Anda di halaman 1dari 72

1

BAHAN-BAHAN
ANESTESI LOKAL

oleh:
Purwandito Pujoraharjo 160421170001
Annisa 160421170003

Pembimbing:
drg. Kirana Lina Gunawan, M.Kes
16 Jan 2019
2

BAB I
PENDAHULUAN
3

DRG tidak hanya bertanggung jawab memberikan


perawatan tetapi juga menjamin bahwa pasien tetap
nyaman dan terhindar rasa sakit

Anestesi lokal merupakan tulang punggung teknik


pengendalian nyeri (Malamed)

Perlu diketahui: definisi, tujuan, penggolongan,


hingga mekanisme kerja dari anestesi yang sering
digunakan agar dapat digunakan secara tepat
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Definisi Anestesi

an = tidak/tanpa dan aesthetos = persepsi

Menggambarkan keadaan tidak sadar yang


bersifat sementara karena pemberian obat
dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri
pembedahan

Suatu tindakan untuk menghilangkan


kesadaran disertai hilangnya rasa sakit yang
sifatnya sementara
6

Tujuan Anestesi

Melemaskan otot-otot agar tercapai


kondisi relaksasi

Membantu menghilangkan rasa nyeri


saat pembedahan atau saat tindakan
diagnostik-terapeutik lainnya dengan
memblokir rasa nyeri

Mempermudah tindakan operasi


7
ANESTESI LOKAL
Definisi Anestesi Lokal

Obat yang mampu menghentikan


konduksi saraf perifer apabila obat
tersebut disuntikkan di daerah
perjalanan serabut saraf dengan dosis
tertentu tanpa menimbulkan kerusakan
permanen pada serabut saraf tersebut
8
Sifat-Sifat Anestesi Lokal
Poten

Daya penetrasi baik


Mula kerja cepat

Masa kerja lama


Toksisitas sistemik rendah

Tidak iritatif terhadap jaringan saraf

Efek reversibel
Mudah disterilkan
9
Sifat-Sifat Anestesi Lokal
1. Poten
- Efektif dalam dosis rendah
- Apabila substansi digunakan sesuai
indikasi dan dalam dosis tepat  efek
anestesi lokal efektif dan konsisten
- Potensi berkorelasi dengan kelarutan lemak 
kemampuan anestesi lokal untuk menembus
membran lingkungan yang hidrofobik
- Secara umum, potensi dan kelarutan lemak
meningkat dengan meningkatnya jumlah total
atom karbon pada molekul
10
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

2. Daya Penetrasi Baik

Obat anestesi idealnya harus dapat


menembus membran mukosa 
efek anestesi topikal dapat diperoleh
dengan mudah
11
Sifat-Sifat Anestesi Lokal
3. Mula Kerja Cepat

- Injeksi anestesi diikuti segera dengan


timbulnya efek anestesi lokal
- Mula kerja harus sesingkat mungkin
- Onset dari kerja obat tergantung banyak
faktor, termasuk kelarutan lemak dan
konsentrasi relatif bentuk larut lemak tidak-
terionisasi (B) dan bentuk larut air terionisasi
(BH+)
- Obat dengan kelarutan lemak lebih rendah
biasanya memiliki onset yang lebih cepat
12
Sifat-Sifat Anestesi Lokal
4. Durasi Kerja Lama

- Durasi kerja harus cukup  tindakan


operasi/pembedahan dapat dilakukan dengan
tenang
- Tidak memperpanjang masa pemulihan
- Durasi kerja umumnya berkorelasi dengan
kelarutan lemak
- Anestesi lokal dengan kelarutan lemak tinggi
memiliki durasi yang lebih panjang  karena
lebih lama dibersihkan dari dalam darah
13
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

5. Toksisitas Sistemik Rendah

- Mekanisme pasti terjadinya toksisitas


sistemik pada anestesi lokal masih sulit
dipahami
- Anestesi lokal yang bersifat lipofilik
secara cepat melewati membran sel
dan memunculkan gejala toksisitas
14
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

6. Tidak Iritatif terhadap Jaringan Saraf

Larutan anestesi lokal yang baik tidak


melukai/merusak jaringan saraf yang
dilaluinya
15
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

7. Efek Reversibel

Aksi obat anastesi lokal harus sudah


hilang sepenuhnya dalam rentang
waktu tertentu
16
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

8. Mudah Disterilkan

Obat anestesi harus dapat disterilkan


tanpa menimbulkan perubahan struktur
atau sifat
17
Sifat-Sifat Anestesi Lokal

9. Keamanan

- Obat anestesi lokal harus mempunyai


rentang batas keamanan yang luas
- Ditentukan dengan rumus dosis letal
dan dosis efektif
- Makin tinggi risiko, makin besar
rentang batas keamanan
18
Keuntungan Anestesi Lokal

Penderita masih dalam keadaan sadar

Penderita tidak perlu puasa sebelumnya

Gangguan fisiologis yang lebih kecil

Angka morbiditas rendah

Tidak diperlukan tenaga tambahan terlatih

Biaya relatif lebih murah


19
Kerugian Anestesi Lokal

Penderita merasa takut berlebihan

Penderita tidak kooperatif

Penderita alergi obat anestesi lokal

Terjadi infeksi pada tempat insersi jarum

Tindakan bedah mayor


20
Dosis Toksik Anestesi Lokal

Toksisitas obat dapat terjadi pada pemakaian larutan


anestesi lokal yang melebihi dosis maksimal

1. Jenis obat
2. Konsentrasi obat
3. Injeksi intravaskular
Faktor yang 4. Kecepatan injeksi
mempengaruhi 5. Vaskularisasi jaringan
6. Berat badan penderita
7. Kecepatan metabolisme dan
ekskresi obat
21

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

1. Jenis Obat

- Sifat toksik inheren


- Efek vasodilatasi
22

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

2. Konsentrasi Obat

Semakin tinggi konsentrasi semakin


banyak jumlah obat yang masuk ke
dalam sirkulasi darah
23

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

3. Injeksi Intravaskular

Harus dilakukan secara hati-hati agar


tidak masuk ke pembuluh darah
24

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

4. Kecepatan Injeksi

Semakin cepat pemberian semakin


mudah cairan anestesi masuk ke dalam
sirkulasi darah
25

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

5. Vaskularisasi Jaringan

Injeksi pada jaringan dengan


vaskularisasi yang tinggi dan daerah
radang/infeksi akan meningkatkan
toksisitas sistemik
26

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

6. Berat Badan Penderita

Semakin gemuk seseorang, semakin


tinggi ambang toksisitasnya
27

Faktor yang mempengaruhi dosis toksik


anestesi lokal:

7. Kecepatan Metabolisme dan Eksresi Obat

- Obat golongan amida terakumulasi


pada penderita penyakit hati
- Obat golongan amida dan ester
terakumulasi pada penyakit ginjal
28
Hubungan Struktur Aktivitas
Anestesi lokal terdiri dari kelompok lipofilik yang dicirikan
dengan cincin benzene  membedakannya dari
kelompok hidrofilik

Kelompok hidrofilik biasanya amine tersier,


seperti dietilamine

Bagian lipofilik merupakan cincin aromatik tak jenuh,


seperti asam paraaminobenzoat

Bagian lipofilik penting dan secara terapeutik sangat


berguna untuk aktivitas obat anestesi lokal yang
membutuhkan keseimbangan yang baik antara
kelarutan lipid dan air
29

Ikatan ester (-CO-) atau amida (-NHC-)


menghubungkan rantai hidrokarbon dengan rantai
aromatik lipofilik

Sifat dasar ikatan  untuk mengklasifikasikan obat


yang menghasilkan blokade konduksi impuls saraf
seperti obat anestesi lokal ester atau amida

Perbedaan penting antara obat anestesi lokal ester


dan amida berkaitan dengan tempat metabolisme dan
kemampuan menyebabkan reaksi alergi
30

Gambar 1. Obat anestesi lokal terdiri dari bagian lipofilik dan


hidrofilik yang dihubungkan dengan ikatan rantai hidrokarbon
31

Gambar 2. Obat anestesi lokal golongan ester dan amida


(Mepivakain, bupivakain dan ropivakain adalah obat khiral karena
molekulnya memiliki atom karbon asimetris
32
Mekanisme Kerja Anestesi Lokal
Dalam keadaan istirahat, pada permukaan sel saraf
terdapat perbedaan potensial yang disebabkan adanya
keseimbangan antara ion natrium (sodium) di luar sel
dan mekanisme sodium pump

Sodium pump memompa ion-ion sodium dari dalam sel


menuju ke cairan ekstraselular yang menyebabkan
terjadinya akumulasi ion sodium di luar sel

Keadaan stabil ini menimbulkan suatu resting


membrane potential yang besarnya sekitar 70 mv
33
Saat sel saraf menerima suatu rangsangan

Perubahan permeabilitas membran sel saraf terhadap


ion sodium

Peningkatan difusi ion-ion sodium ke dalam sel yang


diikuti dengan difusi ion-ion potassium keluar sel
(depolarisasi)

Apabila rangsang mencapai/melebihi nilai ambang saraf


maka depolarisasi menjadi self-generating sehingga
diteruskan dari satu node ke node berikutnya di
sepanjang serabut saraf yang bersangkutan

Penghantaran impuls sampai ke susunan saraf pusat


34
Cairan Anestesi Lokal

Memblokir sensasi rasa sakit dengan jalan menghambat


penghantaran impuls pada serabut saraf perifer

Cairan anestesi lokal menyebabkan penurunan


permeabilitas sel saraf terhadap ion sodium

Saat serabut saraf menerima suatu rangsangan  tidak


terjadi influks ion sodium ke dalam sel saraf 
depolarisasi maupun konduksi impuls ke SSP tidak terjadi
35

Malamed SF. Handbook of Local Anesthesia, 6th Ed. St. Louis. Elsevier, 2013

Gambar 3. Mekanisme Kerja Anestesi Lokal


36
Anestesi lokal kurang efektif di daerah radang/infeksi

Terjadi penurunan pH cairan jaringan

Terjadi peningkatan vaskularisasi jaringan

Nilai ambang stimulus ujung-ujung saraf


sensoris menjadi lebih rendah
Mediator rasa sakit (prostaglandin) akan
menghambat kerja obat anestesi lokal
Selaput myelin serabut saraf terlibat sehingga
absorpsi larutan anestesi lokal terganggu
37
Vasokonstriktor

Bahan vasokonstriktor umumnya dibuat dari obat


golongan simpatomimetik (adrenalin,
non-adrenalin, levonordefrin, fenilepinefrin)

Penambahan vasokonstriktor dapat


menyebabkan kontriksi pembuluh darah perifer
 menghambat kecepatan absorpsi obat
anestesi lokal ke dalam pembuluh darah

Umumnya digunakan pada konsentrasi antara


1:100.000 sampai 1:200.000
38
Vasokonstriktor

Keuntungan:
1. Meningkatkan lama kerja
2. Menurunkan konsentrasi puncak di dalam
darah sehingga toksisitas obat berkurang
3. Memperkecil volume pemakaian
4. Meningkatkan efektivitas larutan
39
Vasokonstriktor
1. Adrenalin (Epinefrin)

- Suatu alkaloid sistemik yang mirip dengan


sekresi medula adrenalin alami
- Tidak stabil dalam suasana alkali
- Larutan anestesi lokal yang mengandung
epinefrin,dibuat dalam suasana asam (pH 4-5)
- Kontraindikasi pada penderita penyakit
jantung, hipertensi, arterosklerosis dan
diabetes melitus
- Dosis maksimal tidak boleh > 10 mcg/kgBB
pada anak dan 250 mcg pada orang dewasa
40
Konstituen Lain pada Anestesi Lokal

- Vasokonstriktor larutan yang tidak


stabil dan dapat teroksidasi
Agen Reduksi - Larutan anestesi harus dibuang
jika terjadi perubahan warna
- Ex; sodium metabisulvat.

- Daya tahan anestesi lokal ± 2 th


Pengawet - Ex; caprylhydrocuprieno toxin
yang digabung pada xylotox

Anti Jamur Sejumlah kecil timol


41
Vasokonstriktor

2. Felypressin (Oktapressin)

- Suatu polipeptik sintetik yang mirip dengan


sekresi glandula pituitari posterior manusia
- Sifat vasokonstriktor lemah namun dapat
diperkuat dengan penambahan prilokain
- Pasien penyakit jantung iskemia jangan diberi
dosis injeksi > 8,8 ml (1:20.000)
- Kontraindikasi pada wanita hamil karena dapat
terjadi aborsi
42
Penggolongan Anestesi Lokal
A. Berdasarkan Struktur Ikatan Kimiawi

- Prokain
1. Derivat ester (-COOC-)
- Tetrakain

- Lidokain
- Mepivakain
- Prilokain
2. Derivat amida (-NHCO-) - Bupivakain
- Etidokain
- Ropivakain
- Levobupivakain
- Artikain
43
Contoh Sediaan Anestesi Lokal
44
B. Berdasarkan Potensi dan Lama Kerja

1. Potensi rendah dan - Prokain: potensi 1 (60-90 menit)


durasi singkat - Klorprokain: potensi 1 (30-60 menit)

- Lidokain: potensi 2 (90-200 menit)


2. Potensi dan durasi
- Mepivakain: potensi 2 (120-240 menit)
sedang
- Prilokain: potensi 2 (120-240 menit)

- Etidokain: potensi 6 (180-600 menit)


3. Potensi kuat dan
- Tetrakain: potensi 8 (180-600 menit)
durasi panjang
- Bupivakain: potensi 8 (180-600 menit)
45

Malamed, S. . Modern dental pain control. Int. Dent. - Afr. Ed. 3, 56–63 (2008).
46
C. Berdasarkan Konsentrasi dan Penggunaan

u/ infiltrasi lokal, blok saraf, blok fleksus


1. Isobarik dan blok epidural

- u/ analgesia regional intravena


2. Hipobarik - Konsentrasi obat separuh dari isobarik

- u/ injeksi intratekal dan blok


3. Hiperbarik subarakhnoid
- Konsentrasi obat dibuat lebih tinggi
47
Tabel 1. Perbandingan Golongan Ester dan Amida

Klasifikasi Potensi Mula Kerja Lama Kerja Toksisitas

Ester:
Prokain 1 (rendah) Cepat 45-60 menit Rendah
Kloroprokain 3-4 (tinggi) Sangat cepat 30-45 menit Sangat Rendah
Tetrakain 8-16 (tinggi) Lambat 60-180 menit Sedang

Amida:
Prilokain 1-8 (rendah) Lambat 60-120 menit Sedang
Lidokain 1-2 (sedang) Cepat 60-120 menit Sedang
Mepivakain 1-5 (sedang) Sedang 90-180 menit Tinggi
Ropivakain 4 (tinggi) Lambat 240-280 menit Rendah
Levobupivakain 4 (tinggi) Lambat 240-280 menit Rendah
Etidokain 4-8 (tinggi) Lambat 240-480 menit Sedang
Bupivakain 4-8 (tinggi) Lambat 240-480 menit Rendah
48
Tabel 2. Penggunaan Anestesi Lokal

Topikal Infiltrasi Blok Saraf Epidural Spinal


Intratekal
Ester:
Prokain - + + - +
Kloroprokain - + + + -
Tetrakain + - - - +
Amida:
Prilokain - + + + -
Lidokain + + + + +
Mepivakain - + + + -
Ropivakain - + + + +
Levobupivakain - + + + +
Etidokain - + + + -
Bupivakain - + + + +
49
Macam-Macam Anestesi Lokal

- Prokain
GOLONGAN ESTER
- Tetrakain

- Lidokain
- Mepivakain
- Prilokain
GOLONGAN AMIDA - Bupivakain
- Etidokain
- Ropivakain
- Levobupivakain
- Artikain
50
Prokain

Golongan ester dengan kerja singkat di dalam tubuh


Definisi serta secara cepat dan sempurna dihidrolisis oleh
kolinesterase menjadi dietilamionoetanol dan PABA
Injeksi IV pada atau sekitar jaringan sehingga
Farmakodinamik mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan
yang lebih dalam
Absorpsi cepat, diperlambat dengan vasokonstriktor
Farmakokinetik Cepat dihidrolisis oleh esterase dalam plasma
menjadi PABA dan dietilaminoetanol
Indikasi Terbatas pada anestesi infiltrasi dan blok saraf

Kontraindikasi Injeksi IV kontraindikasi penderita myastenia gravis


dan tidak boleh bersamaan dengan sulfonamid
51
Prokain

Parenteral: 1%, 2% dan 10%


Sediaan Kadar 1-2% utk anestesi infiltasi dan blok saraf
Kadar 5-20% utk anestesi spinal
Larutan 0,1-0,2% utk infus IV
Dosis 15 mg/kgBB
Dosis Dosis infiltrasi (0,25-0,5%), blok saraf (1-2%), blok
epidural dan kaudal (1,5%) serta blok spinal
(50-200 mg)
Analgesia ringan berbanding lurus dengan dosis
Efek Terapi Efek maksimal 10-20 menit dan menghilang 60
menit
Efek Samping Hipersensitivitas, kolaps dan kematian
Reaksi terhadap kombinasi prokain-penisilin
52
Tetrakain

Definisi Derivat asam paraaminobenzoat


Kecepatan anestesi tetrakain hidroklorida 25
Farmakodinamik
detik dengan durasi aksi 15 menit atau lebih
Memerlukan dosis besar dan mula kerja lambat
Farmakokinetik Dimetabolisme lambat  berpotensi toksik

Untuk segala macam anestesi  topikal pada


Indikasi mata 0,5%, THT 2%
Anestesi pada pembedahan telinga, rektum dan
kulit
Kontraindikasi
53
Tetrakain

Parenteral: 1% utk injeksi dan 0,2%, 0,3%


Sediaan dengan 6% dekstrosa utk anestesi spinal
Topikal: salep 0,5%, larutan oftalmik 0,5%,
krim 1% dan larutan kumur 2%

Dosis Dosis total 10-20 mg

Efek Terapi Pemberian IV: 10x lebih aktif dan lebih toksik
daripada prokain
(+) tidak menyebabkan midriasis

Efek Samping Rasa seperti tersengat


54
Lidokain

Definisi Derivat amida yang digunakan secara luas


dengan pemberian topikal dan injeksi
Efektif tanpa vasokonstriktor, walaupun dengan
Farmakodinamik epinefrin dapat menurunkan laju absorbsi, sehingga
toksisitas menurun dan lama kerja diperpanjang
Mudah diserap dan dapat melewati sawar darah otak
Farmakokinetik Di hati mengalami dealkilasi oleh enzim oksidase
fungsi ganda membentuk monoethylglycine xylidide
dan glycine xylidide
Obat terpilih pasien hipersensitif ester
Indikasi Obat pilihan utama utk anestesi permukaan, rongga
mulut, kerongkongan dan saluran cerna bagian atas

Kontraindikasi Penderita penyakit hati parah


55
Lidokain
Larutan 0,5-5% dengan atau tanpa epinferin, agar
Sediaan viscous 2%, salep 5% dan semprotan cair 10%
Larutan injeksi 0,5-5% dengan/tanpa adrenalin
Dosis Larutan semprot 100 mg/ml dalam salep 2,5%
Konsentrasi efektif minimal 0,25% infiltrasi, 1-1,5%
utk blok perifer, 1% utk blok motorik+sensorik, 4%
utk topikal semprot di faring-laring, 5% jeli dioles di
trakea, topikal kulit serta analgesia intratekal
Efek Terapi Menghasilkan anestesi lebih dalam, durasi cukup
lama dan menurunkan iratibilitas jantung
Penambahan vasokonstriktor dapat menambah
durasi kerja
Mengantuk, pusing, parastesia, kedutan otot, gangguan
Efek Samping mental, koma, kejang, eritema, pigmentasi, depresi SSP
(haus, sedasi, ataksia, tremor)
Dosis >>: kematian ec fibrilasi ventrikel/henti jantung
56
Mepivakain

Definisi Derivat amida dari xylidide

Mirip dengan lidokain


Farmakodinamik

Kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi dan


Farmakokinetik toksistasnya mirip dengan lidokain
Durasi kerja lepih panjang 20%

Utk anestesi infiltrasi dan anastesi regional


Indikasi Kurang efektif utk anestesi topikal

Kontraindikasi Penderita penyakit hati parah


Tidak utk anestesi obstetrik (lebih toksik neonatus)
57
Mepivakain

Parenteral: 1%, 1,5% dan 3,5%


Sediaan Kadang dipasarkan dalam larutan 3% tanpa
penambahan vasokonstriktor
Dosis tidak boleh melebihi 5 mg/kgBB
Dosis Biasanya dalam bentuk larutan ditambah adrenalin
1:80.000

Efek Terapi Vasokonstriksi lebih ringan dibanding lidokai


Dapat menganestesi jaringan pulpa 20-40 menit dan
jaringan lunak 120-240 menit
Pada orang dewasa indeksi terapinya lebih tinggi
Eksitasi sistem saraf pusat
Efek Samping Konvulsi
Depresi respirasi
58
Prilokain

Definisi Derivat toluidin yang mempunyai formula kimiawi


dan farmakologi mirip dengan lidokai dan
mepivakain

Mirip dengan lidokain


Farmakodinamik Mula kerja dan durasi kerja lebih lama
Lebih kuat dan daya penetrasi lebih baik

Dimetabolisme di hati dan ginjal


Farmakokinetik Mula kerja lebih cepat dan toksisitas lebih rendah
dibanding lidokain
Indikasi Utk anestesi infiltrasi dan regional
Kontraindikasi Bayi, methemoglobinemia, penyakit hati, hipoksia,
anemia, ginjal, gagal jantung, wanita hamil
Tidak utk anestesi topikal
59
Prilokain

Parenteral: 4%, injeksi dan 4% dgn epinefrin


Sediaan 1:200.000
Dipasarkan dalam bentuk garam hidroklorida
Dosis tidak boleh melebihi 400 mg tanpa
Dosis adrenalin, dengan adrenalin dapat sampai 600 mg
Efektif pada konsentrasi 0,5-5%
Efek Terapi Efek vasodilatasi < lidokain
Toksisitas terhadap SSP lebih ringan
Efek iritasi dan toksik <

Mengantuk
Efek Samping Methemoglobinemia
60
Bupivakain

Definisi Senyawa amida derivat butil dengan efek anestesi


lebih lama dan biasa digunakan utk anestesi yg
lebih luas dengan kombinasi adrenalin
Berikatan dengan bagian intraseluler dari kanal sodium
Farmakodinamik dan menutup sodium influks ke dalam sel saraf
Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain
Durasi kerja sampai 8 jam
Jumlah obat yg terikat pada saraf > bebas dalam tubuh
Farmakokinetik Disekresikan lewat ginjal, sebgaian kecil bentuk utuh
dan sebagian besar bentuk metabolit

Indikasi Utk anestesi infiltrasi, blok saraf, anestesi spinal,


intratekal, pembedahan abdomen dan urologi
Kontraindikasi Hipersensitif, infeksi, meningitis, spondilitis, TBC
tulang, septikemia, anemia pernisiosa, gangguan
pembekuan darah, hipertensi, syok kardiogenik
61
Bupivakain

Konsentrasi 0,25% utk anestesi infiltasi, 0,5% utk


Sediaan injeksi paravertebra
0,25%, 0,5% dan 0,75% dgn epinefrin 1:200.000

Dosis Dosis maksimum utk anestesi infiltrasi 2 mg/kgBB

Efek Terapi Durasi kerja panjang dgn efek blokade terhadap


sensorik lebih besar daripada motorik
Lebih populer utk analgesia selama persalinan dan
pasca pembedahan
Berhubungan dengan pemberian/efek farmakologis
Efek Samping Reaksi alergi jarang terjadi
Kematian jika diberi anestesi epidural mendadak
62
Etidokain

Definisi Golongan amida yg digunakan dalam bentuk garam


hidroklorida

Pemberian pada rongga mulut terjadi vaskularisasi pada


Farmakodinamik jaringan lunak  volume efektif anestesi harus tepat
Indikasi Utk anestesi infiltrasi, blok nervus periferal serta
blok saraf pusat
Dosis maksimum 8 mg/kgBB dgn epinefrin 1:200.000
Dosis atau 6 mg/kgBB tanpa epinefrin
Dosis pada maksila, inferior alveolar dan blok nervus
1-50 ml
Bertambahnya tekanan darah sistolik, circumolar
Efek Samping pallor dan palpitis
Bradikardi, pembuluh darah kolaps dan jantung
Reaksi alergi (lesi, urtikaria, edema, anafilaktik)
63
Ropivakain

Definisi Larutan isotonik steril, mengandung bahan


campuran obat (etantiomer) murni yaitu NaCl agar
menjadi larutan isotonik dan aquadest utk injeksi
Konsentrasi 2 mg/ml (0,25%), 5 mg/ml (0,5%),
Sediaan 7,5 mg/ml (0,75%) dan 10 mg/ml (1%)

Dosis tunggal dengan berbagai konsentrasi


Dosis

Berkaitan dengan kadar plasma yg berlebihan,


Efek Samping melebihi dosis, jarum suntik masuk ke pembuluh
darah dan metabolisme dalam tubuh lambat
64
Levobupivakain

Definisi Anestesi lokal yg mengandung gugus asam amino


yg merupakan etantiomer-S dari bupivakain

Lebih sedikit vasodilatasi dan memiliki durasi kerja


Farmakodinamik lebih panjang dibanding bupivakain

Eksitasi (gelisah, gatal, tinitus, tremor, pusing,


Efek Samping penglihatan kabur)
Depresi (mengantuk, hilang kesadaran, apnea)
Hipotensi, bradikardi, aritmia, henti jantung
Indikasi Utk anestesi infiltrasi, blok nervus, anestesi epidural
dan intratekal
Analgesia pada anak-anak
Kontraindikasi Utk regional anastesia IV (IVRA)
65
Artikain

Definisi Satu-satunya golongan amida yg mengandung


cincin thiophene

Potensi sedang, durasi kerja pendek dan onset cepat


Farmakodinamik Larut dalam lemak, terikat protein (94%) dan pKa 7,8

Dimetabolisme cepat di tubuh


Farmakokinetik Risiko toksisitas lebih rendah

Indikasi Utk anestesi infiltrasi, blok nervus, anestesi epidural


dan intratekal
66
Anestesi Lokal untuk Pediatri
A. Anestesi Topikal
efektif pada jaringan permukaan (2-3mm) untuk mengurangi rasa sakitnya
penetrasi jarum pada mukosa mulut

Sediaan : gel, cairan, salep, patch, dan aerosol

Resiko methemoglobin, terutama dengan prilokain dan benzokain

Rekomendasi AAPD :
1. Anestesi topikal dapat digunakan sebelum injeksi anestesi lokal untuk
mengurangi ketidaknyamanan yang terkait dengan penetrasi jarum.
2. Sifat farmakologis dari agen topikal harus dipahami.
3. Semprotan terukur disarankan jika aerosol disiapkan dipilih.
4. Penyerapan obat sistemik dalam anestesi topikal harus
dipertimbangkan ketika menghitung jumlah total anestesi yang
diberikan.
67
Anestesi Lokal untuk Pediatri
B. Dosis Anestesi Lokal untuk Anak

American Academy of Pediatric Dentistry reference manual. Use of local anesthesia for pediatric dental patients. Pediatr Dent 2017/18: 39(6) 266-272.
68
Anestesi Lokal untuk Pediatri
B. Dosis Anestesi Lokal untuk Anak

American Academy of Pediatric Dentistry reference manual. Use of local anesthesia for pediatric dental patients. Pediatr Dent 2017/18: 39(6) 266-272.
69
Anestesi Lokal untuk Pediatri
C. Rekomendasi Anestesi Lokal dari AAPD Untuk Pasien Anak

Bupivacaine tidak direkomendasikan untuk anak cacat mental/fisik karena


efeknya yang berkepanjangan & meningkatkan risiko cedera jaringan lunak

Gunakan anestesi yang mengandung vasokonstriktor, kecuali alergi bisulfat

Dosis maksimum yang ditetapkan untuk anestesi apa pun tidak boleh
dilampaui

Administrasi anestesi lokal harus didasarkanpada berat / indeks massa


tubuh (BMI) pasien,tidak melebihi rekomendasi AAPD
70

BAB III
KESIMPULAN
71

Anestesi: Suatu
tindakan menghilangkan Penggunaan bahan
rasa sakit ketika melakukan anestesi harus sangat
pembedahan
hati-hati khususnya pada
dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan
pasien anak dan harus
rasa sakit pada tubuh sesuai dengan dosis yang
tepat agar dapat tercapai
Ada 2 golongan besar efek terapi maksimal,
bahan-bahan anestesi lokal namun dengan efek
yaitu ester dan amida samping minimal
72

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai