Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN DAN PEMASARAN FARMASI

DISUSUN OLEH:

WAHYU HARYANTO (2183104)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat


dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada ibuk Erniza Pratiwi, M. Farm.,
Apt. selaku dosen mata kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan.
Sehingga makalah yang berjudul “Memahami Dan Membangun Cara Berfikir
Wirausaha” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya serta dapat digunakan
dengan sebaik mungkin. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Pemasaran Farmasi dan Kewirausahaan.
Kami sadari, dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah-makalah berikutnya.

  

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah....................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
2.1. Defenisi Wirausahawan........................................................................... 3
2.2. Konsep 10 D Bygrave............................................................................. 4
2.3. Sifat-sifat Yang Perlu Dimiliki Oleh Wirausaha..................................... 7
2.4. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Wirausaha................................ 10
2.5. Tipe-tipe Wirausaha................................................................................ 11
2.5.1. Tiga Macam Tipe Pokok Wirausaha.................................................. 12
2.6. Profil Wirausaha...................................................................................... 12
2.7. Faktor Pemicu Kewirausahaan................................................................ 16
2.8. Model Proses Kewirausahaan................................................................. 16
2.9. Proses Kewirausahaan............................................................................. 16
2.10. Sumber Ide Usaha Baru........................................................................... 18
2.11. Cara Memasuki Dunia Usaha.................................................................. 19
2.12. Faktor penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha.................... 21
2.13. Cara Menghindari Kegagalan Dalam Berwirausaha............................... 24
2.14. Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha............................................... 27

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 28


3.1. Kesimpulan................................................................................................ 28
3.2. Saran ......................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam berwirausaha ada beberapa aspek yang menentukan
berhasil tidaknya suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal,
pengelolan maupun pemasaran. Modal bisa di dapat dari berbagai cara
misalnya denhgan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan
pinjaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu kemitraan atau
hubungan social yang baik dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam
berwirausaha kita tidak dapat memulainya sendiri baik karena kekurangan
uang, sumber daya, maupun kreatifitas. Oleh karena itu kemitraan sangat
dibutuhkan dan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
berwirausaha. Sedangkan mengenai pengelolaan atau manajemen dan
pemasaran akan lebih baik bila kita menguasainya lebih jauh sebagai
seorang wirausahawan, karena aspek pengelolaan dan pemasaran
merupakan aspek yang memegang peranan penting. Karena itulah penulis
menguraikan pembahasan ini dalam bentuk makalah mengenai bagaimana
mengelola sendiri usaha yang dijalan atau mendatangi konsumen sendiri.
Wirausaha/ entrepreneur bukanlah sebuah profesi, melainkan sebuah pola
pikir atau paradigma seseorang. Wirausaha itu suatu cara pandang, yaitu
bagaimana kita melakukan suatu usaha secara mandiri sesuai dengan potensi yang
kita miliki, yaitu bagaimana kita dapat menciptakan nilai bukan sekedar uang,
kemudian bagaimana kita bisa berkontribusi lebih dimana pun kita bekerja.
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup
(Prawirokusumo, 1997). Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila
seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya.
Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang

1
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Suryana, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Wirausahawan?
2. Apa Saja Konsep 10 D Bygrave?
3. Apa Saja Sifat-Sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausaha?
4. Apa Saja Tipe-Tipe Wirausaha?
5. Bagaimana Profil Wirausaha?
6. Bagaimana Cara Memasuki Dunia Usaha Baru?
7. Apa Saja Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui Defenisi Wirausahawan.
2. Mengetahui Konsep 10 D Bygrave
3. Mengetahui Sifat-Sifat Yang Perlu Dimiliki Wirausaha
4. Mengetahui Tipe-Tipe Wirausaha.
5. Mengetahui Profil Wirausaha
6. Mengetahui Cara Memasuki Dunia Usaha Baru
7. Mengetahui Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Wirausaha

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Wirausahawan

Menurut Jean Baptise say (1816) Seseorang Wirausahawan adalah agen


yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari
produksinya. Sedangkan menurut Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan
adalah seseorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan
di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.

Geoffrey G. Meredith mengatakan wirausahawan adalah orang yang


mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha
(bisnis), mengumpulkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan bahwa dia akan sukses.

Menurut Raymond W. Y Kao (1995) kewirausahaan adalah sebagai


suatu proses menciptakan yang baru (kreasi baru) dan membuat suatu yang
berbeda dari yang sudah ada (inovasi), tujuannya adalah tercapainya
kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

David C. McClelland (1961) mengemukakan bahwa kewirausahaan


(entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme
(optimism), sikap-sikap nilai (value attitude) dan status kewirausahaan
(entrepreneurial status) atu keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono
dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan
(entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right (PR),
competency/ability(C), incentive(I), dan external environment (E).

3
Kemampuan berwirausaha (entreprenerial) merupakan fungsi dari
perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas, inovasi, kerja
keras, keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
Kewirausahaan, Suryana (2001)

2.2. Konsep 10 D Bygrave

Konsep 10 D Bigrave yang disusun oleh Bill Gates yang merupakan


seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat, serta
mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan
perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Ia menduduki peringkat
tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama
sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga.
Selama kariernya di Microsoft, Gates pernah menjabat sebagai CEO dan
kepala arsitek perangkat lunak, dan masih menjadi pemegang saham
perorangan terbesar dengan lebih dari 8 persen saham umum perusahaan.
Gates termasuk salah seorang pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di
dunia. Posisnya saat ini juga bermula dari sebuah impian yang menjadi visinya
yaitu “satu komputer disetiap meja dan di setiap rumah”. Ketika dilihat dari
kaca mata sekarang, penyebaran komputer pribadi dari kantor ke rumah
tampaknya tidak bisa dihindari (Dearlove, 2009). Semua ini berawal dari
sebuah “impian”.

Seorang Entrepreneur memang sedikit berbeda dibanding dengan


orang biasa. William Bygrave membuat daftar 10 D sebagai ciri
kewirausahaan, yaitu:

1. Dream (Mimpi)

4
Wirausaha memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan
usaha mereka ingin hadapi. Dan lebih penting lagi mereka memiliki
kemampuan mengimplementasikan mimpi mereka. Tiap orang yang memiliki
jiwa wirausahawan tentu memiliki konsep pemikiran yang ujung titik
pangkanlnya sangat jauh dan hal tersebut membuat diri mereka untuk terus
dan ingin mencapainya. Disamping hal tersebut mereka memiliki daya untuk
meraihnya dan pada akhirnya dengan usaha yang mereka tekuni mengenai
apa yang sebelumnya belum tercapai, dengan adanya konsep visi yang ada
kelak hal yang sebelumnya masih di angan-angan akan di dapatkan (Ratni,
2012).

2. Decisiveness (Ketegasan)

Seorang yang berjiwa wirausaha memiliki sikap yang tangguh dan tidak
akan terpengaruh oleh orang lain. Mereka tidak pernah menangguh-
nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan dengan cepat. Kecepatan
yang di miliki merupakan fktor kunci kesuksesannya (Ratni, 2012).

3. Doers (Pelaku)

Artinya, seorang pebisnis harus cepat bertindak setiap ada kesempatan


yang di mungkinkan dapat bermanfaat baginya dan baik bagi bisnisnya.
Setelah mereka menentukan jenis tindakan, mereka harus melaksanakannya
dengan cepat. Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka
melaksanakannya secepat mungkin. Tidak menunda-nunda lagi karena jika
mereka terlalu lama menunda, bisa jadi kesempatan itu di ambil oleh orang
lain. Belajar dari kata pepatah bahwa kesempatan tidak datang dua kali. Oleh
karena itu, hendaknya semua wirausahawan dapat memanfaatkan sebaik
mungkin kesempatan yang ada di hadapannya. Dengan banyak mengambil
kesempatan, seorang pebisnis akan semakin berpeluang menuju
kesuksesannya (Ratni, 2012).

5
4. Determination (determinasi, penentuan/kebulatan tekad)

Seorang wirausahawan melaksanakan kegiatannya dengan penuh


perhatian, rasa tanggung jawab, dan tidak mudah menyerah, walaupun
dihadapkan pada halangan dan rintangan yang mustahil untuk diatasi. Mereka
mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemen total. Mereka jarang
menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak
mungkin diatasi (Ratni, 2012).

5. Dedication (dedikasi yang tinggi/pengabdian)

Seorang wirausaha mempunyai dedikasi yang sangat tinggi terhadap


bisnisnya. Semua perhatian dan kegiatannya di pusatkan semata-mata hanya
untuk kegiatan bisnisnya. Semua jiwa dan raga di fokuskan untuk bisnisnya.
Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnya, Terkadang kepentingan keluarga
harus di korbankan untuk sementara demi berkembangnya bisnis yang di
tekuni. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua belas jam sehari dan tujuh hari
seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang wirausahawan
yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya (Ratni, 2012).

6
6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)

Seorang wirausahawan harus mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk


yang dihasilkannya. Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa
cinta inilah yang menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan.
Dan rasa cinta akan produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka
sangat efektif dalam menjualnya.

7. Details (dapat merinci)

Seorang wirausahawan sangat memperhatikan faktor-faktor yang sangat


rinci terhadap apa yang terjadi selama menjalankan kegiatan usahanya. Dia
tidak mengabaikan faktor-faktor yang kecil yang dapat menghambat kegiatan
usahanya. Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis (Ratni,
2012).

8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)

Seorang wirausahawan bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang


hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau
bergantung pada orang lain. Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib
mereka sendiri daripada bergantung kepada seorang atasan (Ratni, 2012).

9. Dollars (Kekayaan)

Seorang wirausahawan tidak mengutamakan pada pencapaian kekayaan.


Motivasinya bukan karena masalah uang. Dia berasumsi jika berhasil dalam
bisnisnya, maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah (Ratni, 2012).

10. Distribute (Membagi-bagi)

7
Seorang wirausahawan bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang yang kritis dan mau
diajak untuk mencapai sukses dalam bisnisnya. Wirausahawan
mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang
merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Ratni, 2012).

2.3. Sifat- sifat Yang Perlu Dimiliki Oleh Seorang Wirausaha

1. Percaya Diri, seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri yang
tercermin dari:

• Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya akan
maju dan berkembang untuk itu Seorang wirausaha harus mampu
menyusun rencana keberhasilan perusahaannya.

• Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau keluarga.

• Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu


Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik
sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha
tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

2. Berorientasi tugas & hasil

Berorientasi tugas & hasil, terdiri dari sifat:

8
• Ingin berprestasi, kemauan untuk terus maju dan mengembangkan usaha.
IQ dan EQ tidak cukup untuk memprediksi keberhasilan. Dibutuhkan AQ
(Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan
yang ditemuinya dalam mencapai keberhasilan.

• Berorientasi keuntungan, semua cara dan usaha yang dilakukan harus


mendatangkan profit, karena bisnis tidak akan bisa bertahan dan
berkembang jika tidak ada profit

• Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak
terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang. Kadang-
kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu
mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata sulit
dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

• Penuh semangat, dan Penuh energi. Melakukan semua aktivitas dengan


semangat untuk keberhasilan.

3. Berani ambil risiko, terdiri dari sifat:

• mampu ambil risiko, suka tantangan. Berani mengambil risiko. Hal ini
merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapan pun dan di
mana pun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

4. Originalitas: seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat orginalitas yang


tercermin dari:

• Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara


baru dalam memecahkan persoalan

• Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum dilakukan


banyak orang sebagai nilai tambah keungulan bersaing.

9
• Inisiatif/proaktif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan
memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri
mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap
terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam
berbagai kegiatan.

5. Berorientasi masa depan terdiri dari sifat:

• Pandangan ke depan, ketajaman persepsi. Untuk itu anda harus Memiliki


visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana
langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui apa yang akan
dilakukan oleh pengusaha tersebut Beorientasi pada prestasi. Pengusaha
yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi
sebelumnya.

6. Kepemimpinan terdiri dari sifat:

• Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus


dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu
memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan.

• Responsive terhadap saran/kritik. Menganggap saran dan kritik adalah


dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang masuk di respon
dengan baik untuk memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, proses
bisnis dan efesiensi perusahaan.

• Bertanggung jawab: Seorang wirausaha harus mampu Bertanggung jawab


terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang
akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada
material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

2.4. Kompetensi yang Harus Dimiliki Wirausaha

10
1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan.
Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus
memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer,
ia harus memiliki pengetahuan pemasaran komputer.

2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar


pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan
mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan,
memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan
usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses,
dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang,
industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak
setengah hati.

4) Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu
cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental.

5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan


mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber
dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara
akurat.

6) Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien


mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan
kebutuhannya.

11
7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur,
mengarahkan, menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-
orang dalam menjalankan perusahaan.

8) Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi


kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa
yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.

9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing.


Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing.
Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun
terhadap pesaing.

10) Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat


aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.

2.5. Tipe- Tipe Wirausaha

Menurut Perilaku Wirausaha maka dapat dikemukakan tiga macam tipe


Perilaku Wirausaha.

1. Wirausaha yang memiliki inisiatif

2. Wirausaha yang mengorganisir mekanis sosial & ekonomi untuk


menghasilkan sesuatu

3. Yang menerima resiko atau kegagalan.

12
2.5.1. Tiga macam Tipe Pokok Wirausaha menurut Raymond Kao  yaitu:

1. Wirausaha Ahli (Craftman) atau seorang penemu, memiliki ide


yang ingin dikembangkan baik dalam proses produksi maupun sistim
produksi, mereka cenderung bergerak dalam bidang penelitian,
membuat model percobaan laboratorium dan sebagainya. Kemudian
memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya
sendiri.

2. The Promoter adalah seorang individu yang tadinya bekerja sebagai


seles/marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri.

3. General Manager adalah seorang individu yang bekerja dalam


perusahaan sebagai general manager, dia mengusai keahlian produksi,
pemasaran,  permodalan dan pengawasan. Kemudian dia mulai merintis
suatu perusahaan sendiri.

2.6. Profil Wirausaha


Wirausaha adalah Orang / kelompok yang mendobrak sistem ekonomi yang
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru

Beberapa macam-macam profil wirausaha:

1. Woman Entrepreneur/ Wirausahawan Perempuan

Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau
menekuni bidang seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya,
membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaannya.

2. Immigrant Entrepreneurs

Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit memperoleh


pekerjaan formal, maka mereka terjun keperkerjaan bersifat non formal.
Mereka lebih leluasa mencari pekerjaan yang bersifat non formal yang dimulai

13
dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat
menengah.

3. Part Time Entrepreneurs

Usaha ini biasanya untuk mengisi waktu lowong, biasanya berupa hobi,
kemudian beralih ke usaha bisnis. Memulai bisnis dalam mengisi waktu
lowong atau part time merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi
usaha besar. Bekerja part time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain
misalnya seseorang pegawai mencoba mengembangkan hobinya untuk
berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Apabila bisnis ini
lebih maju, pegawai itu berhenti dari pegawai dan beralih profesi kebisnis yang
disenangi yang merupakan hobinya.

4. Home Based Entrepreneurs/ Wirausahawan di Rumah

Banyak ibu-ibu yang memulai kegiatan bisnis rumah tangga, misalnya ibu-
ibu pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke toko di
sekitar tempat tinggalnya. Usaha tersebut makin lama makin maju. Juga usaha
catering yang dimulai dari rumah tangga yang hobi memasak, kemudian usaha
tersebut berkembang melayani pesanan untuk pesta.

5. Family – Owned Busines/ Bisnis Keluarga,

Suatu bisnis yang melibatkan dua atau lebih angggota keluarga yang
mengendalikan keuangan perusahaan. Sebuah keluarga membuka berbagai
jenis dan cabang usaha. Mungkin usaha keluarga yang telah dirintis oleh
bapaknya, setelah maju dibuka cabang baru yang dikelola oleh ibu. Kedua
perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain yang mungkin jenis
usaha berbeda atau lokasinya berbeda. Usaha ini dikembangkan dan dikelola
oleh anak-anaknya.

14
6. Copreneurs

Adalah pasangan kewirausahaan yang bekerja sama sebagai co-pemilik


bisnis mereka, pembagian pekerjaan didasarkan atas keahlian masing-masing
orang sekaligus pertanggungjawaban produk/ divisi.

7. Minority Entrepreneur

Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki


kesempatan kerja di bidang pemerintahan. Mereka berusaha menekuni kegiatan
bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Para perantau dari daerah tertentu yang
menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga giat
mengembangkan bisnis.

Adapun profil wirausahawan sebagai berikut:

Ø  Mengejar Prestasi

Wirausahawan bercirikan senantiasa menginginkan prestasi prima. Untuk


itu mereka lebih memili bekerja dengan pakar ketika menghadapi problema
dan cendrung untuk berfikir cermat serta berfokus pada visi jangka panjang
tentang bisnis.

Ø Berani Mengambil Resiko

Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang disertai resiko dengan


memperhitungkan besar kecilnya resiko. Mereka menyadari bahwa prestasi
yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima
resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan.

Ø  Mampu Memecahkan Masalah

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kepemimpinan yang tumbuh


secara alami dan pada umumnya lebih cepat mengidentifikasikan
permasalahan yang perlu diatasi.

15
Ø  Rendah Hati

Wirausahawan mendapatkan kepuasan dalam lambing-lambang


keberhasilan yang di luar dirinya. Mereka senang usaha yang mereka bangun
dipuji orang,namun mereka menolak apabila pujian yang ditujukan kepada
mereka.

Ø  Bersemangat

Wirausahawan secara fisik senantiasa tampak lincah dan berbadan sehat.


Mereka mampu bekerja melebihi jam kerja rata-rata yang dilakukan orang
lain ketika merintis usaha.

Ø   Memiliki Rasa Percaya Diri

Wirausahawan adalah orang yang memilki percaya diri yang sangat tinggi
dan tidak meragukan kecakapan dan kemampuannya. Mereka berfikir bahwa
tindakan mereka akan mampu mengubah kejadian dan percaya bahwa mereka
adalah pemimpin bagi mnereka sendiri.

Ø   Menghidari Sifat Cengeng

Wirausahawan senantiasa menghindari sifat cengeng dalam membentuk


pribadi mandiri sehingga sering kali mengalami kesulitan dalam membentuk
ikatan emosional yang kental dengan konsekuensi kurang terjalinya hubungan
akrab dengan kawan atau anggota keluarga.

Ø  Mencari Kepuasaan Diri

Karena Wirausahawan termotivasi oleh kebutuhan untuk mewujudkan


prestasi diri, mereka sering kali kurang berminat tehadap struktur organisasi.
Mereka mengabaikan aktivitas manjemen organisasi tradisional sehingga
pada umunya mereka mengalami kesulitan dengan waktu kerja apabila
bekerja untuk suatu perusahaan.

16
2.7. Faktor-faktor Pemicu Kewirausahaan

Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.


Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right),
kemampuan/kompetensi (competency/ability), dan insentif (incentive),
sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment).

2.8. Model Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi adalah


kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep yang baru untuk keperluan baru
untuk diwujudkan dan diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Inovasi
adalah suatu fungsi khusus dari kewirausahaan, kegiatan yang membawa sumber
daya dengan kapasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Hal terpenting dari
inovasi adalah gagasan, penerapan, dan kegunanaan. Inovasi tersebut dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan internal. Secara internal inovasi dipengaruhi oleh faktor
yang berasal dari individu seperti: locus of control, toleransi, nilai-nilai,
pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan secara eksternal seperti: pendidikan,
sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.

Pada tahap perintisan kewirausahaan, maka pertmbuhan kewirausahaan


sangat tergantung pada kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor
yang berasal dari pribadi ialah komitmen, visi, kepemimpinan, dan kemampuan
manajerial. Faktor yang berasaal dari organisasi antara lain: kelompok, struktur
budaya dan strategi. Faktor lingkungan antara lain: pesaing, pelanggan, pemasok
dn lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu dana. “Mengembangkan
Spirit Entrepreneur Muda Indonesia” (Arman, Bustanul dan Muh. Noer (1-23)

2.9. Proses Kewirausahaan

Proses kewirausahaan meliputi hal-hal yang lebih dari sekedar


melaksanakan kegiatan pemecahan masalah dalam sebuah posisi manajemen.
Seorang wiausaha perlu mencari, mengevaluasi serta mengembangkan peluang-

17
peluang dangan jalan mengatasi sejumlah kekuatan yang menghalangi penciptaan
sesuatu hal yang baru.

Proses aktual itu sendiri memiliki empat fase khusus, yaitu:

1. Identifikasi dan Evaluasi Peluang Yang Ada


Evaluasi peluang merupakan elemen yang paling kritikal dari proses
kewirausahaan karena memungkinkan seorang wirausaha apakah produk
atau servis khusus dapat menghasilkan hasil yang diperlukan untuk sumber-
sumber yang bermanfaat bagi seorang wirausaha guna mengidentifikasi
peluang-pelung bisnis:
a) para konsumen
b) serikat dagan
c) para anggota sistem distribusi
d) orang-orang yang berkecimpung dalam bidang teknik

2. Kembangkan Rencana Bisnis

Dalam hal mempersiapkan rencana bisnis adalah penting untuk memahami


persoalan-persoalan inti yang terlibat di dalamnya. Karakteristik-karakteristik
dan besarnya segmen pasar, syarat-syarat produksi, rencana finansial, rencana
organisasi, dan syarat finansial.

3. Sumber-sumber Daya Yang Diperlukan.

Sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan peluang yang


ada perlu di ketahui proses tersebut diawali dengan tindakan penilaian sumber-
sumber daya wirausaha yang dimiliki. Dalam konteks ini buakn saja perlu
diidentifikasi para pensuplai alternatif sumber-sumber daya tersebut. Tetapi
pula kebutuhan serta keinginan mereka. Melalui pemahaman kebutuhan para
pensuplai sumber-sumber daya tersebut, seorang wirausaha dapat menstruktur
sebuah persetujan (a deal) yang memungkinkannya mendapatkan sumber-
sumber daya tersebut dengan biaya serendah mungkin.

18
4. Laksanakan Manajemen Usaha Tersebut

Setelah sumber-sumber daya dicari, maka sang wirausaha perlu


mengaktifkannya melalui implementasi rencana bisnisnya. Hal tersebut
mencakup kegiatan yang mengimplementasi sebuah gaya dan struktur
manajemen. Winardi, Entrepreneur& Entrepreneurship (188-193).

2.10. Sumber Ide Usaha Baru


1. Pengalaman Pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun
di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun
sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk
memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi
konsep bisnis dalam lokasi berbeda.

2. Minat

Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi


bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat
memulai bisnis penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan
penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.

3. Penemuan secara tidak sengaja

Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas


(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat
penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja.

4. Relasi atau bisnis keluarga

Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi.


Relasi adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha
baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka
tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya

19
berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis
yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.

5. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa
dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh
wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat
menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya
merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara
membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.

2.11. Cara Memasuki Dunia Usaha

Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau
memasuki dunia usaha:

1. Merintis usaha baru (starting)


 Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
 Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
 Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.


2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
3. Tempat usaha yang akan dipilih
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan
usaha dan skala usaha.
6. Lingkungan usaha

20
2. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan (buying)

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah


ada dari pada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

1. Resiko lebih rendah


2. Lebih mudah
3. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan, yaitu:

1. Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan


ukuran peluang pasar
2. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,
misalnya image atau reputasi perusahaan.

3. Kerjasama manajemen /Waralaba (franchising)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan


cabang/penyalur.

Waralaba adalah suatu sistem distribusi di mana pemilik bisnis semi mandiri
membayar iuran dan royalti kepada perusahaan induk untuk menjual
produk/jasa dengan menggunakan format sistem bisnisnya.

Tipe-tipe Frenchising yaitu:

1. Trade nama franchising

Dalam hal ini, franchise memperoleh hak untuk memproduksi. Seperti : PT.
Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam merek Triumph
dengan lisensi dari Jerman.

2. Product distribution franchising

Dalam hal ini, franchise memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu,
misalnya : soft drink, cosmetics.

21
3. Pure franchising/business format

Dalam hal ini franchise memperoleh hak seluruhnya, mulai dari penjualan,
peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik,
pengendalian kualitas, dll.

4. Bisnis Keluarga

Bisnis keluarga adalah sebuah lembaga bisnis/perusahaan yang anggota


keluarganya secara langsung terlibat di dalam kepemilikan dan atau
jabatan/fungsi dalam perusahaan.

2.12. Faktor Penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha

Adapun faktor-faktor keberhasilan wirausaha dapat dilihat dari kiat-kiat


sukses menjadi wirausaha, Murphy and Peck dalam Buchari (2007) yaitu:

• Mau bekerja keras

• Bekerja sama dengan orang lain

• Penampilan yang baik

• Yakin

• Pandai membuat keputusan

• Mau menambah ilmu pengetahuan

• Ambisi untuk maju

• Pandai berkomunikasi

Zimmerer mengemukakan beberapa faktor-faktor yang menyebabkan


wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, adalah:

a. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki


kemampuan dan pengetahuan mengelola usah merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

22
b. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, ketrampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan
operasi perusahaan.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil


dengan baik faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan
mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

d. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu


kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategi merupakan


faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

f. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan


efisiensi dan efektifitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

g. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang


setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal adalah besar.

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transaksi kewirausahaan.


Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, maka
ia tidak ada jaminan untuk menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

23
Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan wirausaha, Buchahari
(2007:134):

1. Mampu melayani konsumen secara baik dan mengetahui persis target


sasarannya.

2. Memiliki modal cukup.

3. Mencari dan menggunakan informasi secara tepat

4. Mampu memanage waktu secara efektif

5. Memiliki tenaga ahli yang bisa diandalkan.

Faktor penyebab kegagalan dalam wirausaha Menurut (Zimmerer,1996):

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak memiliki kemampuan dan


pengetahuan mengelola usaha.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber
daya manusia dll
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
4. Gagal dalam perencanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
6. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
7. Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.

Megginson (2000) dalam Buchari Alma (2007) menyatakan sebab-sebab


kegagalan dalam small business adalah:

A. Faktor internal disebabkan oleh:


1) Lack of capital, kekurangan modal, tidak bisa menjalin relasi
2) No business knowledge, kurang memiliki pengetahuan tentang bisnis
3) Poor management, tidak memiliki keterampilan dalam manajemen

24
4) Inadequate planning, tidak membuat planning karena menganggap tidak
penting
5) Inexperience, kurang pengalaman

B. Faktor eksternal disebabkan oleh:

1) SDM yang tidak memadai, kialitas dan kuantitasnya


2) Komitmen pihak lain yang tidak terbukti
3) Kenaikan harga barang yang tidak terduga
4) Perubahan ekonomi global
5) Kebijakan pemerintah
6) Krisis ekonomi, politik,hukum
7) Perkembangan iptek

2.13. Cara Menghindari Kegagalan dalam Berwirausaha

Kita telah melihat alasan-alasan yan paling umum di balik kegagalan


berwirausaha. Sekarang kita harus mempelajari cara menghindari dari kegagalan
dan memperoleh wawasan mengenai hal-hal yang membuat suatu usaha tersebut
dapat berhasil.

Saran-saran untuk keberhasilan berasal dari sebab-sebab kegagalan:

1. Mengenali Bisnis Anda Secara Mendalam.

Kita memerlukan pengalaman yang relevan dalam bisnis yang akan


didirikan. Dapatkan pendidikan terbaik yang mungkin diperoleh di bisnis itu
sebelum membuka bisnis sendiri. Baca segala macam yang mungkin
misalnya, majalah bisnis, jurnal niaga, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan bisnis yang akan dimasuki. Hubungan pribadi dengan pemasok,
pelanggan, perkumpulan bisnis, dan kegiatan lainnya dalam industri yang
sama adalah cara lain yang baik untuk memperoleh pengetahuan itu.

25
2. Menembangkan Rencana Bisnis yang Matang.

Untuk wirausahawan yang baru, rencana bisnis yang ditulis dengan baik
adalah resep yang sangat penting untuk keberhasilan bisnis. Tanpa rencana
bisnis yang matang, perusahaan berjalan tanpa arah yang jelas. Namun para
wirausahawan, yang cenderung menjadi orang yang cepat bertindak, sering
kali langsung lompat ke suatu usaha bisnis tanpa meluangkan waktu untuk
menyiapkan rencana tertulis yang meluangkan pokok-pokok kegiatan
bisnisnya. Tetapi rencana bisnis yang seksama dan informasi keuangan yang
tepat merupakan hal yang kritis. Ini semua akan membantu dalam mengambil
keputusan yang penting mengenai bisnis.dan harus terus menerus memantau
apa yang telah dicapai sesuai yang telah direncanakan.

3. Mengelola Sumber Daya Keuangan.

Pertahanan terbaik dalam menghadapi persoalan keuangan adalah denagn


mengembangkan sistem informasi keuangan dan kemudian menggunakan
informasi tersebut untuk pengambilan-pengambilan keputusan bisnis. Tidak
ada wirausahawan yang dapat mengendalikan bisnisnya tanpa mengetahui
kesehatan bisnisnya.

Langkah pertama dalam mengelola bisnis secara efektif adalah dengan


memiliki modal permulaan yang cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang
memulai bisnis dengan modal yang terlalu kecil. Sedangkan sumber daya
yang paling berharga untuk bisnis kecil adalah uang tunai. Memang
menghasilkan laba itu penting untuk dapat bertahan dalam jangka panjang,
tetapi sebuah perusahaan harus cukup memiliki uang untuk membayar
tagihan dan kewajiban lainnya. Beberapa wirausahawan mengandalkan
pertumbuhan penjualan untuk menutupi kebutuhan dana perusahaan, tetapi
hal ini hampir tidak pernah terjadi. Perusahaan yang sedang tumbuh biasanya
memerlukan lebih banyak uang tunai daripada yang dihasilkannya dan
semakin meningkatannya, semakin banyak pula menghabiskan uang.

26
4. Memahami Laporan Keuangan.

Setiap pemilik bisnis harus mengandalkan catatan dan laporan keuangan


untuk mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Hampir selalu catatan-catatan
ini hanya digunakan untuk keperluan pajak dan tidak dimanfaatkan sebagai
alat pengendali yang vital. Untuk benar-benar mengenal apa yang terjadi
dalam bisnis, seorang wirausaha paling tidak harus mempunyai pemahaman
dasar mengenai akuntansi dan keuangan. Apabila dianalisa dan ditafsirkan
dengan benar, laporan-laporan keuangan ini merupakan indikator-indikator
yang dapat dipercaya mengenai kesehatan perusahaan kecil. Laporan-laporan
ini cukup membantu dalam memberi peringatan adanya masalah. Sebagai
contoh, penurunan penjualan, tidak tercapainya laba, membengkaknya utang,
dan menyusutnya modal kerja, yang semoanya merupakan gejala adanya
masalah yang berpotensi mematikan yang membutuhkan perhatian segera.

5. Belajar Mengelola Manusia Secara Efektif.

Tidak menjadi soal apa jenis bisnis yang akan dilakukan, tetapi harus
dapat mempelajari cara mengelola manusia. Setipa bisnis tergantung pada
landasan karyawan yang terlatih baik dan termotivasi. Tidak ada pemilik
bisnis dapat mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Orang-orang yang
diperkerjakan oleh sang wirausahawan pada akhirnya akan menentukan
seberapa jauh perusahaan akan berkembang atau seberapa jauh perusahaan
akan jatuh. Meskipun demikian, merekrut dan mempertahankan suatu korps
karyawan yang bermutu bukanlah tugas yang mudah. Persoalan ini selalu
merupakan tantangan begi setiap pemilik bisnis.

6. Menjaga Kondisi Diri.

Keberhasilan suatu bisnis akan tergantung peda keberadaan dan perhatian


secara terus-menerus, oleh sebab itu seoarang wirausahawan perlu memantau
kesehatan diri denagn cermat. Stres merupakan masalah utama, terutama bila
tidak dikendalikan. Karyawan juga bisa menderita masalah kesehatan.
Beberapa bisnis mendapatkan bahwa program kebugaran tubuh yang

27
disponsori perusahaan akan efektif secara biaya. Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer & Norman M. Scarborough
(second edition, 28-29).

2.14. Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha

Adapun keuntungan dalam berwirausaha adalah:

(1) Imbalan berupa laba.

Bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan distandardisasikan.


Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan
uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi
risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka
sendiri. Tidaklah mengejutkan imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih
kuat dari wirausaha tertentu.

(2) Imbalan berupa kebebasan.

Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi organisasi, Kebebasan untuk


menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain dari seorang
wirausaha. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibelitas di
satu sisi saja. Akan tetapi, wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan
yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka
dengan cara sendiri.

(3) Imbalan berupa kebebasan menjalani hidup.

Bebas dari rutinitas, kebosana dan pekerjaan yang tidak menantang.


Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin
berasal dari kebebasan mereka, tapi pada kenikmatan tersebut merefleksikan
pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan.
(Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil: Justin,Carlos & J.William, 2001).

28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Defenisi Wirausahawan menurut Geoffrey G. Meredith Wirausahawan
adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan berbagai sumber
daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil
tindakan yang tepat guna memastikan bahwa dia akan sukses.
 Konsep 10 D Bygrave yaitu:
1. Dream (mimpi)
2. Decisiveness (ketegasan)
3. Doers (pelaku)
4. Determination (determinasi, kebulatan tekad)
5. Dedication (dedikasi yang tinggi/pengabdian
6. Devotion (Mencintai Pekerjaan)
7. Details (cermat)
8. Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)
9. Distribute (membagi tugas)
10. Dollars (Kekayaan)
 Sifat-sifat yang perlu dimikili wirausaha
1. Percaya diri, terdiri dari:
• Yakin dan optimisme
• Mandiri
2. Berorientasi tugas & hasil, terdiri dari:
• Ingin berprestasi
• Berorientasi keuntungan
• Teguh, tekun, dan kerja keras
3. Pengambilan resiko
4. Originalitas, terdiri dari:
• Kreatif
• Inovatif

29
• Inisiatif/proaktif
5. Berorientasi ke masa depan.
• pandangan ke depan,
• ketajaman persepsi
6. Kepemimpinan
• Komitmen
• Responsive terhadap saran/kritik
• Bertanggung jawab
 Kompetensi yang harus dimiliki wirausaha, yaitu:

1. Knowing Your Business

2. Knowing The Basic Business Management

3. Having The Proper Attitude

4. Having Adequate Capital

5. Managing Finances Effectively

6. Managing Time Efficiently

7. Managing People

8. Satisfying Customer by Providing High Quality Product

9. Knowing Hozu to Compete

10. Copying with Regulations and Paperwork,

 Tiga macam Tipe Pokok Wirausaha menurut Raymond Kao  yaitu:


1. Wirausaha Ahli (Craftman)

2. The Promoter

3. General Manager

30
 Menurut Zimmerer & Scarborough (1996) profil wirausaha yaitu:
1. Women Entrepreneur

2. Immigrant Entrepreneurs

3. Part Time Entrepreneurs

4. Home Based Entrepreneurs

5. Family – Owned Busines

6. Copreneurs

7. Minority Entrepreneur

 Cara Memasuki Dunia Usaha


1. Merintis usaha baru (starting)
2. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan (buying)
3. Kerjasama manajemen /Waralaba (franchising)
4. Bisnis Keluarga

3.2. Saran

Saran yang penulis sampaikan hendaklah makalah ini dapat bermanfaat


secara teoritis dan praktis sesuai dengan tujuan makalah ini terutama bagi
pembaca.

   Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi


penyampaian isi, maupun penyajian makalah oleh karna itu, diharapkan kepada
Penulis lain yang ingin membahas materi yang sama, agar lebih baik dan lebih
detail lagi dalam membuat makalah tentang Memahami Dan Membangun Cara
Berfikir Wirausaha, karena masih ada bahkan masih banyak pembahasan tentang
makalah kami ini yang belum penulis sampaikan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Bustanul dan Muh.Noer. 2002. hal. 1-23. Mengembangkan Spirit


Entrepreneur Muda Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dearlove. 2009. Konsep Menjadi Wirausahawan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Justin, Carlos & J.William, hal. 7-9, Kewirausahaan Manajemen Usaha


Kecil.
Zimmerer, W. Thomas M. Scarborough.1996, Entrepreneurship and The New
Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc. hal. 14,16,17.
Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Thomas W Zimmerer &
Norman M. Scarborough, second edition, 28-29)

Prawirokusumo. 1997. Kewirausahaan (entrepreneurship). Jakarta. UI Press

Suryana. 2001. Kewirausahaan. Yogyakarta: Salemba medika.

Ratni. 2012. Wirausahawan Sukses. Jakarta: Erlangga

Winardi, Arman. 2013. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Erlangg

32

Anda mungkin juga menyukai