Anda di halaman 1dari 21

Sistem Penghantaran Obat

Melalui Sediaan Parenteral

Sistem Penghantaran Obat


Farmasi
Semester 7
KELOMPOK 4
KOMANG AYU NI PUTU TIKA ELIYANA
DARMAYANTI APSARI
(2008016002) (20089016015)
NI KADEK SUCI TETY KUSUMAWATI
SWARDIANI (22089161005)
(20089016013)
I MADE SURYA WIDYA DESYYANTI
NEGARA CAHYANINGRUM
(20089016014) (22089016038)
DEFINISI
Rute Pemberian Parenteral

Metode pengiriman obat yang paling efektif


dan umum digunakan untuk zat obat aktif
dengan bioavailabilitas yang rendah dan
indeks terapi yang sempit.
 Rute ini terutama diterapkan pada obat-
obat yang mengalami kesulitan diserap
melalui saluran pencernaan atau memerlukan
efek yang cepat dan langsung sampai
sasaran.
Metode ini menjadi pilihan utama ketika zat
aktif memiliki bioavailabilitas yang buruk atau
memerlukan dosis yang ketat.
Anatomi Beserta Mekanisme Sediaan
Parenteral

2 4

1 Rute 3 Rute Intradermal


Intramuskular

Rute Subkutan Rute Intravena


0 Rute Subkutan
1
Faktor yang mempengaruhi
efektivitas rute subkutan
● Ukuran molekul obat yang dapat
memengaruhi kecepatan penetrasi
● Viskositas obat yang memengaruhi
kecepatan difusi obat dalam cairan
tubuh
● Karakteristik anatomi tempat injeksi,
Metode pemberian obat yang seperti vaskularitas dan jumlah
melibatkan penyuntikan ke dalam jaringan lemak
lapisan jaringan lemak di bawah
kulit menggunakan jarum
hipodermik.
0 Rute Subkutan
1
Kelebihan Perhatian
● Memiliki kelebihan dalam kemudahan ● Pergantian tempat injeksi untuk
aplikasi dan dapat dilakukan sendiri mencegah akumulasi obat yang tidak
oleh pasien. terabsorpsi, yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Kekurangan ● Cara dan daerah tempat penyuntikan
● Kesulitan mengontrol kecepatan perlu dipertimbangkan dengan hati-
absorpsi dari deposit subkutan, yang hati untuk mengoptimalkan absorpsi
dapat menyebabkan variasi dalam obat dan mengurangi risiko
tingkat penyerapan obat.Viskositas obat komplikasi lokal.
yang memengaruhi kecepatan difusi
obat dalam cairan tubuh
● Menimbulkan komplikasi lokal, seperti
iritasi dan nyeri pada tempat injeksi.
Rute 02
Intramuskular
Melibatkan penyuntikan obat ke
dalam otot skeletal, umumnya di otot
deltoid atau gluteal.

Kecepatan absorpsi dapat bervariasi


tergantung pada sifat fisikokimia
larutan yang diinjeksikan dan variasi
fisiologi seperti sirkulasi darah otot
dan aktivitas otot.

Pemberian obat ke dalam otot dapat


membentuk depot obat di dalam otot,
yang kemudian akan mengalami
absorpsi secara perlahan.
Rute 02
Kelebihan
Intramuskular
• Onset of action untuk rute IM lebih cepat
dibandingkan dengan rute subkutan (SK)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelepasan obat:
• Absorpsi obat dalam rute IM dikendalikan 1. Kekompakan depot obat di otot
melalui difusi dan terjadi lebih cepat
dibandingkan dengan rute subkutan karena 2. Konsentrasi dan ukuran partikel obat
vaskularitas pada jaringan otot lebih tinggi dalam pembawa

Kekurangan 3. Pelarut yang digunakan

• Nyeri di tempat injeksi, yang dapat 4. Bentuk fisik sediaan


mengurangi tingkat kepatuhan pasien
5. Volume obat yang diinjeksikan
• Volume obat yang dapat diinjeksikan juga
terbatas dan bergantung pada masa otot yang
tersedia
03 Rute Intravena
Metode pemberian obat yang
menghasilkan efek tercepat,
dengan obat tersebar ke seluruh
jaringan dalam waktu hanya 18
detik, sejalan dengan satu
putaran darah.

Metode ini biasanya digunakan


untuk mencapai penakaran yang
tepat dan dapat dipercaya, atau
untuk mencapai efek yang sangat
cepat dan kuat.
03 Rute Intravena
Kelebihan Perhatian
● Onset of action yang cepat ● Setiap injeksi intravena sebaiknya
dilakukan dengan sangat hati-hati
dan perlahan, dengan lamanya
antara 50-70 detik
Kekurangan
● Lama kerja obat singkat
● Tidak semua jenis obat cocok untuk
injeksi intravena
● Salah satu bahaya yang dapat timbul
adalah gangguan pada zat-zat koloid
dalam darah yang dapat menyebabkan
reaksi hebat
Rute Intradermal 04
Metode pemberian obat yang
melibatkan penyuntikan zat ke dalam
lapisan atas kulit, yang disebut dermis.

Secara umum, penyuntikan ini


dilakukan pada area kulit yang relatif
tipis, seperti bagian dalam lengan.

Penyuntikan intradermal
menggunakan jarum yang sangat kecil,
dan hanya sebagian kecil dari jarum
tersebut yang dimasukkan ke dalam
kulit.
Rute Intradermal 04
Kelebihan

• Menimbulkan reaksi lokal yang terukur seperti Perhatian


terbentuknya wheal atau tonjolan kecil pada
kulit, yang dapat diamati dan diukur untuk Prosedur ini membutuhkan keahlian
mengevaluasi respons tubuh terhadap zat yang khusus, dan penyuntikan harus
disuntikkan. dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari kerusakan pada
Kekurangan pembuluh darah atau jaringan di
bawah kulit.
• Onset of action lebih lambat dibandingkan
dengan beberapa rute injeksi lainnya

• Penyuntikan intradermal juga membutuhkan


dosis obat yang lebih kecil dibandingkan
dengan beberapa rute lainnya
Pelepasan Obat Melalui Sediaan
Parenteral
1 2 3 4 5
Larutan Suspensi Emulsi
Injeksi Injeksi Injeksi Implan Subkutan Injeksi
Obat-obatan Obat-obatan Campuran dua Implan berupa Intravena
dalam bentuk dalam bentuk zat yang tidak zat padat atau Obat-obatan
larutan cair yang partikel padat dapat larut cair yang langsung
diberikan yang diencerkan (seperti minyak ditempatkan di disuntikkan ke
langsung ke dalam cairan dan air) yang bawah kulit dalam pembuluh
dalam tubuh dan kemudian dibuat menjadi yang kemudian darah vena.
melalui suntikan diberikan emulsi, lalu dilepaskan
melalui injeksi. diberikan secara perlahan
melalui injeksi. ke dalam tubuh.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Penghantaran Obat Melalui Sediaan
Parenteral
Sifat fisik dan Jenis formulasi Ukuran partikel
kimia obat parenteral

Sifat Metabolisme
Barier biologis
aliran darah dan eliminasi
obat
Kriteria Obat Yang Potensial Untuk System
Penghantaran Obat Melalui Sediaan
Parenteral
Kelarutan Stabilitas Bioavailabilita Toxicity
Kimia dan s (Toksikologi)
Fisik

Kompatibilita Ukuran Farmakokinet Target


s dengan Molekul yang ik yang Terapeutik
Sediaan Sesuai Diperkirakan yang Sesuai
Sterilitas Dosis yang
Efektif
Keuntungan Efeknya yang timbul lebih cepat
01
Sistem dan teraturdibandingkan dengan
pemberian peroral.
Penghantaran 02 Dapat diberikan pada penderita
yang tidak kooperatif dan tidak
Obat Melalui sadar, serta sangat berguna dalam
keadaan darurat.
Sediaan 03 Lebih tahan terhadap hidrolisis dan
oksidasi.
Parenteral Efek farmakokinetiknya lebih
04 mudah diprediksi
Kemungkinan terjadinya
05 permasalahan absorpsi akibat
interaksi antara obat dengan
Keterbatasan 01 Efek toksik mudah terjadi karena
kadar obat yangtinggi cepat tercapai
Sistem dalam darah dan jaringan.

Penghantaran 02 Obat yang disuntikkan secara


intravena tidak dapatditarik
Obat Melalui kembali.

03
Sediaan Pemeliharaan stabilitas fisik yang
sulit.

Parenteral 04 Serta kemungkinan


ketidakseragaman dosis
saatdiberikan terutama untuk
sediaan suspensi parenteral.
Komponen dan Pembawa
Sistem Penghantaran Obat
Melalui Sediaan Parenteral

Bahan Aktif Bahan Pembawa


1) zat aktif yang memiliki
1)
Tambahan
Antioksidan 6) Kosolven 1) Pembawa air

efek terapeutik 2) Bahan antimikroba 7) Surfaktan 2) Pembawa non air dan


campuran
3) Buffer 8) Bahan pengisotonis
3) Minyak nabati
4) Bahan pengkhelat 9) Bahan pelindung
4) Pelarut bercampur air
5) Gas inert 10) Bahan penyerbuk
Evaluasi Sistem Penghantaran Obat
Melalui Sediaan Parenteral
6. Kepatuhan Terhadap
1. Keamanan Prosedur Aseptik

2. Efektivitas 7. Ketersediaan dan


Kemudahan Penggunaan
3. Farmakokinetik
dan 8. Biokompatibilitas
Farmakodinamik 9. Keamanan pada
4. Stabilitas Fisik dan Kimia Obat Pembuluh Darah
5. Respons Pasien 10. Sumber dan Ketersediaan
KESIMPUL
AN
Istilah parenteral berasal dari kata Yunani para dan
enteron yang berari disamping atau lain dari usus. Sediaan ini
diberikan dengan cara menyuntikkan obat di bawah atau melalui
satu atau lebih lapisan kulit atau membrane mukosa. Karena rute
ini disekitar daerah pertahanan yang sangat tinggi dari tubuh,
yaitu kulit dan selaput/membrane mukosa, maka kemurniaan
yang sangat tinggi dari sediaan harus diperhatikan. Yang
dimaksud dengan kemurnian yang tinggi itu antara lain harus
steril.
Rute pemberian parenteral adalah metode pengiriman obat yang
paling efektif dan umum digunakan untuk zat obat aktif dengan
bioavailabilitas yang rendah dan indeks terapi yang sempit.

Sediaan parenteral, sebagai hasil dari metodenya


yang tidak melibatkan saluran pencernaan, memungkinkan obat
langsung memasuki pembuluh darah, memberikan efek yang
cepat dan efisien. Dengan demikian, penggunaan sediaan
parenteral memberikan solusi untuk situasi di mana efek segera
diperlukan atau ketika penyerapan melalui saluran pencernaan
THAN
KS!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai