Anda di halaman 1dari 18

SUMBER IDE, TANTANGAN

DAN IMBALAN WIRA USAHA

OLEH :

Putu Merta Yasa 20089016009

I Made Surya Widya Negara 20089016014

Made Edi Putra darsika 20089016024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
membahas tentang sumber Ide, tantangan dan imbalan dalam berwirausaha.
Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar atas bimbingan dan pendidikan
yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil dari telusur pustaka kami dengan materi ilmu
manajemen dan wirausaha. Kami sadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami yang sedang menempuh
pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman teman dan kami khususnya.

Bungkulan, 18 Maret 2022

Penyusun             

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1..................................................................................................................Lat

ar Belakang.............................................................................................. 1

1.2..................................................................................................................Ru

musan Masalah ....................................................................................... 2

1.3..................................................................................................................Tuj

uan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi ide dan peluang Wirausaha..................................................... 3

2.2. sumber ide dan peluang Wirausaha .................................................... 3

2.3. Metode memunculkan Ide dan Peluang............................................... 6

2.4. Tantangan dan Hambatan dalam suatu Wirausaha................................. 8

2.5. Imbalan dalam Wirausaha......................................................................12

BAB III PENUTUP

1.1..................................................................................................................Kes

impulan ................................................................................................... 14

1.2..................................................................................................................Sar

an ............................................................................................................ 14

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang enterpreuneur tidak cukup mengandalkan gagasan kreatif
dalam pembuatan produk saja, dia memerlukan strategi yang jitu dan
eksekusi yang tepat. Keberhasilan ditentukan banyak hal, tetapi yang
paling penting apakah Anda benar-benar mengenali karakter Anda dan
berada pada bidang yang Anda sukai dan minati? Bukan tidak mustahil
keberhasilan hanya soal waktu saja bagi orang-orang yang benar-benar
menyukai pekerjaannya. Gagasan atau ide merupakan hal yang kadang
dirasa sangat sulit untuk ditemukan dan terkadang gagasan yang berhasil
ditemukan tidak sesuai dengan tujuan utama yang ingin dituju atau
dicapai. Akan lebih sulit lagi jika gagasan tersebut diperoleh dari
pemikiran bersama.
Ide bisnis tidak akan muncul secara tiba-tiba. Salah besar apabila
memiliki anggapan bahwa ide bisnis itu hanya ditunggu saja dan akan
datang secara tiba-tiba tanpa kita pusing-pusing untuk mencarinya. Ide
bisnis itu datang apabila kita berusaha mencarinya dengan menggali
informasi dan pandai membaca peluang yang memungkinkan untuk
membuat suatu usaha baru. Terkadang suatu ide itu muncul pada saat kita
sedang berfikir keras menentukan bidang bisnis yang akan kita buat.
Biasanya seseorang dalam mencari gagasan atau ide usaha diawali dari
bisnis kecil terlebih dahulu. Misalnya pada awalnya hanya membuka
usaha seperti rumah makan kecil dan lama kelamaan rumah makan kecil
itu akan berkembang menjadi restoran yang besar. Tidak menutup
kemungkinan bahwa suatu ide yang sederhana justru akan menjadi suatu
bisnis yang besar dan berkembang serta dapat memberikan keuntungan
yang sebesar-besarnya.
Dalam berwirausaha kita tentunya selalu merasa tidak puas dengan
kondisi yang dialami saat ini. Seorang entrepreneur biasanya merasa
kondisi saat ini belum cukup dan belum sesuai dengan impiannya Banyak
tantangan yang dihadapi oleh wirausahan dalam mengembangkan

1
bisnisnya. Biasanya mereka selalu berusaha mengembangkan bisnisnya
dengan membuat bisnis yang telah ada menjadi bisnis yang lebih
bervariasi dan lebih banyak diminati oleh konsumen. Ketika suatu bisnis
sekiranya tidak menguntungkan, mereka biasanya akan langsung mencari
penyebab mengapa bisnis tersebut menjadi tidak menguntungkan.
Kemudian akan membuat suatu keputusan bisnis tersebut akan
diberhentikan atau akan tetap dijalankan tetapi membuat variasi terhadap
bisnis tersebut. Ide dan tantangan wirausaha juga sangat terkait dengan
imbalan dan laba yang diterima oleh wirausahaan, imbalan yang diterima
harus sesuai dengan modal dan usaha yang sudah dikeluarkan dalam
menjalankan suati bisnis. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
penulis mengajukan makalah yang berjudul “ Ide, Tantangan dan Imbalan
Wira usaha” yang nantinya akan memperjelas bagaimana cara mencari
gagasan usaha., tantangan-tangan yang dihadapi serta imbalan yang
diterima.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi ide dan peluang Wirausaha?
1.2.2 Apa saja yang menjadi sumber ide dan peluang Wirausaha?
1.2.3 Bagaimana Metode memunculkan Ide?
1.2.4 Bagaimana Tantangan dan Hambatan dalam suatu Wirausaha ?
1.2.5 Bagaimanakah Imbalan dalam Wirausaha?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui definisi ide dan peluang wirausaha
1.3.2 Mengetahui Sumber Ide dan Peluang Wirausaha
1.3.3 Mengetahui Metode memunculkan ide
1.3.4 Mengetahui Tantangan dan hambatan wirausaha
1.3.5 Mengetahui Imbalan dalam wirausaha

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ide dan Peluang Wirausaha


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan Peluang menurut kamus besar bahasa
Indonesia kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret maupun
dalam bentuk abstrak (Taufan, 1998: 34). Sehingga peluang
kewirausahaan dapat diartikan kesempatan pasti yang bisa didapatkan
seseorang atau lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta
memanfaatkan berbagai kesempatan atau peluang yang dengan segera
diambil.Peluang kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat
dibagi menjadi dua yakni peluang internal dan peluang eksternal. Peluang
internal merupakan peluang yang memang sudah ada dalam diri wirausaha
sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan sesuai dengan potensi
yang dimiliki. Sedangkan peluang eksternal merupakan peluang yang lahir
dari proses pembacaan kondisi atau respon seorang wirausaha atas situasi
yang menurutnya berpotensi untuk menjadi peluang. (kesempatan pasti).
Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan
produk, proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrument penting untuk
memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan
menciptakan nilai tersendiri. Ketangguhan kewirausahaan sebagai
penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan
nilai secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara
mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan
akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven) (Suryana, 2003).
2.2 Sumber ide dan peluang Wirausaha
1. Pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja
maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang

3
terakhir maupun yang sekarang seringkali membuat seseorang untuk
melihat kemungkinan memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep dalam lokasi yang berbeda.
2. Minat/hobi
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi
bisnis. Seseorang yang memiliki suatu minat/hobi terhadap suatu bidang
tertentu, akan melahirkan suatu ide untuk mendirikan usaha yang berkaitan
dengan hobi tersebut.
3. Penemuan secara tidak sengaja
Melibatkan sesuatu yang disebut SERENDEPITAS (kemampuan
menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan
yang diinginkan secara tidak sengaja.
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh
wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian sedemikian rupa
dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.
Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar 43%
responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang
diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat
profesional lainnya. Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka
merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10
responden (11%)dari wirausaha yang disurvey memulai usaha untuk
memenuhi peluang pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi.
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha
harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus.
Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara
terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil.
Adapun langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening) ide dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

4
a. Menciptakan Produk Baru dan Berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli,
untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen
dipasar.
b. Mengamati Pintu Peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing.
Pintu peluang usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):
1. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang
relative singkat.
2. Kerugian teknik harus rendah.
3. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya.
4. Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih.
5. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan
posisi pasarnya.
6. perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.

c. Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi


Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisi pasarnya :
1. Kesamaan dan keunggulan dalam produk yang dikembangkan
pesaing.
2. Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya.
3. Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru.
d. Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang
harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa
dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan,

5
kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh
pengetahuan dan pengalaman.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai – nilai potensial
(peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi
semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Mengidentifikasi Peluang Usaha dapat dilakukan dengan cara


a. Belajar ilmu manajemen usaha
b. Meminta jasa konsultan manajemen
c. Meminta jasa keluar dan kenalan yang pintar dalam usaha
Dengan adanya informasi wirausaha dapat mengetahui peluang, ancaman
usaha, kekuatan, kelemahan usaha (SWOT)
Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha :
a. Kerjasama dan optimism
b. Keterbukaan dan kreatif
c. Bekerja prestatif
d. Mendengarkan saran orang lain
e. Mengakui kesalahan sendiri dan percaya diri

2.3 Metode memunculkan Ide Wirausaha


1. Kelompok focus
Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang terdiri
dari konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau
karakteristik sosial ekonomi yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8
hingga 14 orang, dipimpin oleh seorang moderator guna
mendiskusikan suatu permasalahan yang dilontarkan salah seorang
anggota kelompok guna memunculkan ide tentang produk baru yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat dipasarkan. Metode ini
sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang ada
agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.

6
2. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru
didasarkan fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang
dengan cara dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam
suatu diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada
kategori produk atau wilayah pasar tertentu.
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:
a. Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap
pendapat seseorang
b. Diharapkan berpikir sebebas mungkin
c. Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru
d. Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan
dalam diskusi untuk memunculkan suatu ide baru
3. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para
konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan
mengenai kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi
terhadap suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan. Hasil yang
diperoleh kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan yang
dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
konsumen.protein.
Berdasarkan pada produk dari usaha, jenis-jenis ide untuk memulai suatu
usaha dapat dibagi menjadi
1. Ide jenis A
Ide awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum
tersedia pasar bagi konsumen
2. Ide jenis B
Ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang didasarkan bagi
penyediaan produk baru pada konsumen
3. Ide jenis C

7
Ide awal yang didasarkan pada penyedian produk yang telah diperbarui
bagi konsumen

2.4 Tantangan dan Hambatan dalam suatu Wirausaha


Meskipun imbalan dalam kewirausahaan menggiurkan, tapi ada juga biaya
yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis tersebut. Memulai dan
mengoperasikan bisnisnya sendiri, biasanya memerlukan kerja keras,
menyita waktu, dan membutuhkan kekuatan emosi. Wirausaha mengalami
tekanan pribadi yang tidak menyenangkan seperti kebutuhan untuk
menginvestasikan lebih banyak waktu dan tenaganya. Banyak wirausaha
menggambarkan kariernya menyenangkan, tetapi sangat menyita
segalanya.
Kemungkinan gagal dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi
wirausaha. Tidak ada jaminan kesuksesan. Wirausahan harus menerima
berbagai risiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tidak
seorangpun yang ingin gagal, tetapi selalu ada kemungkinan bagi orang
yang memulai suatu bisnis
Profit (keuntungan), Bebas dari standar upah untuk pekerjaan yang
distandarisasi. Wirausahawan gajinya tidak ditentukan orang lain, ia
menemukan sendiri besarnya untuk dirinya sendiri.
Independence (bebas, merdeka, mandiri), bebas dari supervisi (arahan,
kendali) dan aturan birokrasi organisasi perusahaan. wirausahawan adalah
orang mandiri, mengatur, melaksanakan konsep/ide ataupun pekerjaan atas
prakarsa dan aturan yang dibuat sendiri. ia bahkan membuat aturan dan
melakukan supervisi bagi karyawannya.
Satisfying way of life (kepuasan hidup), bebas dari pekerjaan-pekerjaan
rutin yang membosankan tanpa tantangan.
a. Bentuk hambatan dalam wirausaha
Dalam membangun kewirausahaan, kita perlu memerhatikan hal-hal apa
saja yang harus kita susun atau persiapkan terlebih. dahulu Agar dapat
terhindarnya faktor-faktor penyebab atau tantangan dalam membangun

8
kewirausahaan. Beberapa tantangan dalam membangun kewirausahaan,
yaitu:
1. Ketidakmampuan Manajemen
Dalam kebanyakan UMKM ( Usaha Kecil Menengah ke Atas ) kurangnya
pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan
keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya
kurang mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan
untuk membuat bisnisnya berlaku.
2. Kurang Pengalaman
Pendidikan formal seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan tentang wirausaha. Namun, untuk mengatasi
keterbatasan informasi dan memacu kreativitas, Anda bisa mengikuti
berbagai pelatihan wirausaha yang saat ini makin sering diadakan.
Kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan akan berpengaruh
terhadap minimnya jaringan informasi untuk pemasaran dan distribusi
produknya.
3. Lemahnya Kendali Keuangan
Dalam hal ini ada dua kelemahan mendasar yang perlu digarisbawahi,
yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakkan kredit terhadap
pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan pada awal bisnis
dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal.
Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang
yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka
memulai usaha dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya
permodalan yang memadai tidak akan pernah tercapai mengingat
perusahaan mereka memerlukan semakin banyak uang untuk mendanai
pertumbuhannya.
Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk menjual secara kredit
sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk
mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara
menawarkan penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil

9
harus mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan
mengendalikannya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.
4. Siap Terima Resiko
Risiko menjadi entrepreneur pasti ada, risiko terbesarnya adalah gagal dan
bangkrut. Bisa dibilang risiko ini menjadi makanan sehari-hari bagi
entrepreneur, karena dalam dunia entrepreneur tidak bisa ditebak seperti
dibohongi klien, uang diambil partner bisnis, barang hilang, dan lain
sebagainya. Semakin bertambahnya waktu, Anda sebagai entrepreneur
akan lebih mahir dalam menghadapi setiap risiko. Resiko dalam bisnis
memang sulit untuk dihilangkan, tetapi masih bisa diminimalisir agar tidak
berdampak besar pada bisnis Anda.
5. Kehilangan Banyak Waktu
Banyak yang bilang bahwa menjadi entrepreneur waktunya bebas, bisa
sesuka hati kerjanya, memang itu tidak salah. Tetapi jika seorang
entrepreneur yang baru merintis bisnisnya pasti akan membutuhkan
banyak waktu untuk memikirkan bagaimana bisnisnya bisa berkembang
dan sukses. Berbeda cerita kalau bisnisnya sudah sukses, Anda tidak perlu
kehilangan waktu banyak untuk mengurusinya, cukup menyerahkan
kepada salah satu orang kepercayaan saja. Untuk bisnis yang baru dirintis
memerlukan perhatian lebih dari pemiliknya, sehingga Anda harus rela
kehilangan waktu lebih banyak daripada karyawan Anda.

b. Bentuk Hambatan dalam Wirausaha


Dalam memulai usaha, bisnis atau berwirausaha pastinya selalu terdapat
rintangan maupun kendala. Dari sinilah para pengusaha diuji ketangguhan
dan pengetahuannya dalam strategi berbisnis. Hambatan, kendala maupun
rintangan tidak hanya dialami oleh pengusaha pemula tapi juga pengusaha
berpengalaman sekalipun. Hal ini wajar terjadi untuk menguji kita untuk
terus dapat berkembang dan memberikan kreatifitas dan gebrakan baru
dalam memulai suatu wirausaha..
Berikut ini adalah hal-hal yang merupakan hambatan dan
kendala yang umumnya pengusaha hadapi dalam berwirausaha :

10
1. Kesulitan Modal
Pemasalahan klasik yang dihadapi para pengusaha baik pemula maupun
berpengalaman sekalipun, kekurangan modal usaha ketika usaha sedang
berjalan. Banyak cara untuk mendapatkan pinjaman uang yang tidak hanya
berasal dari bank saja. Tergantung dari bagaimana kita mau menyelesaikan
masalah tersebut dan segera mengambil tindakan sebelum akhirnya usaha
kita kehabisan dana untuk operasional.
2. Mencari Pemasok dan Menjual Produk
Kendala selanjutnya adalah berkaitan dengan proses produksi dan
pemasaran produk. Terkadang kita terlalu sibuk dengan pemikiran sendiri
akan susahnya mencari pemasok bahan baku atau supplier untuk
mendukung usaha. Sebenarnya mencari pemasok bahan baku tidak sesulit
yang dibayangkan, saat ini banyak sekali media yang dapat digunakan
untuk mempermudah pencarian pemasok bahan baku apapun yang Anda
butuhkan untuk usaha Anda. Begitu pun halnya penjualan produk.
Gunakanlah media-media yang ada dan teknologi yang semakin
berkembang untuk mendukung usaha Anda.
3. Takut Gagal dan Enggan Mengambil Resiko
Akibat terlalu banyak pikiran mengakibatkan ketakutan akan kegagalan
dan akhirnya kita jadi takut mengambil resiko untuk berwirausaha.
Sebenarnya apapun yang Kita lakukan selalu memiliki resikonya
tersendiri. Jika kita benar-benar ingin berwirausaha tidak baik untuk selalu
ada di zona aman, kita harus melawan ketakutan kita dan menghadapi
apapun itu yang terjadi sebagai proses pembelajaran.
4. Salah Perancanaan dan Salah Analisis
Sebelum memulai usaha, sangat dianjurkan untuk melakukan perencanaan
sebelumnya dan analisa usaha secara matang terlebih dahulu. Tapi
seringkali pengusaha pemula menganggap remeh hal ini sehingga banyak
yang terlewatkan dan akhirnya malah kewalahan ketika sesuatu buruk
terjadi dalam proses.
Yang krusial disini adalah dalam hal perencanaan dan analisa
keuangan yang memiliki peran begitu penting dalam kelangsungan sebuah

11
usaha. Mulailah memikirkan rencana jumlah modal yang kita butuhkan
baik untuk produksi, tenaga kerja, infrastuktur bangunan dan lain
sebagainya hingga bagaimana aliran kas masuk hariannya.
5. Rasa Malas, Kurang Semangat, dan Kurang Percaya Diri
Kegagalan akan selalu terjadi bagi siapapun sebagai bentuk proses
pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah ketika kita mengalami
kegagalan tersebut kita langsung patah semangat dan kurang percaya diri
untuk berinovasi. Jika demikian, inilah yang akan membahayakan bisnis
dan diri kita sendiri karena apapun yang kita rintis nantinya akan kandas
juga jika tidak disertai dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi.
Jika mengalami kegagalan, buatlah diri kita semakin tertantang untuk
belajar dan menemukan celah strategi-strategi yang pas untuk menuju
kesuksesan kita.

2.5 Imbalan dalam Wirausaha


Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar : Laba, Kebebasan, dan
Kepuasan dalam menjalani hidup.
1. Imbalan berupa Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian
waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan yang
pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan
bisnis mereka sendiri. Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan
motofasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan.
Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau
membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan laba
yang pantas. Imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat bagi
wirausaha. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti
kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan
imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam
mengoperasikan bisnis mereka sendiri.

12
2. Imbalan Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain
bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun
1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan
pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas
perusahaan sendiri. Beberapa wirasuaha menggunakan kebebasannya
untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadinya secara fleksibel.
Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan fleksibiltas disatu
sisi saja. Akan tetapi wirausaha menghargai kebebasan dalam karir
kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri,
memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

3. Imbalan berupa kepuasan menjalani Hidup


Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan
memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan ini
merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa
perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh
menjadai besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil

Gambar 01. Imbalan bagi Wirausaha

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencarian bermacam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik
pangkal dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan
terentang mulai dari perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang
sampai ke produk yang sama sekali baru bagi pasar dunia. Titik awal
sebuah program produk baru yang efektif di segenap penjuru dunia adalah
sebuah sistem informasi yang menggali ide produk baru dari semua
sumber yang secara potensial berguna, dan menyalurkan ide tersebut ke
dalam penyaringan yang relevan dan pusat-pusat keputusan di dalam
organisasi. Tujuannya adalah membuat suatu pemunculan gagasan dan
program evaluasi yang memenuhi kebutuhan perusahaan. Bagi sebagian
besar perusahaan, program pencarian ide kemungkinan akan ditujukan
dalam rentang produk dan keterlibatan pasar yang konsisten dengan misi
dan tujuan korporat dan strategi unit bisnis.

3.2 Saran
Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :
a. Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi
produk atau jasa
b. Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki
c. Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses
d. Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan
dan produksi
e. Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa
f. Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu
yang membedakannya dari pesaing
g. Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang
dan merek jasa.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung: Alpabeta.


Griffin, RW. dan Ebert, RJ., 1997. Binis (Jilid 1), Jakarta:Prehallindo.
Instruksi Presiden RI. 1995. No. 4.
John Naisbitt, 1994. dalam event Global Entrepreneur ’95 di Singapore
Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
McClelland. 1987. The Achieving Society. Canada: D. Van Nastrard Company,
Inc.
Marzali, A.. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Prenada
Media.
Meredith, Geoffrey G.et al. . 1996. Kewirausahaan; Teori dan Praktek.
Jakarta:PPM,
(terjemahan).
Mutis, Thoby. 1995. Kewirausahaan yang Berproses. Jakarta:Cresindo.
Salim siagian dan Asfahani, 1995. Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat
17.8.45. Kloang Klede Jaya PT Putra Timur bekerjasam dengan Puslatkop
dan PK Deplop dan PPK. Jakarta.
Suruji, A, 2008. Membangun Spirit Kewirausahaan Kaum Muda. Kompas.com,
Minggu, 13 Oktober.
Wahjoetomo:1995.Perguruan Tinggi Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta:
Gema Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai