Anestetik lokal merupakan gabungan dari garam laut dalam air dan
alkaloid larut dalam lemak dan terdiri dari bagian kepala cincin aromatik tak
jenuh bersifat lipofilik, bagian badan sebagai penghubung terdiri dari cincin
hidrokarbon dan bagian ekor yang terdiri dari amino tersier bersifat hidrofilik.
Anestetik lokal dibagi menjadi dua golongan: 1
i) Golongan ester (-COOC-)
Obat – obat ini termetabolisme melalui hidrolisis. Yang
termasuk kedalam golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain,
ametocaine, prokain, piperoain, tetrakain, kloroprokain.
ii) Golongan amida (-NHCO-)
Obat – obat ini termetabolisme melalui oksidasi dealkilasi di dalam hati.
Yang termasuk kedalam golongan amida, yakni : Lidokain, mepivakain,
prilokain, bupivacain, etidokain, dibukain, ropivakain, levobupivacaine.
Kecuali kokain, maka semua anestesi lokal bersifat vasodilator
(melebarkan pembuluh darah). Sifat ini membuat zat anestesi lokal cepat
diserap, sehingga toksisitasnya meningkat dan lama kerjanya jadi singkat
karena obat cepat masuk ke dalam sirkulasi. Untuk memperpanjang kerja
serta memperkecil toksisitas sering ditambahkan vasokonstriktor.
Vasokonstriktor merupakan kontraindikasi pada keadaan-keadaan sebagai
berikut: 2
(1) Anestesi end organ, misalnya telinga dan jari.
(2) Infiltrasi, blok saraf pada persalinan spontan.
(3) Penderita usia lanjut.
(4) Penderita hipertensi.
(5) Penderita dengan penyakit-penyakit kardiovaskuler.
(6) Penderita diabetes mellitus.
(7) Penderita tirotoksikosis.
2.1.5 Farmakokinetik
Anestesi lokal biasanya diberikan secara suntikan ke dalam daerah serabut
saraf yang akan dihambat. Oleh karena itu, penyerapan dan distribusi tidak
begitu penting dalam memantau mula kerja efek dalam menentukan mula
kerja anestesi dan seperti halnya mula kerja anestesi umum terhadap SSP dan
toksisitasnya pada jantung. Aplikasi topical anestesi lokal bagaimanapun juga
memerlukan difusi obat guna mula kerja dan lama kerja efek anestesinya. 8
i) Absorpsi sistemik
Absorpsi sistemik dipengaruhi oleh : 1
(1) Tempat suntikan
Kecepatan absorpsi sistemik sebanding dengan ramainya vaskularisasi
tempat suntikan (absorpsi intravena > trakeal > interkostal > kaudal >
para-servikal > epidural > pleksus brakialis > skiatrik > subkutan)
(2) Penambahan vasokonstriktor
Adrenalin 5 µg/ml membuat vasokonstriksi pembuluh darah pada
tempat suntikan sehingga dapat memperlambat absorpsi sampai 50%
(3) Karakteristik obat anestetik lokal
Obat anestetik lokal terikat kuat pada jaringan sehingga dapat
diabsorpsi secara lambat
ii) Distribusi
Distribusi obat anestetik lokal dipengaruhi oleh ambilan organ (organ
uptake) dan ditentukan oleh faktor-faktor :
(1) Perfusi jaringan
(2) Koefisien partisi jaringan/ darah
Ikatan kuat dengan protein plasma obat lebih lama di darah
Kelarutan dalam lemak tinggi meningkatkan ambilan jaringan
(3) Massa jaringan
Otot merupakan tempat reservoir bagi anestetika lokal
iii) Metabolisme dan ekskresi
Anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yang
mudah larut dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena
anestesi lokal yang bentuknya tak bermuatan mudah berdifusi melalui lipid,
maka sedikit atau tidak ada sama sekali bentuk netralnya yang
diekskresikan. Pengasaman urin akan meningkatkan ionisasi basa tersier
menjadi bentuk bermuatan yang mudah larut dalam air, sehingga mudah
diekskresikan karena bentuk ini tidak mudah diserap kembali oleh tubulus
ginjal. 8
Tipe ester anestesi lokal dihidrolisis sangat cepat di dalam darah oleh
butirikolinesterase (pseudokolinesterase). Oleh karena itu, obat ini khas
sekali mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, kurang dari 1 menit
untuk prokain dan kloroprokain. 8
Ikatan amida dari anestesi lokal amida dihidrolisis oleh enzim
mikrosomal hati. Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati ini
bervariasi bagi setiap individu, perkiraan urutannya adalah Prilokain
(tercepat) > etidokain > lidokain > mepivakain > bupivakain
(terlambat). Akibatnya, toksisitas dari anestesi lokal tipe amida ini akan
meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagai contoh,
waktu paruh lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada pasien
normal menjadi lebih dari 6 jam pada pasien dengan penyakit hati yang
berat. 8
Penurunan pembersihan anestesi lokal oleh hati ini harus diantisipasi
dengan menurunkan aliran darah ke hati. Sebagai contoh, pembersihan
lidokain oleh hati pada binatang yang dianestesi dengan halotan lebih
lambat dari pengukuran binatang yang diberi nitrogen oksida dan kurare.
Penurunan aliran darah ke dalam hati dan penekanan mikrosom hati karena
halotan. Propanolol dapat memperpanjang waktu paruh anestesi lokal
amida. 8
(1) Golongan ester
Metabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase (kolinesterase plasma).
Hidrolisa ester sangat cepat dan kemudian metabolit diekskresi melalui
urin.
(2) Golongan amida
Metabolisme terutama oleh enzim mikrosomal di hati. Kecepatan
metabolisme tergantung kepada spesifikasi obat anestetik lokal.
Metabolismenya lebih lambat dari hidrolisa ester. Metabolit diekskresi
lewat urin dan sebagian kecil diekskresi dalam bentuk utuh.
2.1.6 Indikasi
1. Jika nyawa penderita dalam bahaya karena kehilangan kesadarannya,
sebagai contoh sumbatan pernafasan atau infeksi paru.
2. Kedaruratan karena tidak ada waktu untuk mengurangi bahaya anestesi
umum. Hal ini dapat terjadi pada kasus seperti partus obstetik operatif,
diabetes, penyakit sel bulan sabit, usia yang sangat lanjut, dan pembedahan
yang lama.
3. Menghindari bahaya pemberian obat anestesi umum, seperti pada anestesi
halotan berulang, miotonia, gagal ginjal atau hepar dan porfiria intermiten
akut.
4. Prosedur yang membutuhkan kerjasama dengan penderita, seperti pada
perbaikan tendo, pembedahan mata, serta pemeriksaan gerakan faring.
5. Lesi superfisial minor dan permukaan tubuh, seperti ekstraksi gigi tanpa
penyulit, lesi kulit, laserasi minor, dan revisi jaringan parut.
6. Pemberian analgesi pascabedah, contohnya sirkumsisi, torakotomi,
herniorafi, tempat donor cangkok kulit, serta pembedahan abdomen.
7. Untuk menimbulkan hambatan simpatik, seperti pada free flap atau
pembedahan reimplantasi, atau iskemia ekstremita. 3
2.1.7 Syarat – syarat Anestesi lokal yang baik
1. Tidak merangsang jaringan
2. Toksisitas sistemisnya kecil
3. Tak merusak saraf secara permanen
4. Efektif melalui penggunaan suntikan atau topical pada mukosa
5. Mula kerja cepat
6. Lama kerjanya lambat
7. Larut dan stabil dalam air serta stabil pada pemanasan (sterilisasi). 2