pengolahan hasil peternakan
 Pengolahan hasil kehutanan 
5. Lapangan pertambangan dan energi
6. Lapangan perdagangan
a) Sebagai pedagang besar
b) Sebagai pedagang menengah
c) Sebagai pedagang kecil
7. Lapangan pemberi jasa
a) Sebagai pedagang perantara
b) Sebagai pemberi kredit atau perbankan

1
c) Sebagai pengusaha angkutan
d) Sebagai pengusaha hotel dan restoran

H. Karakteristik Wirausaha
Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh
seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan
sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut
dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan
watak kewirausahaan seperti berikut :
No Ciri-Ciri Watak
Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan
1 Percaya diri
optimisme.
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba,
Berorientasikan tugas memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad
2
dan hasil yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki
inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka
3 Pengambil resiko
pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan
4 Kepemimpinan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang
membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta
5 Keorisinilan
bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Berorientasi ke masa Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang
6
depan berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan
7 Jujur dan tekun
kerja.

Pendapat lain  M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993;6-7)


mengemukakan delapan karakteristik yang meliputi:
1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

1
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi
masa depan yang lebih baik.
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan
nilai tambah.
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.
Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup Professionals,
menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap membantunya untuk
sukses. Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut untuk mengatasi setiap
tantangan.
Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti dilansir
Young Entrepreneur:
1. Pembangun
Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam sebuah
permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini selalu
melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter
wirausaha pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam,
perhitungan, dan penentu arah.
2. Oportunis
Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri pengusaha. Bagian
dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat yang tepat dengan
waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk mencetak uang
sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat kesepakatan cepat
dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan memanfaatkan
momentum atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga,
Anda mungkin termasuk dalam karakteristik oportunis.
3. Spesialis 
Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30 tahun,
membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis akan
menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis
pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer
grafis.
4. Inovator
Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat
laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep,

1
hingga produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar
karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan.
Selalu memikirkan produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.
sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari,
sebagai berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan,
sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan,
adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih
keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azaz.
Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang
tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap
konsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan

1
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran
mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran
mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang
dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan
produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya
dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang
berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-
gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun
waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru
dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan
harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan
yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan
keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi
terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

1
I. Jenis Jenis Wirausaha
Meskipun kewirausahaan adalah proses keseluruhan untuk mengembangkan,
meluncurkan, dan menjalankan bisnis, ada banyak jenis kewirausahaan yang berbeda. Orang-
orang memiliki aspirasi dan visi yang berbeda-beda untuk jenis bisnis yang ingin mereka
ciptakan.
Setiap orang menjalankan bisnis mereka berdasarkan kepribadian, keterampilan, dan
karakteristik mereka sendiri. Beberapa orang berpikir bahwa dengan kerja keras mereka dapat
menemukan kesuksesan, sementara yang lain mungkin menggunakan modal untuk membantu
mereka mencapainya. Bagi beberapa pengusaha, keuntungan kurang penting daripada
menyediakan barang sosial.
Meskipun setiap jenis wirausahawan mengalami tantangan yang sama, mereka mungkin
memilih untuk mengatasinya secara berbeda. Setiap tipe wirausahawan melihat tantangan
dengan cara yang unik dan memiliki sumber daya yang berbeda untuk mengatasinya.
Berikut adalah Jenis-jenis wirausaha :
1. Kewirausahaan Usaha Kecil
Mayoritas bisnis adalah bisnis kecil. Orang-orang yang tertarik pada kewirausahaan
bisnis kecil kemungkinan besar akan menghasilkan keuntungan yang mendukung
keluarga mereka dan gaya hidup sederhana. Mereka tidak mencari keuntungan skala
besar atau pendanaan ventura.
Kewirausahaan usaha kecil sering terjadi ketika seseorang memiliki dan menjalankan
bisnisnya sendiri. Mereka biasanya mempekerjakan karyawan lokal dan anggota
keluarga. Toko kelontong lokal, penata rambut, butik kecil, konsultan, dan tukang
ledeng adalah bagian dari kategori kewirausahaan ini.
2. Kewirausahaan Perusahaan Besar
Kewirausahaan perusahaan besar adalah ketika sebuah perusahaan memiliki jumlah
siklus hidup yang terbatas. Jenis kewirausahaan ini untuk profesional tingkat lanjut
yang tahu bagaimana mempertahankan inovasi. Mereka sering menjadi bagian dari
tim besar eksekutif tingkat-C.
Perusahaan besar seringkali menciptakan layanan dan produk baru berdasarkan
preferensi konsumen untuk memenuhi permintaan pasar. Kewirausahaan usaha kecil
dapat berubah menjadi wirausaha perusahaan besar ketika perusahaan berkembang
pesat. Ini juga bisa terjadi ketika sebuah perusahaan besar mengakuisisi mereka.

1
Perusahaan seperti Microsoft, Google dan Disney adalah contoh dari jenis
kewirausahaan ini.
3. Kewirausahaan Startup yang Skalabel
Kewirausahaan semacam ini adalah ketika pengusaha percaya bahwa perusahaan
mereka dapat mengubah dunia. Mereka sering menerima dana dari pemodal ventura
dan mempekerjakan karyawan khusus. Startup yang dapat diskalakan mencari hal-hal
yang hilang di pasar dan menciptakan solusi untuk mereka.
Banyak dari jenis bisnis ini dimulai di Silicon Valley dan berfokus pada teknologi.
Mereka mencari ekspansi yang cepat dan pengembalian keuntungan yang besar.
Contoh startup scalable adalah Facebook, Instagram dan Uber.
4. Kewirausahaan Sosial
Seorang wirausahawan yang ingin memecahkan masalah sosial dengan produk dan
jasanya termasuk dalam kategori wirausaha ini. Tujuan utama mereka adalah
membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mereka tidak bekerja untuk
mendapatkan keuntungan besar atau kekayaan. Sebaliknya, jenis pengusaha ini
cenderung memulai organisasi nirlaba atau perusahaan yang mendedikasikan diri
untuk bekerja menuju kebaikan sosial.
5. Kewirausahaan yang Inovatif
Pengusaha inovatif adalah orang-orang yang terus-menerus memunculkan ide-ide dan
penemuan-penemuan baru. Mereka mengambil ide-ide ini dan mengubahnya menjadi
usaha bisnis. Mereka sering bertujuan untuk mengubah cara orang hidup menjadi
lebih baik. Inovator cenderung menjadi orang yang sangat termotivasi dan
bersemangat. Mereka mencari cara untuk membuat produk dan layanan mereka
menonjol dari hal-hal lain di pasar. Orang-orang seperti Steve Jobs dan Bill Gates
adalah contoh wirausahawan inovatif.
6. Kewirasahaan Hustler
Orang-orang yang mau bekerja keras dan berusaha terus-menerus dianggap sebagai
pengusaha hustler. Mereka sering memulai dari yang kecil dan bekerja untuk
mengembangkan bisnis yang lebih besar dengan kerja keras daripada modal.
Aspirasi mereka adalah apa yang memotivasi mereka, dan mereka bersedia
melakukan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka. Mereka tidak mudah
menyerah dan bersedia mengalami tantangan untuk mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Misalnya, seseorang yang hustler rela menelepon banyak orang untuk
melakukan satu penjualan.

1
7. Kewirausahaan Peniru
Peniru adalah pengusaha yang menggunakan ide bisnis orang lain sebagai inspirasi
tetapi bekerja untuk memperbaikinya. Mereka berupaya membuat produk dan layanan
tertentu menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan.
Seorang peniru adalah kombinasi antara seorang inovator dan seorang hustler. Mereka
bersedia untuk memikirkan ide-ide baru dan bekerja keras, namun mereka mulai
dengan meniru orang lain. Orang yang meniru memiliki banyak kepercayaan diri dan
tekad. Mereka dapat belajar dari kesalahan orang lain ketika membuat bisnis mereka
sendiri.
8. Kewirausahaan Peneliti
Peneliti mengambil waktu mereka ketika memulai bisnis mereka sendiri. Mereka
ingin melakukan penelitian sebanyak mungkin sebelum menawarkan produk atau
layanan. Mereka percaya bahwa dengan persiapan dan informasi yang tepat, mereka
memiliki peluang lebih tinggi untuk berhasil.
Seorang peneliti memastikan mereka memahami setiap aspek bisnis mereka dan
memiliki pemahaman mendalam tentang apa yang mereka lakukan. Mereka
cenderung mengandalkan fakta, data, dan logika daripada intuisi mereka. Rencana
bisnis yang terperinci penting bagi mereka dan meminimalkan peluang kegagalan
mereka.
9. Kewirausahaan Pembeli
Pembeli adalah tipe pengusaha yang menggunakan kekayaan mereka untuk bahan
bakar usaha bisnis mereka. Keistimewaan mereka adalah menggunakan kekayaan
mereka untuk membeli bisnis yang menurut mereka akan sukses.
Mereka mengidentifikasi bisnis yang menjanjikan dan mencari untuk
mendapatkannya. Kemudian, mereka membuat perubahan manajemen atau struktural
yang mereka rasa perlu. Tujuan mereka adalah untuk mengembangkan bisnis yang
mereka peroleh dan memperluas keuntungan mereka. Kewirausahaan semacam ini
kurang berisiko karena mereka membeli perusahaan yang sudah mapan.

J. Sebab- sebab Keberhasilan dalam Berwirausaha


7 faktor yang mempengaruhi Keberhasilan wirausaha

1
1) Faktor Modal
Sudah menjadi sebuah rahasia umum apabila modal atau jumlah anggaran yang dimiliki
oleh seorang pebisnis, dapat menjadi faktor pendukung keberhasilan usaha yang tengah
dijalankan. Modal yang terlalu kecil dapat membuat usaha menjadi macet dan sulit
berkembang, meskipun risiko yang harus ditanggung juga lebih minim.
Sedangkan modal besar tentu bisa membuat bernafas lega, karena disini Anda memiliki
peluang besar untuk langsung mengembangkan sayap bisnis. Salah satunya dengan
mendukung promosi besar-besaran melalui iklan online dan offline, endorsement, menjadi
sponsor, dan sebagainya. Karena Anda memiliki modal yang bisa digunakan.
2) Faktor Produk
Sebagai wirausaha, sudah tentu peran Anda disini adalah sebagai seorang produsen yang
membuat produk. Pemilihan produk yang akan diluncurkan ke pasaran juga bisa menjadi
faktor penentu kesuksesan atau kegagalan bisnis Anda. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan
untuk memilih jenis produk yang memang dijamin terus laku dan diminati.
Di samping itu, pertimbangkan juga pemilihan bahan baku yang akan digunakan. Baik
dari segi harga, kualitas, dan ketersediaan. Jangan sampai produksi jadi mampet di tengah
jalan, karena kesulitan mencari bahan baku. Dan ingat juga, bahwa bisnis Anda dikenal
dengan ciri khas bahan yang digunakan, jadi jangan mengecewakan konsumen.
3) Faktor Pasar
Hal tersulit dalam berwirausaha adalah menyesuaikan produk yang dibuat dengan selera
pasar. Mulai dari apakah produk Anda mendapatkan tempat dan peluang menjanjikan saat
diturunkan di pasaran, hingga apakah produk tersebut akan dapat diterima konsumen.
Terlebih untuk produk jenis baru yang belum familiar dengan masyarakat Indonesia.
Sebelum gegabah melakukan produksi besar-besaran, sebaiknya lakukan uji coba produk di
pasar. Jika hasilnya positif, maka lanjutkan. Tapi jika berbanding terbalik dengan ekspektasi,
maka pikirkanlah lagi. Penekanan jumlah produksi akan meminimalisir kerugian akibat
penumpukan produk yang tidak laku di gudang.
4) Faktor Perencanaan
Bussines planning memang salah satu komponen terpenting untuk menentukan
kesuksesan berwirausaha. Tanpa perencaan yang tepat, akurat, dan jelas maka usaha yang
dibangun tidak akan bisa maju. Karena dalam proses perencanaan inilah Anda akan membuat
tujuan usaha beserta visi dan misi-nya.
5) Faktor Manajemen

1
Dalam membangun sebuah bisnis, Anda juga harus memiliki manajemen yang jelas
sehingga sumber daya manusia dapat terorganisir. Ini sangat penting, supaya setiap orang
mengetahui apa peran fungsinya dalam usaha yang sedang Anda rintis. Sehingga tercipta
keselarasan dalam pekerjaan dan SDM menjadi lebih optimal.
6) Faktor Persaingan
Belakangan ini, tingkat pembangunan industri di Indonesia memang menanjak cukup
drastis, dan sialnya adalah bahwa hal tersebut juga diikuti dengan ekspansi pasar bebas atau
kebanjiran produk import dengan harga lebih murah. Sehingga persaingan bisnis juga
menjadi semakin ketat. Oleh sebab itu, maka dianjurkan membuat produk yang inovatif dan
kreatif.
7) Faktor SDM
Pemilihan pekerja atau sumber daya manusia memang memberikan dampak sangat besar
bagi kemajuan sebuah bisnis. Oleh karenanya, maka sangat dianjurkan untuk berhati-hati
melakukan perekrutan. Pastikan hanya para profesional yang menempati bidang yang
membutuhkan keahlian tertentu, dan jangan asal memilih karena bisa berdampak negatif.

K. Sebab-sebab Kegagalan dalam Berwirausaha


Dalam berwirausaha, tentunya mengalami pasang surut dalam melaksanakannya.
Adapun penyebab-penyebab suatu usaha mengalami kegagalan adalah sebagai berikut:
1. Kurang ulet dan cepat putus asa, sedangkan kita harus dituntut untuk rajin, tekun,
sabar, dan jangan putus asa.
2. Kurang tekun dan teliti.
3. Kurangnya pengawasan.
4. Kemacetan yang sering terjadi.
5. Pelayanan yang kurang baik.
6. Tidak jujur dan kurang cekatan.
7. Kurang inisiatif dan kurang kreatif.
8. Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha.
9. Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial, karena salah satu ciri-ciri kalau
orang berbisnis harus kikir, kalau badan sosial, ikhlas beramal, karena apabila
perusahaan jadi kikir maka ia jelas irit.
10. Banyak pemborosan dan penyimpangan.
11. Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen.
12. Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan.

1
13. Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang.
14. Memulai usaha tanpa pengalaman dan modal pinjaman.
15. Banyaknya piutang ragu-ragu.
16. Kekeliruan menghitung harga pokok. Dalam melakukan suatu usaha penjualan
harus menghitung berapa banyak harga pokok. 

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

 Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
 Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
 Manajemen keuangan kurang tertata. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas
menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
 Perencanaan yang kurang matang. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
 Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
 Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak
efektif.
 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha
yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha

1
yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

L. Peran Wirausaha Dalam Perekonomian

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal
seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain,
meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal,
seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang
wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan


perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain
itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan
oleh karena tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

 Menciptakan lapangan kerja


 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi
etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
2. Tujuan Kewiraushaan
 Mendukung munculnya usaha-usaha kecil
 Kesejahteraan Masyarakat Terangkat
 Menumbuhkan Semangat Berinovasi
3. Manfaat Kewirausahaan
Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat, Meningkatkan Pendapatan Nasional,
Menciptakan Lapangan Pekerjaan, Mengurangi Kesenjangan Ekonomi dan Sosial,
Mengubah dan Meremajakan Pasar

4. Saran
Disarankan bagi setiap pembaca yang nantinya akan memulai berwirausaha untuk
meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik, dan sebagainya dari apa yang
tertulis di Bab Pembahasan di atas. Seorang wirausaha memang perlu untuk menghadapi
sebuah risiko, karena dari proses risiko itu sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang
besar. Dan juga semangat, kerja keras, ulet, serta tidak putus asa sikap yang sangat
dibutuhkan oleh seorang wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang di
jalankannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, Isya. 2013. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia:


http://learnmine.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewiraswastaan
Permana, Adam Gilang. 2015. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia:
http://adamgielank.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]
Liya. 2015. Makalah Kewirausahaan, [Online]. Tersedia: http://liyabagi-info.blogspot.co.id.
[26 Januari 2016]

Anda mungkin juga menyukai